Top
Kamis, 27 Maret 2025 | Edukasi

Anak-anak usia PAUD di era sekarang sangat menikmati pembelajaran yang menyenangkan, berkesadaran, dan bermakna. Siswa tidak hanya diajak untuk menghafalkan suatu materi tertentu. Namun, lebih dari itu, ada banyak keterampilan yang bisa berkembang saat siswa mengikuti suatu pembelajaran. Yanyun Ding dan rekan-rekannya telah melakukan penelitian. Dalam penelitian tersebut mereka menyimpulkan: “Integrasi pembelajaran mendalam dalam pendidikan prasekolah dapat meningkatkan motivasi belajar, keterlibatan, strategi belajar, dan hasil belajar anak-anak. Model pendidikan yang dipersonalisasi berbasis pembelajaran mendalam memiliki keunggulan signifikan dalam derajat pembelajaran mendalam dan pencapaian belajar.” 1. Apa itu pembelajaran mendalam? Dalam konteks untuk anak usia PAUD, deep learning atau pembelajaran mendalam adalah suatu proses di mana siswa tidak hanya dituntut untuk menghafalkan suatu informasi. Dalam suatu pembelajaran, siswa juga diajak untuk memahami, menghubungkan, dan menerapkan suatu materi ajar atau pengetahuan dalam keseharian atau dalam kehidupan nyata. Ketika pembelajaran siswa diajak untuk mengalami, melakukan kegiatan yang eksploratif serta reflektif, sehingga membantu siswa dalam mengembangkan suatu konsep secara holistik (menyeluruh). Dengan pembelajaran yang dirancang secara, siswa diharapkan mampu merasakan pembelajaran yang lebih mendalam (mindful), bermakna (meaningful), dan menyenangkan (joyful). Pembelajaran ini diharapkan makin mampu mengembangkan kemampuan berkreasi, berpikir kritis, dan sosial yang semakin optimal dari siswa. Baca juga: TIPS PRAKTIS Membuat Modul Ajar PAUD - SD Kurikulum Deep Learning 2. Bagaimana agar siswa bisa mengalami pembelajaran yang mindful, meaningful, dan joyful? Mindful (Berkesadaran)Dalam pembelajaran ini, guru dan siswa terlibat penuh dalam pembelajaran. Siswa tetap dalam konsentrasi dan kesadaran yang baik selama proses pembelajaran, misalnya dengan mengajak siswa melakukan percobaan sains, membuat suatu produk kreativitas secara mandiri, mengidentifikasi suatu suara melalui media audio, dan lainnya. Meaningful (Bermakna)Pembelajaran perlu dirancang agar sesuai dengan kehidupan nyata, pengalaman sehari-hari, dan yang sedang tren saat ini, misalnya mengajak siswa berjualan dengan voucher, menggambar dengan media digital, membuat video tarian singkat dengan iringan musik, menjelajah alam serta membuat koleksi foto menarik, dan lainnya. Joyful (Menyenangkan / Menggembirakan)Pembelajaran di PAUD yang menyenangkan sudah diterapkan sejak zaman dulu. Namun, tentu saja ada banyak cara baru yang bisa membuat siswa agar bisa semakin merasa senang dan menikmati pembelajaran, misalnya menggunakan musik, video, aplikasi, dan media belajar terbaru. Baca juga: Alasan MENGAPA PENDEKATAN DEEP LEARNING perlu Diterapkan di PAUD dan SD di Zaman Sekarang 3. Pengembangan kemampuan tidak hanya sebatas kognitif Karena sumber pengetahuan ada banyak dan bisa diakses kapan serta di mana saja, maka hal yang dikembangkan dalam diri siswa tidak hanya sebatas pengetahuan saja. Pengetahuan bisa dihafalkan dengan berbagai cara menarik, misalnya dengan menonton video, melakukan presentasi, bermain gim, dan lainnya. Guru perlu menerapkan pemikiran yang positif dalam menilai siswa. Penting bagi guru untuk percaya bahwa setiap siswa pasti berkembang menjadi lebih baik dengan pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Tidak hanya tentang sejauh mana siswa mampu menghafalkan sesuatu. Isnada dan Al Muhajir menekankan bahwa penerapan tipe pembelajaran aktif dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa secara signifikan. Dalam penelitian mereka, penerapan metode pembelajaran aktif meningkatkan keaktifan siswa dari 29,72% menjadi 100%. Pembelajaran yang membuat siswa aktif, secara otomatis akan membuat siswa kian mampu mengikuti pembelajaran dengan kesadaran yang baik. Hal ini akan memengaruhi semangat dan mood atau rasa senang siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran. Baca juga: Kurikulum DEEP LEARNING di PAUD: Apa Cirinya dan Contoh Aktivitasnya? Bagaimana Penerapannya? 4. Membangun budaya positif Lingkungan PAUD juga perlu dibangun suatu budaya yang positif. Dengan melakukan pembelajaran yang mendalam dan bermakna, maka budaya positif ini bisa diterapkan dengan cara: Menghargai proses: Setiap usaha kecil siswa perlu diapresiasi, bukan hanya hasil akhir. Guru tidak hanya menilai sebatas terlihat bagus atau tidak saat membuat produk atau menyelesaikan tugasnya. Namun, guru juga bisa menilai kemampuan bekerja sama, menjaga ketertiban, keuletan, dan lainnya. Memberikan apresiasi: Agar semangat siswa tidak kendor, guru perlu memberikan pujian atau apresiasi, meski itu hanya sebuah gambar bintang di papan tulis di samping nama siswa. Menghargai perasaan / pendapat siswa: Siswa di zaman sekarang memang tidak sekuat siswa zaman dahulu. Itulah pentingnya komunikasi, agar setiap persoalan bisa diselesaikan secara efektif dan komunikatif. Guru tidak hanya menggunakan otoritasnya saja dalam menentukan hitam putih suatu persoalan. Siswa juga perlu diajak untuk berdiskusi. Mengajarkan cara berkomunikasi yang baik: Guru perlu mengajarkan siswa cara berbicara yang sopan, mampu memilih kata-kata yang baik, dan kemampuan mendengarkan yang baik. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Kajian Komunikasi oleh Universitas Padjadjaran (2019), dikatakan bahwa: “Pola komunikasi yang baik antara guru dan orang tua terbentuk karena ketertarikan orang tua terhadap program belajar dan kehadiran di sekolah dengan semangat, merasa nyaman, dan adanya kebutuhan untuk mengikuti serta mendorong program belajar anak.” Komunikasi efektif juga harus diterapkan dalam interaksi antara guru, siswa, dan orang tua. Guru dapat melibatkan orang tua dalam kegiatan sekolah dan kegiatan diskusi seputar perkembangan siswa. Pembelajaran yang mendalam bagi anak usia dini tidak hanya mengajarkan tentang pengetahuan atau fakta. Namun, pembelajaran ini juga dapat membantu mereka dalam memahami dunia secara lebih menyenangkan, bermakna, dan mendalam. Dengan membangun budaya yang positif dan komunikasi yang efektif, semoga siswa semakin mampu mengembangkan kemampuan bereksplorasi, berpikir kritis, dan kreativitasnya, sehingga semakin siap menghadapi dunia dan mencapai cita-cita di masa depan. Sumber Referensi: Yanyun Ding. (2024). A Study of Preschool Integration of Deep Learning to Optimize the Content of Personalized Education for Young Children [1] Isnada & Al Muhajir. (2021). Tipe Pembelajaran Aktif dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa [2] Ike Junita Triwardhani, Wulan Trigartanti, Indri Rachmawati, Raditya Pratama Putra. (2019). Strategi Guru dalam Membangun Komunikasi dengan Orang Tua Siswa di Sekolah [3] Freepik.com. (2022). Medium Shots Miley Girl with Coloring Book [4]

Rabu, 19 Maret 2025 | Edukasi

Fred Rogers atau yang kerap disapa Mister Rogers berpendapat, ““Ketika kita memperlakukan anak-anak dengan hormat, mereka pada gilirannya belajar bagaimana memperlakukan orang lain dengan hormat.” Mr. Rogers menekankan pada pentingnya relasi yang penuh kasih dan apresiatif dari guru. Treatment seperti ini akan membantu anak didik mengembangkan rasa aman dan percaya diri saat pembelajaran. Baca juga:Menjadi Guru yang Inspiratif dan Profesional Era Digital Menjadi guru PAUD dan SD (khususnya kelas 1-3 SD) bukan hanya tentang mengajar atau memberikan materi. Beberapa anak didik mungkin masih merasa canggung, sungkan, atau bahkan takut saat pertama kali masuk kelas. Atau, jangan-jangan beberapa anak didik masih merasa canggung sampai sekarang dan belum sepenuhnya melakukan kegiatan di kelas bersama gurunya secara percaya diri? Tidak perlu khawatir, karena itu adalah proses yang wajar. Setiap anak membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan merasa nyaman dengan guru serta teman-temannya. Baca juga:Kiat Menjadi Guru yang "Positif" di Segala Situasi Perhatian kecil yang bermakna Maria Montessori berkata, “Anak yang merasakan kasih sayang yang kuat terhadap lingkungannya dan semua makhluk hidup... memberi kita harapan bahwa kemanusiaan dapat berkembang ke arah yang lebih baik.” Montessori menekankan bahwa anak-anak dapat berkembang dengan lebih optimal saat ia ada di dalam lingkungan yang penuh kasih dan saling pengertian. Ucapan salam, bantuan sederhana, atau sekedar menanyakan kabar dari gurunya adalah semacam angin segar bagi anak didik. Bila dilakukan secara rutin akan membangun kepercayaan diri dan bonding emosi yang baik antara guru dan anak didik. Baca juga:Menjadi Guru yang Hebat demi Menguatkan Mental Anak Didik Kurangi teguran, perbanyak pujian, motivasi, dan apresiasi Maria Montessori dalam bukunya, The Absorbent Mind, berkata, “Pujian, bantuan, atau bahkan tatapan saja bisa cukup untuk memberi anak dukungan yang ia butuhkan. Berikan pujian atas segala usahanya, bila memang membutuhkan bantuan bantulah seperlunya. Amati apa yang dilakukan anak didik saat ia mencoba melakukannya sendiri. Hal ini sudah cukup untuk memotivasi anak didik agar semakin bersemangat melakukan banyak hal secara mandiri. Terlalu banyak nasihat atau teguran hanya akan mengikis rasa percaya dirinya. Percayalah, bahwa anak didik pasti berkembang menjadi diri yang lebih baik dari hari ke hari, dari segi karakter, keterampilan, dan bakat yang ia miliki, selama ia mendapatkan dukungan semangat dan pengetahuan baru yang bisa dieksplorasi. Baca juga:Tips Guru Hebat: Menyikapi Perkembangan Teknologi yang Pesat Anak didik yang nyaman akan semakin terbuka Carl Rogers, seorang Psikolog dan ahli pendidikan, mengatakan, “Ketika seseorang benar-benar mendengarkanmu tanpa menghakimi, tanpa mencoba mengambil alih tanggung jawabmu, tanpa mencoba membentukmu, rasanya sungguh luar biasa!” Begitu juga dengan anak didik saat ia diberikan kepercayaan dari gurunya. Cukup berikan tugas yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Kenyamanan yang ia rasakan saat melakukan tugasnya bisa membuatnya belajar dari kesalahan dan memperbaikinya. Bila ia membutuhkan bantuan, ia akan secara nyaman mengungkapkannya kepada gurunya. Saat ia meminta bantuan, berikan respons yang positif. Hargailah kejujuran dan keterbukaannya, lalu berikanlah solusi yang bersifat motivatif dan membangun. Baca juga:22 Tips Guru PAUD 2024: Agar Disukai Anak Didik di Era Digital Kenyamanan membantu anak lebih fokus dan patuh Lev Vygotsky berkata, “Anak-anak tumbuh di dalam kehidupan intelektual dari orang-orang di sekitarnya.” Pakar pendidikan anak ini menekankan bahwa lingkungan sangat berpengaruh bagi perkembangan anak didik. Lingkungan yang nyaman, apalagi ditemani dengan guru yang berkompeten dan penuh pengertian akan membuat anak didik merasakan kenyamanan dan memiliki daya konsentrasi yang lebih baik. Ia bisa menjadi diri sendiri tanpa ada rasa takut disalahkan atau dimarahi. Anak didik juga akan semakin mudah untuk diarahkan, tidak mudah melawan, dan mematuhi aturan dengan tulus hati. Bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang nyaman? John Dewey berkata, “Berikan anak sesuatu untuk dilakukan, bukan hanya sesuatu untuk dipelajari; dan jika aktivitas itu mendorong mereka berpikir, maka pembelajaran akan terjadi secara alami.” Suasana belajar yang nyaman membuat anak lebih aktif dan menikmati proses belajar bisa mendorong mereka untuk berkreasi dan berpikir kritis. Ingatlah bahwa setiap anak berkembang dengan caranya sendiri. Dengan memberikan lingkungan yang nyaman, anak didik akan lebih bahagia, lebih percaya diri, dan tumbuh tanpa tekanan yang berlebihan. Dengan membangun hubungan yang baik dan penuh kasih, guru tidak hanya mengajar tetapi juga menjadi sahabat dan panutan bagi anak didik. Semoga setiap langkah kecil yang dilakukan guru PAUD dapat memberikan dampak besar dalam kehidupan anak-anak! RIRI (Cerita Anak Interaktif): Guru Bisa Memanfaatkannya sebagai Media Mengajar untuk Membangun Karakter dan Kognitif Siswa   Sumber Referensi: Montessori, M. (1949). The Absorbent Mind [1] Motessori, M. (1949). Education and Peace [2] Rogers, C. (1961). On Becoming a Person: A Therapist’s View of Psychotherapy [3] Vygotsky, L. S. (1978). Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes [4] Dewey, J. (1938). Experience and Education [5] Freepik.com. (2024). Front view kids hugging their teacher [6]

Selasa, 18 Maret 2025 | Edukasi

Pendekatan pembelajaran selalu berkembang mengikuti perkembangan dunia pendidikan. Hal ini disebabkan oleh karena karakter anak didik selalu berubah dari zaman ke zaman. Anak-anak di zaman sekarang sangat akrab dengan penggunaan perangkat digital. Perangkat digital sudah menjadi bagian dari hidup manusia, termasuk anak-anak. Anak-anak di era digital memiliki akses informasi yang luas, sehingga perkembangan pengetahuan mereka juga semakin cepat, bila dibandingkan oleh generasi-generasi sebelumnya. Baca juga:Modul Ajar Mingguan Tema Transportasi Air untuk Anak PAUD 4-6 Tahun | RPP Deep Learning Anak di era digital cenderung lebih tertarik dengan metode pembelajaran yang interaktif, variatif, menyenangkan dan mendapatkan kesempatan untuk belajar melalui pengalaman nyata. Seorang ahli pendidikan, Loris Malaguzzi, berpendapat: “Children have a hundred languages”. Pembelajaran harus memberikan ruang atau kesempatan bagi berbagai cara anak memahami mengekspresikan pengetahuan. Pembelajaran dengan pendekatan Deep Learning bisa menjadi solusi bagi anak didik di zaman sekarang. Deep Learning berorientasi pada pengalaman nyata, pemahaman yang mendalam, serta keterlibatan emosional saat kegiatan belajar. Dengan metode ini, anak didik tidak hanya sekedar mendengarkan penjelasan, menghafal, atau mencatat. Namun, metode ini akan mengajak anak didik untuk memahami suatu teori melalui kegiatan praktik serta pengalaman nyata. Bila metode ini diterapkan dengan baik, maka perkembangan kreativitas, kecerdasan, kemampuan berpikir kritis, serta kemampuan sosial anak yang bertumbuh secara lebih optimal. Apa ciri khas kurikulum Deep Learning dalam pembelajaran bagi anak usia dini? Secara lebih lengkap, berikut ini adalah penjelasan mengenai ciri lengkap dari kurikulum Deep Learning: Belajar dengan melakukanAnak didik diajak untuk bereksplorasi serta melakukan kegiatan praktik secara langsung, misalnya dengan bermain peran atau percobaan sains. Pembelajaran 3-fulAnak didik belajar dengan melakukan pembelajaran yang 3-ful yaitu, meaningful (bermakna), joyful (menyenangkan), dan mindful (penuh kesadaran) Pembelajaran yang interaktifAnak didik diajak untuk melakukan kegiatan menarik melalui diskusi berkelompok atau bekerja sama mengerjakan suatu proyek. Menumbuhkan pemahaman yang lebih mendalamPembelajaran lebih mengutamakan cara anak didik memahami konsep dengan cara pemecahan masalah dan refleksi. Berbasis digitalGuru perlu piawai dalam memanfaatkan perangkat digital dalam hidup sehari-hari, sehingga bisa mengajarkan ilmu yang dimiliki kepada anak didik dengan media gim, alat peraga interaktif, dan media digital untuk meningkatkan minat mereka dalam belajar. David Ausubel berpendapat, "Faktor terpenting yang memengaruhi pembelajaran adalah apa yang sudah diketahui oleh peserta didik. Pastikan hal itu, lalu ajarkan sesuai dengannya." Keberadaan modul ajar sangat penting untuk menyesuaikan pembelajaran yang sesuai dengan pemahaman awal siswa, sehingga mereka dapat membangun pengetahuan baru secara mendalam. Baca juga:Alasan MENGAPA PENDEKATAN DEEP LEARNING perlu Diterapkan di PAUD dan SD di Zaman Sekarang Berikut ini adalah cara mudah membuat modul ajar kurikulum Deep Learning yang sederhana dan mudah dibuat oleh para guru. Menentukan tujuan pembelajaranTujuan pembelajaran perlu disesuaikan dengan tahap perkembangan anak didik dan pendekatan yang berbasis pada melakukan kegiatan yang aplikatif, belajar dengan melakukan, dan kegiatan yang eksploratif. Pembelajaran yang interaktifAgar pembelajaran bisa berlangsung secara interaktif guru bisa mengajak anak didik bermain sambil belajar. Agar semakin menarik, guru perlu piawai dalam memberikan tantangan baru dalam setiap pembelajaran dan perlu piawai dalam menjaga semangat anak didik dalam belajar dengan cara memberikan apresiasi. Variasi media pembelajaranAnda bisa memilih mainan peraga pembelajaran yang menarik atau yang berbasis digital yang selalu update. Selalu menjalin komunikasi dengan orang tua siswaAgar komunikasi bisa berjalan secara lebih intens, guru perlu mengajak orang tua untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran kelas atau program lain di sekolah. Evaluasi dan refleksiJohn Deway berpendapat, “Kita tidak belajar dari pengalaman. Kita belajar dari merefleksikan suatu pengalaman.” Deway percaya bahwa dengan melakukan evaluasi dan refleksi, siswa akan semakin memahami suatu materi pembelajaran secara lebih mendalam. Tidak hanya sekedar menghafal atau mengingat. Resikonya, guru tidak hanya mendapatkan nilai anak didik dengan cara mengerjakan latihan soal, namun, bisa dilakukan juga dengan mengajak anak didik melakukan observasi, dokumentasi, dan portofolio. Baca juga: Contoh Dongeng Transportasi Darat, Air, Udara: PERSAHABATAN 3 KENDARAAN plus Refleksi dan Soal Quiz Dengan memahami pentingnya kurikulum Deep Learning dan menerapkan langkah-langkah praktis dalam pembuatan modul ajar, guru PAUD dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna, menyenangkan, dan sesuai dengan karakter anak didik zaman sekarang. Dengan demikian, pendidikan anak usia dini akan semakin berkualitas dan mampu membekali mereka dengan keterampilan yang diperlukan untuk masa depan. Sumber referensi: Freepik.com. (2025). Modern muslim woman hijab office room_27003237.htm [1] Ausubel, D. P. (1968). Educational psychology: a cognitive view [2] Dewey, J. (1938). Experience and Education. Macmillan [3]

Senin, 17 Maret 2025 | Edukasi

Hai Guru PAUD dan SD Sahabat Educa, bulan Ramadan bisa menjadi kesempatan yang istimewa untuk anak didik tercinta dalam membangun karakter positif, serta memperdalam pengetahuan mereka tentang ajaran agama. Anak didik pasti akan semakin termotivasi untuk setia menjalankan ibadah ini bila didukung oleh guru mereka. Baca juga:Contoh Naskah Pidato: 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat di Bulan Ramadan yang Ceria Guru sebagai teladan dan sahabat anak didik Ada banyak peran guru selain mendidik, yaitu sebagai teladan dan sahabat bagi anak-anak didik. Meskipun Anda sedang menjalankan ibadah puasa, tunjukkanlah sikap sabar, penuh suka cita, penuh semangat, dan konsisten dalam menjalankan ibadah. Contoh nyata dalam hidup sehari-hari, bisa berdampak kuat bagi semangat anak-anak didik. Jangan lupa untuk tetap menjaga bonding antara guru dan siswa, dengan selalu bersikap ramah dan menjalin komunikasi, sehingga anak didik tetap merasa nyaman dalam menjalankan ibadah selama bulan Ramadan. Baca juga:Yuk, DIDIK KARAKTER Anak Usia 4-6 Tahun dengan KEGIATAN RAMADAN yang Menyenangkan! Membangun motivasi untuk berpuasa di bulan Ramadan Guru PAUD sahabat Educa, untuk membangun motivasi kepada anak didik agar tetap bersemangat menjalankan ibadah puasa, cara-cara berikut ini bisa Anda terapkan: Menjelaskan manfaat puasa secara sederhana dan menarik.Selain menjelaskan manfaatnya, ceritakan pula pengalaman Anda saat berpuasa serta berbagai perubahan positif yang terjadi selama menunaikan ibadah puasa. Mengajak anak didik untuk melakukan kegiatan ibadah lainAjaklah anak didik melakukan salat berjamaah, membaca doa, dan melakukan berbagai kegiatan amal. Memberikan penghargaan atau apresiasi Apresiasi berupa sertifikat atau hadiah sederhana bisa diberikan kepada anak didik yang bisa menjalankan ibadah puasa serta aktivitas positif lain selama bulan Ramadan. Baca juga:Tips Mengajarkan Agama Islam kepada Anak Usia Dini Membangun komunikasi dengan orang tua atau wali Selama bulan Ramadan, anak didik biasanya akan memiliki lebih banyak waktu di rumah, bila dibandingkan dengan bulan-bulan lain selain bulan Ramadan. Hal ini terjadi karena jam pengurangan pembelajaran di sekolah dan banyaknya waktu libur. Maka, guru perlu menjain komunikasi aktif dengan orang tua untuk memantau perkembangan anak didik. Bagaimana caranya? Berikan jurnal sederhana, misalnya jurnal berjudul “30 Hari Kegiatan Ibadah di Bulan Ramadan”. Dengan media penghubung ini, orang tua dan guru bisa bekerja sama serta saling mendukung dalam memantau perkembangan ibadah dan kegiatan positif anak didik di bulan Ramadan. Baca juga:Bekali Pengetahuan Agama Islam Anak dengan Kabi dari Educa Studio Mengadakan evaluasi bersama anak didik Evaluasi ini bisa secara rutin diadakan sebanyak mungkin selama bulan Ramadan melalui diskusi sederhana, misalnya pada saat pagi hari sebelum pembelajaran dimulai. Kegiatan ini membahas tentang perkembangan anak didik dalam menjalankan ibadahnya. Hasil evaluasi bisa dikomunikasikan kepada orang tua, sehingga orang tua bisa membantu anak didik dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi. Guru PAUD dan SD sahabat Educa, mungkin beberapa anak didik hanya memahami puasa sebagai saat untuk menahan haus dan lapar. Semoga bulan Ramadan di tahun ini semakin memberikan kesan dan makna yang lebih dalam bagi anak didik. Dengan perhatian, bimbingan, arahan, dan dukungan dari guru serta orang tua, pasti anak didik akan semakin memahami nilai-nilai yang bisa dipelajari dan berkembang dalam diri mereka, misalnya kedisiplinan, rela berkorban, pengendalian diri, kepedulian, dan aneka tema lain yang berguna bagi langkah hidup mereka di masa depan dalam menggapai segala harapan. Dengan pendekatan yang tepat, peran guru bisa membantu anak didik agar bisa menjalankan ibadah puasa dengan penuh rasa syukur, tulus ikhlas, dan penuh suka cita. KABI (Kisah Nabi): Animasi Anak Indonesia Pembangun Karakter Islami  

Rabu, 05 Maret 2025 | Edukasi

Anak didik di zaman sekarang dapat menyerap informasi dengan mudah dan cepat karena perkembangan teknologi dan akses yang luas. Namun, tidak semua informasi yang mereka terima dapat langsung dipahami dengan baik. Oleh karena itu, mereka perlu belajar cara memilah dan memilih informasi yang benar serta bermanfaat. Baca juga: Contoh PROSEM (Program Semester) 2 TK & PAUD sesuai Kurikulum Deep Learning 2025 Selain itu, anak didik juga harus memahami bagaimana menerapkan ilmu yang mereka pelajari dalam kehidupan nyata. Dengan begitu, mereka dapat menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah dan meningkatkan kualitas hidup sehari-hari. Deep Learning adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam, bukan sekadar menghafal informasi. Dalam pendidikan, metode ini mendorong anak untuk berpikir kritis, mengeksplorasi, dan menghubungkan konsep secara bermakna. Dengan Deep Learning, anak didik dapat belajar melalui pengalaman, kegiatan praktik, pembiasaan, refleksi, dan interaksi aktif, sehingga ilmu yang diperoleh lebih tahan lama dan bermanfaat. Baca juga:Kurikulum DEEP LEARNING dan PENGEMBANGAN LITERASI untuk Anak PAUD Usia 4-6 Tahun Pendekatan Deep Learning dalam pendidikan PAUD dan SD penting karena memungkinkan anak-anak belajar secara lebih mendalam, bermakna, dan berkelanjutan. Berikut beberapa alasan mengapa pendekatan ini perlu diterapkan dan aneka contoh kegiatan praktis yang bisa diterapkan: Mendorong Pemahaman yang Lebih Mendalam Anak didik tidak hanya menghafal informasi atau pengetahuan, mereka juga akan diajak untuk memahami konsep secara lebih menyeluruh melalui kegiatan eksplorasi, pengalaman langsung, dan refleksi. Contoh aktivitasnya adalah: Percobaan ilmiah: Anak-anak mencoba mencampur air dan minyak untuk memahami konsep benda yang tidak dapat bercampur, lalu mendiskusikan hasilnya. Menceritakan gambar: Anak-anak diberikan serangkaian gambar tanpa teks, lalu diminta menyusun cerita sendiri berdasarkan urutan gambar untuk melatih pemahaman dan kreativitas. Baca juga:Kurikulum DEEP LEARNING di PAUD: Apa Cirinya dan Contoh Aktivitasnya? Bagaimana Penerapannya? Meningkatkan Keterlibatan dan Motivasi Belajar Deep Learning melibatkan metode pembelajaran yang lebih interaktif, seperti bermain peran, eksperimen, diskusi, dan proyek kolaboratif, sehingga membuat belajar lebih menyenangkan dan bermakna bagi anak. Contoh aktivitasnya adalah: Proyek membuat miniatur lingkungan: Anak didik bekerja dalam kelompok untuk membuat miniatur desa, kota, atau pantai menggunakan bahan daur ulang, sehingga mereka belajar sambil berkreasi. Eksplorasi alam di luar kelas: Guru mengajak anak didik mengamati tanaman, serangga, atau awan di lingkungan sekitar, lalu mendiskusikan temuan mereka untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan keterlibatan dalam belajar. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Kreatif Dengan pendekatan ini, anak-anak diajak untuk menghubungkan informasi, menyelesaikan masalah, dan menemukan solusi secara mandiri. Contoh aktivitasnya adalah: Memecahkan tantangan puzzle: Anak didik diberikan teka-teki atau puzzle bergambar dan diminta mencari cara menyusunnya dengan mencoba berbagai kemungkinan. Bermain peran (role-playing): Anak didik berperan sebagai tokoh dalam suatu cerita dan diminta mencari solusi atas masalah yang dihadapi karakter tersebut, seperti bagaimana menolong teman yang kesulitan. Baca juga:MUDAH Memahami Pembelajaran yang MINDFUL, MEANINGFUL, dan JOYFUL di KURIKULUM PAUD DEEP LEARNING Memanfaatkan Teknologi dan Inovasi dalam Pembelajaran Dengan dukungan teknologi, seperti media interaktif dan simulasi, anak-anak dapat lebih mudah memahami konsep abstrak dan mengembangkan keterampilan abad ke-21 sejak dini. Contoh aktivitasnya adalah: Belajar dengan media aplikasi gim: Anak didik menggunakan aplikasi permainan edukatif di tablet atau komputer untuk mengenal huruf, angka, atau konsep sains dengan cara yang menyenangkan. Menonton video simulasi edukatif: Anak didik menyaksikan video animasi atau simulasi interaktif tentang fenomena alam, seperti siklus air atau pergerakan planet, untuk membantu mereka memahami konsep abstrak dengan lebih jelas. Usai menonton, anak didik bisa diajak berdiskusi Membantu Pembentukan Karakter dan Soft Skills Anak didik belajar nilai-nilai seperti kerja sama, empati, kemandirian, dan tanggung jawab karena mereka terlibat dalam pembelajaran berbasis pengalaman dan refleksi. Contoh aktivitasnya adalah: Bermain peran bertema kehidupan sosial: Anak didik berlatih menjadi teman yang baik dengan bermain peran dalam skenario seperti menolong teman yang sedih atau berbagi mainan. Memberikan tugas harian sederhana: Anak didik diberikan tugas sederhana seperti merapikan mainan atau menyiram tanaman, sehingga mereka belajar tentang tanggung jawab dan kemandirian. Dengan menerapkan Deep Learning, anak-anak PAUD dan SD tidak hanya belajar untuk jangka pendek tetapi juga memperoleh keterampilan dan pemahaman yang dapat mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari. RIRI: Koleksi Cerita Anak Pembangun Karakter dengan Animasi Keren   Sumber referensi: 1. Freepik.com. (2024). Portrait student child girl studying library_3737786 [1]

Jumat, 28 Februari 2025 | Edukasi

Kebiasaan baik sejak dini membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang sehat, cerdas, dan berkarakter. Dengan menerapkan 7 kebiasaan positif setiap hari, anak-anak dapat belajar disiplin, mandiri, dan lebih siap menghadapi masa depan. Baca juga:Contoh Naskah Pidato Bertema Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat di Awal Semester 2 untuk PAUD / TK:\ Pembiasaan 1: Bangun pagi Bangun pagi membuat kita bersemangat dan menghindari keterlambatan. Selain itu, udara pagi yang segar baik untuk kesehatan tubuh. Aktifkan alarm secara mandiri Putar lagu yang ceria dan penuh semangat Merapikan tempat tidur setelah bangun Mandi dan bersiap dengan pakaian yang rapi Menyapa Ayah Bunda dan saudara dengan senyuman Baca juga:Bangun Pagi: Apa Manfaatnya Bagi Si Kecil? Apa Peran Orang Tua? Mengapa Penting untuk Anak Indonesia Hebat? Pembiasaan 2: Beribadah Beribadah mendekatkan diri kepada Tuhan dan membuat hati lebih tenang. Kebiasaan ini juga mengajarkan kita untuk bersyukur dan berbuat baik kepada sesama. Berdoa sebelum dan setelah bangun tidur atau sebelum makan Mengikuti ibadah atau doa bersama keluarga Mengucap syukur atas hari yang diberikan Tuhan Membaca atau mendengarkan cerita tentang tokoh agama atau kitab suci Mengucapkan kata-kata baik dan penuh kasih kepada teman. Baca juga:Cara Orang Tua Mengajarkan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat 2025 Sesuai Anjuran Kemendikdas Pembiasaan 3: Berolahraga Berolahraga membuat tubuh sehat, kuat, dan lebih berenergi. Dengan tubuh yang bugar, kita bisa belajar dan bermain dengan lebih baik. Melakukan peregangan ringan setelah bangun tidur Bermain di luar rumah seperti bersepeda atau berlari Mengikuti olahraga yang disukai, seperti senam atau renang Berjalan kaki saat pergi ke tempat yang dekat Melatih gerakan sederhana seperti melompat atau menari (bisa diiringi musik). Baca juga:Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik : Kegemaranku, Aku Suka Berolahraga - Kurikulum Merdeka Belajar Pembiasaan 4: Makan sehat dan bergizi Makan sehat memberikan energi dan menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit. Makanan bergizi juga membantu perkembangan otak dan pertumbuhan yang optimal. Sarapan dengan makanan sehat, seperti sayur dan buah Mengurangi makanan yang terlalu manis atau berminyak Minum air putih yang cukup setiap hari Menghabiskan makanan tanpa membuang-buangnya Membantu menyiapkan makanan sehat bersama keluarga. Baca juga:RPP / Modul Ajar PAUD Tema Diriku Subtema Makanan Sehat Pembiasaan 5: Gemar belajar Gemar belajar membuat kita semakin cerdas dan memiliki banyak pengetahuan. Dengan rajin belajar, kita bisa mencapai cita-cita yang diimpikan. Membaca buku sebelum tidur atau saat waktu luang Mengerjakan tugas sekolah dengan sungguh-sungguh dan mengumpulkannya tepat waktu Bertanya jika tidak memahami pelajaran Menulis atau menggambar sesuatu yang dipelajari hari ini Mendengarkan penjelasan guru atau orang tua dengan baik. Baca juga:5 Kiat Membuat Siswa Gemar Belajar di Era Teknologi Pembiasaan 6: Bermasyarakat Bersikap baik kepada orang lain membuat kita memiliki banyak teman dan dihargai. Kebiasaan ini juga mengajarkan tentang kerja sama dan kepedulian terhadap sesama. Mengucapkan salam dan bersikap sopan kepada orang lain Membantu teman atau keluarga dalam hal kecil Bermain dengan teman dengan sikap yang baik dan sportif Mengucapkan terima kasih dan kata-kata yang sopan Tidak membeda-bedakan teman dan mau berbagi. Pembiasaan 7: Tidur Cepat Tidur cepat membantu tubuh beristirahat dengan baik sehingga bangun lebih segar. Dengan tidur yang cukup, kita bisa lebih fokus saat belajar dan beraktivitas. Tidak bermain gadget sebelum tidur Berdoa sebelum tidur dan mengingat / mengucapkan / menceritakan hal baik hari ini Tidur sesuai jadwal agar tubuh tetap sehat dan segar esok hari Mematikan lampu atau menggunakan lampu tidur yang nyaman Menghindari makan berat sebelum tidur agar tidur lebih nyenyak. Jurnal ini bisa dibuat seperti tabel dan anak-anak bisa menandai setiap aktivitas yang sudah dilakukan. Membiasakan diri dengan tujuh kebiasaan baik setiap hari akan membantu anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang sehat, disiplin, dan bertanggung jawab. Dengan terus melatih kebiasaan ini, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan dan meraih masa depan yang lebih baik. MARBEL TK DAN PAUD: Si Kecil Bisa Bermain Gim Sambil Belajar  Sumber referensi: Freepik.com. (2024). Homeschool asian little young girl student learning sitting table working with his mother home [1]  

    • ...