Top

Peran Ayah Bunda dalam Mensukseskan Kurikulum Merdeka Belajar

Oleh Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

  |  

16 Apr 2022

  |  

Parenting

Saat ini, pemerintah sedang gencar mengaplikasikan kurikulum Merdeka Belajar. Keluarga, sebagai lingkungan pertama anak-anak mendapatkan pendidikan dan pengajaran, memiliki peran yang sangat penting. Di dalam keluarga anak pertama kali belajar tentang pendidikan karakter, aneka ilmu pengetahuan, dan ragam ketrampilan, dan mengembangkan apa yang sudah anak pelajari di sekolah.

Bagaimana peran Ayah dan Bunda dalam mensukseskan Kurikulum Merdeka Belajar?

1. Bersikap Terbuka

Bagaimana pun pendidikan selalu berkembang dari zaman ke zaman. Metode pengajaran di masa lalu, tidak bisa diimplementasikan di zaman sekarang yang serba canggih. Jangan ragu untuk ikut belajar tentang sisi positif dari Kurikulum Merdeka. Bagaimana pun Kurikulum ini dirancang oleh para ahli di bidang pendidikan dan menyesuaikan dengan perkembangan anak di zaman sekarang, terutama untuk mengatasi learning-loss setelah pandemi. Orang tua memang perlu berantipati untuk sesuatu yang baru bagi anak, namun juga tidak boleh menutup diri. Cari sisi positif Kurikulum Merdeka Belajar dengan tetap bertekun mempelajari. Ikutilah perkembangan penerapan ini, sehingga bisa memberikan masukan juga ke pihak sekolah, sehingga akan dievaluasi dan menjadi semakin baik di kemudian hari.

2. Berwawasan Kebangsaan yang Ber-Bhineka Tunggal Ika

Indonesia memiliki aneka macam suku bangsa, agama, dan budaya yang berbeda-beda. Sebagai warga negara yang baik, kita juga harus bisa menerima perbedaan-perbedaan yang ada di sekitar kita. Kompetisi di zaman sekarang tidak hanya di tingkat nasional, namun juga di kancah internasional. Jangan sampai generasi kita lebih banyak menyibukkan diri dengan perselisihan-perselisihan hanya karena perbedaan. Inilah pentingnya wawasan kebangsaan yang berbhineka tunggal ika dari orang tua, agar bisa ditanamkan kepada anak-anaknya. Agar kelak generasi muda lebih sibuk berkarya dan membuat prestasi yang bermanfaat, daripada sibuk mencari kelemahan dan menghakimi suatu perbedaan. Jangan pula menanamkan benih "tidak suka" pada anak, agar di dalam hati anak hanya ditumbuhi dengan rasa tenggang rasa, toleransi, menghormati, dan mengasihi sesama.

3. Melek Teknologi

Mengapa sekarang lembaga Kemendikbud berubah menjadi Kemendikbudristek? Mengapa namanya tidak lagi Kemendikbud "saja"? Perubahan nama Kementrian ini tentu saja ada alasannya. Salah satunya karena pendidikan dan teknologi merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan. Sumber informasi dan pengetahuan bisa ditemukan di mana pun dan kapan pun. Produk-produk yang dikerjakan dan dihasilkan anak dalam proses belajar tidak hanya berwujud benda nyata atau "hard-copy", namun juga bisa berwujud "soft-copy" yang bisa dibuat dan di simpan menggunakan perangkat komunikasi. Orang tua perlu menambah wawasan dalam berteknologi, agar bisa mendukung program pemerintah dalam men-sukseskan Kurikulum Merdeka Belajar, yang mana banyak memanfaatkan perangkat teknologi.

4. Pentingnya Pendampingan

Walau pun Kurikulum ini bernama "Kurikulum Merdeka Belajar", namun tentu saja anak-anak harus tetap patuh pada norma, hukum, dan aturan yang sudah disepakati. Maka pendampingan orang tua sangat diperlukan, agar bisa membimbing, menasihati, dan membantu memberi solusi. Apalagi anak-anak akan sangat akrab dengan perangkat teknologi yang sangat rentan dengan pengaruh-pengaruh negatif.  Pastikan anak menggunakan perangkat komunikasi untuk belajar dan membuat karya yang bermanfaat, dan tidak terpengaruh oleh kata-kata kurang sopan, adegan kekerasan, dan hal-hal yang tidak mengedukasi anak. 

5. Komunikasi dengan Pihak Sekolah 

Kurikulum Merdeka Belajar adalah sesuatu yang baru.  Tentu saja seorang guru juga membutuhkan waktu untuk benar-benar bisa menerapkan kurikulum ini. Guru tidak hanya membutuhkan pelatihan dan seminar namun yang tidak kalah penting adalah mengaplikasikan hasil pelatihan dan seminar yang pernah diikuti kepada anak didiknya. Evaluasi dan diskusi antara guru dan orang tua sangat dibutuhkan, agar Kurikulum Merdeka Belajar ini benar-benar bisa diterapkan dengan baik, dan bisa menunjukkan perkembangan kognitif, karakter, dan ketrampilan anak yang optimal. Jangan ragu pula untuk mengadakan seminar bersama orang tua tentang aplikasi Kurikulum Merdeka Belajar, agar ada kesinambungan pengetahuan antara pihak sekolah dan orang tua demi kesuksesan kurikulum ini bagi perkembangan anak didik.

Bagikan artikel ini

Author :

Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

Kak Zepe adalah pencipta lagu edukasi, pengajar di SD Olifant Sleman DIY, dan penulis artikel edukasi dan parenting.