Kebahagiaan seseorang tergantung dari cara berpikirnya. Orang yang mampu berpikir positif biasanya akan lebih mudah menemukan kebahagiaan hidup daripada orang yang sering berpikir negatif, kurang bersyukur, ataupun suka mengeluh.
Dilansir dari Math Genie, penting bagi seorang anak agar mampu berpikir positif dalam situasi apapun. Hal ini akan memberikan pengaruh yang baik bagi kepercayaan dirinya. Berpikir positif bukanlah suatu cara untuk mengabaikan masalah, tapi lebih menekankan pada cara anak dalam memandang masalah tersebut. Dengan berpikir positif, anak akan lebih percaya diri dan optimis untuk menemukan penyelesaian dari masalah yang sedang ia hadapi.
Melalui artikel ini, Anda akan belajar tentang cara mengajarkan anak agar ia mampu berpikir positif dalam segala situasi. Dengan begitu, anak Anda akan lebih bijak dan tenang dalam menyikapi berbagai situasi.
1. Ajari Anak untuk Mengurangi Berkeluh Kesah
Sudah menjadi hal yang lumrah jika anak-anak sering berkeluh kesah. Misalnya saat ia mendapat nilai yang kurang baik atau saat keinginannya tidak dipenuhi orang tua. Sebagai orang tua, Anda harus tetap sabar dalam mendengarkan segala keluh kesah anak. Namun demikian, Anda juga perlu menanamkan ke dalam diri anak tentang dampak negatif dari kebiasaan mengeluh, yaitu menjadi mudah menyerah dan kurang berkembang dalam hal kemandirian.
Orang tua perlu memberikan saran kepada anak agar mengurangi kebiasaan mengeluh dan segera mencari jalan keluar ketika ia menghadapi suatu permasalahan. Tekankan juga agar ia selalu bersikap tenang, karena ketenangan akan membantu anak dalam menemukan jalan keluar terbaik.
2. Mengajarkan kepada Anak Pentingnya Membantu Sesama
Membantu sesama bisa mengembangkan rasa syukur anak dan mengembangkan rasa empati anak. Rasa syukur bisa berkembang karena anak semakin menyadari bahwa masih banyak orang-orang yang kurang beruntung serta perlu dibantu.
Empati anak juga akan berkembang karena ia akan belajar meluangkan waktu untuk memikirkan dan merasakan penderitaan orang lain. Anak semakin tumbuh menjadi pribadi yang baik, positif, dan tidak memikirkan kepentingannya sendiri.
3. Memanggil Nama Anak dengan Menambahkan Kata Pujian
Beberapa contoh panggilan yang diikuti dengan tambahan kata pujian antara lain “Winda, anakku yang baik hati” atau “Antok, yang hebat dan pemberani”. Kata-kata panggilan tersebut bisa membuat anak merasa bahwa ia memiliki karakter yang baik, seperti yang disebutkan oleh orang tuanya saat memanggilnya. Panggilan seperti demikian akan membuat anak semakin tumbuh menjadi anak yang mampu berpikir positif dan percaya diri.
Banyak orang percaya bahwa kata-kata yang keluar dari mulut orang tua kepada anaknya adalah ucapan doa. Jadi orang tua juga perlu menghindari kata-kata yang memiliki unsur negatif kepada sang buah hati, dan lebih banyak mengucapkan kata-kata yang positif dan baik.
4. Mengajarkan Pentingnya Keterbukaan
Kehidupan seseorang tentu penuh dengan dinamika. Kadang seseorang akan merasa bahagia, sedih, marah, kecewa, damai, dan lainnya. Begitu juga dengan si kecil. Tidak selamanya anak yang terlihat ceria akan selalu memiliki perasaan bahagia.
Orang tua perlu mengajarkan kepada anak pentingnya keterbukaan, karena dengan keterbukaan ia akan lebih tenang dalam menjalani hidup. Saat anak sudah mau terbuka mengungkapkan perasaannya, orang tua harus lebih peka. Apakah si kecil membutuhkan nasihat atau hanya butuh tempat berbagi cerita. Usahakan pula agar orang tua tidak memberikan respon yang negatif saat anak bersedia berbagi cerita. Orang tua perlu menghindari sikap marah, khawatir, ataupun panik yang berlebihan.
5. Membuat Majalah Dinding dengan Tema “Harapanku”
Setiap bulan atau setiap minggu, orang tua bisa mengajak anak untuk menuliskan harapan-harapannya di hari-hari mendatang. Menuliskan harapan akan membuat anak semakin menyadari bahwa ia perlu memiliki tujuan hidup. Anak akan menjadi semakin termotivasi untuk menjadi manusia yang lebih baik. Harapan yang ditulis anak bisa berhubungan dengan karakter, keterampilan, dan kemampuan yang ingin ia capai di hari-hari mendatang. Contoh dari kata-kata harapan adalah, "Besok saya akan belajar lebih giat lagi, agar mendapatkan nilai 100 di pelajaran bahasa Indonesia."
6. Mengajak Anak untuk Mengungkapkan Rasa Syukur
Setiap hari, terutama di pagi hingga sore hari, tentu si kecil menghadapi dan melakukan aktivitas yang bervariasi. Ada banyak pengalaman hidup yang ia lalui bersama orang tua, saudara, teman-teman, dan guru-gurunya. Sebelum si kecil tidur, orang tua bisa mengajak ia untuk mengungkapkan rasa syukur untuk hal baik yang sudah ia alami dan rasakan di hari tersebut, misalnya tentang hal baru apa yang telah ia pelajari di sekolah, siapa nama teman baru yang ia kenal, pengalaman menyenangkan apa yang ia alami, dan lainnya. Ajaklah anak untuk mengungkapkannya dengan kata “saya bersyukur” atau “Alhamdulillah”.
7. Berkegiatan Positif
Kegiatan-kegiatan seperti olahraga, melakukan hobi, mengikuti kursus, ataupun kegiatan after-school lainnya, bisa membantu anak untuk menyalurkan energinya untuk hal-hal yang positif. Ia juga akan bertemu dengan teman-teman sebaya dan mendapatkan kesempatan untuk berkomunikasi dan bersosialisasi.
Pikiran positif akan membuat perasaan menjadi positif, sehingga kita bisa menikmati segala sesuatu yang kita kerjakan. Kembangkan pikiran yang positif dalam diri anak, sehingga ia selalu bisa bersyukur dan merasa gembira, terutama saat ia melakukan aktivitasnya. Dengan memiliki pikiran yang positif, si kecil akan semakin tumbuh dan berkembang secara lebih optimal dan memiliki masa kecil yang indah.
Sumber Referensi:
1. Swinson, T. (2022), How to teach your child positive thinking [1]
2. SickKids. (2022), Positive thinking: how to foster in your child [2]