Ayah Bunda sahabat Educa, deep learning adalah pendekatan pembelajaran yang cocok diterapkan di zaman ini. Anak bisa diajak belajar kapan dan di mana saja, serta melalui pengalaman nyata dan pembiasaan sehari-hari. Erika Christakis dalam bukunya, ‘The Importance of Being Little: What Preschoolers Really Need from Grownups’, mengatakan: "Young children are important because they contain within themselves the ingredients for learning, in any place and at any time. Parents and teachers are important, too..." Guru dan orang tua memiliki peran penting bagi perkembangan anak. Ayah Bunda tidak boleh hanya menggantungkan perkembangan si kecil kepada guru. Ayah Bunda sangat dibutuhkan oleh si kecil dalam mengarahkan, mendukung, dan memperkaya pengalaman belajar dalam hidup sehari-hari, baik di kamar, di taman, di dapur, dan di mana saja, sehingga si kecil semakin berkembang optimal. Baca juga: Alasan MENGAPA PENDEKATAN DEEP LEARNING perlu Diterapkan di PAUD dan SD di Zaman Sekarang Albert Einstein berkata, "Learning is experience. Everything else is just information." Pembelajaran atau kurikulum dengan pendekatan Deep Learning sangat menekankan pada pembelajaran dengan metode praktik atau metode belajar melalui pengalaman nyata. Bukan hanya pembelajaran yang bermanfaat untuk “menyerap informasi”. Pembelajaran melalui pengalaman nyata bisa membuat pembelajaran semakin mendalam dan bermakna. Ayah Bunda bisa mengajari si kecil banyak hal dengan cara melibatkannya dalam kegiatan sehari-hari. Baca juga: TINGKATKAN MINAT BACA Anak 4-5 Tahun dengan Pendekatan DEEP LEARNING Manfaat praktik pembelajaran mendalam di rumah bagi si kecil Ada banyak manfaat yang didapat si kecil, ketika Ayah Bunda membimbingnya dalam memahami konsep dengan cara mengalami secara langsung, yaitu: Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis: Jawablah setiap pertanyaan si kecil dan berikan kesempatan baginya untuk mengeksplorasi secara dan menemukan solusi secara mandiri. Berikan bantuan seperlunya, atau ketika benar-benar dibutuhkan. Meningkatkan bonding: Si kecil akan merasa semakin didukung dan dihargai saat ia lebih banyak dimotivasi dan lebih sedikit dikritik. Syukurilah setiap perkembangan si kecil, meski itu hanya hal yang sederhana. Mendapatkan pengalaman belajar secara holistik: Si kecil tidak hanya akan belajar teori atau menghafal sesuatu. Namun, ia juga akan belajar dengan melakukan kegiatan praktik dan mengalami secara langsung. Mengembangkan karakter: Si kecil akan semakin tumbuh menjadi pribadi yang berempati, mandiri, sabar, peduli, dan mampu berkolaborasi. Mengembangkan daya ingat dan kecerdasan: Paul Halmos mengatakan, "The only way to learn Mathematics is to do Mathematics." Ketika si kecil belajar dengan melakukan, ia akan belajar secara lebih mendalam. Ia juga akan mengembangkan kecerdasannya secara lebih optimal. Meningkatkan kemampuan analisis: Si kecil akan mendapatkan lebih banyak ide baru saat ia menganalisa dan mendiskusikan banyak hal bersama Ayah Bunda. Meningkatkan motivasi belajar: Si kecil akan termotivasi untuk terus belajar dimanapun dan bersama siapa pun (tidak terbatas pada ruang kelas). Baca juga: Modul Ajar Mingguan Tema Transportasi Air untuk Anak PAUD 4-6 Tahun | RPP Deep Learning Apa saja contoh kegiatannya? Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan bersama si kecil di rumah. Aneka kegiatan tersebut bisa direncanakan atau dirancang secara khusus, atau mengajak si kecil melakukan kegiatan bersama secara spontan. Beberapa diantaranya adalah: Melakukan percobaan Sains Mendiskusikan film yang baru saja ditonton Memasak bersama Bermain peran Mengeksplorasi taman atau alam sekitar Mengajak bercerita secara interaktif Bekerja kelompok (menggambar bersama, membuat craft bersama) Mengajak si kecil ke tempat kerja Matthew Jacobson mengatakan: "Behind every young child who believes in themselves is a parent who believed first." Ayah Bunda sahabat Educa, berikanlah kepercayaan kepada si kecil saat ia berani untuk mencoba atau melakukan sesuatu yang baru. Jangan terlalu mudah khawatir atau takut si kecil “kenapa-kenapa”. Selama Ayah Bunda memberikan pendampingan dan pengawasan (kewaspadaan) yang baik, serta memberikan penjelasan yang terperinci ketika ia melakukan sesuatu, yakinlah ia akan baik-baik saja. Biarkan si kecil belajar dari setiap kesalahan-kesalahan kecil yang ia lakukan, agar kepercayaan dirinya dalam bereksplorasi semakin berkembang optimal. Marbel TK dan PAUD: Sahabat bermain dan belajar anak Indonesia Sumber referensi: Christakis, Erika. (2016). The importance of being little: What preschoolers really need from grownups [1] Einstein, Albert. (2024). Thought provoking quotes on experiential learning [2] Jacobson, Matthew. (2022) . Inspirational parenting quotes [3] Halmos, Paul, R. (1974). A hilbert space problem book [4] Freepik.com. (2023). Mother girl playing game medium shot [5]
“PAUD adalah periode krusial yang mencakup usia 0–6 tahun, di mana perkembangan otak anak mencapai 80% dari kapasitas maksimalnya. Oleh karena itu, stimulasi yang tepat pada usia ini sangat penting untuk membentuk dasar keterampilan hidup, kecerdasan, dan karakter anak.” (James J. Heckman, dalam bukunya berjudul 'Giving Kids a Fair Chance') Ayah Bunda sahabat Educa, PAUD adalah langkah penting dalam perkembangan anak usia dini.. Bila Ayah Bunda memiliki buah hati berusa tersebut, maka ia wajib mengikuti pendidikan di tingkat PAUD, minimal 1 tahun. Ada banyak keterampilan yang akan dipelajari agar ia siap mengikuti pendidikan di tahap selanjutnya, dan semakin hebat dalam meniti karir di masa depan. Baca juga: 8 Manfaat PENTING Kunjungan Anak PAUD / TK B ke Sekolah Dasar | Plus Games Seru untuk Transisi PAUD ke SD Nia Nurhasanah, Direktur Pendidikan Anak Usia Dini, dalam artikelnya berjudul Mengapa Anak Perlu Ikut PAUD Sebelum Masuk SD? mengungkapkan, "Pendidikan anak usia dini bukan hanya tempat bermain tapi juga wadah bagi anak kita untuk belajar berinteraksi, berkomunikasi, mengenal lingkungan serta mengembangkan keterampilan motorik dan kognitif.” Di PAUD si kecil akan mengikuti aneka kegiatan menyenangkan bersama teman sebaya. Ia akan belajar bersosialisasi, serta mengembangkan kemandirian, ilmu pengetahuan, dan keterampilan dasar yang penting. Baca juga: Inilah Beberapa Persiapan Fisik dan Mental Sebelum Anak Bergabung di PAUD Berikut ini adalah beberapa keterampilan penting yang dikembangkan dalam diri si kecil selama ia mengikuti PAUD dan aneka contoh kegiatannya. Keterampilan berkomunikasi: Si kecil belajar mengungkapkan pendapat dan bercerita melalui kegiatan mendongeng dan berdiskusi. Kemampuan bersosialisasi: Si kecil bermain peran dan bekerja sama dalam permainan kelompok untuk membangun interaksi sosial dan melakukan kegiatan sosial. Keterampilan berpikir kritis: Si kecil belajar memecahkan masalah sederhana melalui permainan tebak-tebakan, berdiskusi, dan eksperimen sains sederhana. Daya kreativitas: Anak bebas berkreasi dengan menggambar, mewarnai, membuat kerajinan tangan dari berbagai bahan, membuat dekorasi kelas, menari, dan bernyanyi. Rasa ingin tahu: Si kecil melakukan eksplorasi alam, mengamati benda-benda di sekitar, menonton film sains, dan melakukan banyak hal baru. Kemandirian: Anak melakukan praktik tanggung jawab dan disiplin diri dengan merapikan mainan sendiri, memakai sepatu sendiri, menyelesaikan tugas individu, dan lainnya. Pendidikan agama dan budi pekerti: Anak mengenal nilai-nilai moral melalui cerita bergambar, doa bersama, kegiatan keagamaan, dan praktik sopan santun. Baca juga: Pentingnya Bergabung di PAUD bagi Sang Buah Hati Beraktivitas di PAUD bukan hanya sekedar belajar calistung Lilian G. Katz berkata, “Pendidikan anak usia dini bukan sekadar mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang kaya melalui bermain, eksplorasi, dan interaksi sosial yang membangun dasar perkembangan anak secara holistik.” Aneka kegiatan di PAUD tidak hanya berfokus pada kegiatan akademik atau pengembangan kognitif. Namun, semua dirancang untuk mengembangkan aneka kemampuan dasar anak usia dini, termasuk kemampuan sosial dan emosional secara seimbang, sehingga berguna bagi perkembangan anak di masa depan. Baca juga: Bukan Hasil Tes, Ini Syarat Penerimaan Anak Didik PAUD ke SD 4 keutamaan PAUD menurut Ditjen PAUD Dikdasmen Apa keutamaan atau keuntungan yang didapat bila bergabung di PAUD? Ditjen PAUD Dikdasmen mengungkapkan bahwa ada empat keutamaan yang akan didapat bila si kecil bergabung di PAUD, yaitu: Mendapatkan legalitas berupa Nomor Induk Siswa dari Kemendikdasmen maupun Kemenag sebagai identitas nasional siswa yang digunakan dari jenjang Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Satuan PAUD memiliki kurikulum dan sistem pembelajaran berdasarkan aturan resmipemerintah, sehingga aktivitas pembelajaran berorientasi pada kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak. Kegiatan pembelajaran di satuan PAUD disesuaikan dengan prinsip pembelajaran anak usia dini, yaitu melalui beragam aktivitas menyenangkan untuk memberikan pengalaman yang bermakna. Guru di satuan PAUD tidak hanya berfokus pada kegiatan pembelajaran calistung saja, tetapi juga mengembangkan kemampuan fondasi lainnya secara menyeluruh yang dibutuhkan anak hingga dia dewasa nanti. Barack Obama berkata: "Investasi terbaik yang bisa kita lakukan dalam hidup anak adalah pendidikan usia dini yang berkualitas." Ayah Bunda sahabat Educa, mengingat akan peran PAUD bagi perkembangan si kecil, terutama sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar. Pilihlah lembaga PAUD yang berkualitas sebagai investasi terbaik bagi si kecil. Semoga dengan belajar di PAUD terbaik, si kecil akan memiliki fondasi yang semakin kuat agar ia bisa tumbuh menjadi anak yang cerdas, mandiri, kreatif, dan siap berjuang menggapai cita di masa depan. KABI (Kisah Nabi): Ajak si Kecil Belajar dengan Media Dongeng Pengembang Karakter Islami Sumber referensi: Heckman, James J. (2013). Giving kids a fair chance [1] Nurhasanah, Nia. (2025). Mengapa Anak Perlu Ikut PAUD Sebelum Masuk SD? [2] Shonkoff,Jack P. & Phillips, Deborah A. (2000). From neurons to neighborhoods: the science of early childhood development [3] Lilian G. Katz, Engaging. (1994). Engaging children’s minds: the project approach [4] Kasali, Rhenald (Kutipan oleh Barrack Obama) (2019). Sentra: membangun kesadaran dan kemampuan anak sejak usia dini, demi masa depan yang cemerlang [5] Freepik.com. (2024). Little cute boy proud when he finish drawing with happiness [6]
Ayah Bunda sahabat Educa, menanamkan sikap toleransi sejak dini sangat penting untuk membentuk generasi yang menghargai perbedaan dan hidup rukun dalam keberagaman. Sikap dan perilaku toleransi perlu diajarkan kepada anak usia PAUD dan Sekolah Dasar, terutama di lingkungan keluarga. Maria Montessori berkata, “Tanah adalah tempat akar kita berada. Anak-anak harus diajarkan untuk merasakan dan hidup selaras dengan Bumi." Agar seorang anak bisa tumbuh selaras dengan lingkungannya, ia perlu memiliki sikap menghargai perbedaan. Perbedaan akan selalu ada di mana pun. Jangan sampai perbedaan menjadi penghalang bagi seorang anak untuk bertumbuh. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD Spesial Ramadan Topik: Toleransi Beragama, Sub Topik: Sikap Baik kepada Orang Tua - Kurikulum Merdeka Sikap menghargai perbedaan perlu ditumbuhkan sejak dini. Di masa depan, anak akan menghadapi aneka perbedaan yang lebih beragam. Jangan sampai anak membuat pagar yang membatasi setiap perbedaan yang dihadapi. Toleransi mengajarkan anak untuk berpikiran terbuka, menerima orang lain apa adanya, serta memperlakukan mereka dengan baik, sebagaimana mereka ingin diperlakukan. Dr. Jane Nelsen dalam bukunya berjudul Positive Discipline, berkata, “Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat. Jika mereka melihat orang tua mereka memperlakukan orang lain dengan hormat dan kebaikan, mereka cenderung meniru perilaku tersebut." Orang tua memiliki peran utama dalam membangun sikap toleransi pada anak melalui suri teladan. Selain menjadi suri teladan, orang tua juga bisa membangun sikap toleransi dengan mengajarkannya melalui pembiasaan sehari-hari, misalnya dengan cara: Kegiatan bercerita: Cerita tentang kebhinekaan budaya untuk mengenalkan berbagai daerah dan tradisi di Indonesia. Menonton video: Berikan video atau acara TV yang menyuguhkan keberagaman budaya. Mengajarkan santun dalam berbicara: Pembiasaan ini perlu dilakukan kepada orang tua, termasuk asisten rumah tangga, teman, saudara, penjaga keamanan, dan karyawan di tempat umum. Memperhatikan gaya bercanda atau percakapan di depan anak: Ayah Bunda perlu menghindari percakapan di depan si kecil seperti "Orang yang dari suku A, pasti orangnya galak!" atau "Pantas saja kurang pintar, tubuhnya saja kurus kering gitu!". Atau percakapan lain yang kurang sopan didengar si kecil. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik: Sekolahku, Anti Bullying / Berteman dalam Keragaman - Kurikulum Merdeka Belajar Dampak tidak bertoleransi Kurangnya toleransi dapat menjadi awal dari perilaku perundungan. Anak yang tidak diajarkan untuk menghargai perbedaan cenderung mudah menilai dan menolak orang lain yang berbeda dengannya. Ketidaksukaan ini dapat berkembang menjadi perilaku mengejek, mengganggu, bahkan menyerang orang lain. Menumbuhkan rasa cinta kasih Anak perlu merasakan bahwa mereka dicintai tanpa syarat, bahkan saat berperilaku kurang baik. Sebagai orang tua dan pendidik, kita perlu membantu dan mengarahkan mereka untuk bersikap baik, bukan sekadar menghukum atau memarahi. Menerima dan menghargai perbedaan di rumah Mulai dari lingkungan keluarga, Ayah Bunda bisa menumbuhkan pemahaman tentang budaya toleransi kepada si kecil melalui nasihat dan pembiasaan berikut ini: Menumbuhkan pemahaman bahwa setiap anggota keluarga memiliki sifat, gaya bicara, dan kemampuan berpikir yang berbeda. Tidak memaksakan anak untuk menjadi seperti saudara atau orang tua mereka. Membantu anak membangun rasa percaya diri dan nilai-nilai yang baik dalam dirinya. Baca juga:Ajarkan Keberagaman Budaya kepada Anak dengan Riri Cerita Anak Interaktif Mempelajari budaya dan tradisi lain Ajak anak untuk mempelajari bagaimana budaya lain merayakan sesuatu dan menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan mengenal keberagaman, mereka akan lebih terbuka, penuh empati, dan mampu hidup harmonis dalam masyarakat yang majemuk. Bambang Trimansyah, seorang ahli pendidikan dan budaya berkata, “Budaya adalah cara kita berbicara, cara kita berpikir, cara kita bertindak, dan cara kita berinteraksi. Mempelajari budaya lain adalah cara untuk memahami dunia dengan lebih baik." Ayah Bunda sahabat Educa, mari ajarkan nilai-nilai toleransi kepada si kecil demi masa depan Indonesia yang lebih damai dan bersatu! RIRI (Cerita Anak Interaktif): Membantu Kembangkan Karakter si Kecil dengan Media Dongeng Sumber referensi: Montessori, Maria. (2022). Maria montessori quotes to inspire you [1] Nelsen, Dr. Jande. (1981). Positive discipline [2] Trimansyah, Bambang. (2019). Panduan penulisan buku cerita anak [3]
Hari Raya Idul Fitri adalah momen yang tepat untuk menjalin tali silaturahmi dalam keluarga. Salah satu tradisi yang sering dilakukan adalah mengadakan kunjungan atau Halal bi Halal ke rumah sanak saudara. Momen ini bukan hanya tentang berkumpul dan berbagi kebahagiaan, tetapi juga kesempatan untuk mengajarkan nilai-nilai penting kepada si kecil. Dr. Darosy Endah Hyoscyamin berkata, "Melibatkan anak dalam interaksi keluarga, seperti kunjungan saat hari raya, dapat membantu mereka memahami nilai kasih sayang, kebersamaan, dan empati yang penting bagi perkembangan sosial mereka." Jangan biarkan si kecil hanya bermain handphone atau sibuk sendiri saja. Ayah Bunda bisa mengarahkannya agar lebih aktif berinteraksi dengan keluarga, menyapa, dan menikmati momen kebersamaan. Baca juga:Modul Ajar & RPPH PAUD / TK Usia 5-6 Tahun, Tema : Kegiatan Asyik Merayakan Lebaran Dengan pendampingan yang tepat dan efektif, semoga si kecil, khususnya yang berusia PAUD usia 4-6 tahun dan SD kelas 1-3, semakin merasakan kebahagiaan di hari raya Idul Fitri dan tumbuh menjadi anak yang semakin memahami nilai-nilai sosial. Manfaat kunjungan keluarga bagi anak Ada banyak manfaat dari aktivitas kunjungan keluarga saat Idul Fitri, antara lain: Mengajarkan nilai silaturahmi Si kecil semakin memahami pentingnya menjaga hubungan baik antar anggota keluarga. Belajar kesopananSi kecil bisa belajar menyapa dengan sopan, memberi salam, mencium tangan kerabat yang lebih tua, berkomunikasi dengan lembut serta santun, dan lainnya. Mengembangkan rasa percaya diriSi kecil berkesempatan untuk bertemu dengan orang baru. Hal ini bisa memupuk rasa percaya diri dan keterampilan berinteraksi. Memperluas relasiPertemuan dengan kerabat dekat atau jauh bisa memperluas relasi dan mempererat tali persaudaraan. Mengurangi screen timeJohn W. Santrock berpendapat, “Bermain bersama teman sebaya dalam aktivitas sosial yang menyenangkan tidak hanya meningkatkan keterampilan komunikasi anak, tetapi juga mengurangi ketergantungan mereka pada teknologi sebagai satu-satunya sumber hiburan.” Dengan melakukan kegiatan sosial yang menyenangkan dan penuh suka cita, si kecil akan semakin fokus pada interaksi secara langsung. Baca juga:5 Ide Kegiatan Merayakan Lebaran Praktis Anak Usia 4-6 Tahun: Plus Tutorial dan Manfaatnya Panduan agar kunjungan keluarga lebih bermakna di mata si kecil Urie Bronfenbrenner berpendapat, “Anak-anak lebih mungkin menikmati aktivitas sosial jika orang tua membuatnya menyenangkan dan bermakna, misalnya dengan menceritakan kisah-kisah keluarga yang menarik atau melibatkan mereka dalam persiapan kunjungan.” Peran orang tua sangatlah besar dalam membuat si kecil benar-benar menikmati suatu aktivitas sosial seperti kunjungan keluarga. Inilah beberapa hal yang bisa membuat si kecil semakin menikmati kunjungan keluarga Menjelaskan makna kunjungan keluargaKunjungan keluarga bertujuan untuk membangun dan menjaga hubungan keluarga. Maka, si kecil perlu bersikap sopan dan hormat pada kerabat yang dikunjungi. Melatih cara berperilaku sopanAjarkan cara memberi salam, menyapa, dan mengucapkan selamat hari raya dengan tulus hati. Hindarkan penggunaan gadgetAjak si kecil membuat kesepakatan agar tidak menggunakan gadget selain untuk keperluan mendesak, apalagi di saat sedang bertegur sapa atau berbicara dengan kerabat. Ajak si kecil terlibat aktifAjak si kecil terlibat aktif dalam pembicaraan. Jangan hanya berfokus pada pembicaraan yang terlalu serius atau seputar kabar orang yang sudah dewasa. Ajak si kecil bertanya jawab dan bercerita hal menarik sesuai usianya. Libatkan dalam kegiatan keluargaBeberapa hal yang bisa dilakukan saat kunjungan keluarga adalah membawakan oleh-oleh, merapikan meja, menawarkan hidangan, menyediakan piring kertas untuk cemilan, dan lainnya. Baca juga:Modul Ajar dan RPPH PAUD Topik: Berwisata di Hari Lebaran - Kurikulum Merdeka Belajar Apa manfaat kunjungan keluarga bagi perkembangan si kecil? Lev Vygotsky dalam bukunya berjudul Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes, berkata, “Ketika anak terlibat dalam kegiatan keluarga yang bermakna, mereka mengembangkan keterampilan sosial, empati, serta pemahaman tentang peran dan tanggung jawab dalam komunitas keluarga.” Semoga melalui kegiatan kunjungan keluarga saat hari raya Idul Fitri, si kecil juga akan semakin memahami pentingnya menghormati orang yang lebih tua, memberikan waktu bagi sesama (tidak hanya mementingkan diri sendiri), dan memperkenalkan kebudayaan khas Indonesia dalam menjaga tali silaturahmi. Bahkan, saat si kecil mampu bersikap tenang dan tidak sibuk sendiri, si kecil bisa belajar makna kesabaran. Seperti kita tahu pula, setiap keluarga pasti memiliki aturan keluarga yang berbeda-beda. Si kecil bisa belajar tentang pentingnya membawa diri dan ketaatan pada aturan atau budaya dimanapun ia berada. Baca juga:Sambut Lebaran, Educa Group Bagikan Hampers Untuk Karyawan Dan Warga Seperti kata Urie Bronfenbrenner, “Momen spesial dalam keluarga, seperti perayaan keagamaan, menjadi sarana bagi anak untuk belajar tentang norma sosial, tradisi, dan pentingnya hubungan antargenerasi.” Dengan pendampingan yang tepat, anak-anak akan lebih memahami makna Idul Fitri dan menjadikannya pengalaman yang berkesan serta penuh nilai kebaikan. Ayah Bunda, ayo manfaatkan momen istimewa di hari rayal ini untuk menanamkan kebiasaan baik yang akan berguna bagi si kecil di masa depan. MARBEL PAUD dan TK: Media Belajar dan Bermain saat Liburan Sumber referensi: Dr. Darosy Endah Hyoscyamina. Peran Keluarga dalam Membangun Karakter Anak [1] Santrock, John W. (2011). Child Development (Perkembangan Anak). McGraw-Hill. [2] Bronfenbrenner, Urie (1979). The Ecology of Human Development. Harvard University Press [3] Vygotsky, Lev (1978). Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes. Harvard University Press [4]
Ayah Bunda Sahabat Educa, bulan Ramadan bisa menjadi saat yang baik bagi Si Kecil agar ia mampu mengembangkan karakter positif dan pemahaman tentang nilai-nilai agama. Bagaimana dengan kecerdasan emosinya? Tentu saja bisa! Ayah Bunda bisa memanfaatkan saat sahur hingga pagi hari untuk beraktivitas bersama dan melakukan pembiasaan yang bisa mengembangkan kecerdasan emosi Si Kecil. Baca juga:LKPD PAUD BELAJAR BERHITUNG DAN ANGKA GRATIS Bisa Diunduh di Portal Ini Mengapa sangat efektif dilakukan setelah sahur atau pagi hari? Di pagi hari, keadaan fisik dan emosi Si Kecil masih sangat bugar. Udara yang masih segar sangat mempengaruhi kondisi fisik dan mental setiap orang. Dengan melakukan aneka kegiatan yang positif, Si Kecil juga akan semakin mampu mengarahkan dirinya untuk bisa melakukan berpikir positif dan merasakan mood yang positif pula, sehingga bisa mengalihkannya dari rasa lapar atau keinginan negatif lainnya. Baca juga:FULLL 30 HARI Kegiatan RAMADAN: Modul Ajar 1 Bulan untuk PAUD / TK 5-6 Tahun Apa saja kegiatan dan pembiasaan positif yang bisa dilakukan bersama Si Kecil? Ayo lakukan aneka kegiatan serta pembiasaan positif ini bersama Si Kecil! Bermain bersama: Permainan edukasi seperti flash card dan puzzle bertema Islami bisa menjadi media bermain yang menyenangkan. Berbagi cerita: Berikan kesempatan kepada Si Kecil untuk mengungkapkan perasaannya, terutama tantangan-tantangan yang ia hadapi saat berpuasa. Membacakan buku cerita: Ayah Bunda bisa bercerita tentang kisah tokoh Islam dan teladan hidupnya. Membuat jurnal harian: Ajak Si Kecil membuat sebuah jurnal harian tentang hal baik apa saja yang bisa dilakukan dalam satu hari. Mendengarkan lagu Islami: Bantu Si Kecil memilih lagu yang bersyair positif dan isnpiratif, atau lagu-lagu bernuansa Islami. Lalu, ajak ia berdiskusi tentang makna / pesan moral dari lagu tersebut. Menulis rasa syukur: Ajak Si Kecil menulis minimal satu hal yang bisa disyukuri di hari yang lalu. Ajak ia berdiskusi tentang pengalaman tersebut. Berkegiatan amal: Bantu Si Kecil untuk menyiapkan satu paket bingkisan yang nantinya bisa diberikan kepada orang yang kurang mampu. Melakukan pernafasan: Lakukan hal ini bersama Si Kecil sambil mengucapkan hal-hal baik yang ia miliki atau pernah ia alami saat ini. Baca juga:Contoh Naskah Pidato: 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat di Bulan Ramadan yang Ceria Apa tantangan dan bagaimana solusinya? Tidak ada hal baik tanpa tantangan. Pastikan Ayah Bunda siap membantunya dalam mengatasi setiap tantangan tersebut. Beberapa tantangan yang akan dihadapinya antara lain: 1. Rasa kantukAyah Bunda bisa memilih aneka kegiatan yang tidak terlalu berat agar bisa menghemat energi fisiknya, misalnya bercerita atau melakukan permainan yang simpel. Bantu pula agar Si Kecil bisa tidur malam tepat waktu. 2. Kurang rutinBantu Si Kecil untuk membuat jadwal yang konsisten. Pastikan pula ia mendapatkan istirahat yang cukup. Pastikan pula bahwa Ayah Bunda juga selalu bersemangat di pagi hari agar bisa jadi teladan dan motivasi. 3. Kurang motivasiMotivasi bisa diberikan dalam bentuk pujian, kata-kata positif dan apresiasi untuk setiap keberhasilan kecil atau perkembangan kecil yang dialami Si Kecil. Baca juga:Yuk, DIDIK KARAKTER Anak Usia 4-6 Tahun dengan KEGIATAN RAMADAN yang Menyenangkan! 4. Penggunaan handphoneAyah Bunda bisa membuat perjanjian kepada Si Kecil tentang komitmen untuk mengurangi penggunaan HP selama bulan Ramadan. Ayah Bunda perlu menyiapkan kegiatan positif dan menyenangkan untuk menggantikan kegiatan dengan HP yang biasa ia lakukan. 5. Penurunan semangatDi awal-awal bulan Ramadan mungkin Si Kecil masih bersemangat. Namun, mungkin akan mulai timbul rasa bosan atau penurunan semangat pada Si Kecil. Bantu Si Kecil dengan mendengarkan segala keluhannya dan bantu ia untuk menemukan solusinya agar semangatnya tidak padam. Di pagi hari atau setelah melakukan sahur bisa menjadi saat yang berharga untuk menanamkan akhlak mulia dan mendukung perkembangan emosi Si Kecil yang berusia PAUD dan SD. Bagaimanapun kegiatan positif di pagi hari sangat berguna untuk membangun karakter, perasaan, dan pikiran positif di sepanjang hari. Baca juga:Modul Ajar & RPPH PAUD / TK Usia 1-2 Tahun, Tema: Aktivitas Bermain dan Belajar di Bulan Ramadan Semoga setiap kegiatan serta pembiasaan positif bisa dilakukan secara konsisten hingga hari raya nanti. Tetap semangat belajar untuk mengajarkan hal baik kepada Si Kecil dan tetap semangat menjadi teladan kebaikan.
Ayah Bunda Sahabat Educa, Pendekatan Deep Learning dalam meningkatkan kegemaran membaca si Kecil usia 4-5 tahun berfokus pada pembelajaran yang mendalam, bermakna, dan berbasis pengalaman. Pada usia ini, si Kecil belajar melalui eksplorasi, interaksi, dan stimulasi sensorik yang kaya. Oleh karena itu, Ayah Bunda dapat menerapkan strategi pembelajaran yang menarik, menyenangkan, serta mendorong si Kecil untuk berpikir dan berimajinasi. Baca juga:5 Hal Yang Perlu Dihindari Saat Mengajari Si Kecil Membaca Ayah Bunda Saabat Educa, berikut ini adalah contoh kegiatan yang akan memberikan pengalaman belajar lebih mendalam: 1. Membaca Interaktif dan Menyenangkan Pilih buku bergambar dengan warna dan ilustrasi yang menarik. Bacakan cerita dengan intonasi, ekspresi wajah, dan suara tokoh yang berbeda agar si Kecil lebih terlibat. Ajak si Kecil menebak alur cerita atau menunjuk benda yang disebut dalam buku. 2. Menghubungkan Cerita dengan Kehidupan Sehari-hari Setelah membaca cerita, tanyakan kepada si Kecil, “Pernahkah kamu mengalami hal seperti di cerita ini?” Misalnya, setelah membaca kisah tentang berbagi, ajak si Kecil untuk menceritakan pengalaman berbagi dengan teman atau saudara. Baca juga:Kembangkan Kemampuan Membaca Anak dengan Riri Cerita Anak Interaktif 3. Membaca Sambil Bermain dan Bergerak Gunakan kartu kata bergambar untuk mengenalkan kata-kata baru. Ajak si Kecil bermain peran sebagai tokoh dalam cerita, misalnya berpura-pura menjadi hewan atau karakter favoritnya. Buat permainan tebak kata dari buku yang sudah dibaca bersama. 4. Menggunakan Teknologi Secara Bijak Manfaatkan audiobook atau aplikasi membaca interaktif yang menarik bagi si Kecil. Sambil mendengarkan cerita, biarkan si Kecil melihat gambar atau mengikuti kata-kata dalam buku. Baca juga:MODUL AJAR MINGGUAN PAUD Topik HAPPY READING | Tumbuhkan Kecintaan MEMBACA Anak TK USia 5-6 Tahun 5. Membaca dalam Aktivitas Sehari-hari Libatkan si Kecil dalam membaca petunjuk sederhana, seperti mencari nama di label makanan atau membaca rambu-rambu jalan saat bepergian. Tempelkan kata-kata di sekitar rumah, seperti di meja, kursi, atau pintu, agar si Kecil terbiasa mengenali huruf dan kata. 6. Membuat Sudut Baca yang Nyaman dan Menarik Sediakan tempat khusus untuk membaca dengan rak buku yang mudah dijangkau oleh si Kecil. Biarkan si Kecil memilih sendiri buku yang ingin dibaca agar merasa lebih bersemangat. 7. Melibatkan Ayah Bunda dalam Membaca Jadikan membaca sebagai rutinitas keluarga, misalnya membacakan cerita sebelum tidur. Tanyakan kepada si Kecil tentang bagian cerita yang paling disukai atau apa yang bisa dipelajari dari cerita tersebut. Baca juga:10 METODE LAMA BELAJAR MEMBACA yang Sudah USANG! Ini ALTERNATIF Serunya 8. Mendorong Si Kecil untuk Berkreasi Ajak si Kecil menggambar atau mewarnai adegan dari cerita yang dibaca. Buat “buku cerita mini” bersama si Kecil dengan menempel gambar dan membiarkannya menceritakan kisahnya sendiri. Ayah Bunda Sahabat Educa, dengan pendekatan Deep Learning, membaca bukan hanya sekadar mengenali huruf dan kata, tetapi menjadi pengalaman yang menyenangkan dan bermakna bagi si Kecil. Dengan keterlibatan aktif Ayah Bunda, si Kecil akan lebih mudah mencintai membaca dan menjadikannya bagian dari keseharian. MARBEL TK DAN PAUD: Media Bermain sambil Belajar Interaktif-Edukatif selama Bulan Ramadan buat Si Kecil Sumber referensi: 1. Freepik.com. (2024). Young asian family daughter happy using tablet home japanese mother father relax with little girl watching [1]