Pola asuh orang tua sangat mempengaruhi pribadi anak di masa depan. Di dunia ini, memang tidak ada orang tua yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta. Namun, semua orang tua di dunia mendapatkan kesempatan untuk terus belajar, dan belajar menjadi orang tua yang semakin baik.
Anak-anak usia dini yang lucu dan menggemaskan terkadang melakukan suatu perbuatan yang spontan, dan tidak jarang melakukan kesalahan. Suatu perbuatan yang baik, tentu harus dipertahankan. Bagaimana agar anak bisa belajar dari kesalahan dan menjadi pribadi yang semakin baik?
1. Respon yang Tepat saat Anak Berbuat Salah
Saat anak berbuat salah, tetaplah tenang. Bagaimana pun ketenangan hati akan mempengaruhi ucapan atau nasihat yang diberikan. Respon yang tenang bisa mengurangi dampak traumatis yang mungkin terjadi pada anak. Misalnya saat anak membantu merapikan piring, namun tanpa sengaja menjatuhkan dan memecahkannya. Walau pun anak telah melakukan kesalahan, orang tua perlu menghindari sikap marah apalagi sampai membentak-bentak.
2. Mengajarkan Anak "Tabur Tuai"
Motivasi anak untuk melakukan hal yang baik, agar mendapatkan sesuatu yang baik pula. Saat anak berbuat salah kepada temannya, berikan nasihat pada anak bahwa hal itu bisa membawa dampak yang tidak baik bagi temannya dan diri sendiri. Misalnya, saat anak mengejek temannya sampai membuat temannya sedih. Berikan nasihat padanya bahwa membuat orang lain sedih, bisa membuatnya dijauhi teman-teman lainnya.
3. Bijak Saat Membela Anak
Anak-anak masih gemar bermain. Saat anak bermain bersama teman-temannya, mungkin ia akan mengalami perselisihan atau pertengkaran. Orang tua yang bijak, tidak serta-merta membela anaknya. Dalam hal ini, ketenangan juga diperlukan untuk bisa bersikap bijak. Jangan sampai anak merasa benar saat dibela orang tuanya, saat ia melakukan kesalahan kepada temannya. Hal ini justru bisa membuat anak menjadi pribadi yang sulit dinasihati, dan bersikap pura-pura baik di hadapan orang tuanya, padahal di "luar sana" ia sering membuat masalah.
4. Berikan Kesempatan untuk Menyelesaikan Masalahnya
Saat anak melakukan kesalahan atau berselisih paham dengan teman atau saudaranya, berikan kesempatan padanya untuk bisa menemukan jalan keluarnya sendiri. Berikan nasihat padanya untuk menenangkan diri terlebih dahulu, sehingga bisa menemukan jalan keluar terbaik. Karena hati yang tenang adalah kunci untuk menemukan jalan keluar terbaik, daripada saat hati masih diliputi amarah atau cemas.
5. Berdiskusi Lebih Baik daripada Menghukum
Hindarilah hukuman-hukuman, terutama bila memang anak melakukan kesalahan secara tidak sengaja atau karena kelalaian. Biasakanlah berdiskusi untuk menemukan solusi. Hal ini juga akan berguna bagi masa depan anak, agar ia terbiasa menyelesaikan masalah bukan mengandalkan emosi, tapi dengan cara kekeluargaan dan kesabaran.