Ada aneka metode pembelajaran yang bisa diaplikasikan kepada siswa saat ini, misalnya ASSURE, ADDIIE, 4MAT, dan lainnya. Guru bisa mengaplikasikan lebih dari 1 metode pembelajaran kepada siswa. "The mixed teaching strategies mainly cultivate students' independent learning ability and promote students to form creative thinking." - Chen, Y Dengan menerapkan aneka metode pembelajaran siswa akan semakin mampu mengembangkan aneka keterampilannya, yaitu berpikir kreatif, kemandirian dalam belajar, dan kemampuan berpikir inovatif. ASSUR adalah salah satu metode pembelajaran yang secara bertahap menggabungkan pemanfaatan teknologi dan media secara efektif dalam meningkatkan kualitas belajar siswa. Pembelajaran bisa semakin interaktif, mendukung aktivitas kolaborasi, dan bisa memotivasi siswa untuk bisa belajar dengan semakin baik. Anak muda di zaman sekarang sangat erat dalam hal penggunaan teknologi. Teknologi sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari siswa. "ASSURE is an instructional design model that has the goal of producing more effective teaching and learning." - Dr. Serhat Kurt Model ASSURE dirancang untuk meningkatkan efektivitas pengajaran dan pembelajaran dengan pendekatan yang sistematis. Guru bisa merancang pembelajaran yang semakin terstruktur dan efektif, sesuai dengan kebutuhan siswa masa kini yang beragam, terutama para gen-Z, yang sangat akrab dengan penggunaan media digital. Berikut ini adalaah beberapa tahapan dari pembelajaran ASSURE: A - Analyze learners "Student characteristics as prerequisites for learning are the most decisive factor in predicting student engagement and also further learning achievement." - Heitzmann, N Penelitian ini menekankan bahwa karakteristik siswa, seperti kemampuan awal dan gaya belajar, sangat menentukan keterlibatan dan pencapaian belajar mereka. Guru yang mampu menganalisis karakteristik ini dapat merancang pembelajaran yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan individu siswa. Seperti dalam metode ASSURE, melakukan analisa adalah tahap awal yang perlu dilakukan guru terhadap siswa agar mampu memahami karakteristik mereka, sebelum kemudian memutuskan strategi mengajar yang efektif. Hal-hal yang perlu dianalisis adalah gender, usia, minat bakat, etnis, keterampilan yang dikuasai, gaya belajar, bakat alami, kelemahan, dan lainnya. S - State standards and objectives Guru membuat modul ajar yang bisa mendukung siswa dalam mengembangkan diri mereka atau mencapai target atau standard secara lebih optimal, sesuai dengan hasil analisa. Guru juga bisa membuat pemetaan tentang hasil yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. S - Select strategies, technology, media, and materials Sesudah menentukan standar dan target dalam modul pembelajaran, tahapan selanjutnya adalah menentukan strategi, penggunaan teknologi dan media, serta bahan-bahan yang tepat untuk menunjang proses belajar. Guru perlu memilih keseimbangan antara pemaparan materi (untuk pengembangan pengetahuan siswa) dan aktivitas siswa dalam proses belajar (biasanya untuk pengembangan keterampilan atau karakter siswa). Setelah menentukan strategi, guru dapat memilih media dan bahan materi yang mendukung keberhasilan mengajar. U - Utilize technology, media, and materials "Technology enhances classroom engagement, prepares students for the digital world, and helps personalize learning experiences." - Teachhub.com Teknologi bisa meningkatkan keterlibatan siswa, mempersiapkan mereka untuk dunia digital, dan memungkinkan personalisasi pembelajaran sesuai kebutuhan individu. Itulah pentingnya tahap “U” dalam metode pembelajaran ini. Guru perlu mengoptimalkan pemanfaatan perangkat teknologi dan media mengajar. Terdapat beberapa tahapan yang mampu dilakukan untuk mempersiapkan hal ini, seperti: Persiapkan perangkat: Pastikan semuanya berfungsi dengan baik. Kondisi kelas: Kenyamanan siswa untuk proses pembelajaran juga perlu diperhatikan. Penyampaian learning objective: Sampaikan kepada siswa untuk menambah semangat dan ketertarikan siswa dalam belajar. R - Require learner participation Rencanakan aktivitas yang melibatkan siswa secara aktif, seperti sesi diskusi, kegiatan praktik, serta pemberian kesempatan kepada siswa agar bisa menyampaikan pendapat. E - Evaluate and revise Evaluasi dan revisi setiap proses pembelajaran untuk meningkatkan keberhasilan dan kualitas pembelajaran di masa depan. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi adalah dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut, seperti: Bagaimana perasaan kalian saat mengikuti pembelajaran? Apa saja yang kalian pelajari selama mengikuti pembelajaran? Keterampilan apa yang kalian kembangkan selama mengikuti pembelajaran? Model belajar ASSURE ini secara sederhana dapat disimpulkan sebagai metode ajar yang berfokus pada pengembangan siswa. Siswa bukan hanya diajarkan untuk aktif di kelas, tetapi juga memahami setiap teknologi yang akan turut berkembang seiring dengan usia mereka. Metode ajar ini menjadi kunci bagi tenaga didik yang saat ini tengah mengalami dilema dalam menghadapi sistematika belajar generasi muda. "The Assure learning model is very helpful in designing programs using different types of media." - Santoso Metode belajar ASSURE sangat erat dengan penggunaan berbagai jenis media, termasuk media digital. Hal ini sangat relevan untuk diterapkan pada siswa PAUD dan SD karena mereka sudah sangat erat dengan pemanfaatan teknologi dalam hidup sehari-hari. ASSURE juga berfokus pada pengembangan siswa dengan memperhatikan kebutuhan dan karakteristik siswa. Pada siswa PAUD dan SD sudah mulai dikenalkan dengan konsep pembelajaran yang interaktif, termasuk melalui penggunaan teknologi yang sesuai dengan perkembangan mereka. Dengan metode ASSURE, guru dapat merancang pembelajaran yang tidak hanya mengajarkan keterampilan dasar tetapi juga membentuk dasar bagi mereka untuk memahami dan beradaptasi dengan teknologi, sesuai dengan tuntutan pendidikan di masa depan. RIRI (Cerita Anak Interaktif): Sahabat Bercerita Pembangun Karakter Anak Indonesia Sumber referensi: Y, Chen. (2021) Research on the Effect of Mixed Teaching Strategies on Students' Creative Thinking. Thinking Skills and Creativity, Volume 39. [1] N., et al, Heitzmann. (2020). Differences Between Novice and Expert Teachers in Judgment Accuracy and Differentiated Instruction. Educational Psychology Review, 32 [2] TeachHUB. (2019). Benefits of Technology in the Classroom. [3] Santoso. (2019). Online Learning of Early Childhood Language Development Courses. [4] Freepik.com. (2022). Smiley teacher classroom_269072530 [5].
Guru PAUD sahabat Educa, Modul Ajar ini bisa menjadi panduan bagi Anda dalam mengajar dengan tema tempat wisata. Ada 3 macam tempat wisata, yaitu wisata alam, wisata budaya, dan wisata buatan. Dengan pendekatan deep learning, siswa akan diajak untuk belajar aneka tempat wisata dengan cara yang menyenangkan. “Children whose families take them to museums and zoos, who visit historic sites, who travel abroad, or who camp in remote areas accumulate huge chunks of background knowledge without even studying. For the impoverished child lacking the travel portfolio of affluence, the best way to accumulate background knowledge is by either reading or being read to.” - Jim Trelease Pembelajaran tentang tempat wisata memungkinkan siswa untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas tentang tempat wisata, misalnya sejarahnya dan latar belakang berdirinya. Beberapa siswa mungkin belum mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi aneka tempat wisata yang diajarkan. Namun, dengan pembelajaran tentang tema tempat wisata siswa bisa mendapatkan aneka pengetahuan mereka tentang wisata tersebut dan bisa membuat mereka berminat dalam mengunjungi tempat wisata tersebut. Baca juga: Modul Ajar Harian PAUD Tema Liburanku, Pergi ke Kebun Raya | Kurikulum Deep Learning TK Usia 4-6 Tahun Selain itu, diharapkan siswa akan semakin mampu Anak mengenali dan memahami berbagai jenis tempat wisata (alam, budaya, buatan, contoh-contoh tempat wisata,) serta mengembangkan rasa ingin tahu, kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis, dan ekspresi kreatif melalui pengalaman langsung, serta kegiatan reflektif. Berikut contoh Modul Ajar 1 Bulan untuk PAUD usia 4–6 tahun dengan tema "Tempat Wisata: Alam, Budaya, dan Buatan" dengan pendekatan Deep Learning (pembelajaran mendalam). 1. Minggu pertama: wisata alam A. Pengalaman nyata: Jalan-jalan di taman: Siswa bermain sambil belajar mengenal warna, bentuk, dan suara alam saat berjalan-jalan di taman Berkemah di sekolah: Siswa bermain permainan alam, bernyanyi di sekitar api unggun, dan mendengarkan cerita petualangan Menonton video tempat wisata: Siswa terlibat dalam diskusi interaktif dan membuat gambar tempat wisata favorit setelah menonton video tentang berbagai destinasi menarik Menjelajah desa: Siswa menjelajahi desa terdekat sambil mengenal berbagai tumbuhan, hewan, dan kehidupan sehari-hari masyarakat desa melalui permainan dan observasi langsung B. Kegiatan menyenangkan Siswa memilih kegiatan menyenangkan yang bisa dilakukan, yaitu: Membuat kolase dari daun dan bunga kering Bermain tebak-tebakan suara alam (seperti suara burung, ombak, angin) Menyusun puzzle pemandangan alam Mengikuti permainan berburu benda alam (nature scavenger hunt) Membacakan cerita petualangan di hutan atau gunung. C. Kegiatan berbasis proyek Siswa membuat proyek mini berkelompok, misalnya: Buku mini wisata alam: Siswa membuat buku bergambar sederhana berisi tempat wisata alam favorit lengkap dengan gambar dan cerita singkat. Poster promosi wisata alam: Siswa membuat poster yang mengajak orang untuk mengunjungi tempat wisata alam dengan gambar, stiker, dan ajakan sederhana. D. Diskusi dan refleksi: Siswa mendapatkan pertanyaan: "Apa yang kamu lihat? Apa yang kamu rasakan saat berada di alam?" Siswa bercerita tentang pengalaman ke taman atau kebun. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik : Liburanku, Tamasya ke Pantai sesuai Kurmer 2024 2. Minggu kedua: wisata budaya A. Pengalaman Nyata: Siswa melakukan kegiatan: Kunjungan ke museum: Siswa mengamati benda-benda bersejarah, mendengarkan penjelasan sederhana dari pemandu. Kunjungan ke rumah adat: Siswa menjelajahi bagian-bagian rumah adat, mencoba pakaian tradisional, dan mengikuti permainan atau tarian daerah yang diperkenalkan di sana. B. Kegiatan menyenangkan Siswa memilih kegiatan menyenangkan yang bisa dilakukan, yaitu: Menari tari daerah sederhana Mewarnai gambar candi atau rumah adat Bermain peran menjadi penari atau pemandu wisata C. Kegiatan berbasis proyek Membuat topi atau aksesoris tradisional: Siswa membuat replika sederhana topi adat atau hiasan kepala dari daerah tertentu menggunakan kertas, kain, dan stik es krim. Membuat panggung mini: Siswa membuat panggung kecil dari kardus dan menghiasnya, lalu menambahkan gambar boneka kertas yang memakai pakaian adat. D. Diskusi dan refleksi Siswa menjawab pertanyaan: "Apa itu budaya? Mengapa kebudayaan Indonesia perlu dilestarikan? Siswa bercerita tentang budaya dari daerah asal siswa. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik : Berlibur ke Puncak Pegunungan - Tema : Tamasya Itu Menyenangkan - Kurikulum Merdeka Belajar 3. Minggu ketiga: wisata buatan A. Pengalaman Nyata Bermain di taman bermain buatan sekolah Menonton video tentang kebun binatang/wahana bermain. B. Kegiatan menyenangkan: Membuat taman bermain dari balok Bermain peran sebagai petugas wahana atau pengunjung Menggambar tempat wisata impian C. Kegiatan berbasis proyek: Membuat maket taman bermain impian dari kardus dan bahan bekas. Bermain peran sebagai penjaga tiket dan pengunjung wahana buatan. Menggambar dan mewarnai kolam renang atau taman hiburan favorit mereka. D. Refleksi dan diskusi: Siswa menjawab pertanyaan: "Jika kamu punya taman bermain sendiri, seperti apa bentuknya?" Siswa menjawab pertanyaan:: "Apa yang dibuat oleh manusia di tempat wisata ini?" Baca juga: Kegiatan Liburan: BERTAMASYA SAMBIL BELAJAR ALAT TRANSPORTASI untuk Anak PAUD 4-6 Tahun | GRATIS LKA 4. Minggu keempat: integrasi dan penutup Di minggu terakhir, siswa diajak untuk melakukan kegiatan di alam nyata, misalnya: Pameran mini karya anak: Siswa membuat rancangan acara untuk melakukan kegiatan pameran maket, lukisan, kostum, dan cerita anak. Kegiatan kunjungan edukasi: Dilakukan di 3 zona wisata berbeda, yaitu wisata alam, budaya, buatan. Refleksi mendalam: Anak diajak berbagi pengalaman selama satu bulan – mana yang paling disukai dan kenapa. “Traveling is one of the best ways to learn about the world and all its amazing places, people, and cultures.” - Anna Othitis Melakukan kegiatan traveling atau kunjungan ke aneka tempat wisata bisa menumbuhkan rasa ingin tau dan memperluas pengetahuan anak-anak tentang lintas budaya dan dunia. Itulah mengapa, siswa perlu diajak untuk melakukan kegiatan semacam field trip atau wisata edukasi. KABI (Kisah Teladan Nabi): Efektif Membangun Karakter Islami Anak Indonesia Sumber referensi: Trelease, Jim. The Read-Aloud Handbook, 2006 [1] Othitis, Anna. My First Travel Book, 2014 [2]
Guru sahabat Educa, Kemendikdasmen atau Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah saat ini mewajibkan guru untuk belajar sekurang-kurangnya sehari dalam satu minggu. Penerbitan pernyataan ini dilakukan dengan menerbitkan Surat Edaran nomor 5684 / MDM.B1 / HK.04.00 / 2025 tentang Hari Belajar Guru, dan saat ini dikenal dengan tagline Hari Belajar Guru atau #haribelajarguru. Nunuk Suryani, selaku Direktur Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru, Kemendikdasmen, mengatakan bahwa Hari Belajar Guru merupakan upaya untuk memperkuat budaya belajar di ekosistem guru, sekaligus memberikan ruang refleksi dan pengembangan diri secara berkelanjutan. Mengapa hal ini dibutuhkan di zaman sekarang? "Reflection is not just a tool for professional development; it is a means to connect with one's inner values and beliefs, leading to authentic teaching that resonates with students in a changing world. - Fred Korthagen dan Ellen Nuijten Menyediakan ruang untuk berefleksi bukan hanya sarana untuk pengembangan kompetensi bagi seorang guru, tetapi juga bisa menjadi sarana untuk terhubung dengan nilai dan keyakinan pribadi, sehingga nantinya menghasilkan pengajaran yang autentik dan sesuai dengan perkembangan zaman yang terus berdinamika secara pesat. Nunuk Suryani juga berpendapat bahwa Hari Belajar Guru diharapkan bisa memotivasi guru agar bisa menjadi pembelajar sepanjang hayat. Diharapkan Hari Belajar Guru tidak hanya menyediakan waktu luang bagi guru untuk belajar. Namun, juga suatu kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Hari Belajar Guru mengacu pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mewajibkan setiap guru untuk memenuhi kualifikasi akademik serta melakukan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Menurut Nunuk, ada beberapa poin penting yang perlu dilakukan guru di Hari Belajar Guru, yaitu memperkuat kompetensi, memperdalam refleksi atas praktik pembelajaran, membangun kolaborasi yang lebih bermakna dengan sesama guru. Memperkuat kompetensi dan memperdalam refleksi atas praktik pembelajaran "Fundamentally, the most powerful way of thinking about a teacher's role is for teachers to see themselves as evaluators of their effects on students." - John Hattie Guru hebat adalah ia yang secara aktif mengevaluasi dampak pengajaran terhadap siswa. Memperkuat kompetensi bukan hanya tentang membuat siswa menguasai materi, tetapi juga tentang kemampuan reflektif untuk menilai dan meningkatkan praktik pengajaran demi kualitas belajar siswa yang lebih baik, sehingga seorang guru tidak hanya piawai dalam membuat siswa berpengetahuan luas, tapi juga terampil dalam melakukan banyak hal. Membangun kolaborasi bermakna dengan sesama guru "The Transformative Power of Collaborative Inquiry is a quest for educators to learn collaboratively in order to improve student achievement while improving individual and shared educational practices." - Jenni Donohoo dan Moses Velasco Kerjasama inkuiri antar guru adalah proses kolaboratif di mana para guru bersama-sama mengeksplorasi, menerapkan, dan merefleksikan praktik pengajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara menyeluruh. Guru, secara bersama-sama, bisa berdiskusi guna menemukan cara untuk meningkatkan prestasi siswa. Siswa diharapkan akan mengalami perkembangan tidak hanya dalam aspek kognitif. Namun, mereka juga akan mengalami perkembangan holistik yang semakin optimal. Nunuk berharap bahwa ketika guru terus belajar, murid pun akan semakin semangat dan senang belajar, karena mereka merasakan pembelajaran yang hidup dan bermakna. “Kebijakan Hari Belajar Guru diharapkan akan berkontribusi pada peningkatan kompetensi dan kinerja guru, serta berimbas pada kualitas pembelajaran dan penguatan karakter peserta didik di seluruh Indonesia,“ pungkas Nunuk. Tujuan dari suatu pembelajaran bukan hanya membuat siswa menjadi pintar atau memiliki pengetahuan yang luas. Namun, pembelajaran juga bertujuan untuk membuat siswa mampu mempergunakan pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan nyata, serta menguatkan karakter mereka. Contoh kegiatan pembelajaran di PAUD & SD Beberapa contoh kegiatan pembelajaran untuk anak PAUD & SD yang bisa meningkatkan keterampilan siswa dalam mempergunakan pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan nyata antara lain: Bermain jual-beli: Siswa bisa belajar Matematika dan Sosial. Berkebun mini: Siswa bisa belajar Sains dan tanggung jawab. Bermain peran tema profesi: Mengenal dunia kerja dan sikap baik dalam dunia kerja. Sedangkan, untuk menguatkan karakter siswa, guru bisa mengajak siswa melakukan kegiatan: Bercerita bertema tokoh teladan: Menceritakan Ibu Kartini dan semangat perjuangannya dalam belajar dan pantang menyerah. Bernyanyi lagu-lagu edukasi: Lagu bertema pentingnya sikap toleransi, suka bekerja sama, dan lainnya. Menanam dan merawat tanaman: Kegiatan ini bisa menumbuhkan rasa cinta lingkungan dan tanggung jawab. “The best professionals know more than they can put into words. To meet the challenges of their work, they rely less on formulas learned in graduate school than on the kind of improvisation learned in practice.” - Donald A. Schön Semoga Hari Belajar Guru bisa memberi ruang bagi guru untuk melakukan refleksi, belajar hal-hal baru berdasarkan pengalaman mengajar yang sudah dilakukan, serta melakukan improvisasi, sehingga bisa menyesuaikan diri dengan kebutuhan serta karakter siswa di era sekarang. RIRI (Cerita Anak Interaktif): Membawa Anak ke Dunia Dongeng yang Ceria dan Edukatif Sumber referensi: Korthagen, Fred dan Nuijten, Ellen. The Power of Reflection in Teacher Education and Professional Development, 2022 [1] Hatti, John. Visible Learning for Teachers: Maximizing Impact on Learning, 2012 [2] Donohoo, Jenni & Velasco, Moses. The Transformative Power of Collaborative Inquiry, 2015. [3] Schön, Donald A. The Reflective Practitioner: How Professionals Think in Action, 1983 [4] Freepik.com. Smiling young female teacher wearing glasses holding mini chalkboard [5].
Sahabat Guru PAUD dan SD sahabat Educa, Ditjen GTK Kemendikbud akhir-akhir ini telah mensosialisasikan metode belajar ADDIE. Apa itu metode belajar ADDIE? Metode belajar ADDIE merupakan singkatan dari Analysis (Analisis), Design (Desain), Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Metode ini dirancang untuk memastikan bahwa setiap langkah dalam proses pembelajaran dilakukan secara terstruktur dan terukur. (Sumber: IG ditjen.gtk.kemdikbud) Apakah metode ini bisa diaplikasikan di PAUD & SD? Metode ini bisa diaplikasikan pada anak PAUD. Berikut ini beberapa alasannya: 1. Pendekatan terstruktur yang fleksibel: W. James Popham mengatakan: "Curriculum development requires both a clear, structured plan and flexibility to respond to the unique needs and interests of each learner." Model ADDIE memberikan langkah-langkah yang jelas namun tetap dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik anak didik. 2. Fokus pada kebutuhan anak Di tahap analisis, guru dapat mengenali kebutuhan belajar anak didik sesuai dengan tahap perkembangan mereka. Baca juga: 19 Variasi Metode Bermain PAUD & TK Berbasis Teknologi yang Anak Sukai 3. Pembelajaran yang menyenangkan dan menarik Guru bisa merancang aktivitas yang interaktif dan menyenangkan, seperti kegiatan bermain, drama, bercerita, dan lainnya. 4. Peningkatan pengalaman belajar yang diperlukan Guru dapat merancang pengalaman belajar langsung yang membantu anak memahami konsep dengan cara yang menyenangkan. 5. Evaluasi yang menyeluruh dan komprehensif Martha J. Zaslow mengatakan "Assessment in early education should be continuous and focus on the whole child, including cognitive, social, and emotional development." Melalui evaluasi yang terstruktur, guru dapat menilai perkembangan anak dalam berbagai aspek secara menyeluruh. 6. Pengembangan yang berkelanjutan: Guru mendapatkan kesempatan untuk melakukan perbaikan berkelanjutan, memastikan pembelajaran selalu optimal. 7. Mendukung pembelajaran berbasis pengalaman Caroline Pratt berkata: "Young children and primary school students benefit greatly from a learning environment that encourages exploration and meaningful interaction with the world around them." Melalui metode ini, anak didik mendapatkan kesempatan melakukan kegiatan melalui eksplorasi dan pengalaman langsung. Dick, W., Carey, L., dan Carey, J. O. dalam bukunya menuliskan: “A well-designed instructional system ensures that students receive the right learning opportunities, systematically progressing from one level to the next, fostering development through a well-structured process." Metode belajar ADDIE memungkinkan pendidik untuk merancang pembelajaran yang bertahap dan disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak. Model ini memastikan bahwa setiap tahap pembelajaran diperhatikan dengan cermat, dari analisis kebutuhan hingga evaluasi hasil belajar, yang sangat penting untuk perkembangan anak PAUD dan SD. Baca juga: 9 Cara Cepat Hafal Huruf dengan Metode Learning By Doing Tahap-tahap penerapannya di PAUD & SD Reiser, R. A. & Dempsey, J. V. menuliskan dalam bukunya: "Instructional design must account for the developmental stage of learners to ensure materials are cognitively and emotionally appropriate." Model ADDIE untuk anak usia PAUD dan SD, guru harus mempertimbangkan tahap perkembangan kognitif dan emosional anak. Artinya, tidak cukup hanya mengikuti langkah-langkah ADDIE secara teknis; konten dan metode juga harus sesuai dengan usia dan kemampuan belajar anak. Berikut ini adalah tahap-tahap menerapkan metode ADDIE di tingkat PAUD dan SD: 1. Analysis (Analisis) Pada tahap ini, guru mengidentifikasi kebutuhan belajar anak, termasuk keterampilan yang perlu dikuasai, karakter anak, serta cara belajar yang paling efektif sesuai usianya. Analisis juga mencakup tujuan pembelajaran yang spesifik dan sesuai dengan perkembangan anak. 2. Design (Desain) Guru merancang aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak, serta memilih media dan metode yang tepat, seperti permainan, lagu, atau cerita untuk mendukung pembelajaran. Desain ini juga mencakup perencanaan evaluasi untuk mengukur perkembangan anak. 3. Development (Pengembangan) Pada tahap ini, guru mengembangkan materi pembelajaran dan alat bantu seperti kartu gambar, mainan edukatif, atau poster yang sesuai dengan tema pembelajaran. Pengembangan juga meliputi pembuatan aktivitas yang menyenangkan, seperti permainan peran, untuk memfasilitasi pengalaman belajar anak. 4. Implementation (Implementasi) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang telah dirancang, dengan memperhatikan kebutuhan dan respons anak selama proses pembelajaran. Dalam implementasi, penting untuk mengadaptasi pendekatan sesuai dengan dinamika kelas dan memastikan anak terlibat aktif dalam pembelajaran. 5. Evaluation (Evaluasi) Guru melakukan evaluasi pembelajaran untuk menilai sejauh mana anak telah mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi dilakukan melalui pengamatan, diskusi dengan orang tua, atau menggunakan portofolio untuk melihat perkembangan anak secara menyeluruh. Baca juga: Gratis LKPD PAUD Belajar Alfabet / Huruf | Yuk, Unduh Lembar Kerja Anak TK Apa contoh kegiatannya? Dalam bukunya, Morrison, G. R., Ross, S. M., Kalman, H. K., & Kemp, J. E. menuliskan: "Instruction for young children should be engaging and fun, incorporating playful and meaningful experiences that align with their developmental needs." Pembelajaran untuk anak-anak harus menyenangkan dan bermakna. Saat menerapkan metode ADDIE di PAUD atau SD, khususnya dalam tahap Design dan Development, guru harus merancang aktivitas yang interaktif, bermain sambil belajar, dan sesuai usia. Berikut ini adalah contoh kegiatan belajar dengan metode ADDIE untuk anak usia PAUD dan SD: Kegiatan untuk usia PAUD (4-6 tahun) bertema “Asyiknya Mencuci Tangan” Analysis: Melalui kegiatan analisa bersama tim guru dan sekolah didapatkan kesimpulan bahwa anak usia dini butuh pembelajaran kebersihan yang menyenangkan dan konkret. Design: Guru merancang lagu dan gerakan cuci tangan yang mudah diikuti. Development: Alat bantu seperti lagu, poster, dan sabun disiapkan untuk mendukung kegiatan.Implementation: Anak menyanyi sambil praktik mencuci tangan sesuai langkah yang benar. Evaluation: Guru menilai pemahaman anak lewat observasi dan tanya jawab sederhana. Baca juga: Kurikulum DEEP LEARNING di PAUD: Apa Cirinya dan Contoh Aktivitasnya? Bagaimana Penerapannya? Kegiatan untuk anak SD kelas 1-2 bertema “Pahlawan Kebersihan” Analysis: Melalui kegiatan analisa bersama tim guru dan sekolah didapatkan kesimpulan anak SD suka bermain peran dan mulai memahami konsep sebab-akibat. Di beberapa area juga sering didapatkan sampah berserakan. Design: Guru merancang permainan detektif untuk mengenalkan pentingnya kebersihan. Development: Disiapkan alat peraga seperti kaca pembesar, kartu petunjuk, dan poster kuman.Implementation: Anak bermain peran mencari benda kotor dan berdiskusi cara menjaga kebersihan. Evaluation: Pemahaman dievaluasi lewat pertanyaan, diskusi, atau gambar berurutan. KABI (Kisah Teladan Nabi): Animasi Pengembang Akhlak Mulia yang Disuka Anak Indonesia Sumber referensi: W. James Popham, Transforming Classroom Assessment, 2008 [1] Martha J. Zaslow, Assessment and Accountability in Early Childhood Education, 2009 [2] Caroline Pratt, I Learn from Children: An Introduction to the Reggio Emilia Approach, 1998 [3] Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. The Systematic Design of Instruction 2005 [4] Reiser, R. A. & Dempsey, J. V. Trends and Issues in Instructional Design and Technology, 2012 [5] Morrison, G. R., Ross, S. M., Kalman, H. K., & Kemp, J. E. Designing Effective Instruction. 2011 [6] Freepik.com. Smiley teacher classroom_269072530 htm [7].
LKPD adalah Lembar Kerja Peserta Didik. Di dunia anak LKPD juga dikenal dengan nama LKA atau Lembar Kerja Anak. Anak didik usia PAUD dan SD (khususnya kelas 1-2 SD) bisa belajar mengenal pahlawan dengan cara menyenangkan, yaitu dengan mengerjakan Lembar Kerja Anak. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik : Negaraku / Kemerdekaan Bangsaku. - Subtema : Lambang Negara - Kurikulum Merdeka Belajar Guru PAUD dan SD sahabat Educa, Mengapa anak-anak perlu mengenal serta memiliki idola sosok pahlawan, terutama pahlawan nasional di dunia nyata? "Children need real heroes—people they can see, study, and emulate—not just fictional characters." — William J. Bennett, The Book of Virtues, 1993. William J. Bennett dalam bukunya menjelaskan bahwa anak-anak perlu mengenal sosok teladan nyata. Tokoh-tokoh seperti pahlawan nasional dapat mengajarkan nilai-nilai moral dan karakter yang jauh lebih aplikatif dalam kehidupan dibandingkan tokoh fiksi. Kita tidak bisa melarang anak didik untuk memiliki sosok idola atau tokoh “super hero” di dunia fiksi seperti Spiderman atau Batman. Anak didik juga perlu diperkenalkan dengan sosok “super hero” di dunia nyata, yaitu para pahlawan Indonesia. "True heroes are not the ones who fight monsters, but those who face fear and still choose to do good." - Bryan Davis Sosok pahlawan nasional adalah sosok yang bisa diteladani. Namun, secara garis besar, teladan dari sosok pahlawan nasional adalah keberanian dan keteguhan hati untuk tetap berbuat baik bagi bangsanya, meski dalam situasi sulit atau semangat rela berkorban bagi tanah airnya. Baca juga: Koleksi Cerita DONGENG PENDEK Bertema KEPAHLAWANAN | Meriahkan Hari Pahlawan 10 November 2024 Beberapa pahlawan nasional Indonesia dapat menjadi teladann nyata bagi anak-anak, misalnya: Ki Hajar Dewantara: Beliau berjasa di bidang pendidikan, bisa menjadi teladan dalam hal semangat belajar dan kepedulian terhadap sesama. RA Kartini: Beliau adalah teladan perempuan yang berani memperjuangkan hak perempuan dan pentingnya pendidikan, serta mengajarkan anak-anak untuk memiliki semangat tidak mudah menyerah. Jenderal Sudirman: Beliau dikenal karena keberanian mereka dalam membela bangsa, bisa menginspirasi anak untuk bersikap berani dan tidak egois. Baca juga: Modul Ajar Topik Meneladani Ki Hajar Dewantara | RPPH Anak Usia 3-4 Tahun | Hari Pendidikan Nasional Untuk membantu anak mengenal para pahlawan nasinal, berbagai aktivitas menarik dapat dilakukan. Contohnya, membaca buku cerita bergambar tentang pahlawan nasional, bermain peran menjadi pahlawan, menyanyikan lagu perjuangan, atau menonton film edukatif pendek tentang kisah mereka. Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya menyenangkan tetapi juga membangun rasa ingin tahu dan kekaguman anak terhadap tokoh-tokoh yang berjasa bagi bangsa. Salah satu kegiatan yang paling disukai anak dan sangat sederhana adalah lembar kerja mewarnai gambar pahlawan. Anak-anak bisa mewarnai gambar RA Kartini, Jenderal Sudirman, atau Ki Hajar Dewantara sambil mendengarkan cerita tentang mereka. Aktivitas ini melatih motorik halus, menumbuhkan minat belajar sejarah, dan memperkuat daya ingat mereka terhadap sosok pahlawan tersebut. "Drawing and coloring allow children to internalize what they see and feel — turning knowledge into personal understanding." - Sir Ken Robinson Kegiatan mewarnai gambar membuat anak didik semakin mengenal dan memahami objek secara emosional dan personal, bukan sekadar mengenalnya lewat kata-kata. Pendekatan deep learning bisa menjadi metode yang baik serta menarik agar anak didik bisa semakin mengenal pahlawan dari gambar yang mereka warnai. Berikut ini beberapa langkah pembelajaran mendalam yang bisa diterapkan: Guru memperkenalkan sosok pahlawan melalui cerita singkat atau gambar sambil berdiskusi ringan dengan anak didik Anak didik mengamati gambar pahlawan yang akan diwarnai, sambil guru menjelaskan ciri khas, apa yang diperjuangkan, atau jasa-jasa pahlawan tersebut Anak-anak mulai mewarnai gambar sambil mendengarkan lagu atau cerita tentang pahlawan untuk memperkuat pemahaman Setelah mewarnai, anak-anak diajak menceritakan hasil karyanya dan apa yang mereka pelajari tentang pahlawan tersebut. Guru bisa memberikan beberapa pertanyaan reflektif agar semakin bermanfaat dalam membangun karakter anak didik. Baca juga: Naskah Pidato Hari Pendidikan Nasional PAUD & SD: Jadi Anak Indonesia Hebat dengan Meneladani Ki Hajar Dewantara Berikut ini adalah beberapa contoh LKPD atau Lembar Kerja Anak / LKA bertema pahlawan nasional Indonesia: Ir. Sukarno dan pahlawan nasional lainnya Jendral Ahmad Yani dan pahlawan nasional lainnya Ki Hajar Dewantara dan pahlawan nasional lainnya Cut Nyak Meutia dan pahlawan nasional lainnya Mgr. Soegijopranoto dan pahlawan nasional lainnya Adi Sucipto dan pahlawan nasional lainnya R.A Kartini dan pahlawan nasional lainnya Pattimura dan pahlawan nasional lainnya Soetomo dan pahlawan nasional lainnya P. Diponegoro dan pahlawan nasional lainnya "Real heroes are the ones who help others in everyday life." - Fred Rogers Pahlawan nasional bisa memiliki nama besar dan bisa melakukan perubahan besar karena mereka juga memiliki kepedulian dalam melakukan tugas-tugas sederhana atau melakukan kebaikan-kebaikan yang “kecil”. Anak-anak pun bisa menjadi pahlawan bila mereka memiliki rasa peduli dan suka menolong dalam kehidupan sehari-hari. Mengenal pribadi pahlawan Indonesia sejak dini sangat penting dalam pembentukan karakter anak. Nilai-nilai yang diteladani dari para pahlawan seperti tanggung jawab, keberanian, kerja keras, dan cinta tanah air akan membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang berintegritas dan peduli terhadap orang lain serta bangsanya. Guru PAUD dan SD sahabat Educa, Dengan mengenalkan pahlawan sebagai “super hero” dunia nyata, anak-anak akan belajar bahwa setiap orang bisa menjadi pahlawan melalui tindakan baik, keberanian, dan semangat untuk membantu sesama. Marbel TK dan PAUD: Sahabat Belajar Anak Indonesia Sumber referensi: Davis, Bryan. Raising Dragons, 2004 [1] Rogers, Fred. Mister Rogers, Television’s Polite Radical, 2001 [2] J. Bennett, William. The Book of Virtues, 1993 [3] Robinson, Sir Ken. Do Schools Kill Creativity, 2006 [4].
Naskah pidato ini bisa menjadi panduan bagi kepala sekolah atau guru PAUD - SD dalam acara atau upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional, yang jatuh pada tanggal 2 Mei 2025. Naskah pidato ini berisi motivasi kepada siswa agar tekun melakukan kebiasaan baik atau yang dikenal dengan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Mengapa memotivasi siswa dalam bidang pendidikan sangat penting bagi perkembangan akademik, karakter, dan keterampilan mereka? “The view you adopt for yourself profoundly affects the way you lead your life.” - Carol S. Dweck, Usaha di dalam suatu proses adalah hal penting dalam perkembangan siswa. Agar siswa semakin bersemangat dalam berjuang, berusaha, serta melakukan yang terbaik ketika berproses akan membuat siswa memiliki mental yang kuat, terutama ketika mengalami suatu kegagalan atau hal-hal yang di luar ekspektasi. Bagaimanapun, dalam suatu proses ada banyak pengalaman dan pelajaran baru, serta keterampilan-keterampilan yang kian berkembang. Baca juga: Modul Ajar Topik Meneladani Ki Hajar Dewantara | RPPH Anak Usia 3-4 Tahun | Hari Pendidikan Nasional Menyampaikan pidato di Hari Pendidikan Nasional bisa menjadi kesempatan yang baik untuk memotivasi siswa agar semakin bersemangat meningkatkan kualitas diri, terutama melalui bidang pendidikan. Naskah Pidato Kata dan salam pembuka Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera untuk kita semua, Selamat pagi anak-anak Indonesia Hebat, bapak dan ibu guru, serta orang tua yang kami hormati. Marilah bersama kita haturkan puji dan syukur atas rahmat dan penyertaan Allah, karena pada hari ini kita mendapatkan kesempatan untuk berkumpul di tempat ini dengan keadaan yang baik, sehat, dan penuh kegembiraan. Baca juga: Hari Pendidikan Nasional: Educa Studio Ikut Meramaikan "Salatiga Education Fair" dengan Edukasi Board Games Makna Hardiknas Hari ini adalah peringatan Hari Pendidikan Nasional. Teman-teman, apakah teman-teman tahu, mengapa kita memperingati Hari Pendidikan Nasional setiap tanggal 2 Mei? (Ajak siswa berinteraksi). Ya, benar. Tanggal 2 Mei merupakan hari kelahiran Bapak Pendidikan Indonesia. Beliau dilahirkan pada tahun 1889 lalu. Beliau adalah salah satu tokoh dan pahlawan yang sangat peduli terhadap pendidikan di tanah air kita. Ada satu semboyan dari Bapak Ki Hajar Dewantara yang sangat terkenal hingga saat ini. “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.” - Ki Hajar Dewantara Ada yang tahu artinya? (Ajak siswa berinteraksi). Di depan memberi contoh, di tengah membangun semangat, dan di belakang memberi dorongan atau motivasi. Sebagai guru, tentu saja semboyan ini sangat melekat di hati Bapak Ibu guru di sini. Bagaimana dengan teman-teman siswa? Tentu saja, karakter atau perilaku seperti dalam semboyan di atas perlu ada di dalam diri teman-teman. Bagaimanapun, teman-teman di sini tidak hanya belajar untuk mengejar prestasi akademik saja. Namun, teman-teman juga belajar tentang bagaimana menjadi pemimpin yang baik. Pemimpin harus bisa menjadi contoh, menjadi penyemangat, dan bisa memberi dukungan. Teman-teman di sini kelak pasti akan menjadi seorang pemimpin. Bisa menjadi pemimpin negara, pemimpin organisasi, pemimpin perusahaan, pemimpin keluarga, atau pemimpin bagi adiknya atau adik kelasnya. Baca juga: Modul Ajar Topik Peringatan Hari Pendidikan Nasional | RPP Harian PAUD & TK Usia 4-5 Tahun Meneladani Ki Hajar Dewantara dengan melakukan Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Agar memiliki karakter yang baik sebagai seorang pemimpin, teman-teman perlu melakukan kebiasaan-kebiasaan baik dalam kegiatan sehari-hari. Kemendikdasmen telah merumuskan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang sangat cocok diaplikasikan kepada siswa serta anak-anak di era digital seperti sekarang, agar teman-teman bisa tumbuh menjadi anak yang hebat dalam hal akademis, karakter, dan aneka keterampilan. Apa saja kebiasaan itu? Mari kita simak bersama: Pertama, bangun pagi. Kebiasaan ini memang sangat berguna agar kita tidak terlambat sekolah. Namun, kebiasaan ini juga bisa membuat kita semakin bersemangat belajar dan meningkatkan fokus saat mengikuti pembelajaran. Dengan bangun pagi, tentu kita akan memiliki lebih banyak waktu untuk berdoa atau beribadah di pagi hari kepada Tuhan. Kedua, beribadah.Beribadah, berdoa, membaca kitab suci (mengaji) akan membuat kita lebih dekat dengan Tuhan; sehingga kita bisa melakukan segala aktivitas dari pagi hingga malam hari dengan lancar, sehat, dan penuh suka cita. Ketiga, berolahraga.Olahraga bisa membuat tubuh kita sehat dan tidak mudah sakit. Olahraga juga bermanfaat untuk meningkatkan sportivitas, kemampuan kerja sama, dan kedisiplinan. Keempat, makan sehat dan bergizi.Makan makanan sehat dan bergizi akan membuat tubuh kita sehat, kuat, dan tidak mudah tersedang penyakit. Kelima, gemar belajar. Belajar tidak hanya akan membuat kita menjadi anak yang pintar. Kita juga bisa tumbuh menjadi anak yang tangguh, tidak mudah menyerah, dan memiliki daya juang yang tinggi. Keenam, bermasyarakat.Ada beberapa kebiasaan kecil yang bisa kita lakukan dalam hidup bermasyarakat, yaitu mengucapkan salam, bersikap sopan, gemar membantu sesama, dan lainnya. Selain itu, kita juga perlu aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan keagamaan. Ketujuh, tidur cepat.Tidur cepat, tepat waktu, dan tidak terlalu larut malam akan membuat kualitas tidur atau istirahat kita terjaga dengan baik. Istirahat di malam hari dengan kualitas yang baik, akan membuat kita bisa bangun pagi tepat waktu dan pastinya tubuh akan terasa lebih segar. Baca juga: Contoh JURNAL HARIAN 7 KEBIASAAN ANAK INDONESIA HEBAT untuk PAUD dan SD Kalau kita rajin melakukan semua itu, kita akan tumbuh menjadi anak Indonesia yang hebat dan membanggakan. Ki Hajar Dewantara juga pernah mengatakan: "Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah.” Artinya, kita bisa belajar di mana saja dan dari siapa saja — dari guru, orang tua, teman, bahkan dari pengalaman sendiri. Mari kita jadikan rumah kita, sekolah kita, dan di mana pun kita berada sebagai tempat kita belajar dan tempat kita bisa melakukan banyak hal dalam meningkatkan kualitas diri kita. Kata dan salam penutup Mari kita jadikan Hari Pendidikan Nasional ini sebagai semangat baru untuk terus belajar dan melakukan kebaikan setiap hari. Agar kita semakin tumbuh menjadi anak Indonesia yang hebat, bisa diandalkan, dan memiliki jiwa kompetisi yang baik. Karena di masa depan, persaingan kita tidak hanya di lingkup nasional saja. Namun, persaingan kita juga dalam lingkup internasional. Tetap semangat belajar agar menuai keberhasilan dalam meraih apa yang kalian cita-citakan. Terima kasih atas perhatiannya. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Baca juga: FREE Download Printable LKPD PAUD / TK : Pengembang Keterampilan Menulis dan Mengenal Benda Sekitar Nah, setelah guru memberikan motivasi dengan kata-kata, ada hal lain yang perlu dilakukan oleh guru, yaitu menyediakan lingkungan yang merangsang siswa agar bisa mengembangkan rasa ingin tahu dan semangat mereka dalam bereksplorasi. Tentunya, hal ini bisa dilakukan dalam pembelajaran di sekolah atau mengajak orang tua bekerja sama sehingga siswa bisa memiliki kesempatan melakukan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. “Teacher competence in fostering positive relationships with students is essential for creating an environment of positive discipline.” - Fairuz Syifa Rosyidah, Tjut Rifameutia, Ahmed Djoumoi Guru PAUD dan SD sahabat Educa, semoga naskah pidato ini bisa menginspirasi siswa dan guru PAUD - SD di seluruh Indonesia, terutama dalam mendukung anak didiknya agar semakin mampu menjadi anak Indonesia yang hebat dengan cara meneladani Ki Hajar Dewantara dan menciptakan lingkungan belajar di kelas yang positif. MARBEL TK dan PAUD: Teman Belajar dan Bermain Anak Indonesia Berbasis Digital yang Asyik Sumber referensi: Malaguzzi, Loris . The Hundred Languages of Children: The Reggio Emilia Experience in Transformation, 1998 [1] Dweck, Carol S. Mindset: The New Psychology of Success, 2006 [2] Dewantara, Ki Hadjar. Pemikiran dan Perjuangannya, 1962 [3] Freepik.com. Isolated shot satisfied muslim student shows awesome advert points upper right corner wears white veil jean jacket_11633191.htm [4] Rosyidah, Fairuz Syifa; Rifameutia, Tjut; Djoumoi, Ahmed; Warm Teachers Make Enthusiastic Students: How Teachers Build Positive Relationships With Students, 2024. [5]