Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi fondasi terpenting dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak. Dalam fase golden age-nya tersebut, mereka belajar menyerap informasi secepat dan sebanyak mungkin dari lingkungan sekitar mereka. Oleh sebab itu, orang tua perlu memberi asupan hal yang positif kepada anak-anak mereka sejak usia dini. Salah satunya melalui cerita yang mengandung banyak pesan moral atau nilai-nilai positif. Apa itu pesan moral dalam cerita? Pesan moral pada sebuah cerita disebut amanat. Pesan moral adalah ajakan untuk berbuat baik, yang biasanya termuat dalam sebuah karya sastra. Pesan moral bisa disampaikan secara lisan dan atau tertulis. Pesan moral dalam cerita sangatlah penting. Karena pesan moral itulah yang akan membantu anak memahami keseluruhan isi cerita, juga mendapat nilai-nilai positif yang dapat dipelajari dan diterapkannya dalam keseharian. Baca juga: Tumbuhkan Ikatan Batin yang Erat antara Anak dengan Orang Tua bersama Riri Cerita Anak Interaktif Selain ajakan berbuat baik, pesan moral adalah tolok ukur seseorang sebagai alat introspeksi diri, setelah membaca sebuah cerita. Artinya pesan moral digunakan sebagai alat untuk merefleksikan atau merenungi nilai-nilai positif yang bisa diambil dari cerita tersebut. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa pesan moral adalah tolok ukur untuk merenungkan nilai-nilai positif dalam sebuah cerita, yang bisa menjadi dasar bagi seseorang untuk berbuat baik dalam kehidupannya. Pesan moral dalam cerita Dalam sebuah cerita, pesan moral atau amanat menjadi bagian terpenting yang harus ada. Supaya cerita itu tidak hanya menghibur, namun, juga dapat memberi manfaat yang nyata bagi para pembacanya. Walau tidak selalu, namun, amanat atau pesan moral yang baik, seharusnya dapat direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, pesan moral seperti ini sifatnya universal atau umum. Baca juga: Perkuat Ikatan Sosial Anak Usia Dini dengan Riri Cerita Anak Interaktif Bagi anak usia dini, pesan moral dalam cerita sangat penting. Karena melalui hal itulah, anak bisa mempelajari nilai-nilai positif yang harapannya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Contoh pesan moral dalam cerita, antara lain harus berbakti kepada orang tua, suka menolong orang lain, pantang menyerah, mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan diri sendiri, dan berbicara jujur kepada orang lain. Semua pesan moral dalam cerita itu, bisa didapatkan dan dipelajari anak dalam Riri Cerita Anak Interaktif yang tersedia dalam berbagai channel, yakni gim, aplikasi, video animasi di YouTube dan Vidio, buku cetak serta buku digital, juga podcast yang tersedia dalam Spotify. Riri Cerita Anak Interaktif adalah gim edukasi yang dirancang untuk anak usia dini, terutama yang berusia 2 hingga 6 tahun. Riri menggabungkan berbagai elemen yang bersifat interaktif, untuk memperkaya pengalaman belajar mereka. Baca juga: Tips Mengembangkan Kebiasaan Membaca Anak bersama Riri Cerita Anak Interaktif Selain ceritanya menghibur, Riri Cerita Anak Interaktif juga mengajarkan banyak nilai moral yang penting untuk diaplikasikan dalam keseharian, seperti kejujuran, kerja keras, persahabatan, empati, kekeluargaan, kerja sama, dan sebagainya. Cerita-cerita yang terdapat dalam Riri, juga melibatkan beragam karakter yang bisa dikenali dengan mudah oleh anak-anak. Mulai dari hewan, tokoh fiksi, hingga tokoh anak yang digambarkan suka berpetualang. Tak hanya itu, Riri Cerita Anak Interaktif juga punya desain antarmuka yang menarik, ilustrasi yang lucu dan sesuai, juga desain visual yang mengagumkan. Sehingga anak-anak pun akan dibuat betah saat mengakses cerita Riri. Beberapa contoh pesan moral dalam cerita Riri adalah kejujuran, suka menolong, ketekunan, rajin, suka belajar, persahabatan, kerja sama, kekeluargaan, empati, kepedulian terhadap orang lain, juga toleransi atau sikap menghargai perbedaan. Baca juga: Buat Pembelajaran yang Menyenangkan untuk Anak Usia Dini bersama Riri Cerita Anak Interaktif Sebagai kesimpulan, Riri Cerita Anak Interaktif adalah gim, aplikasi, buku, video animasi, dan podcast yang sangat bermanfaat dalam mengajarkan pesan moral positif kepada anak-anak usia dini. Ceritanya yang beragam dan menarik, juga channel-nya yang bermacam-macam, memudahkan anak dalam mengaksesnya. Bersama Riri, anak bisa menangkap pesan moral positif dengan cara yang mudah dan menyenangkan. Ayah bunda bisa mengunduh gim Riri Cerita Anak Interaktif di Google Play Store dan iOS dalam tautan yang tersedia. Sumber referensi: Akbar, Aidil Muhammad, dkk. Analisis Pesan Moral dalam Legenda Mon Seuribee di Gampong Parang IX, Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara. (2021). Jurnal Kande: Jurnal Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Indonesia, Vol. 2 No.1. Kumparan.com. Apa itu Pesan Moral dalam Cerita? Ini penjelasannya. (2021). Tanggal akses 25 November 2024.
Nilai-nilai moral agama perlu diajarkan sejak usia dini, karena hal itu sangat berperan penting dalam kehidupan anak. Mulai dari perilakunya hingga bagaimana mereka berinteraksi juga bersikap terhadap sesamanya. Semua agama pasti memiliki ajaran dan nilai moral yang baik, termasuk Islam. Ada banyak cara yang bisa ditempuh untuk mengajarkan nilai-nilai moral itu kepada anak usia dini, salah satunya lewat Kabi. Mengapa nilai moral penting? Secara garis besar, ada dua jenis nilai moral yang terdapat dalam masyarakat: Nilai-nilai individual Adalah semua nilai moral yang berada dalam lingkup pribadi atau individual. Mencakup nilai kejujuran, disiplin, juga hati nurani. Nilai-nilai sosial Adalah semua nilai moral yang berkaitan dengan kebersamaan individu dalam masyarakat. Meliputi nilai empati, sikap menghormati orang lain, kontrol diri, juga rasa keadilan. Baca juga: Pelajari 5 Rukun Islam bersama Kabi - Kisah Teladan Nabi Pada dasarnya, nilai-nilai moral diperlukan untuk memberi arahan, juga menjadi acuan bagi semua tindakan yang dilakukan individu. Dengan demikian, apa yang diperbuat individu, mencerminkan nilai-nilai moral yang dimilikinya. Dalam masyarakat pun, nilai-nilai moral dibutuhkan agar tercipta hubungan yang harmonis juga rasa keadilan sosial yang merata bagi semua golongan, baik itu individu maupun kelompok. Bagi anak usia dini, nilai moral menjadi landasan pembentukan karakter yang penting. Begitu pula halnya dalam agama Islam, nilai moral diperlukan agar individu bisa bertindak sesuai ajaran yang dianutnya. Nilai moral agama Islam Nilai-nilai moral agama Islam, secara umum, meliputi kejujuran, keadilan, disiplin, tanggung jawab, serta sikap saling menghormati satu sama lain. Nilai tersebut bisa diterapkan lewat beberapa cara, misal keteladanan, pembiasaan, juga internalisasi nilai-nilai dalam diri seseorang. Tiga upaya itu diharapkan dapat membentuk anak usia dini menjadi generasi Muslim yang baik. Perlu diketahui bahwa, penanaman nilai moral agama Islam menjadi tanggung jawab semua pihak. Namun, peran dan kewajiban yang utama terletak pada diri orang tua. Oleh sebab itu, orang tua harus bisa menanamkan ajaran agama dan nilai-nilai moral yang baik kepada anaknya. Baca juga: Cara Menumbuhkan Keterampilan Beragama dengan Kabi - Kisah Teladan Nabi Pendidikan Islam anak usia dini dengan Kabi Kabi adalah media interaktif untuk belajar agama Islam dengan cara yang menyenangkan. Educa Studio merilis Kabi ke dalam beberapa channel, yaitu gim, aplikasi, video animasi di YouTube, dan buku digital maupun cetak. Sebagai media belajar yang interaktif, Kabi berupaya mendampingi tumbuh kembang anak, utamanya yang berkaitan dengan nilai moral agama Islam. Kabi juga berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan anak lewat berbagai menu dan fitur yang ada dalam gimnya. Berikut beberapa cerita atau kisah yang ada dalam Kabi, yakni: Fabel Kisah wanita hebat Kisah tokoh Islam Kisah sahabat Nabi Seri Sunnah Rasul Seri Anak Sholeh Seri Abu Nawas Kisah Nabi Seri edukasi Muslim Kisah teladan Islam. Sebagai media belajar yang interaktif, Kabi menyuguhkan konten yang menyenangkan dan tidak membosankan bagi anak ketika mereka belajar. Salah satu fitur interaktif yang ada dalam gim Kabi adalah memungkinkan anak untuk berinteraksi dengan karakter dalam gim. Sehingga ketika mereka menyentuh layar, karakternya akan bergerak dan mengeluarkan suara. Baca juga: Batasi Screen Time Anak dengan Fitur Batasan Waktu dalam Gim Marbel TK PAUD, Riri Cerita Anak Interaktif, dan Kabi - Kisah Teladan Nabi Fitur interaktif lainnya juga ada dalam menu games, di mana anak bebas mengeksplorasi permainan yang ada di dalamnya. Tentu, permainan yang disuguhkan ini relevan dengan ajaran dan nilai-nilai moral agama Islam. Keberadaan fitur dan menu ini memungkinkan anak untuk belajar secara menyenangkan. Dengan demikian, anak tidak akan bosan mempelajari agama Islam. Sebaliknya, Kabi justru membantu memperkuat pemahaman mereka tentang moralitas dalam konteks agama. Dalam proses pengajaran dan pendidikan Islam anak usia dini, keterlibatan orang tua sangat dibutuhkan. Selain menggunakan Kabi, orang tua juga perlu mengajarkan secara langsung kepada anak soal nilai-nilai moral dan ajaran agama Islam, supaya mereka bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Bisa disimpulkan bahwasanya Kabi adalah media belajar yang efektif dan interaktif untuk belajar agama Islam. Kabi membantu pemahaman anak, juga proses internalisasi nilai-nilai moral dan pendidikan Islam anak usia dini, lewat berbagai kisah yang diberikan. Kabi bukan sekadar alat belajar yang menyenangkan, tetapi juga sarana atau media yang diperlukan untuk membentuk generasi Muslim yang berkarakter, berempati, juga bertoleransi. Baca juga: 3 Rekomendasi Kisah Nabi dalam Gim Kabi Sumber referensi: Ibung, Dian. (2023). Mengembangkan Nilai Moral pada Anak. Jakarta: Elex Media Komputindo. Mutmainah, Dwi Cahyani. Fauziah, Rinda Afifa. (2024) Menanamkan Nilai-nilai Moral dan Etika Islami melalui Pendidikan Agama Islam.
Ayah dan Bunda pasti tidak menyangka kalau membacakan cerita rakyat kepada anak bisa memberikan aneka manfaat bagi perkembangannya. Dilansir dari Augusthouse.com, seorang penulis dongeng asal Georgia mengatakan: “Cerita rakyat dapat dimanfaatkan untuk membantu anak-anak mempelajari tradisi budaya lain, memberikan teladan karakter positif dari suatu tokoh, belajar memahami suatu konsekuensi saat pengambilan keputusan, dan bahkan mengembangkan keterampilan membaca yang lebih kuat.” Tentu saja masih banyak manfaat lain yang bisa dirasakan oleh si kecil saat Ayah dan Bunda membacakan cerita rakyat untuknya. Aneka manfaat lain dan cara menerapkannya akan dijelaskan di dalam artikel ini, sehingga sang buah hati semakin merasakan manfaatnya dengan lebih optimal. Yuk, kita simak bersama! 1. Mengembangkan Kecerdasan Bahasa dan Keterampilan Berkomunikasi Bila si kecil belum mampu membaca dengan baik, Ayah dan Bunda bisa mendampinginya. Biarkan si kecil membaca secara mandiri sesuai dengan kemampuannya. Saat ia melihat sebuah gambar atau kejadian yang belum ia pahami, Ayah dan Bunda bisa menjelaskannya. Aktivitas ini juga bisa melatih si kecil dalam mengembangkan keterampilan berinteraksi serta berkomunikasi dengan sesama. Pada kesempatan yang lain, Ayah dan Bunda bisa membacakan seluruh isi buku cerita rakyat, misalnya saat sebelum tidur, setelah belajar, atau setelah ia lelah bermain. Saat membacakan cerita rakyat pada si kecil ia akan belajar aneka kosakata baru dan memahami isi kalimat, isi paragraf, atau isi suatu penggalan cerita. Ayah dan Bunda perlu membacakan dengan nada bicara yang baik, serta lafal dan suara yang jelas. Hal ini akan membantu si kecil agar memahami isi cerita dengan baik, serta membiasakan si kecil untuk berbicara dengan nada serta lafal yang baik dan jelas. Siapa tau nanti si kecil bisa menjadi story teller hebat atau MC terkenal. Ayah dan Bunda pasti bangga, bukan? Memperkaya kosakata anak adalah salah satu cara mengembangkan kecerdasan bahasa dan keterampilan berkomunikasi anak. Mendongeng adalah aktivitas yang mengasyikkan dan bagus untuk mengembangkan keterampilan berbahasa. Selain mendongeng, ada satu aktivitas lain yang sangat baik untuk mengemangkan keterampilan ini. Ayah dan Bunda bisa mengajaknya bernyanyi lagu edukasi. Lagu edukasi yang Ayah dan Bunda nyanyikan atau perdengarkan kepada sang buah hati akan meningkatkan linguistic skill anak. Yuk, ajak anak bernyanyi lagu di bawah ini! 2. Mengembangkan Pengetahuan dan Kecintaan pada Budaya Daerah Seperti kita tahu, bangsa Indonesia terbagi menjadi berbagai macam provinsi dan suku yang beraneka ragam. Setiap daerah pasti memiliki tradisi, senjata khas, makanan tradisional, pakaian adat, tarian budaya, serta aneka kekhasan yang dimiliki setiap suku atau wilayah di Indonesia. Materi pembelajaran mengenai tradisi dan kekhasan yang ada di setiap daerah di Indonesia sering muncul di mata pelajaran IPS, PKn, dan lainnya. Membacakan cerita rakyat sejak dini kepada sang buah hati, akan membantunya memahami materi pembelajaran tentang kebudayaan ini. Semakin banyak pengetahuan yang didapatkan si kecil tentang budaya di Indonesia, maka ia juga akan diajak untuk semakin mencintai budaya Indonesia yang begitu indah dan baik. Si kecil bisa tumbuh menjadi anak yang berpegang teguh pada budaya Indonesia dan tidak mudah terpengaruh oleh budaya luar yang belum tentu sesuai dengan budaya negara asalnya. Mengembangkan pengetahuan anak tentang budaya Indonesia menjadi lebih efektif dan menyenangkan dengan mengajaknya bermain gim edukasi. Gim di bawah ini adalah salah satu gim terbaik kesukaan anak Indonesia. 3. Meningkatkan Kemampuan Mendengarkan, Memahami Cerita, dan Daya Ingat Anak Saat Anda mendengarkan suatu cerita dari seorang teman apakah anda bisa memahaminya dengan jelas? Apakah Anda bisa mengingat nama kota, nama jalan, dan kosakata baru dengan baik? Bila Ayah dan Bunda secara rutin membacakan dongeng kepada si kecil, maka kemampuan si kecil dalam memahami isi cerita dan mengingat suatu pengetahuan baru akan lebih terasah. Saat ia berada di kelas serta saat pembelajaran bersama guru dan siswa lainnya, ia kan lebih mampu memahami materi pembelajaran yang dijelaskan oleh gurunya. Cara lain untuk mengembangkan kemampuan mendengarkan anak adalah dengan membacakan buku dongeng. E-book adalah salah satu jenis buku yang banyak dijual dan dinikmati secara online. E-book di bawah ini bisa menjadi referensi, karena sangat bermanfaat juga untuk meningkatkan pengetahuan anak tentang budaya daerah di Indonesia. Ayah dan Bunda bisa membacakan e-book di bawah ini bagi sang buah hati! 4. Mengandung Moral Value yang Berbudaya Lokal Keistimewaan dari cerita rakyat yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia adalah pesan moral atau moral value yang terkandung di dalamnya sesuai dengan pribadi bangsa Indonesia. Seperti kita tahu bahwa bangsa Indonesia sangat memegang teguh budaya ketimuran. Norma sopan santun dan tata krama sangat dipegang teguh oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Dengan mengajarkan atau membacakan cerita rakyat yang berasal dari Indonesia, Ayah dan Bunda secara tidak langsung telah membentuk anak memiliki pribadi yang baik dan sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Pesan moral biasanya disampaikan di akhir cerita. Salah satu contoh cerita rakyat yang cukup terkenal dan sarat akan pesan kebaikan berjudul "Kisah Telaga Warna". Cerita rakyat berkisah tentang sepasang raja dan ratu yang memiliki seorang anak. Sang raja dan ratu selalu memenuhi segala keinginan sang anak, sehingga ia tumbuh menjadi anak yang manja. Agar si kecil semakin memahami pesan moral di dalam sebuah cerita, Ayah dan Bunda bisa memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Anda bisa menjelaskan bahwa tidak semua keinginan seorang anak perlu dituruti. Bila ada keinginan seorang anak yang tidak dituruti, bukan berarti bahwa orang tua tidak menyayangi anaknya. Namun, tentu saja orang tua lebih memahami apa yang terbaik buat anaknya. Seorang anak harus menaati nasehat dan perkataan dari orang tuanya. Kemudian Ayah dan Bunda bisa memberikan semacam pertanyaan refleksi, misalnya, "Apakah ada permintaan Adik yang tidak Bunda penuhi?” Lalu mintalah si kecil menjelaskan mengapa ada keinginan atau permintaannya yang tidak dipenuhi oleh Bunda. Pastikan anak memahami bahwa bila ada keinginan anak yang tidak dipenuhi oleh orang tua, pasti ada penyebabnya. Pertanyaan refleksi seperti ini akan membantu perkembangan kemampuan berpikir kritis anak dan memahami tingkat kedewasaannya dalam menyikapi suatu persoalan. 5. Melatih Kepekaan dan Kepedulian dengan Keadaan Lingkungan Sekitar Latar belakang dari sebuah cerita rakyat Indonesia adalah situasi dan tempat yang berasal dari bangsa Indonesia. Biasanya latar belakang waktunya pun diambil dari suatu zaman yang pernah terjadi di Indonesia. Si kecil menjadi semakin memahami keadaan masyarakat yang pernah dialami bangsa Indonesia di masa lalu. Dengan semakin mengenal sejarah bangsa Indonesia di masa lalu, anak akan diajak untuk semakin peduli dengan keadaan masyarakat di Indonesia di masa sekarang. Karena di zaman dulu hingga sekarang, pasti ada aneka kesamaannya. Baik di masa sekarang maupun masa lampau, ada orang berkecukupan ada orang yang hidup serba kekurangan, ada orang baik dan ada juga orang jahat, dan aneka kesamaan lainnya. Melalui tokoh cerita rakyat yang baik, si kecil akan termotivasi untuk menjadi orang yang baik, agar selalu mendapatkan segala sesuatu yang baik dalam kehidupan. Ia juga akan belajar bahwa tidak semua orang Indonesia adalah orang yang berada dan sanggup mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ia akan termotivasi untuk bisa membantu masyarakat yang hidupnya serba kekurangan. Dengan kepekaan atau rasa empatinya semoga si kecil akan termotivasi untuk membuat dunia atau masyarakat Indonesia menjadi lebih baik dengan segala bakat, keterampilan, dan ilmu pengetahuan yang ia miliki. Luar biasa bukan manfaat dari cerita rakyat?! Yuk, ajak si kecil untuk semakin mencintai dan sering membaca cerita rakyat, agar ia semakin merasakan manfaatnya. Semoga informasi ini bermanfaat! Sumber Referensi: 1. augusthouse.com. (2022). Why are folktales important [1] 2. Freepik. (2022). Grandmother granddaughter are walking fields [2] 3. Freepik. (2022). Two little girls hand holding together having fun [3]
Di era digital, informasi menyebar dengan cepat dan bebas. Ada banyak berita yang seharusnya perlu disaring, tapi bisa begitu cepat dikonsumsi oleh para generasi bangsa. Guru, sebagai pendidik dan panutan siswa di sekolah, perlu menanamkan nilai-nilai moral dan agama pada setiap siswa secara intens dan berkelanjutan. Dr. Wayne Hough, MBChB, MMed, FC, berpendapat: “Berbagi pengalaman yang berisi pesan kebaikan, menjalin komunikasi yang baik, dan memperkenalkan perilaku yang terpuji dapat membantu menanamkan nilai-nilai moral pada anak-anak.” Agar karakter siswa bisa tumbuh optimal, penanaman nilai-nilai moral dan agama perlu dilakukan sejak dini, sehingga siswa lebih mampu menghindari pengaruh-pengaruh yang tidak baik dari informasi yang bersifat menyesatkan dan pengaruh negatif lainnya." Berikut ini adalah hal-hal sederhana yang bisa diajarkan kepada siswa agar karakternya semakin berkembang dengan lebih optimal. 1. Pembiasaan untuk Mengucapkan Salam Siswa yang pasif atau pemalu biasanya cenderung lebih sulit untuk menyapa terlebih dahulu. Sebagai guru, Anda juga tidak perlu merasa ragu untuk menyapa atau memberi salam kepada siswa saat berjumpa dengan mereka. Bagaimanapun, guru juga berperan sebagai panutan. Namun, tentu saja saat mengajar di kelas, guru juga perlu mengingatkan kepada siswa bahwa sebagai siswa, akan lebih baik dan sopan bila orang yang lebih mudalah yang seharusnya menyapa terlebih dahulu saat berpapasan dengan orang yang lebih tua. Ingatkan pula kepada siswa, “Saat kita saling menyapa dengan hati suka cita, senyum yang tulus, dan wajah ceria, sebenarnya kita telah saling memberikan semangat dan berbagi kebahagiaan serta kebaikan kepada orang yang kita sapa.” Agar siswa bisa selalu ingat pentingnya mengucapkan salam, guru bisa mengajarkan lagu di bawah ini! 2. Ingatkan Siswa untuk Rajin Berdoa Kebiasaan berdoa di sekolah biasanya hanya dilakukan sebelum dan sesudah pelajaran atau sebelum dan sesudah makan. Sebagai guru, Anda juga perlu mengingatkan bahwa berdoa perlu dilakukan setiap sebelum dan sesudah melakukan kegiatan apa saja. Misalnya, sebelum dan sesudah bermain, sebelum dan sesudah mengerjakan suatu aktivitas, sebelum dan sesudah berjalan ke suatu tempat, dan kesempatan lainnya, walaupun hanya dengan mengucapkan doa-doa pendek atau singkat. Untuk mempermudah, kita bisa gunakan aplikasi sebagai media belajar berdoa secara Islami untuk anak-anak. Silakan diunduh dengan klik "Marbel Doa Anak Muslim" 3. Ajarkan Siswa untuk Mengasihi Semua Ciptaan Tuhan Ajarkan kepada siswa untuk mengasihi semua ciptaan Tuhan, tidak hanya sesama manusia, tetapi juga semua makhluk ciptaan Tuhan serta alam semesta. Guru bisa mengajak siswa melakukan kegiatan gotong royong membersihkan taman untuk mengajarkan cara mengasihi dan merawat tanaman. Guru juga bisa mengajak siswa melakukan kegiatan field-trip ke kebun binatang, agar siswa bisa belajar cara merawat aneka macam hewan, sehingga tumbuh rasa empati dalam diri siswa untuk lebih mengasihi dan ikut melestarikan aneka hewan ciptaan Tuhan. Salah satu media menarik dan bisa diajarkan kepada siswa agar semakin mengasihi semua ciptaan Tuhan adalah sebuah lagu yang berjudul, "Ciptaan Tuhan". 4. Tumbuhkan Karakter Siswa dengan Media Menarik dan Fun Di era digital, ada banyak media menarik yang bisa digunakan sebagai media untuk mengajarkan nilai moral dan agama kepada siswa, beberapa contoh diantaranya: Video atau Film Dongeng yang Membangun KarakterMedia ini adalah media paling menarik, karena bisa menampilkan gambar, suara, dan musik yang mendorong siswa untuk semakin bersemangat belajar tentang nilai modal dan agama. Misalnya, aplikasi dongeng "Kabi, Kisah Nabi (Islami) dan “Riri, Cerita Anak Interaktif” Media Belajar Kebiasaan-Kebiasaan BaikMedia belajar ini secara khusus mengajarkan siswa untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan sederhana yang baik di rumah sendiri, di rumah teman, dan di lingkungan sekitar. Ada lho, sebuah aplikasi yang secara khusus mengajarkan hal ini. Ada permainan menarik juga di dalam aplikasi ini. Judul aplikasi ini adalah “Marbel Kebiasaan Baik”. Media Lagu Edukasi Pembangun KarakterLagu edukasi adalah salah satu media yang cukup efektif untuk mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada siswa. Salah satu lagu yang asyik dan edukatif berjudul, “Senyuman, Sedekah Sederhana.” 5. Ajak Siswa Beribadah Sesuai Agama Masing-Masing Sekolah yang menerapkan hal ini telah mengembangkan sikap toleransi kepada siswa. Agar sikap toleransi ini kian tumbuh di sekolah, pihak sekolah perlu menyediakan tempat-tempat khusus bagi setiap siswa agar bisa beribadah sesuai dengan agamanya dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk beribadah sesuai agamanya. Bila sikap toleransi sudah ditumbuhkan di sekolah, pasti sekolah akan menjadi semakin rukun dan bisa memberikan rasa damai bagi setiap warga sekolah. Siswa yang mendapatkan kesempatan untuk beribadah, juga telah mendapatkan kesempatan untuk semakin dekat dengan Tuhan dan mendapatkan siraman rohani yang bisa membangun karakter siswa yang berhati mulia. Sumber Referensi: 1. Hough, Wayne. (2022). 15 Moral Values For Students To Help Build A Good Character [1] 2. Freepik. (2022). Group children lying reading grass field [2] 3. Freepik. (2022). Group of children lying reading on grass field [3]
Pola asuh orang tua sangat mempengaruhi pribadi anak di masa depan. Di dunia ini, memang tidak ada orang tua yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta. Namun, semua orang tua di dunia mendapatkan kesempatan untuk terus belajar, dan belajar menjadi orang tua yang semakin baik. Anak-anak usia dini yang lucu dan menggemaskan terkadang melakukan suatu perbuatan yang spontan, dan tidak jarang melakukan kesalahan. Suatu perbuatan yang baik, tentu harus dipertahankan. Bagaimana agar anak bisa belajar dari kesalahan dan menjadi pribadi yang semakin baik? 1. Respon yang Tepat saat Anak Berbuat Salah Saat anak berbuat salah, tetaplah tenang. Bagaimana pun ketenangan hati akan mempengaruhi ucapan atau nasihat yang diberikan. Respon yang tenang bisa mengurangi dampak traumatis yang mungkin terjadi pada anak. Misalnya saat anak membantu merapikan piring, namun tanpa sengaja menjatuhkan dan memecahkannya. Walau pun anak telah melakukan kesalahan, orang tua perlu menghindari sikap marah apalagi sampai membentak-bentak. 2. Mengajarkan Anak "Tabur Tuai" Motivasi anak untuk melakukan hal yang baik, agar mendapatkan sesuatu yang baik pula. Saat anak berbuat salah kepada temannya, berikan nasihat pada anak bahwa hal itu bisa membawa dampak yang tidak baik bagi temannya dan diri sendiri. Misalnya, saat anak mengejek temannya sampai membuat temannya sedih. Berikan nasihat padanya bahwa membuat orang lain sedih, bisa membuatnya dijauhi teman-teman lainnya. 3. Bijak Saat Membela Anak Anak-anak masih gemar bermain. Saat anak bermain bersama teman-temannya, mungkin ia akan mengalami perselisihan atau pertengkaran. Orang tua yang bijak, tidak serta-merta membela anaknya. Dalam hal ini, ketenangan juga diperlukan untuk bisa bersikap bijak. Jangan sampai anak merasa benar saat dibela orang tuanya, saat ia melakukan kesalahan kepada temannya. Hal ini justru bisa membuat anak menjadi pribadi yang sulit dinasihati, dan bersikap pura-pura baik di hadapan orang tuanya, padahal di "luar sana" ia sering membuat masalah. 4. Berikan Kesempatan untuk Menyelesaikan Masalahnya Saat anak melakukan kesalahan atau berselisih paham dengan teman atau saudaranya, berikan kesempatan padanya untuk bisa menemukan jalan keluarnya sendiri. Berikan nasihat padanya untuk menenangkan diri terlebih dahulu, sehingga bisa menemukan jalan keluar terbaik. Karena hati yang tenang adalah kunci untuk menemukan jalan keluar terbaik, daripada saat hati masih diliputi amarah atau cemas. 5. Berdiskusi Lebih Baik daripada Menghukum Hindarilah hukuman-hukuman, terutama bila memang anak melakukan kesalahan secara tidak sengaja atau karena kelalaian. Biasakanlah berdiskusi untuk menemukan solusi. Hal ini juga akan berguna bagi masa depan anak, agar ia terbiasa menyelesaikan masalah bukan mengandalkan emosi, tapi dengan cara kekeluargaan dan kesabaran.