Ayah Bunda sahabat Educa, ada banyak hal yang bisa membuat orang tua tertarik untuk menyekolahkan buah hatinya ke sebuah sekolah, terutama di tingkat PAUD atau TK. Bagaimana dengan Ayah Bunda? “Investing in early childhood education is more economically efficient than remedial programs later in life.” - Heckman, James J. (2006) Ekonom peraih Nobel ini menjelaskan bahwa banyak orang tua menyadari bahwa menyekolahkan anak ke PAUD bukan sekadar pilihan, tapi sebuah bentuk investasi masa depan. Ayah Bunda tentu sependapat dengan opini tersebut. Bagaimanapun sekolah yang tepat akan sangat mempengaruhi perkembangan si Kecil di masa kini, dan tentu akan membawa manfaat jangka panjang di masa depan. Agar tidak salah memilih sekolah PAUD / TK yang tepat, penulis telah memberikan beberapa hal penting yang perlu Ayah Bunda perhatikan dan bisa menjadi catatan. Baca juga: Strategi Jitu Promosi PAUD Agar DAPAT BANYAK MURID BARU | Tips Sukses PPDB TK 2024 1. Pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna "While in the middle of a learning process, the child is not learning to remember certain facts, but cognises oneself and own abilities." - Ligita Priede & Dagnija Vigule (2016) Dalam proses pembelajaran yang bermakna, si Kecil tidak hanya akan sekedar menghafal suatu pengetahuan. Namun, ia juga akan diajak untuk memahami diri, kemampuan, dan bakatnya. Si Kecil akan didorong untuk melakukan aneka kegiatan eksploratif, siswa aktif dan berbasis pada kegiatan praktik yang relevan, sehingga akan lebih bermakna. 2. Guru yang sabar, ramah dan berkompeten "Effective teaching requires patience... Good teachers have a long fuse for exasperation, frustration, and anger." - Laura J. Colker (2008) Colker menjelaskan bahwa guru yang berkompeten mampu mengelola emosi dan tetap tenang dalam menghadapi tantangan perilaku anak-anak, menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung perkembangan anak. Pilihlah sekolah yang memiliki guru-guru PAUD yang terlihat sabar, ramah, hangat, dan terlihat menyukai anak-anak serta dunia mereka. Guru yang profesional dan berkompeten juga bisa menjadi pertimbangan penting dalam memilihkan sekolah yang pantas untuk si Kecil. Baca juga: Pentingnya Promosi Berbasis Digital Sekolah Masa Kini 3. Lingkungan yang nyaman "The environment is comfortable, attractive, and aesthetically pleasing for children." - Michigan Department of Education (2023) Lingkungan sekolah yang dirancang dengan optimal, nyaman, menarik, dan estetis sangat membantu anak-anak merasa betah. Si Kecil pasti akan lebih bisa berkonsentrasi saat melakukan aneka kegiatan. Perhatikan pula tata ruang di sekolah, pastikan aman dan ramah anak. 4. Kegiatan sekolah dan kelas yang variatif Anak usia dini biasanya mudah merasa bosan. Apalagi bila di sekolah hanya melakukan kegiatan yang “itu-itu saja”. Kegiatan memasak, field-trip, percobaan sains, seni (tari, gambar, musik, dan jenis seni lainnya), olahraga, dan aneka proyek berdasarkan pasti akan menarik hati si Kecil. Ia akan menjadi bersemangat untuk pergi ke sekolah. Baca juga: 17 Strategi Jitu Promosi PAUD selama Liburan Semester, Natal, dan Tahun Baru 5. Komunikasi dan kolaborasi yang baik dengan orang tua Ayah Bunda perlu mengetahui cara sekolah bisa membangun komunikasi yang baik dengan orang tua. Biasanya sekolah menyediakan laporan perkembangan anak didik, mengadakan kegiatan (seminar) parenting, buku penghubung, grup WA, dan lainnya. Sekolah yang baik tentu juga akan memfasilitasi orang tua agar bisa ikut terlibat dalam kegiatan di sekolah, misalnya kegiatan baksos bersama orang tua, dan lainnya. Baca juga: 8 Tips Sukses SPMB - Pendaftaran Murid Baru di PAUD & SD 6. Program penguatan karakter sejak dini Pilihlah sekolah yang memiliki perhatian dalam pengembangan nilai-nilai positif seperti empati, disiplin, tanggung jawab, kejujuran, dan sopan santun. Dalam pengembangan aneka karakter tersebut, PAUD yang baik tentu memiliki cara yang kreatif dan variatif, misalnya cerita, pembiasaan sehari-hari, dan kegiatan menarik lainnya. 7. Penggunaan media dan teknologi dalam pengajaran Si Kecil perlu memahami cara memanfaatkan media digital secara bijaksana dan efektif. Maka, kemampuan sekolah beserta dengan para tenaga pengajarnya dalam membimbing dan mendampingi si Kecil agar bisa menggunakan teknologi dalam bidang pendidikan juga perlu menjadi pertimbangan. Si Kecil pasti juga akan semakin tertarik untuk belajar bila di sekolah banyak menggunakan media berbasis teknologi, misalnya penggunaan slide pembelajaran, video edukasi, gims, dan lainnya. 8. Kurikulum yang Fleksibel (Memahami Kebutuhan Anak) Si kecil membutuhkan tempat belajar yang bisa memberikan ruang baginya untuk bisa mengembangkan bakat dan memahami kebutuhannya. Ayah Bunda perlu memilih sekolah yang menghargai bakat unik setiap anak dan memahami cara mengembangkannya dengan metode belajar yang cocok atau bervariasi. "Early childhood education (ECE) plays a vital role in children's development. It provides a strong foundation for later academic, social, and emotional growth." - American Public University (2024) Ayah Bunda sahabat Educa, pendidikan anak usia dini (PAUD) memiliki peran penting dalam perkembangan anak. PAUD memberikan dasar yang kuat untuk pertumbuhan akademik, sosial, dan emosional anak di masa depan. Semoga artikel ini membantu Ayah Bunda dalam memilihkan tempat terbaik bagi si Kecil untuk bertumbuh dan berkembang. RIRI (Cerita Anak Interaktif): Sahabat Bercerita dan Mengembangkan Karakter Terbaik untuk Si Kecil Sumber referensi: Heckman, James J. Skill Formation and the Economics of Investing in Disadvantaged Children Jurnal: Science, Vol. 312, No. 5782, hlm. 1900–1902, 2006 [1] Ligita Priede & Dagnija Vigule Teacher, Facilitator of Meaningful Learning in Preschool, 2016 [2] Laura J. Colker. Twelve Characteristics of Effective Early Childhood Teachers, 2008 [3] Michigan Department of Education. Key Elements of High-Quality Early Childhood Learning Environments, 2023 [4] American Public University. Why Is Early Childhood Education Important for Children, 2024 [5] Freepik.com. (2024). Medium shot smiley girl with [6].
Ayah Bunda sahabat Educa, deep learning adalah pendekatan pembelajaran yang cocok diterapkan di zaman ini. Anak bisa diajak belajar kapan dan di mana saja, serta melalui pengalaman nyata dan pembiasaan sehari-hari. Erika Christakis dalam bukunya, ‘The Importance of Being Little: What Preschoolers Really Need from Grownups’, mengatakan: "Young children are important because they contain within themselves the ingredients for learning, in any place and at any time. Parents and teachers are important, too..." Guru dan orang tua memiliki peran penting bagi perkembangan anak. Ayah Bunda tidak boleh hanya menggantungkan perkembangan si kecil kepada guru. Ayah Bunda sangat dibutuhkan oleh si kecil dalam mengarahkan, mendukung, dan memperkaya pengalaman belajar dalam hidup sehari-hari, baik di kamar, di taman, di dapur, dan di mana saja, sehingga si kecil semakin berkembang optimal. Baca juga: Alasan MENGAPA PENDEKATAN DEEP LEARNING perlu Diterapkan di PAUD dan SD di Zaman Sekarang Albert Einstein berkata, "Learning is experience. Everything else is just information." Pembelajaran atau kurikulum dengan pendekatan Deep Learning sangat menekankan pada pembelajaran dengan metode praktik atau metode belajar melalui pengalaman nyata. Bukan hanya pembelajaran yang bermanfaat untuk “menyerap informasi”. Pembelajaran melalui pengalaman nyata bisa membuat pembelajaran semakin mendalam dan bermakna. Ayah Bunda bisa mengajari si kecil banyak hal dengan cara melibatkannya dalam kegiatan sehari-hari. Baca juga: TINGKATKAN MINAT BACA Anak 4-5 Tahun dengan Pendekatan DEEP LEARNING Manfaat praktik pembelajaran mendalam di rumah bagi si kecil Ada banyak manfaat yang didapat si kecil, ketika Ayah Bunda membimbingnya dalam memahami konsep dengan cara mengalami secara langsung, yaitu: Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis: Jawablah setiap pertanyaan si kecil dan berikan kesempatan baginya untuk mengeksplorasi secara dan menemukan solusi secara mandiri. Berikan bantuan seperlunya, atau ketika benar-benar dibutuhkan. Meningkatkan bonding: Si kecil akan merasa semakin didukung dan dihargai saat ia lebih banyak dimotivasi dan lebih sedikit dikritik. Syukurilah setiap perkembangan si kecil, meski itu hanya hal yang sederhana. Mendapatkan pengalaman belajar secara holistik: Si kecil tidak hanya akan belajar teori atau menghafal sesuatu. Namun, ia juga akan belajar dengan melakukan kegiatan praktik dan mengalami secara langsung. Mengembangkan karakter: Si kecil akan semakin tumbuh menjadi pribadi yang berempati, mandiri, sabar, peduli, dan mampu berkolaborasi. Mengembangkan daya ingat dan kecerdasan: Paul Halmos mengatakan, "The only way to learn Mathematics is to do Mathematics." Ketika si kecil belajar dengan melakukan, ia akan belajar secara lebih mendalam. Ia juga akan mengembangkan kecerdasannya secara lebih optimal. Meningkatkan kemampuan analisis: Si kecil akan mendapatkan lebih banyak ide baru saat ia menganalisa dan mendiskusikan banyak hal bersama Ayah Bunda. Meningkatkan motivasi belajar: Si kecil akan termotivasi untuk terus belajar dimanapun dan bersama siapa pun (tidak terbatas pada ruang kelas). Baca juga: Modul Ajar Mingguan Tema Transportasi Air untuk Anak PAUD 4-6 Tahun | RPP Deep Learning Apa saja contoh kegiatannya? Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan bersama si kecil di rumah. Aneka kegiatan tersebut bisa direncanakan atau dirancang secara khusus, atau mengajak si kecil melakukan kegiatan bersama secara spontan. Beberapa diantaranya adalah: Melakukan percobaan Sains Mendiskusikan film yang baru saja ditonton Memasak bersama Bermain peran Mengeksplorasi taman atau alam sekitar Mengajak bercerita secara interaktif Bekerja kelompok (menggambar bersama, membuat craft bersama) Mengajak si kecil ke tempat kerja Matthew Jacobson mengatakan: "Behind every young child who believes in themselves is a parent who believed first." Ayah Bunda sahabat Educa, berikanlah kepercayaan kepada si kecil saat ia berani untuk mencoba atau melakukan sesuatu yang baru. Jangan terlalu mudah khawatir atau takut si kecil “kenapa-kenapa”. Selama Ayah Bunda memberikan pendampingan dan pengawasan (kewaspadaan) yang baik, serta memberikan penjelasan yang terperinci ketika ia melakukan sesuatu, yakinlah ia akan baik-baik saja. Biarkan si kecil belajar dari setiap kesalahan-kesalahan kecil yang ia lakukan, agar kepercayaan dirinya dalam bereksplorasi semakin berkembang optimal. Marbel TK dan PAUD: Sahabat bermain dan belajar anak Indonesia Sumber referensi: Christakis, Erika. (2016). The importance of being little: What preschoolers really need from grownups [1] Einstein, Albert. (2024). Thought provoking quotes on experiential learning [2] Jacobson, Matthew. (2022) . Inspirational parenting quotes [3] Halmos, Paul, R. (1974). A hilbert space problem book [4] Freepik.com. (2023). Mother girl playing game medium shot [5]
“PAUD adalah periode krusial yang mencakup usia 0–6 tahun, di mana perkembangan otak anak mencapai 80% dari kapasitas maksimalnya. Oleh karena itu, stimulasi yang tepat pada usia ini sangat penting untuk membentuk dasar keterampilan hidup, kecerdasan, dan karakter anak.” (James J. Heckman, dalam bukunya berjudul 'Giving Kids a Fair Chance') Ayah Bunda sahabat Educa, PAUD adalah langkah penting dalam perkembangan anak usia dini.. Bila Ayah Bunda memiliki buah hati berusa tersebut, maka ia wajib mengikuti pendidikan di tingkat PAUD, minimal 1 tahun. Ada banyak keterampilan yang akan dipelajari agar ia siap mengikuti pendidikan di tahap selanjutnya, dan semakin hebat dalam meniti karir di masa depan. Baca juga: 8 Manfaat PENTING Kunjungan Anak PAUD / TK B ke Sekolah Dasar | Plus Games Seru untuk Transisi PAUD ke SD Nia Nurhasanah, Direktur Pendidikan Anak Usia Dini, dalam artikelnya berjudul Mengapa Anak Perlu Ikut PAUD Sebelum Masuk SD? mengungkapkan, "Pendidikan anak usia dini bukan hanya tempat bermain tapi juga wadah bagi anak kita untuk belajar berinteraksi, berkomunikasi, mengenal lingkungan serta mengembangkan keterampilan motorik dan kognitif.” Di PAUD si kecil akan mengikuti aneka kegiatan menyenangkan bersama teman sebaya. Ia akan belajar bersosialisasi, serta mengembangkan kemandirian, ilmu pengetahuan, dan keterampilan dasar yang penting. Baca juga: Inilah Beberapa Persiapan Fisik dan Mental Sebelum Anak Bergabung di PAUD Berikut ini adalah beberapa keterampilan penting yang dikembangkan dalam diri si kecil selama ia mengikuti PAUD dan aneka contoh kegiatannya. Keterampilan berkomunikasi: Si kecil belajar mengungkapkan pendapat dan bercerita melalui kegiatan mendongeng dan berdiskusi. Kemampuan bersosialisasi: Si kecil bermain peran dan bekerja sama dalam permainan kelompok untuk membangun interaksi sosial dan melakukan kegiatan sosial. Keterampilan berpikir kritis: Si kecil belajar memecahkan masalah sederhana melalui permainan tebak-tebakan, berdiskusi, dan eksperimen sains sederhana. Daya kreativitas: Anak bebas berkreasi dengan menggambar, mewarnai, membuat kerajinan tangan dari berbagai bahan, membuat dekorasi kelas, menari, dan bernyanyi. Rasa ingin tahu: Si kecil melakukan eksplorasi alam, mengamati benda-benda di sekitar, menonton film sains, dan melakukan banyak hal baru. Kemandirian: Anak melakukan praktik tanggung jawab dan disiplin diri dengan merapikan mainan sendiri, memakai sepatu sendiri, menyelesaikan tugas individu, dan lainnya. Pendidikan agama dan budi pekerti: Anak mengenal nilai-nilai moral melalui cerita bergambar, doa bersama, kegiatan keagamaan, dan praktik sopan santun. Baca juga: Pentingnya Bergabung di PAUD bagi Sang Buah Hati Beraktivitas di PAUD bukan hanya sekedar belajar calistung Lilian G. Katz berkata, “Pendidikan anak usia dini bukan sekadar mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang kaya melalui bermain, eksplorasi, dan interaksi sosial yang membangun dasar perkembangan anak secara holistik.” Aneka kegiatan di PAUD tidak hanya berfokus pada kegiatan akademik atau pengembangan kognitif. Namun, semua dirancang untuk mengembangkan aneka kemampuan dasar anak usia dini, termasuk kemampuan sosial dan emosional secara seimbang, sehingga berguna bagi perkembangan anak di masa depan. Baca juga: Bukan Hasil Tes, Ini Syarat Penerimaan Anak Didik PAUD ke SD 4 keutamaan PAUD menurut Ditjen PAUD Dikdasmen Apa keutamaan atau keuntungan yang didapat bila bergabung di PAUD? Ditjen PAUD Dikdasmen mengungkapkan bahwa ada empat keutamaan yang akan didapat bila si kecil bergabung di PAUD, yaitu: Mendapatkan legalitas berupa Nomor Induk Siswa dari Kemendikdasmen maupun Kemenag sebagai identitas nasional siswa yang digunakan dari jenjang Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Satuan PAUD memiliki kurikulum dan sistem pembelajaran berdasarkan aturan resmipemerintah, sehingga aktivitas pembelajaran berorientasi pada kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak. Kegiatan pembelajaran di satuan PAUD disesuaikan dengan prinsip pembelajaran anak usia dini, yaitu melalui beragam aktivitas menyenangkan untuk memberikan pengalaman yang bermakna. Guru di satuan PAUD tidak hanya berfokus pada kegiatan pembelajaran calistung saja, tetapi juga mengembangkan kemampuan fondasi lainnya secara menyeluruh yang dibutuhkan anak hingga dia dewasa nanti. Barack Obama berkata: "Investasi terbaik yang bisa kita lakukan dalam hidup anak adalah pendidikan usia dini yang berkualitas." Ayah Bunda sahabat Educa, mengingat akan peran PAUD bagi perkembangan si kecil, terutama sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar. Pilihlah lembaga PAUD yang berkualitas sebagai investasi terbaik bagi si kecil. Semoga dengan belajar di PAUD terbaik, si kecil akan memiliki fondasi yang semakin kuat agar ia bisa tumbuh menjadi anak yang cerdas, mandiri, kreatif, dan siap berjuang menggapai cita di masa depan. KABI (Kisah Nabi): Ajak si Kecil Belajar dengan Media Dongeng Pengembang Karakter Islami Sumber referensi: Heckman, James J. (2013). Giving kids a fair chance [1] Nurhasanah, Nia. (2025). Mengapa Anak Perlu Ikut PAUD Sebelum Masuk SD? [2] Shonkoff,Jack P. & Phillips, Deborah A. (2000). From neurons to neighborhoods: the science of early childhood development [3] Lilian G. Katz, Engaging. (1994). Engaging children’s minds: the project approach [4] Kasali, Rhenald (Kutipan oleh Barrack Obama) (2019). Sentra: membangun kesadaran dan kemampuan anak sejak usia dini, demi masa depan yang cemerlang [5] Freepik.com. (2024). Little cute boy proud when he finish drawing with happiness [6]
Ayah Bunda sahabat Educa, menanamkan sikap toleransi sejak dini sangat penting untuk membentuk generasi yang menghargai perbedaan dan hidup rukun dalam keberagaman. Sikap dan perilaku toleransi perlu diajarkan kepada anak usia PAUD dan Sekolah Dasar, terutama di lingkungan keluarga. Maria Montessori berkata, “Tanah adalah tempat akar kita berada. Anak-anak harus diajarkan untuk merasakan dan hidup selaras dengan Bumi." Agar seorang anak bisa tumbuh selaras dengan lingkungannya, ia perlu memiliki sikap menghargai perbedaan. Perbedaan akan selalu ada di mana pun. Jangan sampai perbedaan menjadi penghalang bagi seorang anak untuk bertumbuh. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD Spesial Ramadan Topik: Toleransi Beragama, Sub Topik: Sikap Baik kepada Orang Tua - Kurikulum Merdeka Sikap menghargai perbedaan perlu ditumbuhkan sejak dini. Di masa depan, anak akan menghadapi aneka perbedaan yang lebih beragam. Jangan sampai anak membuat pagar yang membatasi setiap perbedaan yang dihadapi. Toleransi mengajarkan anak untuk berpikiran terbuka, menerima orang lain apa adanya, serta memperlakukan mereka dengan baik, sebagaimana mereka ingin diperlakukan. Dr. Jane Nelsen dalam bukunya berjudul Positive Discipline, berkata, “Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat. Jika mereka melihat orang tua mereka memperlakukan orang lain dengan hormat dan kebaikan, mereka cenderung meniru perilaku tersebut." Orang tua memiliki peran utama dalam membangun sikap toleransi pada anak melalui suri teladan. Selain menjadi suri teladan, orang tua juga bisa membangun sikap toleransi dengan mengajarkannya melalui pembiasaan sehari-hari, misalnya dengan cara: Kegiatan bercerita: Cerita tentang kebhinekaan budaya untuk mengenalkan berbagai daerah dan tradisi di Indonesia. Menonton video: Berikan video atau acara TV yang menyuguhkan keberagaman budaya. Mengajarkan santun dalam berbicara: Pembiasaan ini perlu dilakukan kepada orang tua, termasuk asisten rumah tangga, teman, saudara, penjaga keamanan, dan karyawan di tempat umum. Memperhatikan gaya bercanda atau percakapan di depan anak: Ayah Bunda perlu menghindari percakapan di depan si kecil seperti "Orang yang dari suku A, pasti orangnya galak!" atau "Pantas saja kurang pintar, tubuhnya saja kurus kering gitu!". Atau percakapan lain yang kurang sopan didengar si kecil. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik: Sekolahku, Anti Bullying / Berteman dalam Keragaman - Kurikulum Merdeka Belajar Dampak tidak bertoleransi Kurangnya toleransi dapat menjadi awal dari perilaku perundungan. Anak yang tidak diajarkan untuk menghargai perbedaan cenderung mudah menilai dan menolak orang lain yang berbeda dengannya. Ketidaksukaan ini dapat berkembang menjadi perilaku mengejek, mengganggu, bahkan menyerang orang lain. Menumbuhkan rasa cinta kasih Anak perlu merasakan bahwa mereka dicintai tanpa syarat, bahkan saat berperilaku kurang baik. Sebagai orang tua dan pendidik, kita perlu membantu dan mengarahkan mereka untuk bersikap baik, bukan sekadar menghukum atau memarahi. Menerima dan menghargai perbedaan di rumah Mulai dari lingkungan keluarga, Ayah Bunda bisa menumbuhkan pemahaman tentang budaya toleransi kepada si kecil melalui nasihat dan pembiasaan berikut ini: Menumbuhkan pemahaman bahwa setiap anggota keluarga memiliki sifat, gaya bicara, dan kemampuan berpikir yang berbeda. Tidak memaksakan anak untuk menjadi seperti saudara atau orang tua mereka. Membantu anak membangun rasa percaya diri dan nilai-nilai yang baik dalam dirinya. Baca juga:Ajarkan Keberagaman Budaya kepada Anak dengan Riri Cerita Anak Interaktif Mempelajari budaya dan tradisi lain Ajak anak untuk mempelajari bagaimana budaya lain merayakan sesuatu dan menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan mengenal keberagaman, mereka akan lebih terbuka, penuh empati, dan mampu hidup harmonis dalam masyarakat yang majemuk. Bambang Trimansyah, seorang ahli pendidikan dan budaya berkata, “Budaya adalah cara kita berbicara, cara kita berpikir, cara kita bertindak, dan cara kita berinteraksi. Mempelajari budaya lain adalah cara untuk memahami dunia dengan lebih baik." Ayah Bunda sahabat Educa, mari ajarkan nilai-nilai toleransi kepada si kecil demi masa depan Indonesia yang lebih damai dan bersatu! RIRI (Cerita Anak Interaktif): Membantu Kembangkan Karakter si Kecil dengan Media Dongeng Sumber referensi: Montessori, Maria. (2022). Maria montessori quotes to inspire you [1] Nelsen, Dr. Jande. (1981). Positive discipline [2] Trimansyah, Bambang. (2019). Panduan penulisan buku cerita anak [3]
Ayah Bunda Sahabat Educa, bulan Ramadan bisa menjadi saat yang baik bagi Si Kecil agar ia mampu mengembangkan karakter positif dan pemahaman tentang nilai-nilai agama. Bagaimana dengan kecerdasan emosinya? Tentu saja bisa! Ayah Bunda bisa memanfaatkan saat sahur hingga pagi hari untuk beraktivitas bersama dan melakukan pembiasaan yang bisa mengembangkan kecerdasan emosi Si Kecil. Baca juga:LKPD PAUD BELAJAR BERHITUNG DAN ANGKA GRATIS Bisa Diunduh di Portal Ini Mengapa sangat efektif dilakukan setelah sahur atau pagi hari? Di pagi hari, keadaan fisik dan emosi Si Kecil masih sangat bugar. Udara yang masih segar sangat mempengaruhi kondisi fisik dan mental setiap orang. Dengan melakukan aneka kegiatan yang positif, Si Kecil juga akan semakin mampu mengarahkan dirinya untuk bisa melakukan berpikir positif dan merasakan mood yang positif pula, sehingga bisa mengalihkannya dari rasa lapar atau keinginan negatif lainnya. Baca juga:FULLL 30 HARI Kegiatan RAMADAN: Modul Ajar 1 Bulan untuk PAUD / TK 5-6 Tahun Apa saja kegiatan dan pembiasaan positif yang bisa dilakukan bersama Si Kecil? Ayo lakukan aneka kegiatan serta pembiasaan positif ini bersama Si Kecil! Bermain bersama: Permainan edukasi seperti flash card dan puzzle bertema Islami bisa menjadi media bermain yang menyenangkan. Berbagi cerita: Berikan kesempatan kepada Si Kecil untuk mengungkapkan perasaannya, terutama tantangan-tantangan yang ia hadapi saat berpuasa. Membacakan buku cerita: Ayah Bunda bisa bercerita tentang kisah tokoh Islam dan teladan hidupnya. Membuat jurnal harian: Ajak Si Kecil membuat sebuah jurnal harian tentang hal baik apa saja yang bisa dilakukan dalam satu hari. Mendengarkan lagu Islami: Bantu Si Kecil memilih lagu yang bersyair positif dan isnpiratif, atau lagu-lagu bernuansa Islami. Lalu, ajak ia berdiskusi tentang makna / pesan moral dari lagu tersebut. Menulis rasa syukur: Ajak Si Kecil menulis minimal satu hal yang bisa disyukuri di hari yang lalu. Ajak ia berdiskusi tentang pengalaman tersebut. Berkegiatan amal: Bantu Si Kecil untuk menyiapkan satu paket bingkisan yang nantinya bisa diberikan kepada orang yang kurang mampu. Melakukan pernafasan: Lakukan hal ini bersama Si Kecil sambil mengucapkan hal-hal baik yang ia miliki atau pernah ia alami saat ini. Baca juga:Contoh Naskah Pidato: 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat di Bulan Ramadan yang Ceria Apa tantangan dan bagaimana solusinya? Tidak ada hal baik tanpa tantangan. Pastikan Ayah Bunda siap membantunya dalam mengatasi setiap tantangan tersebut. Beberapa tantangan yang akan dihadapinya antara lain: 1. Rasa kantukAyah Bunda bisa memilih aneka kegiatan yang tidak terlalu berat agar bisa menghemat energi fisiknya, misalnya bercerita atau melakukan permainan yang simpel. Bantu pula agar Si Kecil bisa tidur malam tepat waktu. 2. Kurang rutinBantu Si Kecil untuk membuat jadwal yang konsisten. Pastikan pula ia mendapatkan istirahat yang cukup. Pastikan pula bahwa Ayah Bunda juga selalu bersemangat di pagi hari agar bisa jadi teladan dan motivasi. 3. Kurang motivasiMotivasi bisa diberikan dalam bentuk pujian, kata-kata positif dan apresiasi untuk setiap keberhasilan kecil atau perkembangan kecil yang dialami Si Kecil. Baca juga:Yuk, DIDIK KARAKTER Anak Usia 4-6 Tahun dengan KEGIATAN RAMADAN yang Menyenangkan! 4. Penggunaan handphoneAyah Bunda bisa membuat perjanjian kepada Si Kecil tentang komitmen untuk mengurangi penggunaan HP selama bulan Ramadan. Ayah Bunda perlu menyiapkan kegiatan positif dan menyenangkan untuk menggantikan kegiatan dengan HP yang biasa ia lakukan. 5. Penurunan semangatDi awal-awal bulan Ramadan mungkin Si Kecil masih bersemangat. Namun, mungkin akan mulai timbul rasa bosan atau penurunan semangat pada Si Kecil. Bantu Si Kecil dengan mendengarkan segala keluhannya dan bantu ia untuk menemukan solusinya agar semangatnya tidak padam. Di pagi hari atau setelah melakukan sahur bisa menjadi saat yang berharga untuk menanamkan akhlak mulia dan mendukung perkembangan emosi Si Kecil yang berusia PAUD dan SD. Bagaimanapun kegiatan positif di pagi hari sangat berguna untuk membangun karakter, perasaan, dan pikiran positif di sepanjang hari. Baca juga:Modul Ajar & RPPH PAUD / TK Usia 1-2 Tahun, Tema: Aktivitas Bermain dan Belajar di Bulan Ramadan Semoga setiap kegiatan serta pembiasaan positif bisa dilakukan secara konsisten hingga hari raya nanti. Tetap semangat belajar untuk mengajarkan hal baik kepada Si Kecil dan tetap semangat menjadi teladan kebaikan.
Ayah Bunda Sahabat Educa, beberapa metode belajar membaca yang dulu sering digunakan kini mulai ditinggalkan karena kurang efektif dalam membangun pemahaman dan keterampilan membaca si Kecil. Beberapa metode terkadang malah membuat si Kecil merasa tertekan dan kurang menikmati proses pembelajaran. Baca juga:5 Hal Yang Perlu Dihindari Saat Mengajari Si Kecil Membaca Berikut adalah beberapa metode yang sudah jarang dipakai beserta alternatif yang lebih interaktif dan menyenangkan. 1. Menghafal huruf secara terpisah Si Kecil hanya diajarkan mengenali huruf satu per satu tanpa langsung menghubungkannya dengan bunyi atau kata, sehingga sulit untuk mulai membaca kata utuh. Alternatif kegiatan: - Huruf lompat: Letakkan huruf-huruf di lantai, sebutkan sebuah kata, dan minta si Kecil melompat ke huruf-huruf yang membentuk kata tersebut. - Pasangan huruf dan gambar: Siapkan kartu huruf dan kartu gambar benda yang diawali huruf tersebut, lalu ajak si Kecil mencocokkannya. Baca juga:MODUL AJAR MINGGUAN PAUD Topik HAPPY READING | Tumbuhkan Kecintaan MEMBACA Anak TK USia 5-6 Tahun 2. Mengikuti pola tanpa pemahaman Si Kecil diminta membaca berdasarkan pola tertentu tanpa benar-benar memahami arti kata atau konteksnya, sehingga pemahaman membaca menjadi lemah. Alternatif kegiatan: - Kata dalam cerita: Bacakan cerita dan ajak si Kecil mencari serta menunjukkan kata-kata tertentu yang disebutkan dalam cerita. - Membuat kalimat unik: Berikan beberapa kata acak dan ajak si Kecil menyusunnya menjadi kalimat yang bermakna. Baca juga:5 Manfaat Melatih Kebiasaan Membaca dalam Diri Anak 3. Mengandalkan hafalan bacaan panjang Si Kecil diminta menghafal kalimat atau teks panjang tanpa belajar bagaimana membaca kata-kata secara mandiri, sehingga sulit membaca teks baru. Alternatif kegiatan: - Cerita bergambar: Ajak si Kecil membuat gambar berdasarkan cerita pendek untuk membantu memahami isinya. - Baca dan bertanya: Setelah membaca, tanyakan hal-hal sederhana tentang isi bacaan untuk melatih pemahaman. Baca juga:Rahasia Efektif Menumbuhkan Minat Baca Si Kecil dengan Read Aloud 4. Tanpa praktik langsung Si Kecil hanya diajarkan teori membaca tanpa diberikan pengalaman membaca dalam kehidupan nyata, membuatnya sulit mengaplikasikan keterampilan membaca. Alternatif kegiatan: - Misi membaca: Ajak si Kecil berburu kata di lingkungan sekitar, misalnya mencari dan membaca tulisan di kotak susu, papan toko, atau buku. - Belanja dan membaca: Berikan daftar belanja sederhana dengan gambar dan kata, lalu minta si Kecil membaca dan mencari barangnya. 5. Membaca tanpa keterlibatan emosi Pembelajaran membaca yang dilakukan tanpa ekspresi, cerita menarik, atau keterlibatan emosi, membuat si Kecil cepat bosan dan kurang tertarik untuk membaca. Alternatif kegiatan: - Drama cerita: Si Kecil membaca teks pendek dengan ekspresi dan suara berbeda sesuai karakter dalam cerita. - Baca dan menggambar ekspresi: Setelah membaca, si Kecil menggambar ekspresi yang sesuai dengan isi cerita. Baca juga:Tips Mengembangkan Kebiasaan Membaca Anak bersama Riri Cerita Anak Interaktif 6. Tanpa visual atau sensorik Si Kecil belajar membaca hanya berbasis teks tanpa melibatkan gambar, gerakan, atau permainan interaktif, sehingga bisa cepat bosan dan kurang memahami konsep membaca. Alternatif kegiatan: - Membaca dengan alat peraga: Gunakan gambar, boneka tangan, atau miniatur benda untuk memperjelas makna bacaan. - Buku interaktif: Gunakan buku dengan pop-up, tekstur, atau flap yang bisa dibuka untuk meningkatkan ketertarikan membaca. 7. Menghafal tanpa konteks Si Kecil hanya menghafal kata atau kalimat tanpa memahami arti atau menghubungkannya dengan pengalaman nyata, sehingga kurang efektif dalam membangun pemahaman membaca. Alternatif kegiatan: - Peta kata: Tulis satu kata di tengah kertas, lalu ajak si Kecil menambahkan kata-kata yang berhubungan. - Kisah dari kata: Berikan beberapa kata acak dan ajak si Kecil membuat cerita pendek berdasarkan kata-kata tersebut. 8. Mengeja tradisional Si Kecil diminta mengeja huruf per huruf sebelum membaca kata secara utuh, yang bisa memperlambat pemahaman dan membuat si Kecil kesulitan menghubungkan bunyi dengan makna. Alternatif kegiatan: - Menyusun huruf magnet: Si Kecil menyusun huruf magnet di papan sesuai dengan kata yang disebutkan. - Tebak kata bersama: Satu si Kecil mengeja, si Kecil lain menebak kata yang dieja, lalu bergantian. 9. "Tunggu si Kecil siap" tanpa stimulasi Menganggap si Kecil akan belajar membaca sendiri tanpa memberikan stimulasi serta metode yang tepat, padahal keterampilan membaca membutuhkan latihan dan pendekatan yang menyenangkan. Alternatif kegiatan: - Kotak kejutan: Masukkan benda-benda dengan nama sederhana, ajak si Kecil mengambil dan menyebutkan namanya. - Petualangan kosakata: Ajak si Kecil berkeliling rumah atau taman dan membaca nama-nama benda di sekitarnya. LKA GRATIS: Bermanfaat untuk Belajar ANGKA dan BERHITUNG 10. Menghafal kata secara keseluruhan Si Kecil diajarkan menghafal kata tanpa memahami hubungan antara huruf dan bunyi, sehingga sulit membaca kata baru yang belum dikenali. Alternatif kegiatan: - Kartu kata bergerak: Tulis kata di kartu, sebarkan di lantai, dan ajak si Kecil melompat ke kata yang disebutkan. - Buku mini pribadi: Si Kecil membuat buku kecil dengan gambar dan kata-kata yang sering ditemui. Ayah Bunda Sahabat Educa, semoga dengan metode yang lebih interaktif dan menyenangkan, si Kecil dapat belajar membaca dengan lebih mudah, bermakna, dan penuh keceriaan. KABI: Animasi Kisah Nabi yang Disuka Anak Indonesia Sumber Referensi: 1. Freepik.com. (2024). Lovely girl joyful with book head_5154260 [1]