Media sosial menyuguhkan aneka macam konten yang menarik. Namun, karena tidak ada semacam lembaga yang menyaringnya, sehingga terkadang konten-konten yang muncul di beranda medsos menjadi kurang ramah anak.
Membuat konten sendiri, adalah salah satu cara agar anak tidak hanya sibuk melihat konten yang diposting oleh orang lain. Selain sebagai salah satu cara mengalihkan anak dari konten negatif, membuat konten sendiri juga bisa mengembangkan kreatifitas dan kecerdasan anak. Anak-anak juga bisa belajar dengan cara praktik secara langsung tentang pemanfaatan teknologi dengan cara bijaksana.
Apa saja konten menarik yang bisa dibuat orang tua bersama sang buah hati? Siapa tau ia nantinya bisa menjadi seorang tokoh inspiratif!
1. Hasil Karya Kerajinan Tangan dan Seni Rupa
Ada anak yang suka menggambar, mewarnai, melukis, membuat kerajinan tangan dan aneka kreatifitas lainnya. Dengan menampilkan hasil karya anak di media sosial, anak akan menjadi semakin percaya diri dalam mengekspresikan dirinya. Ia juga akan semakin bersemangat dalam membuat karya yang bermanfaat bagi banyak orang.
Temukan aneka kerajinan tangan dan seni rupa menarik di portal Duniabelajaranak.id.
2. Karya Foto dan Video
Hampir semua merek handphone menyediakan fasilitas kamera, yang bisa digunakan untuk mengambil gambar berbentuk foto atau video.
Berikan kesempatan kepada anak untuk menggunakan fasilitas ini. Orang tua bisa mengajak anak berlibur di suatu tempat, dengan obyek yang menarik. Lalu, berikan kesempatan kepada anak untuk menggunakan kamera di handphone, agar ia bisa mengambil obyek menarik untuk difoto atau direkam. Hasil foto terbaik, bisa diposting di media sosial anak. Bantu ia dengan menuliskan caption yang inspiratif sesuai dengan gambar. Daya imajinasi dan jiwa seni anak akan semakin berkembang dengan melakukan aktivitas ini.
3. Karya Tulis Anak
Beberapa anak yang sudah memiliki ketrampilan menulis biasanya suka membuat karya tulis, misalnya dongeng, kata mutiara, atau puisi, dan terkadang diberikan ilustrasi gambar karya sendiri. Tulisan anak yang polos dan spontan, terkadang menjadi sangat menyentuh. Mungkin hanya tulisan, "I love my Dad" atau "Terima kasih Mama", namun bisa tulisan itu adalah hasil karya sang buah hati sendiri, tentu bisa menjadi karya yang mengesankan di hati banyak orang, dan tentu saja di hati orang tua sendiri.
4. Konten Musik
Di bidang seni musik ada aneka macam sub-bidang lainnya, yaitu seni suara (bernyanyi) dan seni musik. Bila anak gemar bernyanyi, orang tua bisa merekam anak saat ia menyanyikan sebuah lagu. Bila ia piawai dalam memainkan suatu alat musik, seperti piano, biola, gitar, atau alat musik lainnya, orang tua bisa merekam saat ia memainkan suatu alat musik. Karya yang dipublikasikan pun tidak harus dalam bentuk video
yang memperlihatkan wajah anak. Bila orang tua hanya menginginkan versi audio karya anak saja yang dipublikasikan, orang tua bisa membantu dengan membuatkan versi videonya dalam bentuk visualisasi tulisan (syair lagu) atau ilustrasi gambar yang menarik. Maklum, ada beberapa orang tua yang sangat menjaga privasi (wajah anak), untuk tidak terlalu dipublikasikan.
Agar anak semakin jago bermusik, Anda bisa melatih anak dengan permainan Marbel Belajar Musik dan menyanyikan lagu di Youtube koleksi lagu Anak, Kolak. Anak-anak pasti suka!
5. Review Produk
Ada produk anak yang biasa digunakan atau dikonsumsi anak. Ambil saja salah satu contoh yaitu buku cerita. Orang tua bisa mengajak anak melakukan interview tentang suatu buku cerita yang pernah ia baca, dan sangat ia suka.
Misalnya dengan menanyakan:
"Apa judul bukunya?"
"Menceritakan tentang apa?"
"Siapa nama tokohnya?"
"Mengapa Ananda suka?"
Wajah polos dan perkataannya bisa menjadi daya tarik tersendiri.
Siapa tau nantinya banyak produk akan menghubungi Anda dan mengajak kerja sama promo suatu produk. Kecil-kecil, kita bisa mengajari si kecil mencari uang. Tapi tidak boleh ada unsur paksaan lho ya ... .
Itulah dia 5 jenis konten menarik yang bisa dibuat bersama orang tua dan si kecil. Semoga bermanfaat untuk mengembangkan daya kreatifitas dan mengurangi aktivitas "bermain gadget atau game melulu" bagi si kecil.