Pendekatan pembelajaran selalu berkembang mengikuti perkembangan dunia pendidikan. Hal ini disebabkan oleh karena karakter anak didik selalu berubah dari zaman ke zaman.
Anak-anak di zaman sekarang sangat akrab dengan penggunaan perangkat digital. Perangkat digital sudah menjadi bagian dari hidup manusia, termasuk anak-anak. Anak-anak di era digital memiliki akses informasi yang luas, sehingga perkembangan pengetahuan mereka juga semakin cepat, bila dibandingkan oleh generasi-generasi sebelumnya.
Baca juga:
Modul Ajar Mingguan Tema Transportasi Air untuk Anak PAUD 4-6 Tahun | RPP Deep Learning
Anak di era digital cenderung lebih tertarik dengan metode pembelajaran yang interaktif, variatif, menyenangkan dan mendapatkan kesempatan untuk belajar melalui pengalaman nyata. Seorang ahli pendidikan, Loris Malaguzzi, berpendapat: “Children have a hundred languages”. Pembelajaran harus memberikan ruang atau kesempatan bagi berbagai cara anak memahami mengekspresikan pengetahuan.
Pembelajaran dengan pendekatan Deep Learning bisa menjadi solusi bagi anak didik di zaman sekarang. Deep Learning berorientasi pada pengalaman nyata, pemahaman yang mendalam, serta keterlibatan emosional saat kegiatan belajar. Dengan metode ini, anak didik tidak hanya sekedar mendengarkan penjelasan, menghafal, atau mencatat. Namun, metode ini akan mengajak anak didik untuk memahami suatu teori melalui kegiatan praktik serta pengalaman nyata. Bila metode ini diterapkan dengan baik, maka perkembangan kreativitas, kecerdasan, kemampuan berpikir kritis, serta kemampuan sosial anak yang bertumbuh secara lebih optimal.
Apa ciri khas kurikulum Deep Learning dalam pembelajaran bagi anak usia dini? Secara lebih lengkap, berikut ini adalah penjelasan mengenai ciri lengkap dari kurikulum Deep Learning:
- Belajar dengan melakukan
Anak didik diajak untuk bereksplorasi serta melakukan kegiatan praktik secara langsung, misalnya dengan bermain peran atau percobaan sains. - Pembelajaran 3-ful
Anak didik belajar dengan melakukan pembelajaran yang 3-ful yaitu, meaningful (bermakna), joyful (menyenangkan), dan mindful (penuh kesadaran) - Pembelajaran yang interaktif
Anak didik diajak untuk melakukan kegiatan menarik melalui diskusi berkelompok atau bekerja sama mengerjakan suatu proyek. - Menumbuhkan pemahaman yang lebih mendalam
Pembelajaran lebih mengutamakan cara anak didik memahami konsep dengan cara pemecahan masalah dan refleksi. - Berbasis digital
Guru perlu piawai dalam memanfaatkan perangkat digital dalam hidup sehari-hari, sehingga bisa mengajarkan ilmu yang dimiliki kepada anak didik dengan media gim, alat peraga interaktif, dan media digital untuk meningkatkan minat mereka dalam belajar.
David Ausubel berpendapat, "Faktor terpenting yang memengaruhi pembelajaran adalah apa yang sudah diketahui oleh peserta didik. Pastikan hal itu, lalu ajarkan sesuai dengannya." Keberadaan modul ajar sangat penting untuk menyesuaikan pembelajaran yang sesuai dengan pemahaman awal siswa, sehingga mereka dapat membangun pengetahuan baru secara mendalam.
Baca juga:
Alasan MENGAPA PENDEKATAN DEEP LEARNING perlu Diterapkan di PAUD dan SD di Zaman Sekarang
Berikut ini adalah cara mudah membuat modul ajar kurikulum Deep Learning yang sederhana dan mudah dibuat oleh para guru.
- Menentukan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran perlu disesuaikan dengan tahap perkembangan anak didik dan pendekatan yang berbasis pada melakukan kegiatan yang aplikatif, belajar dengan melakukan, dan kegiatan yang eksploratif. - Pembelajaran yang interaktif
Agar pembelajaran bisa berlangsung secara interaktif guru bisa mengajak anak didik bermain sambil belajar. Agar semakin menarik, guru perlu piawai dalam memberikan tantangan baru dalam setiap pembelajaran dan perlu piawai dalam menjaga semangat anak didik dalam belajar dengan cara memberikan apresiasi. - Variasi media pembelajaran
Anda bisa memilih mainan peraga pembelajaran yang menarik atau yang berbasis digital yang selalu update. - Selalu menjalin komunikasi dengan orang tua siswa
Agar komunikasi bisa berjalan secara lebih intens, guru perlu mengajak orang tua untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran kelas atau program lain di sekolah. - Evaluasi dan refleksi
John Deway berpendapat, “Kita tidak belajar dari pengalaman. Kita belajar dari merefleksikan suatu pengalaman.” Deway percaya bahwa dengan melakukan evaluasi dan refleksi, siswa akan semakin memahami suatu materi pembelajaran secara lebih mendalam. Tidak hanya sekedar menghafal atau mengingat. Resikonya, guru tidak hanya mendapatkan nilai anak didik dengan cara mengerjakan latihan soal, namun, bisa dilakukan juga dengan mengajak anak didik melakukan observasi, dokumentasi, dan portofolio.
Baca juga:
Contoh Dongeng Transportasi Darat, Air, Udara: PERSAHABATAN 3 KENDARAAN plus Refleksi dan Soal Quiz
Dengan memahami pentingnya kurikulum Deep Learning dan menerapkan langkah-langkah praktis dalam pembuatan modul ajar, guru PAUD dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna, menyenangkan, dan sesuai dengan karakter anak didik zaman sekarang. Dengan demikian, pendidikan anak usia dini akan semakin berkualitas dan mampu membekali mereka dengan keterampilan yang diperlukan untuk masa depan.
Sumber referensi: