Sahabat Guru PAUD dan SD sahabat Educa, Ditjen GTK Kemendikbud akhir-akhir ini telah mensosialisasikan metode belajar ADDIE. Apa itu metode belajar ADDIE?
Metode belajar ADDIE merupakan singkatan dari Analysis (Analisis), Design (Desain), Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Metode ini dirancang untuk memastikan bahwa setiap langkah dalam proses pembelajaran dilakukan secara terstruktur dan terukur. (Sumber: IG ditjen.gtk.kemdikbud)
Apakah metode ini bisa diaplikasikan di PAUD & SD?
Metode ini bisa diaplikasikan pada anak PAUD. Berikut ini beberapa alasannya:
1. Pendekatan terstruktur yang fleksibel:
W. James Popham mengatakan: "Curriculum development requires both a clear, structured plan and flexibility to respond to the unique needs and interests of each learner."
Model ADDIE memberikan langkah-langkah yang jelas namun tetap dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik anak didik.
2. Fokus pada kebutuhan anak
Di tahap analisis, guru dapat mengenali kebutuhan belajar anak didik sesuai dengan tahap perkembangan mereka.
Baca juga: 19 Variasi Metode Bermain PAUD & TK Berbasis Teknologi yang Anak Sukai
3. Pembelajaran yang menyenangkan dan menarik
Guru bisa merancang aktivitas yang interaktif dan menyenangkan, seperti kegiatan bermain, drama, bercerita, dan lainnya.
4. Peningkatan pengalaman belajar yang diperlukan
Guru dapat merancang pengalaman belajar langsung yang membantu anak memahami konsep dengan cara yang menyenangkan.
5. Evaluasi yang menyeluruh dan komprehensif
Martha J. Zaslow mengatakan "Assessment in early education should be continuous and focus on the whole child, including cognitive, social, and emotional development."
Melalui evaluasi yang terstruktur, guru dapat menilai perkembangan anak dalam berbagai aspek secara menyeluruh.
6. Pengembangan yang berkelanjutan:
Guru mendapatkan kesempatan untuk melakukan perbaikan berkelanjutan, memastikan pembelajaran selalu optimal.
7. Mendukung pembelajaran berbasis pengalaman
Caroline Pratt berkata: "Young children and primary school students benefit greatly from a learning environment that encourages exploration and meaningful interaction with the world around them."
Melalui metode ini, anak didik mendapatkan kesempatan melakukan kegiatan melalui eksplorasi dan pengalaman langsung.
Dick, W., Carey, L., dan Carey, J. O. dalam bukunya menuliskan: “A well-designed instructional system ensures that students receive the right learning opportunities, systematically progressing from one level to the next, fostering development through a well-structured process."
Metode belajar ADDIE memungkinkan pendidik untuk merancang pembelajaran yang bertahap dan disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak. Model ini memastikan bahwa setiap tahap pembelajaran diperhatikan dengan cermat, dari analisis kebutuhan hingga evaluasi hasil belajar, yang sangat penting untuk perkembangan anak PAUD dan SD.
Baca juga: 9 Cara Cepat Hafal Huruf dengan Metode Learning By Doing
Tahap-tahap penerapannya di PAUD & SD
Reiser, R. A. & Dempsey, J. V. menuliskan dalam bukunya: "Instructional design must account for the developmental stage of learners to ensure materials are cognitively and emotionally appropriate."
Model ADDIE untuk anak usia PAUD dan SD, guru harus mempertimbangkan tahap perkembangan kognitif dan emosional anak. Artinya, tidak cukup hanya mengikuti langkah-langkah ADDIE secara teknis; konten dan metode juga harus sesuai dengan usia dan kemampuan belajar anak. Berikut ini adalah tahap-tahap menerapkan metode ADDIE di tingkat PAUD dan SD:
1. Analysis (Analisis)
Pada tahap ini, guru mengidentifikasi kebutuhan belajar anak, termasuk keterampilan yang perlu dikuasai, karakter anak, serta cara belajar yang paling efektif sesuai usianya.
Analisis juga mencakup tujuan pembelajaran yang spesifik dan sesuai dengan perkembangan anak.
2. Design (Desain)
Guru merancang aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak, serta memilih media dan metode yang tepat, seperti permainan, lagu, atau cerita untuk mendukung pembelajaran.
Desain ini juga mencakup perencanaan evaluasi untuk mengukur perkembangan anak.
3. Development (Pengembangan)
Pada tahap ini, guru mengembangkan materi pembelajaran dan alat bantu seperti kartu gambar, mainan edukatif, atau poster yang sesuai dengan tema pembelajaran.
Pengembangan juga meliputi pembuatan aktivitas yang menyenangkan, seperti permainan peran, untuk memfasilitasi pengalaman belajar anak.
4. Implementation (Implementasi)
Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang telah dirancang, dengan memperhatikan kebutuhan dan respons anak selama proses pembelajaran.
Dalam implementasi, penting untuk mengadaptasi pendekatan sesuai dengan dinamika kelas dan memastikan anak terlibat aktif dalam pembelajaran.
5. Evaluation (Evaluasi)
Guru melakukan evaluasi pembelajaran untuk menilai sejauh mana anak telah mencapai tujuan pembelajaran.
Evaluasi dilakukan melalui pengamatan, diskusi dengan orang tua, atau menggunakan portofolio untuk melihat perkembangan anak secara menyeluruh.
Baca juga: Gratis LKPD PAUD Belajar Alfabet / Huruf | Yuk, Unduh Lembar Kerja Anak TK
Apa contoh kegiatannya?
Dalam bukunya, Morrison, G. R., Ross, S. M., Kalman, H. K., & Kemp, J. E. menuliskan: "Instruction for young children should be engaging and fun, incorporating playful and meaningful experiences that align with their developmental needs."
Pembelajaran untuk anak-anak harus menyenangkan dan bermakna. Saat menerapkan metode ADDIE di PAUD atau SD, khususnya dalam tahap Design dan Development, guru harus merancang aktivitas yang interaktif, bermain sambil belajar, dan sesuai usia.
Berikut ini adalah contoh kegiatan belajar dengan metode ADDIE untuk anak usia PAUD dan SD:
Kegiatan untuk usia PAUD (4-6 tahun) bertema “Asyiknya Mencuci Tangan”
- Analysis: Melalui kegiatan analisa bersama tim guru dan sekolah didapatkan kesimpulan bahwa anak usia dini butuh pembelajaran kebersihan yang menyenangkan dan konkret.
- Design: Guru merancang lagu dan gerakan cuci tangan yang mudah diikuti.
- Development: Alat bantu seperti lagu, poster, dan sabun disiapkan untuk mendukung kegiatan.
Implementation: Anak menyanyi sambil praktik mencuci tangan sesuai langkah yang benar. - Evaluation: Guru menilai pemahaman anak lewat observasi dan tanya jawab sederhana.
Baca juga: Kurikulum DEEP LEARNING di PAUD: Apa Cirinya dan Contoh Aktivitasnya? Bagaimana Penerapannya?
Kegiatan untuk anak SD kelas 1-2 bertema “Pahlawan Kebersihan”
- Analysis: Melalui kegiatan analisa bersama tim guru dan sekolah didapatkan kesimpulan anak SD suka bermain peran dan mulai memahami konsep sebab-akibat. Di beberapa area juga sering didapatkan sampah berserakan.
- Design: Guru merancang permainan detektif untuk mengenalkan pentingnya kebersihan.
- Development: Disiapkan alat peraga seperti kaca pembesar, kartu petunjuk, dan poster kuman.
Implementation: Anak bermain peran mencari benda kotor dan berdiskusi cara menjaga kebersihan. - Evaluation: Pemahaman dievaluasi lewat pertanyaan, diskusi, atau gambar berurutan.
KABI (Kisah Teladan Nabi): Animasi Pengembang Akhlak Mulia yang Disuka Anak Indonesia
Sumber referensi:
- W. James Popham, Transforming Classroom Assessment, 2008 [1]
- Martha J. Zaslow, Assessment and Accountability in Early Childhood Education, 2009 [2]
- Caroline Pratt, I Learn from Children: An Introduction to the Reggio Emilia Approach, 1998 [3]
- Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. The Systematic Design of Instruction 2005 [4]
- Reiser, R. A. & Dempsey, J. V. Trends and Issues in Instructional Design and Technology, 2012 [5]
- Morrison, G. R., Ross, S. M., Kalman, H. K., & Kemp, J. E. Designing Effective Instruction. 2011 [6]
- Freepik.com. Smiley teacher classroom_269072530 htm [7].