Kecerdasan kognitif adalah salah satu kecerdasan yang sangat penting dan sedang berkembang pesat di usia emas anak. Dilansir dari Mind Matters, dikatakan:
“Kecerdasan kognitif adalah kecerdasan inti yang digunakan otak Anda untuk berpikir, membaca, belajar, mengingat, menalar, dan memperhatikan.”
Anak-anak yang memiliki kecerdasan kognitif, biasanya mampu menguasai sesuatu yang berhubungan dengan kemampuan menalar, memahami ilmu atau materi pelajaran lebih cepat bila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Salah satunya, ia bisa memiliki keterampilan membaca atau berhitung lebih cepat bila dibandingkan dengan anak-anak normal.
Apakah si kecil memiliki kecerdasan kognitif di atas rata-rata? Mari kita simak ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan kognitif di atas rata-rata, serta bagaimana cara mendidik dan membimbingnya agar dapat berkembang dengan lebih optimal.
1. Memiliki Daya Ingat yang Baik
Ia mampu mengingat dengan baik tentang apa yang baru saja ia lihat, baca, dengar, dan alami. Hal ini akan membantu anak dalam memahami aneka pelajaran dan ilmu pengetahuan yang diterima di sekolah.
Orang tua bisa membimbing si kecil dengan memberikan buku-buku tentang ilmu pengetahuan. Selain itu, orang tua perlu menghindarkan anak dari sumber-sumber informasi yang kurang valid atau kurang ramah anak, karena ia akan sulit melupakan informasi tersebut. Misalnya, anak secara tidak sengaja menonton suatu adegan film yang sadis, hal ini bisa memberikan efek traumatis yang cukup lama karena setiap adegan sadis yang ia lihat akan sulit hilang dari ingatannya.
2. Kemampun Berbahasa yang Baik.
Anak dengan kecerdasan kognitif di atas rata-rata mampu mengingat dan mengucapkan kosakata yang sulit. Ia juga mampu mengucapkan kalimat dengan baik dan tata bahasa yang benar. Saat diminta menjelaskan sesuatu, ia bisa menjelaskannya dengan sangat terperinci.
Agar ia mampu menggunakan kemampuan ini secara lebih maksimal, orang tua bisa mengajak anak untuk bergabung dalam kursus yang berhubungan dengan pengembangan keterampilan public speaking. Orang tua juga bisa meminta anak untuk berani tampil di depan umum, misalnya mengikuti lomba storytelling, lomba berpidato, menjadi MC cilik, dan lainnya.
3. Mudah Penasaran dan Sangat Teliti
Karena ia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, maka ia bisa memperhatikan sesuatu secara detail dan mencari tahu tentang apa yang baru saja ia amati atau ia lihat. Misalnya saat ia melihat sebuah baju yang memiliki desain atau bahan yang unik, maka ia akan mencoba mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang desain baju atau bahan pembuat baju yang baru saja ia lihat tersebut.
Agar rasa ingin tahunya bisa terarah dengan baik, orang tua bisa mengajak anak untuk mengeksplorasi suatu tempat yang belum pernah dikunjungi anak, misalnya ke tempat wisata edukasi, pameran kesenian, museum, tempat-tempat bersejarah, dan lainnya. Memenuhi kebutuhan rasa ingin tahu anak dengan memberikan tontonan edukasi lewat gadget, layar komputer, atau televisi memang baik. Namun, memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar di alam terbuka tentu adalah pilihan terbaik karena bisa mengurangi risiko anak kecanduan gadget, terlebih bisa menjadi suatu kegiatan yang menyehatkan anak secara fisik serta mentalnya.
4. Suka Bermain dengan Orang yang Lebih Tua
Anak dengan kecerdasan kognitif di atas rata-rata lebih nyaman berkomunikasi dengan orang-orang yang usianya jauh lebih tua. Hal ini disebabkan karena ia memiliki pemikiran dan bahan pembicaraan yang terlalu “tinggi” bagi anak-anak seusianya. Akibatnya, terkadang ia kurang bisa terkoneksi ketika mengobrol dengan teman-teman sebaya.
Maka dari itu, orang tua harus bisa membimbing anak dan menasihatinya agar tetap berperilaku baik, bersikap rendah hati, dan bersedia berkomunikasi kepada teman-teman sebayanya. Bagaimanapun juga, setiap orang punya kelebihan masing-masing, dan anak tetap bisa banyak belajar dengan teman sebayanya ketika ia bersedia berkomunikasi dan berelasi dengan baik. Kegiatan menyenangkan dengan teman-teman sebaya tidak hanya bercerita, tetapi juga bermain dan melakukan aktivitas menyenangkan lainnya.
5. Suka Berimajinasi
Daya imajinasi anak dengan kecerdasan kognitif di atas rata-rata sangatlah tinggi. Orang tua perlu mengarahkan imajinasi anak dengan kegiatan-kegiatan positif, misalnya hal-hal yang berhubungan dengan kegemarannya ataupun hal yang berhubungan dengan pengembangan kecerdasannya.
Bila daya imajinasi anak tidak diarahkan dengan baik, ia bisa mudah merasa bosan atau stres, apalagi bila ia baru saja mengalami sesuatu yang kurang menyenangkan atau melihat sesuatu yang tidak pantas ia lihat. Kegiatan-kegiatan positif akan sangat membantunya kembali terarah untuk selalu berpikir positif dan menyegarkan pikirannya.
6. Tertarik kepada Banyak Hal
Ketertarikan kepada banyak hal biasanya juga berhubungan dengan bakat majemuk yang ia miliki (multitalenta). Orang tua perlu mengarahkan anak agar terfokus kepada satu atau dua bakat saja. Namun, anak perlu menekuninya dan konsisten dalam mengembangkan bakatnya tersebut. Sedangkan, bakat-bakat lainnya lebih cenderung diarahkan kepada kegiatan bersenang-senang atau sebagai hiburan saja. Bila semua bakat yang ia miliki harus dilatih dengan keras, anak akan berisiko mengalami kelelahan fisik atau mental.
Sumber Referensi:
1. Mind Matters. (2022). What are cognitive skills [1]
2. Peronto. S. (2014). 10 ways to promote your childs cognitive development [2]