Guru PAUD dan SD sahabat Educa, apa itu kemampuan berpikir komputasional? Apa manfaatnya? Mengapa perlu diterapkan di jenjang PAUD dan SD? "Computational thinking is a fundamental skill for everyone, not just for computer scientists. To reading, writing, and arithmetic, we should add computational thinking to every child's analytical ability." (Jeannette M. Wing, Computational Thinking, 2006) Kemampuan berpikir komputasional mencakup keterampilan dalam menganalisis, memecahkan masalah, dan berpikir logis. Kemampuan ini sangat bermanfaat tidak hanya di bidang IT. Namun, kemampuan ini juga bermanfaat dalam aneka bidang, termasuk aneka kegiatan yang biasa dilakukan oleh siswa usia PAUD dan SD (Sekolah Dasar). Baca juga: Strategi MENGASAH KECERDASAN DIGITAL pada Anak Usia 5-6 Tahun Kemampuan komputasional terbagi menjadi 4 aspek utama, yaitu: 1. Decomposition (Dekonstruksi) – Memecah masalah menjadi bagian-bagian kecil. 2. Pattern Recognition (Pengenalan pola) – Mengenali pola atau kesamaan dalam masalah. 3. Abstraction (Abstraksi) – Menyaring informasi penting dan mengabaikan detail yang kurang relevan. 4. Algorithmic thinking (Berpikir algoritmik) – Membuat langkah-langkah atau aturan sistematis untuk menyelesaikan masalah. Lembar Kerja Anak GRATIS: BELAJAR HEWAN dengan LEMBAR KERJA ANAK Contoh sederhana penggunaan 4 aspek di atas adalah saat siswa diajak membuat kue. Dekomposisi: Diaplikasikan saat siswa membagi tugas, siapa yang bertugas menyiapkan alat-bahan, siapa yang membuat adonan, siapa yang mencetak menjadi bentuk menarik, siapa yang memanggang. Pattern recognition: Diaplikasikan saat siswa mengenali pola pengulangan dalam proses memasak, misalnya saat menuang bahan basah dan kering. Abstraction: DIaplikasikan saat siswa memahami langkah-langkah utama atau yang terpenting tanpa perlu menghafal semua langkah secara mendetail. Algorithmic thinking: Diaplikasikan dengan mengikuti cara atau langkah pembuatan kue dari awal (proses persiapan) sampai selesai (siap dihidangkan). Baca juga: KEGIATAN ANAK yang Sederhana & Termudah DENGAN HANDPHONE | Kembangkan Literasi Digital Bersama Si Kecil Usia 5-6 Tahun Mengapa Perlu Dikembangkan di PAUD dan SD Zaman Sekarang? Marina Umaschi Bers mengatakan: "Teaching computational thinking in early childhood can help children develop problem-solving skills that are applicable across disciplines." Mengajarkan kemampuan berpikir komputasional kepada siswa sejak dini, akan membantunya dalam mengembangkan mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, tidak hanya dalam bidang teknologi. Namun, kemampuan ini bisa membantu siswa dalam berpikir sistematis, mengenali pola, dan menemukan solusi efektif yang akan berguna dalam aneka bidang ilmu pengetahun. Selain itu, beberapa manfaat lainnya adalah: Semakin mampu beradaptasi:Teknologi semakin maju. Siswa dengan kemampuan berpikir komputasional yang baik, akan semakin mudah menyesuaikan dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi Memupuk kemandirian dalam menyelesaikan masalah: Siswa semakin mampu berpikir logis, kreatif, dan efektif. Keterampilan problem solving saat menghadapi persoalan hidup sehari-hari semakin baik dan mandiri. Meningkatkan kemampuan Matematika dan Sains: Banyak soal dan pemecahan masalah dalam Matematika dan Sains dapat diselesaikan secara komputasional. Mengembangkan collaborative skill: Siswa semakin hebat dalam bekerja sama dalam tim, terutama dalam menyelesaikan persoalan dan membagi tugas secara dalam kelompok. Baca juga: PANDUAN Penting dan TIPS KEMBANGKAN SOFT SKILL GURU PAUD di Era Digital 2024 Stephen Wolfram menjelaskan: "Computational thinking is going to be needed everywhere. And doing it well is going to be a key to success in almost all future careers." Hubungan kemampuan komputasional dengan pembelajaran deep learning Seperti kita tahu, pembelajaran deep learning sangat menekankan pada pembelajaran yang berorientasi pada kegiatan praktik dan pengalaman nyata melalui kebiasaan sehari-hari. Kemampuan berpikir komputasional juga bermanfaat saat siswa secara berkelompok menyelesaikan tugas berbasis proyek. Pembelajaran berbasis pengalaman bukanlah pembelajaran yang kaku dan penuh aturan. Guru hanya memberikan instruksi, kemudian membiarkan siswa belajar bersama melalui pengalaman nyata dan membiarkan siswa belajar dari kesalahan yang dilakukan. Siswa juga diajak untuk tidak hanya memahami konsep. Namun, dengan kemampuan berpikir komputasional siswa akan diajak untuk menyelesaikan persoalan dengan cara yang lebih sistematis. Misalnya dengan cara berdiskusi, berbagi tugas, dan menganalisa suatu soal atau masalah. Di akhir pembelajaran, siswa bisa diajak untuk melakukan refleksi, melakukan evaluasi, dan menemukan makna atau manfaat dari pembelajaran atau aktivitas yang baru saja dikerjakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapannya Bagi siswa PAUD dan SD (khususnya kelas 1-3), guru bisa menerapkannya dengan cara: Bermian: Ajak siswa melakukan permainan sederhana, misalnya bermain puzzle, balok susun, dan teka-teki. Berdiskusi dan aktivitas kelompok: Ajak siswa berdiskusi secara interaktif saat menjelaskan teori sederhana. Arahkan setiap jawaban dari pertanyaan siswa menuju tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Setelah itu, ajak siswa melakukan diskusi dan mengerjakan tugas serta kegiatan praktik secara berkelompok. Integrasi dengan teknologi: Ajak siswa mengerjakan tugasnya dengan memanfaatkan teknologi, misalnya dengan mencari sumber informasi dengan Google Search. Gunakan pendekatan hands-on: Dalam pembelajaran siswa diajak untuk melakukan suatu aktivitas, misalnya menggambar, mewarnai, dan lainnya. Akan lebih baik lagi bisa ada benda fisik yang bisa digunakan sebagai media belajar, misalnya saat belajar mengamati serta menganalisa suatu benda. "Programming allows you to think about thinking, and while debugging you learn learning." - Nicholas Negroponte Ketika seseorang melakukan pemrograman, ia akan melatih cara berpikir secara mendalam, berpikir logis, dan menemukan solusi secara efektif. Sedangkan ketika melakukan proses debugging (memperbaiki kesalahan dalam proses coding), ia akan belajar bagaimana memahami kesalahan, mencari solusi, serta memperbaiki kesalahan. Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis dan reflektif atau berpikir secara lebih mendalam, siswa akan semakin mampu menemukan banyak ide agar tidak membuat kesalahan yang sama dan menemukan pemikiran baru untuk lebih memaknai suatu materi pembelajaran. Pembelajaran tidak tentang benar dan salah saat mengerjakan soal, tapi juga tentang membuka wawasan baru untuk berkreasi dan memahami manfaatnya dalam hidup sehari-hari. KABI (Kisah Nabi): Animasi Keren Media Belajar Karakter Islami Sumber referensi: M. Wing, Jeannette. (2006). Computational Thinking [1] Bers, Marina Umaschi. (2018). Coding as a playground: programming and computational thinking in the early childhood classroom [2] Wolfram, Stephen, (2016). How to teach computational thinking [3] Negroponte, Nicholas. Leaders and trendsetters all agree on one thing [4] Freepik.com. (2023). Close up mother kid [5]
Kecerdasan digital menjadi salah satu keterampilan yang penting bagi anak zaman sekarang. Kecerdasan ini berhubungan erat dengan kemampuan anak dalam menggunakan perangkat digital secara bijak dan efektif. Makin baik kecerdasan digitalnya, anak akan makin mampu menggunakan perangkat digital secara aman dan positif. Baca juga: KEGIATAN ANAK yang Sederhana & Termudah DENGAN HANDPHONE | Kembangkan Literasi Digital Bersama Si Kecil Usia 5-6 Tahun Liburan Nataru dan akhir semester 1 bisa menjadi peluang besar untuk melatih kecerdasan digital anak. Salah satunya, mengajak Si Kecil membuat aneka konten edukatif. Apa saja jenis konten yang edukatif dan sederhana tersebut? A. Konten foto Kreasi craft Ajak anak membuat craft, misalnya diorama, kolase, origami, atau kreasi berbahan limbah. Ambil gambar kreasi terbaik anak, dan unggah di media sosialnya. Objek menarik saat tamasya Minta anak memfoto tiap obyek wisata yang dikunjunginya, dan upload di media sosialnya. MARBEL TK DAN PAUD: Membantu Kembangkan Aneka Keterampilan Dasar Anak PAUD dengan Gims yang Menyenangkan Membuat buku kegiatan harian Ayah bunda bisa membantu si kecil mengambil gambar kegiatan mereka selama liburan. Ajak mereka membuat buku cerita dari koleksi foto kegiatan menarik yang dilakukan selama liburan. Membuat pigura foto kebersamaan dengan keluarga dan teman Ambil gambar anak saat beraktivitas dengan keluarga dan teman. Setelah foto dicetak, ayah bunda bisa memasangkan frame pada foto terbaik dan memajangnya di rumah. Berfoto dengan hewan peliharaan Ajak anak foto bersama hewan peliharaan, misalnya saat memberi makan dan bermain bersama. Saat mengunggahnya di media sosial, tuliskan caption tentang rasa syukur kepada Tuhan atau pentingnya merawat ciptaan Tuhan. Baca juga:7 Tips Foto Keluarga Biar Jadi Family Goals B. Konten video Tutorial membuat craft Saat anak membuat kerajinan tangan sederhana, ayah bunda bisa mendokumentasikan, sambil bertanya “Kreasi ini terbuat dari apa?”, “Bagaimana cara membuatnya?”, dan lain-lain. Vlog kegiatan di rumah Saat anak memasak, merawat kebun, merapikan mainan, dan sebagainya, ayah bunda bisa mendokumentasikannya, sambil mengajak mereka berkreasi dan bernarasi dengan kalimat sederhana. Membuat film pendek Ayah bunda bisa berperan sebagai sutradara dengan membantu anak membuat naskah drama sederhana, lalu ajak mereka bermain peran bersama saudara. Pilihlah tema yang menarik dan sederhana, seperti indahnya berbagi, pentingnya hidup rukun, indahnya memaafkan, dan lainnya. Baca juga:Suka Bikin Konten Edukasi? Ini Rahasianya Agar Viral Vlog hewan peliharaan Minta anak memvideokan hewan peliharaannya sambil bercerita. Contoh, “Inilah hewan peliharaanku. Aku sayang banget sama Keti. Keti adalah kucing yang lucu.” Unboxing mainan kesukaan Saat ayah bunda membelikan anak mainan baru, videokan momen saat si kecil membuka mainan tersebut. Ekspresi kegembiraan anak ketika membuka bungkus mainan kesukaan, akan menjadi salah satu momen terindah. Video story telling Minta anak membuat gambar sendiri yang akan digunakannya sebagai media bercerita, dan ajak mereka menceritakan kisah favoritnya di depan kamera. Video bernyanyi lagu favorit Ketika anak menyanyikan lagu favoritnya, ayah bunda bisa memvideokannya dengan kamera HP. Minta mereka bernyanyi sambil membuat gerakan atau tarian yang lucu. Video kata-kata inspiratif Ajari anak mengucapkan kalimat inspiratif sederhana, seperti “Kita semua berbeda. Namun, seperti aneka bunga di taman, indah sekali bukan? Mari saling menyayangi, menghargai, dan selalu menjaga kerukunan. Agar dunia menjadi tempat yang nyaman dan indah untuk kita tempati.” Video bertema kuliner Agar kian menarik, ayah bunda bisa mengajak si kecil terlibat dalam proses pembuatan makanan. Ajak anak menghias dan menyajikan makanan, menyiapkan peralatan makan, hingga ketika mereka menyantapnya. Baca juga:Konten Digital Menarik yang Bisa Dibuat Orang Tua bersama Si Kecil Dengan membuat konten edukatif bersama Si Kecil, Ayah Bunda tidak hanya melatih kecerdasan digital anak, tetapi juga mempererat hubungan keluarga. Semoga kegiatan ini dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan bermanfaat selama liburan! Sumber Referensi: 1. Freepik.com. (2024). Woman having video call with her husband their daughter [1]2. Kompas.id. (2024). En perbanyak konten digital ramah anak [2]3. Kidsinmuseums.org.uk. (2024). Creating digital content for children and families [3]
Perkembangan dunia digital sangatlah pesat. Banyak anak usia dini sudah mulai menggunakan perangkat digital sebagai media hiburan dan media belajar. Mengasah kecerdasan digital bagi si kecil yang berusia 5-6 tahun adalah pilihan yang baik bagi ayah dan bunda. Langkah ini sangat penting agar Si Kecil semakin kaya akan literasi digital dan mampu menggunakan perangkat digital sebagai sarana pengembangan diri ke arah yang positif. Yuk, lakukan beberapa tips berikut ini selama liburan Nataru dan akhir semester! Baca juga: Modul Ajar Topik : Aku Ingin Menjadi Animator / Tema Cita-Cita Anak Era Digital | RPPH PAUD - TK Usia 5-6 Tahun 1. Pendampingan dari ayah bunda Ayah Bunda perlu memiliki kontrol penuh pada perangkat digital yang digunakan Si Kecil agar bisa memberikan batasan, terutama dari konten-konten yang kurang ramah anak. 2. Pembatasan durasi penggunaan Pastikan si kecil tidak menggunakan perangkat digital lebih dari 1 jam setiap harinya. Ayah bunda juga bisa memberikan batasan agar si kecil tidak menggunakan perangkat digital setiap hari (ada jeda waktu 1 atau 2 hari dalam seminggu si kecil tidak menggunakan perangkat digital sama sekali). 3. Ajak bermain gim edukasi Gim adalah salah satu media hiburan menarik di era digital. Ayah Bunda bisa mengajak Si Kecil bermain aneka gim edukasi dari berbagai platform, salah satunya gim edukasi Marbel TK PAUD. Baca juga:Ajarkan Pesan Moral Positif untuk Anak Usia Dini dengan Riri Cerita Anak Interaktif 4. Ajak menonton film edukasi Ajak si kecil menonton aneka video yang bisa mendukung perkembangan karakter dan keterampilan mereka, misalnya tentang kerja sama, kejujuran, kemurahan hati, dan lainnya. RIRI: Cerita Anak Interaktif Dapat Membantu Perkembangan Kecerdasan dan Karakter Si Kecil 5. Membuat konten bersama Ajak si kecil membuat konten sederhana bersama ayah bunda, misalnya video story telling, penampilan bernyanyi, dan lainnya yang diperagakan oleh si kecil. 6. Menumbuhkan sopan santun meski di dunia digital Ajarkan kepada si kecil untuk mengucapkan “terima kasih”, “maaf”, dan kata-kata baik lainnya pada saat sedang berbicara di telepon, berbicara di depan kamera, dan kesempatan lain, terutama saat menggunakan perangkat digital. 7. Mencari objek gambar menarik untuk difoto Ajak si kecil jalan-jalan ke luar rumah untuk bisa menemukan objek menarik untuk didokumentasikan dalam bentuk foto atau video. 8. Mengajarkan pentingnya menjaga privasi Ayah bunda perlu mengajari si kecil untuk tidak membagikan nomor HP, foto pribadi, alamat rumah, dan hal-hal pribadi lainnya secara sembarangan. 9. Terlibat dalam kegiatan dengan perangkat digital di sekolah Saat guru memberikan tugas kepada si Kecil, terutama dengan memanfaatkan perangkat digital, ayah bunda perlu terlibat aktif dalam proses pembuatannya. 10. Gunakan perangkat digital sebagai sarana pengembangan hobi anak Ada banyak aplikasi yang berhubungan dengan hobi anak usia dini, misalnya menggambar, bernyanyi, menjelajah angkasa, dan lainnya. Ayah bunda bisa memberikan jenis aplikasi yang sesuai hobi dan minatnya. 11. Mengenalkan pentingnya keamanan siber Ajarkan kepada si kecil agar tidak mengeklik tautan secara sembarangan, tidak membagikan foto di media sosial tanpa izin orang tua, dan lainnya. 12. Menjadi teladan pengguna perangkat digital yang bijak Saat sedang berselancar di dunia maya di dekat si kecil, pastikan Ayah Bunda sedang mengonsumsi konten-konten positif dan inspiratif. Baca juga:Mendidik Anak Menjadi Bijaksana Menggunakan Internet 13. Membaca buku digital Ajak si kecil membaca buku digital bersama ayah bunda. 14. Mengajarkan coding yang mudah dan simpel Ayah bunda bisa mengajarkan konsep dasar pemrograman atau coding, misalnya SracthJr, Tynker, atau Lightbot. 15. Menjadwalkan hari tanpa layar Pastikan Si Kecil memiliki satu waktu satu hari penuh dalam seminggu untuk tidak menggunakan perangkat digital atau perangkat dengan layar. Dengan mengaplikasikan strategi-strategi di atas dalam kegiatan sehari-hari, semoga si kecil makin bijaksana dan cerdas dalam menggunakan perangkat digital dan mampu menggunakan perangkat digital sebagai media belajar yang inspiratif. Mari kita membangun karakter Si Kecil agar menjadi pribadi yang cerdas serta bijak dalam menggunakan perangkat digital selama masa liburan. Sumber Referensi:1. Freepik.com. (2023). Full shot kid with cute cat [1] 2. Vida.id. (2024) Digital literacy definition pillars benefits [2]
Kemajuan teknologi saat ini, mau tidak mau, memaksa orang tua lebih terampil lagi dalam memanfaatkan perangkat digital yang ada. Maka dari itu, orang tua perlu mengenal dan menerapkan digital parenting dalam keluarga. Apa itu digital parenting dan bagaimana cara menerapkan digital parenting dalam keluarga? Apa itu digital parenting? Digital parenting adalah pola pengasuhan anak yang disesuaikan dengan kebiasaan mereka saat menggunakan perangkat digital. Pola asuh ini menekankan pada prinsip utama, di mana orang tua perlu menetapkan batasan dan aturan yang jelas, agar anak tidak melewati batas saat menggunakan internet maupun perangkat digital. Lebih jauh lagi, sebenarnya digital parenting adalah pola asuh yang membantu orang tua dalam memberlakukan batasan-batasan, tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan anak saat menggunakan perangkat digital. Tujuan utama penerapan digital parenting ini, tidak lain tidak bukan, adalah mengarahkan anak agar mereka bisa memanfaatkan teknologi dengan cara yang positif dan aman. Cara menerapkan digital parenting Karena perkembangan teknologi sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupan manusia, orang tua perlu mulai menerapkan digital parenting, agar anak tetap terlindungi dari dampak negatif internet juga teknologi. Salah satu cara menerapkan digital parenting, yakni membiarkan anak tetap mengakses teknologi dan perangkat digital, namun, dalam porsi atau batasan yang wajar. Orang tua bisa membatasi waktu anak bermain gadget tiap harinya. Lewat cara ini, anak tidak hanya beradaptasi dengan perkembangan zaman, tetapi juga bisa belajar memanfaatkan teknologi dengan cara yang positif dan bermanfaat. Kedua, cara menerapkan digital parenting, yakni menggunakan kontrol orang tua dengan bijak. Perlu diingat, kontrol ini diperlukan agar anak tetap aman ketika berselancar di dunia maya, atau saat menggunakan gadget mereka. Untuk itu, orang tua juga perlu secara terbuka mengajak anak berdialog dan mengajarkan kepada mereka, bagaimana cara menggunakan gadget, perangkat digital, juga internet dengan cara yang aman dan positif. Selanjutnya, dukung keterlibatan anak dalam kehidupan sosial. Cara menerapkan digital parenting ini perlu dilakukan, agar anak bisa membiasakan dirinya sejak usia dini, untuk mengambil bagian dari perubahan sosial secara positif. Keempat, orang tua juga bisa menerapkan digital parenting dengan memberi waktu istirahat yang cukup, misal mengajak anak melakukan aktivitas lain di luar penggunaan gadget atau teknologi, seperti olahraga bersama, mengajak mereka liburan ke pantai atau kebun binatang, ajak anak membaca buku cerita anak, dan membersihkan rumah. Lewat serangkaian aktivitas tersebut, harapannya ada keseimbangan antara penggunaan teknologi dengan kehidupan nyata atau realistis mereka. Terakhir, cara menerapkan digital parenting adalah membatasi screen time atau penggunaan layar perangkat elektronik pada anak, mulai dari smartphone, tablet, hingga televisi. Orang tua bisa mematikan semua perangkat teknologi yang ada, juga mewajibkan anak mematikan gadgetnya satu jam sebelum mereka tidur. Jadi, bisa disimpulkan bahwa 5 cara menerapkan digital parenting, yakni: Membiarkan anak tetap mengakses teknologi dan perangkat digital, namun tetap diawasi Gunakan kontrol orang tua secara bijak Dukung keterlibatan anak dalam kehidupan sosial Beri waktu istirahat yang cukup kepada anak, agar mereka tidak menggunakan gadget secara terus-menerus Batasi screen time pada anak. Berkaitan dengan penjelasan di atas, orang tua bisa menggunakan Marbel TK PAUD dari Educa Studio sebagai media atau cara menerapkan digital parenting yang mudah, murah, tepat, dan menyenangkan. Marbel TK PAUD adalah gim edukasi yang dirancang untuk anak usia dini, khususnya yang berumur 2 hingga 6 tahun. Gim ini memungkinkan anak belajar sambil bermain dengan cara yang menyenangkan. Selain interaktif, gim ini juga tidak sulit diakses karena ada banyak fitur dan menu yang memudahkan anak untuk menggunakannya, juga memungkinkan orang tua membatasi screen time anak, lewat fitur kontrol orang tua. Dengan demikian, Marbel TK PAUD dari Educa Studio bukan hanya gim edukasi yang membantu proses belajar anak, namun, juga dapat dijadikan sebagai salah satu cara menerapkan digital parenting di tengah perkembangan teknologi saat ini. Bersama Marbel TK PAUD, ayah bunda tidak perlu khawatir atau risau lagi dengan dampak negatif teknologi juga perangkat digital lainnya. Sumber referensi: Fimela.com. Mengenal Digital Parenting, Cara Mendidik Anak di Era Digital dengan Cerdas. (2024). Tanggal akses 4 Desember 2024. Kumparan.com. Digital Parenting: Apa dan Bagaimana Menerapkannya. (2018). Tanggal akses 4 Desember 2024. RRI.co.id. Tips Menerapkan Digital Parenting, Imbangi Perkembangan Teknologi Anak. (2024). Tanggal akses 4 Desember 2024. Yankes.kemkes.go.id. Digital Parenting, Pola Pengasuhan bagi Anak Indonesia yang Berakhlak Mulia, Bahagia, Peduli, Berani, dan Cerdas. (2024). Tanggal akses 4 Desember 2024.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi salah satu fondasi terpenting dalam pembentukan karakter juga perkembangan intelektual anak Indonesia. Tidak bisa dimungkiri bahwa PAUD punya kontribusi yang besar dalam pendidikan anak Indonesia. Bisa dikatakan, PAUD merupakan titik awal di mana anak-anak Indonesia mulai mengenal institusi pendidikan atau dunia belajar formal. Karenanya, kehadiran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tidak boleh diabaikan. Manfaat teknologi digital bagi pendidikan anak Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini, tentu sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan, termasuk pendidikan anak usia dini. Banyak teknologi pembelajaran muncul, berusaha memberi solusi terbaik bagi pendidikan anak-anak. Salah satu contoh manfaat teknologi dalam pendidikan anak usia dini, yaitu membimbing perkembangan anak usia dini. Teknologi memungkinkan anak untuk bermain, mengekspresikan diri, juga mengembangkan keterampilan mereka dengan cara yang aman dan menarik. Baca juga: Educa Studio Memeriahkan Acara Indonesia StartUp Dialogue bersama Kemendag, YouTube Indonesia, Google Indonesia di Universitas Brawijaya dengan Game Marbel TK Paud Berikut manfaat teknologi dalam pendidikan anak usia dini: Membantu perkembangan keterampilan anak usia dini Meningkatkan efektivitas pembelajaran anak usia dini Memberi kemudahan akses informasi kepada orang tua, guru, dan anak Menciptakan lingkungan belajar yang lebih aktif dan menyenangkan untuk anak Mendukung perkembangan keterampilan motorik halus anak Meningkatkan perkembangan sosial dan emosional anak Membantu anak mengembangkan keterampilan bahasanya. Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan anak usia dini Salah satu contoh nyata pemanfaatan teknologi dalam pendidikan anak usia dini, yaitu terciptanya aplikasi pembelajaran dan video pembelajaran, yang memudahkan akses serta proses belajar anak. Selain itu, bentuk pemanfaatan teknologi dalam pendidikan anak usia dini lainnya adalah gim edukasi, yang memadukan konten pembelajaran dengan permainan. Gim edukasi cocok dimainkan anak usia dini, mengingat proses belajarnya masih diselingi dengan permainan. Gim edukasi adalah jenis permainan atau game yang dipakai untuk memberikan pembelajaran kepada para penggunanya, melalui media permainan yang menarik dan unik. Selain digunakan sebagai sarana pendidikan, game edukasi juga bisa dimanfaatkan untuk hiburan. Baca juga: Educa Studio Meriahkan Event Lomba Mewarnai di Perpusda Salatiga, dengan Marbel TK PAUD Marbel TK PAUD adalah contoh nyata pemanfaatan teknologi dalam pendidikan anak usia dini dalam bentuk gim edukasi, yang juga menjadi salah satu produk unggulan Educa Studio, dalam teknologi pendidikan anak. Sebagai informasi, Marbel (Mari Belajar Sambil Bermain) TK PAUD adalah gim edukasi yang dirancang khusus untuk anak usia dini, mulai umur 2 hingga 6 tahun. Gim ini diciptakan untuk mempermudah proses belajar anak usia dini. Pada usianya yang masih muda, proses belajar anak tidak bisa dilakukan secara penuh, karena harus tetap diselingi dengan aktivitas permainan. Dengan begitu, anak-anak pun tidak akan merasa tertekan dan stres ketika diminta belajar. Gim edukasi Marbel TK PAUD dari Educa Studio ini memuat banyak konten belajar yang dikolaborasikan dengan aktivitas permainan, seperti belajar angka, huruf, warna, bentuk, transportasi, dan masih banyak lagi. Semua konten yang dihadirkan dalam gim Marbel TK PAUD ini mempunyai grafis visual yang menarik dan berwarna-warni, animasi yang lucu, interaktif, dan menyenangkan, juga rekaman audio yang mendukung. Kolaborasi semua unsur ini, secara nyata, berkontribusi dalam menghadirkan konten pendidikan yang tidak hanya mengedukasi, namun, juga menghibur dan menyenangkan anak. Sehingga pada akhirnya, keterampilan anak dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Baca juga: Marbel TK PAUD sebagai Pilihan Investasi Tepat bagi Lembaga Pendidikan Saat merilis Marbel TK PAUD, Educa Studio percaya bahwa sebenarnya, proses belajar dan pendidikan anak usia dini, perlu dielaborasikan untuk menciptakan teknologi pendidikan anak yang bisa menjangkau banyak kalangan. Terlebih lagi, sekarang, kesenjangan akses pendidikan masih nyata terjadi di Indonesia. Harapannya, Marbel TK PAUD bisa menjadi teman belajar anak yang cepat, tepat, mudah, murah, dan menyenangkan, sesuai dengan tujuan yang ingin diraih Educa Studio. Sadar bahwa untuk menciptakan teknologi pendidikan anak, membutuhkan banyak peran dari banyak pihak, Educa Studio terbuka untuk semua peluang kerja sama dan kolaborasi bisnis dengan berbagai pihak. Mari kita bersama-sama memajukan teknologi pendidikan anak Indonesia demi pemerataan akses pendidikan, juga terciptanya pemanfaatan teknologi dalam pendidikan anak usia dini yang tepat guna. Untuk informasi lebih lanjut mengenai kolaborasi ini, dapat menghubungi cs@educastudio.com. Baca juga: Kontribusi Marbel TK PAUD dalam Mengembangkan Keterampilan Dasar Anak Sumber referensi: Brightwheel.com. Technology in Early Childhood Education. (2024). Tanggal akses 6 November 2024. Parwoto, dkk. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. (2024). Yogyakarta: Penerbit Deepublish Digital. Samin. Berpikir Kritis dengan Game Edukasi. (2023). Jawa Barat: CV Mega Press Nusantara.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) punya peranan penting dalam membentuk keterampilan kognitif, sosial, dan emosi anak. Ketiganya dibutuhkan sebagai modal mereka untuk menjalani kehidupan di masa mendatang. Tidak bisa dimungkiri bahwa perkembangan teknologi terus melahirkan inovasi-inovasi yang bermanfaat dalam dunia pendidikan. Dengan begitu, peran teknologi dalam pendidikan anak bisa dirasakan dan nyata manfaatnya. Teknologi dalam pendidikan anak Perkembangan teknologi dewasa ini, memberi banyak manfaat untuk semua kalangan, tak terkecuali bagi mereka yang berkecimpung di dunia pendidikan, khususnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Walau perkembangan teknologi ini tidak selalu memberi dampak positif, sebenarnya, jika ditelusuri lebih jauh, ada banyak manfaat teknologi dalam pendidikan anak. Berikut tiga manfaat teknologi dalam pendidikan anak: Baca juga: Bangun Minat Belajar Anak Usia Dini dengan Marbel TK PAUD Memberi akses yang luas kepada anak Manfaat teknologi dalam pendidikan anak, salah satunya, yaitu memberi akses seluas mungkin kepada anak untuk mengakses informasi atau memperoleh pengetahuan. Meningkatkan kualitas belajar anak Pembelajaran digital menjadi salah satu contoh pemanfaatan teknologi dalam pendidikan anak. Secara langsung maupun tidak, penggunaan teknologi dalam pendidikan anak, dapat meningkatkan kualitas belajar mereka. Anak cenderung tertarik dan lebih mudah memahami materi belajar, ketika ada unsur teknologi atau digital di dalamnya. Misal, pemanfaatan gim sebagai media belajar yang interaktif dan menyenangkan untuk anak usia dini. Membantu perkembangan anak Manfaat teknologi dalam pendidikan anak, yakni membantu perkembangan anak, baik itu kognitif, sosial, bahasa, maupun emosi mereka. Kehadiran teknologi dalam pendidikan anak, jelas membantu orang tua mendidik anaknya. Baca juga: Marbel TK PAUD sebagai Solusi Digital untuk Pembelajaran Anak Marbel TK PAUD sebagai inovasi teknologi dalam pendidikan anak Banyak inovasi yang terus bermunculan di tengah perkembangan teknologi saat ini, dengan menghadirkan proses pembelajaran digital yang cocok untuk satu atau beberapa kalangan. Marbel TK PAUD adalah contoh pemanfaatan teknologi dalam pendidikan anak, yang hadir dalam bentuk gim edukasi. Dirancang untuk anak TK (Taman Kanak-kanak) dan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), atau usia 2 hingga 6 tahun. Ketika merilis Marbel, Educa Studio berusaha menggabungkan konsep pendidikan anak usia dini dengan teknologi, yang memungkinkan anak belajar sambil bermain secara interaktif dan menyenangkan. Penggabungan kedua unsur ini dapat mendorong kreativitas juga partisipasi aktif dari anak. Jadi, ketika belajar, mereka tidak akan merasa tertekan atau terbebani, dan, sebaliknya merasa senang. Gim edukasi Marbel TK PAUD menjadi bukti nyata bagaimana Educa Studio telah berkontribusi dalam pendidikan anak usia dini di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak. Salah satu peran Marbel TK PAUD dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia, yaitu memberi pendidikan yang berkualitas untuk semua anak, tanpa terkecuali. Baca juga: Membangun Fondasi Pendidikan yang Kuat dengan Marbel TK PAUD Lewat Marbel TK PAUD, Educa Studio ingin menghadirkan pendidikan anak usia dini yang cepat, tepat, mudah, murah, menyenangkan, serta bisa dijangkau banyak anak dan orang tua di Indonesia. Oleh sebab itu, Educa Studio berusaha memanfaatkan inovasi dan teknologi dalam pendidikan anak. Dalam pendidikan anak usia dini, Marbel TK PAUD juga berupaya mengatasi kesenjangan pendidikan atau pengetahuan yang kerap terjadi di Indonesia. Untuk itulah, gim edukasi Marbel TK PAUD tersedia dalam berbagai channel, seperti gim, aplikasi, video di YouTube, hingga buku cetak. Dengan demikian, peran Marbel TK PAUD dalam pendidikan anak usia dini di Indonesia adalah: Memberi pendidikan yang berkualitas untuk semua anak, tanpa terkecuali Menghadirkan pendidikan anak usia dini yang cepat, tepat, mudah, murah, menyenangkan, dan bisa dijangkau banyak pihak Mengatasi kesenjangan pendidikan atau pengetahuan yang kerap terjadi di Indonesia. Mari bersama-sama mendukung pendidikan anak usia dini di Indonesia, demi masa depan yang lebih cerah dan baik. Jadikan Marbel TK PAUD serta Educa Studio sebagai mitra pendidikan, bisnis, dan kerja sama Anda. Untuk kolaborasi atau kerja sama bisnis lebih lanjut, dapat menghubungi cs@educastudio.com. Baca juga: Latih Kesiapsiagaan Anak Usia Dini terhadap Gempa dengan Marbel Siaga Gempa Sumber referensi: Pemerintahan.uma.ac.id. Peran Teknologi dalam Pendidikan di Indonesia. (2024). Tanggal akses 14 Oktober 2024. Maghfirah, Naily Inayatul, dkk. Metode Pembelajaran Anak Usia Dini. (2024). Surabaya: PT. Pena Cendekia Pustaka.