Ayah Bunda sahabat Educa, ada banyak hal yang bisa membuat orang tua tertarik untuk menyekolahkan buah hatinya ke sebuah sekolah, terutama di tingkat PAUD atau TK. Bagaimana dengan Ayah Bunda? “Investing in early childhood education is more economically efficient than remedial programs later in life.” - Heckman, James J. (2006) Ekonom peraih Nobel ini menjelaskan bahwa banyak orang tua menyadari bahwa menyekolahkan anak ke PAUD bukan sekadar pilihan, tapi sebuah bentuk investasi masa depan. Ayah Bunda tentu sependapat dengan opini tersebut. Bagaimanapun sekolah yang tepat akan sangat mempengaruhi perkembangan si Kecil di masa kini, dan tentu akan membawa manfaat jangka panjang di masa depan. Agar tidak salah memilih sekolah PAUD / TK yang tepat, penulis telah memberikan beberapa hal penting yang perlu Ayah Bunda perhatikan dan bisa menjadi catatan. Baca juga: Strategi Jitu Promosi PAUD Agar DAPAT BANYAK MURID BARU | Tips Sukses PPDB TK 2024 1. Pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna "While in the middle of a learning process, the child is not learning to remember certain facts, but cognises oneself and own abilities." - Ligita Priede & Dagnija Vigule (2016) Dalam proses pembelajaran yang bermakna, si Kecil tidak hanya akan sekedar menghafal suatu pengetahuan. Namun, ia juga akan diajak untuk memahami diri, kemampuan, dan bakatnya. Si Kecil akan didorong untuk melakukan aneka kegiatan eksploratif, siswa aktif dan berbasis pada kegiatan praktik yang relevan, sehingga akan lebih bermakna. 2. Guru yang sabar, ramah dan berkompeten "Effective teaching requires patience... Good teachers have a long fuse for exasperation, frustration, and anger." - Laura J. Colker (2008) Colker menjelaskan bahwa guru yang berkompeten mampu mengelola emosi dan tetap tenang dalam menghadapi tantangan perilaku anak-anak, menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung perkembangan anak. Pilihlah sekolah yang memiliki guru-guru PAUD yang terlihat sabar, ramah, hangat, dan terlihat menyukai anak-anak serta dunia mereka. Guru yang profesional dan berkompeten juga bisa menjadi pertimbangan penting dalam memilihkan sekolah yang pantas untuk si Kecil. Baca juga: Pentingnya Promosi Berbasis Digital Sekolah Masa Kini 3. Lingkungan yang nyaman "The environment is comfortable, attractive, and aesthetically pleasing for children." - Michigan Department of Education (2023) Lingkungan sekolah yang dirancang dengan optimal, nyaman, menarik, dan estetis sangat membantu anak-anak merasa betah. Si Kecil pasti akan lebih bisa berkonsentrasi saat melakukan aneka kegiatan. Perhatikan pula tata ruang di sekolah, pastikan aman dan ramah anak. 4. Kegiatan sekolah dan kelas yang variatif Anak usia dini biasanya mudah merasa bosan. Apalagi bila di sekolah hanya melakukan kegiatan yang “itu-itu saja”. Kegiatan memasak, field-trip, percobaan sains, seni (tari, gambar, musik, dan jenis seni lainnya), olahraga, dan aneka proyek berdasarkan pasti akan menarik hati si Kecil. Ia akan menjadi bersemangat untuk pergi ke sekolah. Baca juga: 17 Strategi Jitu Promosi PAUD selama Liburan Semester, Natal, dan Tahun Baru 5. Komunikasi dan kolaborasi yang baik dengan orang tua Ayah Bunda perlu mengetahui cara sekolah bisa membangun komunikasi yang baik dengan orang tua. Biasanya sekolah menyediakan laporan perkembangan anak didik, mengadakan kegiatan (seminar) parenting, buku penghubung, grup WA, dan lainnya. Sekolah yang baik tentu juga akan memfasilitasi orang tua agar bisa ikut terlibat dalam kegiatan di sekolah, misalnya kegiatan baksos bersama orang tua, dan lainnya. Baca juga: 8 Tips Sukses SPMB - Pendaftaran Murid Baru di PAUD & SD 6. Program penguatan karakter sejak dini Pilihlah sekolah yang memiliki perhatian dalam pengembangan nilai-nilai positif seperti empati, disiplin, tanggung jawab, kejujuran, dan sopan santun. Dalam pengembangan aneka karakter tersebut, PAUD yang baik tentu memiliki cara yang kreatif dan variatif, misalnya cerita, pembiasaan sehari-hari, dan kegiatan menarik lainnya. 7. Penggunaan media dan teknologi dalam pengajaran Si Kecil perlu memahami cara memanfaatkan media digital secara bijaksana dan efektif. Maka, kemampuan sekolah beserta dengan para tenaga pengajarnya dalam membimbing dan mendampingi si Kecil agar bisa menggunakan teknologi dalam bidang pendidikan juga perlu menjadi pertimbangan. Si Kecil pasti juga akan semakin tertarik untuk belajar bila di sekolah banyak menggunakan media berbasis teknologi, misalnya penggunaan slide pembelajaran, video edukasi, gims, dan lainnya. 8. Kurikulum yang Fleksibel (Memahami Kebutuhan Anak) Si kecil membutuhkan tempat belajar yang bisa memberikan ruang baginya untuk bisa mengembangkan bakat dan memahami kebutuhannya. Ayah Bunda perlu memilih sekolah yang menghargai bakat unik setiap anak dan memahami cara mengembangkannya dengan metode belajar yang cocok atau bervariasi. "Early childhood education (ECE) plays a vital role in children's development. It provides a strong foundation for later academic, social, and emotional growth." - American Public University (2024) Ayah Bunda sahabat Educa, pendidikan anak usia dini (PAUD) memiliki peran penting dalam perkembangan anak. PAUD memberikan dasar yang kuat untuk pertumbuhan akademik, sosial, dan emosional anak di masa depan. Semoga artikel ini membantu Ayah Bunda dalam memilihkan tempat terbaik bagi si Kecil untuk bertumbuh dan berkembang. RIRI (Cerita Anak Interaktif): Sahabat Bercerita dan Mengembangkan Karakter Terbaik untuk Si Kecil Sumber referensi: Heckman, James J. Skill Formation and the Economics of Investing in Disadvantaged Children Jurnal: Science, Vol. 312, No. 5782, hlm. 1900–1902, 2006 [1] Ligita Priede & Dagnija Vigule Teacher, Facilitator of Meaningful Learning in Preschool, 2016 [2] Laura J. Colker. Twelve Characteristics of Effective Early Childhood Teachers, 2008 [3] Michigan Department of Education. Key Elements of High-Quality Early Childhood Learning Environments, 2023 [4] American Public University. Why Is Early Childhood Education Important for Children, 2024 [5] Freepik.com. (2024). Medium shot smiley girl with [6].
Guru PAUD dan SD sahabat Educa, acara perpisahan sekolah merupakan suatu acara yang istimewa di setiap sekolah. Agar acara perpisahan saat kelulusan siswa bisa menarik dan terkenang di hati anak didik, tentu saja Anda perlu menyiapkan berbagai acara yang seru dan kreatif, misalnya pentas drama, pertunjukan tarian, bahkan pidato yang menarik serta menyentuh hati. Salah satu materi menarik yang bisa diberikan atau disampaikan kepada anak didik adalah materi dongeng, terutama dongeng bertema perpisahan sekolah. Baca juga: 14 Ide Judul LAGU PERPISAHAN SEKOLAH POPULER untuk PAUD / TK - SD Berikut kutipan dari sumber luar negeri yang menyoroti bagaimana dongeng dapat menyentuh hati anak-anak, menjadikan pengalaman mereka lebih bermakna dan berkesan: "Reading and storytelling with babies and children promotes brain development, imagination, language, and learning." - Raising Children Network Kegiatan membaca dan mendongeng dipercaya bisa mengembangkan imajinasi anak. Cerita yang disampaikan dengan penuh semangat, suka cita, dan ketulusan hati, bisa membantu anak dalam memahami dan mengingat pengalaman mereka, sehingga pengalaman tersebut akan menjadi semakin mengesankan. Berikut ini adalah ide cerita pendek yang bisa menjadi sumber inspirasi dalam pentas drama, story telling, atau dimasukkan dalam bagian pidato atau sambutan saat acara perpisahan sekolah, untuk membuat acara perpisahan menjadi kian berkesan di hati anak didik. Cerita 1: Kenangan Indah di Sekolah Lama Di akhir tahun ajaran, Zara dan teman-temannya akan lulus dari PAUD. Zara merasa senang karena ia akan masuk Sekolah Dasar. Namun, ia tetap merasa sedih karena harus berpisah dengan teman-temannya. "Jangan lupa untuk mendoakan kita, ya!" kata Fio kepada Zara. Zara tersenyum, "Tentu! Kita tetap akan saling mendoakan, menyemangati, dan menyapa, meski hanya di media sosial." Walaupun mereka harus berpisah, mereka berjanji akan tetap menjaga persahabatan. Setiap kali ada ujian atau tugas baru, mereka berdoa untuk satu sama lain. Zara yakin, meskipun berbeda sekolah, hubungan pertemanan mereka akan tetap kuat. Pesan moral: Persahabatan yang tulus akan tetap terjaga meskipun jarak memisahkan. Baca juga: Naskah Pidato Perpisahan Sekolah PAUD / TK yang Menyentuh Hati & Menarik Cerita 2: Pindah Sekolah, Tidak Pindah Persahabatan Hari terakhir di sekolah, Reyhan mengucapkan selamat tinggal kepada teman-temannya karena ia harus pindah ke kota lain. "Aku akan merindukan kalian semua," kata Reyhan dengan mata berkaca-kaca. "Jangan sedih, Reyhan. Kita akan tetap berteman, kan?" jawab Lila. "Iya, meskipun kita jauh, kita akan saling menghubungi dan mendoakan," kata Reyhan dengan senyum. Mereka semua saling bersalaman dan berjanji untuk tetap semangat belajar untuk mencapai cita-cita. "Semoga kamu sukses, Reyhan," kata teman-temannya. "Kalian juga, semoga selalu bahagia!" jawab Reyhan, dan mereka pun melambaikan tangan dengan penuh harapan. Pesan moral: "Perpisahan sekolah bukan akhir dari persahabatan, tapi awal dari suatu hubungan yang baru”. Baca juga: Ide DEKORASI Acara PERPISAHAN PAUD / TK SESUAI TEMA Wisuda | LENGKAP dengan Alat, Bahan & Tutorial Cerita 3: Langkah Baru Di hari terakhir di sekolah, Dani dan teman-temannya merasa campur aduk. "Aku senang bisa sekolah di sini, tapi sedih juga karena kita harus berpisah," kata Dani. "Kita akan bertemu lagi, Dani. Jangan khawatir," jawab Dita dengan senyumnya yang manis. Mereka memutuskan untuk selalu bertukar cerita tentang sekolah baru mereka. "Aku pasti akan merindukan kalian, tapi kita akan tetap mendoakan satu sama lain," kata Dani. "Iya, semoga kita semua sukses dan tetap semangat," ujar Dita. Meskipun perpisahan itu membuat hati mereka berat, mereka tahu bahwa langkah baru mereka akan membuka banyak kesempatan untuk meraih kesuksesan di masa depan. Pesan moral: Setiap perpisahan adalah awal dari langkah baru menuju masa depan yang penuh harapan dan banyak peluang baik. Baca juga: Contoh Naskah Pidato saat Acara Perpisahan PAUD yang Menyentuh Hati | Kata Sambutan Pesta Kelulusan TK Cerita 4: Mimpi yang Sama Saat acara perpisahan, guru bertanya, “Apa cita-cita kalian?” Raka menjawab, “Aku ingin jadi guru seperti Ibu!” Teman-temannya ikut menyebutkan cita-cita mereka dengan semangat. Mereka menyadari, meskipun sekolahnya berbeda nanti, mereka semua punya semangat yang sama. “Yuk kita saling dukung dan berdoa supaya cita-cita kita tercapai,” ajak Raka. Semua setuju dan bertepuk tangan bersama. “Perpisahan ini bukan akhir, tapi awal dari mimpi kita,” kata Bu Guru. Mereka pulang dengan senyum penuh harapan. Pesan moral: Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya, tetapi awal dari langkah baru untuk menggapai mimpi. Meskipun berpisah, semangat, persahabatan, dan saling mendoakan akan membantu kita terus maju bersama. Contoh-contoh cerita di atas tidak hanya mengesankan. Namun, juga mengandung pesan moral yang mendalam, terutama tentang memaknai persahabatan, meski kadang perlu ada “perpisahan”. Marbel TK dan PAUD: Sahabat Bermain dan Belajar Sang Buah Hati "We continually find that children are hungry for this type of ‘rite of passage’ ritual. We believe that this is due to the fact that our developed society lacks clear ways of marking such rites of passage whereas in less developed societies these rituals are core to the experience of becoming an adult." - McNicol, J., & Kirkpatrick, M. Anak-anak membutuhkan acara perpisahan yang bermakna sebagai bagian dari proses transisi mereka. Mendongeng dapat menjadi media yang efektif untuk membuat acara perpisahan semakin bermakna, serta membantu mereka memahami dan merayakan perubahan / transisi yang mereka alami. Baca juga: Ide TEMA DRAMA MUSIKAL di Acara PERPISAHAN ANAK TK / PAUD | Disertai Ringkasan Cerita Tiap Tema Sumber referensi: Raising Children Network, Reading and Storytelling with Babies and Children, 2023. [1] McNicol, J., & Kirkpatrick, M. The Good Goodbye: Helping Children Through Transitions Using Storytelling, 2005 [2]
Apakah acara perpisahan atau kelulusan di PAUD dan SD bisa menarik meski tanpa ada acara seremonial wisuda? Tentu bisa! Namun, tentu saja acara perlu disusun sedemikian rupa, sehingga acara kelulusan di PAUD dan SD bisa berlangsung dengan menarik dan bisa menjadi kenangan indah bagi siswa-siswi yang lulus. Bapak Abdul Mu'ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen, dilansir dari Detik.com (29/4/2025) mengatakan: "Sepanjang itu tidak memberatkan dan itu juga atas persetujuan orang tua dan murid, ya masa sih tidak boleh gitu kan.” Pernyataan Bapak Abdul Mu'ti menunjukkan bahwa kebijakan pendidikan sebaiknya fleksibel selama tidak memberatkan siswa dan sudah mendapat persetujuan dari orang tua dan murid. Ia menekankan pentingnya musyawarah dan kesepakatan bersama dalam mengambil keputusan lingkup sekolah. Baca juga: 14 Ide Judul LAGU PERPISAHAN SEKOLAH POPULER untuk PAUD / TK - SD 2024 Erika Christakis, dalam bukunya menjelaskan: “We have created a culture of performance in early childhood education, where even preschoolers are expected to participate in elaborate graduation ceremonies. This focus on performance detracts from the genuine learning experiences that young children need." Erika Christakis menunjukkan ketidaksetujuannya pada budaya upacara wisuda, karena budaya semacam ini bisa mengalihkan pada perhatian dari kebutuhan dasar dari anak-anak usia dini, yaitu bermain, bereksplorasi, dan belajar melalui kebiasaan sehari-hari sesuai tahap perkembangan. Guru PAUD dan SD sahabat Educa, bila Anda tidak mau mengikuti budaya “wisuda-wisuda-an” semacam ini, tentu masih bisa membuat acara kelulusan atau pelepasan siswa tetap menarik, menggembirakan, dan selalu terkenang. Salah satunya adalah dengan cara membuat rundown acara yang menarik. Berikut ini adalah salah satu contoh rundown acara kelulusan PAUD - SD dengan tema "Tetaplah Bersinar Para Bintang Kecil”. 1. Pukul 08.00 – 08.30 WIB: Kedatangan siswa, orang tua, dan semua tamu Orang tua dan anak-anak datang ke lokasi dan anak-anak diarahkan ke ruang tunggu atau tempat duduk yang telah disiapkan. Sambil menunggu, diputarkan musik latar anak-anak dan video perjalanan belajar mereka. 2. Pukul 08.30 – 08.45 WIB: Opening ceremony Acara dibuka dengan hangat dan ceria oleh pembawa acara (MC). Selanjutnya, peserta menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars PAUD, lalu dilanjutkan dengan doa pembukaan yang dipimpin oleh guru atau tokoh agama. Baca juga: Ide DEKORASI Acara PERPISAHAN PAUD / TK SESUAI TEMA Wisuda | LENGKAP dengan Alat, Bahan & Tutorial 3. Pukul 08.45 – 09.00 WIB: Sambutan dari para pemangku jabatan Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Sekolah sebagai pembuka. Setelah itu, perwakilan orang tua dan pihak yayasan atau pengelola sekolah turut memberikan sambutan. 4. Pukul 09.00 – 09.30 WIB: Pentas seni dan pertunjukan Rangkaian penampilan dimulai dengan tari pembuka seperti Tari Selamat Datang, diikuti puisi bersama atau pantun perpisahan. Anak-anak juga menampilkan drama atau dongeng bertema persahabatan atau mimpi masa depan, lalu ditutup dengan lagu perpisahan pilihan seperti “Terima Kasih Guruku.” 5. Pukul 09.30 – 10.15 WIB: Serah terima ijazah, medali / piala dan rapor. Para siswa, dengan mengenakan pakaian adat, dipanggil satu per satu ke panggung untuk menerima pengalungan medali dari kepala sekolah atau guru. Setelah itu, mereka menerima rapor dan sertifikat kelulusan, lalu dilanjutkan dengan sesi foto bersama, baik per anak dengan guru maupun foto seluruh kelas. Baca juga: Contoh Naskah Pidato saat Acara Perpisahan PAUD yang Menyentuh Hati | Kata Sambutan Pesta Kelulusan TK 6. Pukul 10.15 – 10.30 WIB: Pemutaran film kenangan Video dokumentasi kegiatan selama satu tahun diputar sebagai bagian dari acara. Video tersebut menampilkan momen anak-anak saat bermain, belajar, melakukan kunjungan, serta berisi ucapan mereka untuk guru dan orang tua, dengan iringan lagu yang dinamis, ada lagu melow, senang, semangat, dan lainnya agar menarik dan tidak membosankan. 7. Pukul 10.30 – 11.00 WIB: Penampilan guru dan kejutan dari siswa Guru menyanyikan lagu perpisahan sebagai ungkapan kasih dan kenangan. Anak-anak kemudian memberikan bunga atau hasil karya kepada orang tua dan guru, diikuti momen pelukan hangat dan salam perpisahan. Beberapa karya yang bisa menjadi pilihan antara lain: Lukisan atau gambar: Anak-anak bisa membuat lukisan atau gambar yang menggambarkan kenangan mereka bersama guru dan teman-teman di sekolah Handmade cards: Kartu ucapan terima kasih yang dibuat sendiri dengan gambar, warna, dan tulisan tangan anak-anak. Tulisan bisa berwujud syair atau puisi atau doa-doa pendek Bunga kertas: Membuat bunga dari kertas warna-warni yang dihias sendiri untuk diberikan sebagai simbol kasih sayang. Baca juga: PENTAS SENI Favorit di ACARA PERPISAHAN TK - PAUD, Agar Selalu Dikenang: Plus PANDUAN LENGKAP 8. Pukul 11.00 – 11.30 WIB: Acara bebas / ramah tamah Acara dilanjutkan dengan makan bersama snack atau konsumsi yang telah disediakan. Kemudian, ada sesi foto booth dan swafoto bersama keluarga dan guru, serta pengambilan souvenir kelulusan. Beberapa acara bebas lainnya yang bisa dipilih adalah: Bernyanyi bersama: Anak-anak, guru, dan orang tua bisa bernyanyi lagu-lagu ceria atau lagu perpisahan bersama-sama.Tebak-tebakan atau permainan sederhana yang berhadiah: Acara ini untuk memecahkan kebekuan dan menambah keceriaan Cerita lucu atau kenangan bersama: Siswa atau guru bisa berbagi cerita lucu atau kenangan manis selama di sekolah untuk membuat suasana lebih hangat Menari bersama: Siswa atau guru bisa melakukan gerakan dance sederhana yang menyenangkan, seperti tarian ceria atau gerakan bebas Membuat video bersama: Mengambil video spontan dengan grup, membuat kenangan yang menyenangkan dari acara santai tersebut, agar bisa diposting di media sosial pribadi atau sekolah. 9. Pukul 11.30 WIB – Selesai: Acara penutup Acara ditutup oleh MC dengan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi. Anak-anak dan orang tua kemudian meninggalkan lokasi dengan tertib. "Graduation ceremonies are a meaningful way to honour children’s achievements, engage families, and build excitement for the transition to primary school." - Little Champions (2025) Little Champions menjelaskan bahwa acara kelulusan yang direncanakan dengan baik dan seksama merupakan wujud apresiasi atas pencapaian siswa, ajang untuk mempererat bonding dalam keluarga, dan sarana untuk membangun semangat atau ketertarikan anak didik untuk melanjutkan pembelajaran ke jenjang yang lebih tinggi. Semoga rundown di atas bermanfaat bagi anak Indonesia dan membantu guru dalam mempersiapkan acara kelulusan atau perpisahan yang menarik serta menyenangkan. Dongeng RIRI (Cerita Anak Interaktif): Sahabat Mendongeng si Kecil Sumber referensi: Detik.com. Mendikdasmen Soal Wisuda di Sekolah Boleh Sepanjang Tak Memberatkan, 2025 [1] Erika Christakis. (2016). The Importance of Being Little: What Preschoolers Really Need from Grownups [2] Little Champions. Graduation Ceremonies and Transition to Primary School, 2025 [3].
Inilah contoh naskah pidato untuk anak PAUD dan SD di Hari Kebangkitan Nasional. Naskah pidato ini sangat cocok diajarkan kepada anak usia dini untuk menanamkan pentingnya semangat persatuan, kerja sama, dan berorganisasi, seperti yang telah diteladankan Budi Utomo. "Children need to learn how to work together from an early age, as collaboration helps them develop essential social skills for their lives." - Julie A. Booth, Ph.D. Julie A. Booth, Ph.D. menjelaskan akan pentingnya mengajarkan kerja sama pada anak sejak usia dini. Dengan belajar kolaborasi, seperti saat melakukan pekerjaan kelompok (beroganisasi), anak-anak dapat mengembangkan keterampilan sosial yang sangat penting, seperti komunikasi, empati, dan pemecahan masalah. Keterampilan ini tidak hanya bermanfaat untuk interaksi sosial mereka saat ini, tetapi juga untuk kesuksesan jangka panjang di sekolah, di tempat kerja, dan dalam kehidupan mereka di masa depan. Baca juga: LKPD PAUD Tema Pahlawan: Ada Ki Hajar Dewantara dan Pahlawan Nasional Lainnya GRATIS Berikut ini adalah contoh naskah pidato di Hari Kebangkita Nasional bertema “Tumbuh Bersama dengan Semangat Kerja Sama dan Persatuan”. Salam Pembuka Selamat pagi, teman-teman yang hebat! Apa kabar hari ini?Saya harap semuanya dalam keadaan sehat dan semangat! Pada hari ini, kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Dalam kesempatan ini tema pidato saya adalah: “Tumbuh Bersama dengan Semangat Kerja Sama dan Persatuan”. Sebelumnya, saya ingin menceritakan sejarah Hari Kebangkitan Nasional, agar kita semua semakin memahami pentingnya peringatan ini bagi kita semua di sini, dan semua warga di Indonesiaa. Baca juga: Koleksi Cerita DONGENG PENDEK Bertema KEPAHLAWANAN | Meriahkan Hari Pahlawan 10 November Dongeng Pendahuluan Pada 20 Mei 1908, sekelompok orang yang sangat peduli dengan kemajuan bangsa Indonesia, termasuk Dr. Sutomo dan Dr. Wahidin Sudirohusodo, mendirikan sebuah organisasi bernama Budi Utomo. Mereka ingin agar rakyat Indonesia, yang saat itu hidup di bawah penjajahan Belanda, bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan kehidupan yang lebih sejahtera. Organisasi Budi Utomo tidak langsung menginginkan Indonesia merdeka, tetapi lebih fokus pada pentingnya pendidikan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Meskipun begitu, Budi Utomo menjadi langkah pertama yang sangat penting dalam perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia. Setiap tahun, kita memperingati tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional untuk mengenang lahirnya Budi Utomo. Hari ini menjadi simbol awal semangat perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kebebasan dan kemajuan. Baca juga: Kegiatan Seru Memperingati HARI KEBANGKITAN NASIONAL: Meneladani Pahlawan Kebangkitan Nasional | Untuk PAUD Usia 5-6 Tahun Mengapa Dinamakan Budi Utomo? Nama Budi Utomo dipilih oleh Dr. Sutomo dan teman-temannya untuk menggambarkan tujuan organisasi ini. "Budi" berarti akal atau pikiran yang baik, serta budi pekerti yang luhur. Sedangkan "Utomo" berasal dari kata Jawa yang berarti "utama" atau "terbaik." Jadi, Budi Utomo berarti "Pikiran yang Baik dan Utama" yang menunjukkan harapan agar dengan pendidikan dan akal yang baik, bangsa Indonesia bisa berkembang dan maju. Hari Kebangkitan Nasional ini mengingatkan kita bahwa bangsa Indonesia sudah bangkit untuk menjadi negara yang merdeka. Para pahlawan kita dulu berjuang dengan semangat yang luar biasa, meskipun mereka menghadapi banyak rintangan. Mereka melakukan itu semua supaya kita bisa merasakan kebebasan yang kita nikmati sekarang ini. Interaksi dengan Anak-anak Teman-teman, coba angkat tangan! Siapa yang pernah mendengar kata merdeka? Wah, banyak sekali ya yang sudah tahu. Merdeka itu artinya bebas, tidak ada yang mengatur kita dengan cara yang salah. Kalian bisa sekolah, bermain, dan belajar dengan bebas, karena para pahlawan sudah berjuang untuk itu. Apakah teman-teman tahu siapa pahlawan kita? Ada yang bisa menyebutkan beberapa nama pahlawan Indonesia? (Ajak anak-anak menyebutkan beberapa pahlawan). Betul sekali, mereka semua adalah pahlawan yang berjuang untuk kita! Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik : Pahlawan Kemerdekaan - Tema Negaraku Kurikulum Merdeka Belajar Pesan untuk Anak-anak Hari ini adalah hari untuk kita bersyukur dan menghormati para pahlawan yang sudah berjuang untuk Indonesia. Tapi teman-teman, bagaimana cara kita menghormati pahlawan-pahlawan kita? Bisa dengan belajar yang rajin, menjaga persatuan, dan selalu tolong-menolong sesama. Siapa yang mau menjadi pahlawan dengan cara belajar dan membantu teman-teman di sekolah? Angkat tangan! Wah, hebat sekali kalian! Salam Penutup Teman-teman, mari kita selalu mencintai Indonesia, tanah air kita yang indah. Kita bisa menjaga Indonesia dengan cara kita, dengan belajar, bermain, dan selalu berbagi. Terima kasih sudah mendengarkan cerita dan pidato ini. Selamat Hari Kebangkitan Nasional, semoga kita bisa menjadi generasi yang hebat dan terus mencintai tanah air kita! Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Naskah pidato peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2025 di atas tidak hanya mengenalkan anak-anak tentang pentingnya mengembangkan semangat kerja sama dan berorganisasi, serta persatuan. Namun, anak-anak didik juga diajak untuk memahami pentingnya memiliki sosok pahlawan yang bisa menjadi panutan dalam kehidupan nyata. "Real-life heroes provide children with concrete examples of courage, integrity, and perseverance—qualities that inspire them to become better individuals." - Susan Linn, 2008 Melalui sosok pahlawan dalam kehidupan nyata, anak bisa belajar tentang karakter positif mereka, yaitu keberanian, integritas, dan ketangguhan, yang akan bermanfaat bagi perkembangan anak dan kehidupan anak di masa mendatang. KABI (Kisah Teladan Nabi): Membantu Kembangkan Karakter Islami Anak Indonesia Sumber referensi: Julie A. Booth, Ph.D. Social Development and Early Childhood Education, 2018 [1] Susan Linn, The Case for Make Believe: Saving Play in a Commercialized World, 2008 [2]
Belajar Matematika atau konsep berhitung dan mengenal angka pasti akan menjadi asyik bila dilakukan dengan kegiatan yang variatif. Salah satu kegiatan menarik untuk belajar Matematika adalah dengan media dongeng. "Mathematical language is a cornerstone of a child's mathematical development, and children can effectively acquire this language through storytelling with a knowledgeable and engaging partner." - Chao Zhang dkk, 2024 Dalam penelitiannya, Chos Zhang dkk menemukan bahwa anak-anak dapat meningkatkan kemampuan bahasa matematik secara efektif melalui kegiatan bercerita atau mendongeng. Aktivitas mendongeng bisa menjadi kekuatan untuk membuat pembelajaran matematika atau numerasi menjadi lebih menyenangkan dan bermakna bagi anak-anak. Baca juga: Numerasi di PAUD, Tak Hanya Tentang Angka. Apa Lagi? Bagaimana Mengajarkannya? Direktorat Sekolah Dasar Ditjen PAUD Dikdasmen Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengatakan pendidikan numerasi pada tingkat PAUD bukan hanya seputar angka dan hitungan. Disebutkan pula bahwa ada 5 lingkup atau fondasi numerasi di satuan PAUD - TK, yaitu pengenalan bilangan, geometri, pola, analisis data, serta pengukuran. Berikut ini adalah contoh dongeng menarik yang bisa diberikan kepada anak PAUD usia 4-6 tahun agar mereka semakin mengenal konsep 5 fondasi numerasi. 1. Pengukuran: Sepatu Baru Tata Tabita Tata Tabita ingin membeli sepatu baru. Ia melihat sepatu warna merah dan biru di sebuah Toko Nana Shoes. “Sepatu mana yang paling pas di kakiku ya?” tanya Tata. Ibu Nana, si penjual sepatu, membawa penggaris besar. “Ayo kita ukur dulu panjang kakimu,” kata Bunda. Kaki Tata panjangnya 17 cm. Sepatu yang pas adalah yang berukuran 18 cm. Tata senang karena sepatunya pas dan nyaman dipakai! Kegiatan praktik: Anak-anak didik mengukur panjang kaki teman menggunakan penggaris dan mencari sepatu yang sesuai dengan ukuran tersebut. Mereka juga mewarnai gambar sepatu sambil mengukur panjang dan lebar sepatu pada gambar dengan penggaris. Baca juga: BERMAIN dan Bereksplorasi dengan ANGKA 1 2 3 bersama Ayah Bunda | Pengembangan NUMERASI DASAR Anak 3-4 Tahun 2. Geometri: Petualangan Siti (si Kotak) dan Pepe (si Persegi) Siti, si segitiga, dan Pepe, si persegi, berjalan bersama di hutan. Siti berkata, "Aku punya tiga sisi dan tiga sudut, lihat betapa tajamnya!" Pepe dengan bangga menjawab, "Aku punya empat sisi yang lurus dan empat sudut yang tajam." Mereka melihat pohon yang berbentuk bulat dan mulai membandingkan bentuknya. Siti mencoba memasuki rumah Pepe, tapi dia tidak bisa masuk karena terlalu kecil. Pepe pun memutuskan untuk mencoba masuk ke rumah Siti, tetapi juga tidak muat. Mereka tertawa dan belajar bahwa bentuk-bentuk itu sangat berbeda. Meskipun berbeda, mereka tetap bisa bermain bersama dengan bahagia. Kegiatan praktik: Setelah mendengarkan cerita, anak didik dapat bermain mencocokkan bentuk dengan benda-benda di sekitar mereka, seperti mencari benda berbentuk segitiga, persegi, dan bulat. Kemudian, mereka bisa menggambar bentuk-bentuk tersebut dan memberi warna sesuai imajinasi mereka. Baca juga: Membangun KEMAMPUAN DASAR LITERASI dan NUMERASI sesuai KURIKULUM FUL FUL PAUD 2024 3. Pola: Pola-Pola di Alam Semesta Siti dan Pepe sedang berjalan di taman dan melihat bukit yang tinggi dan rendah, bergelombang. "Lihat bukit ini, ada pola tinggi dan rendah, tinggi dan rendah!" kata Siti senang. Pepe melihat rumput di sekitarnya yang memiliki pola runcing, "Rumput ini juga punya pola runcing seperti segitiga!" Mereka berjalan lebih jauh dan menemukan benteng besar dengan tembok kotak-kotak. "Benteng ini punya pola kotak-kotak, lihat, ada yang besar dan kecil!" kata Pepe. Siti ikut mengamati dan berkata, "Setiap benda punya pola yang berbeda, ya!" Mereka mencoba membuat pola sendiri dengan batu dan daun, mengikuti pola yang mereka lihat. Siti dan Pepe belajar bahwa pola ada di mana-mana, bahkan di alam dan bangunan! Kegiatan praktik: Anak didik menemukan pola-pola di sekitar ruang kelas, misalnya pagar, ubin, motif-motif baju atau benda lain, serta pola lainnya. Setelah itu, mereka menebalkan pola garis putus-putus pada lembar kerja 4. Menghitung: Menghitung Mainan Suatu hari, Siti dan Pepe bermain sedang bermain. Setelah selesai bermain, mereka ingin merapikan mainan bersama, sambil menghitung mainan yang mereka punya. "Mari kita hitung berapa banyak mobil yang kita punya!" kata Siti. Mereka menghitung bersama, "Satu, dua, tiga, empat!" Pepe kemudian melihat boneka, "Sekarang kita hitung boneka!" Mereka menghitung boneka, "Satu, dua!" Siti mencatat jumlah mobil dan boneka di kertas. "Kita punya lebih banyak mobil daripada boneka!" kata Pepe. Mereka belajar bahwa menghitung dan melihat perbedaan itu menyenangkan! Kegiatan praktik: Anak didik menghitung jumlah mainan yang ada di sekitar mereka, seperti mobil dan boneka. Kemudian, mereka bisa mencatat hasil hitungan dan membandingkan jumlah mainan yang berbeda, seperti menghitung mobil dan boneka di kelas atau di rumah. Baca juga: 15 Permainan MUDAH untuk Mengembangkan LITERASI NUMERASI Anak Usia 3 Tahun 5. Pengenalan bilangan: Angka Seperti Apa? Siti dan Pepe sedang bermain di taman sambil mengenal angka. "Lihat, angka 1 itu seperti tiang bendera yang tinggi!" kata Siti sambil menunjuk tiang bendera di dekat mereka. Pepe tersenyum, "Angka 2 itu seperti bebek yang sedang berenang, ada lengkungan tubuhnya!" Mereka melihat bebek di kolam dan membandingkannya dengan angka 2. Siti menunjuk awan yang berbentuk melengkung dan berkata, "Angka 3 itu seperti bentuk awan yang lembut." Pepe tertawa dan berkata, "Angka 4 seperti kursi terbalik, punya empat kaki yang lurus!" Mereka berdua berlari ke tempat duduk yang mirip angka 4 dan mencoba duduk di sana. Siti dan Pepe belajar bahwa angka-angka itu bisa terlihat di sekitar mereka dengan cara yang menyenangkan! Kegiatan praktik: Menebalkan bentuk angka 1 pada gambar tiang bendera dan bentuk angka lainnya pada lembar kerja. Anak didik bisa diajak pula bernyanyi lagu “Angka Seperti Apa?” "Schools must teach students numeracy. Numeracy learning should be fun so that students are interested." - Cheung et al. Kegiatan pengembangan kemampuan numerasi haruslah menyenangkan. Karena kegiatan yang menyenangkan bisa meningkatkan minat belajar anaak didik, dan secara otomatis dapat meningkatkan kemampuan numerasi mereka. "Everyday activities like counting, looking at shapes, and talking about sizes also help children develop early numeracy and maths skills. Talking, everyday activities, play and reading help your child develop communication, imagination and other skills for understanding maths concepts." - Raising Children Network, 2024 Aneka kegiatan sehari-hari seperti menghitung, mengamati bentuk, dan berbicara tentang ukuran membantu anak-anak mengembangkan keterampilan numerasi awal. Selain itu, berbicara, bermain, dan membaca juga membantu anak mengembangkan keterampilan komunikasi, imajinasi, dan keterampilan lain untuk memahami konsep matematika. Kegiatan belajar numerasi dengan media dongeng yang dilanjutkan dengan variasi kegiatan lainnya (dengan topik yang masih berhubungan), akan membuat anak didik memiliki kesempatan untuk mengembangkan aneka kecerdasan lainnya. Selamat mencoba! Ajak si Kecil Belajar dan Bermain dengan Gims Edukatif Keren: Marbel TK PAUD Sumber referensi: Hana Dewi Kinarina Kaban. Kemendikdasmen sebut Pendidikan Numerasi PAUD Bukan Soal Angka & Hitungan, 2024 [1] Chao Zhang, Xuechen Liu, Katherine Ziska, dkk. Mathemyths: Leveraging Large Language Models to Teach Mathematical Language through Child-AI Co-Creative Storytelling, 2024 [2] Cheung et al. School Strategies for Improving Student Literacy, 2025 [3] Raising Children Network. Maths & Numeracy Skills: Babies & Toddlers [4]
LKPD adalah Lembar Kerja Peserta Didik. Di dunia anak LKPD juga dikenal dengan nama LKA atau Lembar Kerja Anak. Anak didik usia PAUD dan SD (khususnya kelas 1-2 SD) bisa belajar mengenal pahlawan dengan cara menyenangkan, yaitu dengan mengerjakan Lembar Kerja Anak. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik : Negaraku / Kemerdekaan Bangsaku. - Subtema : Lambang Negara - Kurikulum Merdeka Belajar Guru PAUD dan SD sahabat Educa, Mengapa anak-anak perlu mengenal serta memiliki idola sosok pahlawan, terutama pahlawan nasional di dunia nyata? "Children need real heroes—people they can see, study, and emulate—not just fictional characters." — William J. Bennett, The Book of Virtues, 1993. William J. Bennett dalam bukunya menjelaskan bahwa anak-anak perlu mengenal sosok teladan nyata. Tokoh-tokoh seperti pahlawan nasional dapat mengajarkan nilai-nilai moral dan karakter yang jauh lebih aplikatif dalam kehidupan dibandingkan tokoh fiksi. Kita tidak bisa melarang anak didik untuk memiliki sosok idola atau tokoh “super hero” di dunia fiksi seperti Spiderman atau Batman. Anak didik juga perlu diperkenalkan dengan sosok “super hero” di dunia nyata, yaitu para pahlawan Indonesia. "True heroes are not the ones who fight monsters, but those who face fear and still choose to do good." - Bryan Davis Sosok pahlawan nasional adalah sosok yang bisa diteladani. Namun, secara garis besar, teladan dari sosok pahlawan nasional adalah keberanian dan keteguhan hati untuk tetap berbuat baik bagi bangsanya, meski dalam situasi sulit atau semangat rela berkorban bagi tanah airnya. Baca juga: Koleksi Cerita DONGENG PENDEK Bertema KEPAHLAWANAN | Meriahkan Hari Pahlawan 10 November 2024 Beberapa pahlawan nasional Indonesia dapat menjadi teladann nyata bagi anak-anak, misalnya: Ki Hajar Dewantara: Beliau berjasa di bidang pendidikan, bisa menjadi teladan dalam hal semangat belajar dan kepedulian terhadap sesama. RA Kartini: Beliau adalah teladan perempuan yang berani memperjuangkan hak perempuan dan pentingnya pendidikan, serta mengajarkan anak-anak untuk memiliki semangat tidak mudah menyerah. Jenderal Sudirman: Beliau dikenal karena keberanian mereka dalam membela bangsa, bisa menginspirasi anak untuk bersikap berani dan tidak egois. Baca juga: Modul Ajar Topik Meneladani Ki Hajar Dewantara | RPPH Anak Usia 3-4 Tahun | Hari Pendidikan Nasional Untuk membantu anak mengenal para pahlawan nasinal, berbagai aktivitas menarik dapat dilakukan. Contohnya, membaca buku cerita bergambar tentang pahlawan nasional, bermain peran menjadi pahlawan, menyanyikan lagu perjuangan, atau menonton film edukatif pendek tentang kisah mereka. Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya menyenangkan tetapi juga membangun rasa ingin tahu dan kekaguman anak terhadap tokoh-tokoh yang berjasa bagi bangsa. Salah satu kegiatan yang paling disukai anak dan sangat sederhana adalah lembar kerja mewarnai gambar pahlawan. Anak-anak bisa mewarnai gambar RA Kartini, Jenderal Sudirman, atau Ki Hajar Dewantara sambil mendengarkan cerita tentang mereka. Aktivitas ini melatih motorik halus, menumbuhkan minat belajar sejarah, dan memperkuat daya ingat mereka terhadap sosok pahlawan tersebut. "Drawing and coloring allow children to internalize what they see and feel — turning knowledge into personal understanding." - Sir Ken Robinson Kegiatan mewarnai gambar membuat anak didik semakin mengenal dan memahami objek secara emosional dan personal, bukan sekadar mengenalnya lewat kata-kata. Pendekatan deep learning bisa menjadi metode yang baik serta menarik agar anak didik bisa semakin mengenal pahlawan dari gambar yang mereka warnai. Berikut ini beberapa langkah pembelajaran mendalam yang bisa diterapkan: Guru memperkenalkan sosok pahlawan melalui cerita singkat atau gambar sambil berdiskusi ringan dengan anak didik Anak didik mengamati gambar pahlawan yang akan diwarnai, sambil guru menjelaskan ciri khas, apa yang diperjuangkan, atau jasa-jasa pahlawan tersebut Anak-anak mulai mewarnai gambar sambil mendengarkan lagu atau cerita tentang pahlawan untuk memperkuat pemahaman Setelah mewarnai, anak-anak diajak menceritakan hasil karyanya dan apa yang mereka pelajari tentang pahlawan tersebut. Guru bisa memberikan beberapa pertanyaan reflektif agar semakin bermanfaat dalam membangun karakter anak didik. Baca juga: Naskah Pidato Hari Pendidikan Nasional PAUD & SD: Jadi Anak Indonesia Hebat dengan Meneladani Ki Hajar Dewantara Berikut ini adalah beberapa contoh LKPD atau Lembar Kerja Anak / LKA bertema pahlawan nasional Indonesia: Ir. Sukarno dan pahlawan nasional lainnya Jendral Ahmad Yani dan pahlawan nasional lainnya Ki Hajar Dewantara dan pahlawan nasional lainnya Cut Nyak Meutia dan pahlawan nasional lainnya Mgr. Soegijopranoto dan pahlawan nasional lainnya Adi Sucipto dan pahlawan nasional lainnya R.A Kartini dan pahlawan nasional lainnya Pattimura dan pahlawan nasional lainnya Soetomo dan pahlawan nasional lainnya P. Diponegoro dan pahlawan nasional lainnya "Real heroes are the ones who help others in everyday life." - Fred Rogers Pahlawan nasional bisa memiliki nama besar dan bisa melakukan perubahan besar karena mereka juga memiliki kepedulian dalam melakukan tugas-tugas sederhana atau melakukan kebaikan-kebaikan yang “kecil”. Anak-anak pun bisa menjadi pahlawan bila mereka memiliki rasa peduli dan suka menolong dalam kehidupan sehari-hari. Mengenal pribadi pahlawan Indonesia sejak dini sangat penting dalam pembentukan karakter anak. Nilai-nilai yang diteladani dari para pahlawan seperti tanggung jawab, keberanian, kerja keras, dan cinta tanah air akan membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang berintegritas dan peduli terhadap orang lain serta bangsanya. Guru PAUD dan SD sahabat Educa, Dengan mengenalkan pahlawan sebagai “super hero” dunia nyata, anak-anak akan belajar bahwa setiap orang bisa menjadi pahlawan melalui tindakan baik, keberanian, dan semangat untuk membantu sesama. Marbel TK dan PAUD: Sahabat Belajar Anak Indonesia Sumber referensi: Davis, Bryan. Raising Dragons, 2004 [1] Rogers, Fred. Mister Rogers, Television’s Polite Radical, 2001 [2] J. Bennett, William. The Book of Virtues, 1993 [3] Robinson, Sir Ken. Do Schools Kill Creativity, 2006 [4].