Pembelajaran tatap muka masih menjadi hal yang dilematis bagi satuan pendidikan PAUD usia 2 hingga 6 tahun. Anak-anak pendidikan dasar kelas 1 sampai 3 Sekolah Dasar pun, masih sulit dan sering abai untuk menerapkan protokol kesehatan. Selain karena vaksinasi baru mencakup anak usia 6-12 tahun, penerapan protokol kesehatan bagi anak PAUD masih sulit diterapkan karena anak-anak PAUD masih cenderung aktif dan enerjik.
Pembelajaran "Blended Learning" masih menjadi pilihan terbaik, meski pun pada penerapannya, pembelajaran online bagi satuan PAUD masih lebih diutamakan, sedangkan untuk pembelajaran secara luring masih sangat dibatasi dalam hal intensitas waktu. Kegiatannya pun masih dipilih dan dipilah, untuk menghindari kontak fisik.
Apa saja keunggulan model pembelajaran "Blended Learning" bagi anak usia dini?
1. Sinergi yang Semakin Baik antara Orang Tua dan Guru
Pembelajaran "Blended Learning" membangun jembatan komunikasi yang semakin baik, antara orang tua dan guru. Semakin baik komunikasi orang tua dan guru, semakin baik pula perkembangan anak dalam hal kognitif, ketrampilan dan karakter. Ayah dan Bunda yang sangat menggantungkan urusan pendidikan pada guru pun, semakin menyadari akan pentingnya pentingnya peran mereka sebagai orang tua bagi perkembangan anak.
2. Kesempatan Bereksplorasi dengan Lebih Bebas
Saat pembelajaran online, anak-anak mendapatkan kesempatan bereksplorasi dengan lebih bebas di dunia maya, sehingga anak-anak mendapatkan kesempatan untuk belajar lebih banyak di luar materi yang diberikan oleh sekolah melalui platform edukasi online. Kegiatan eksplorasi juga bisa dilakukan di lingkungan sekolah saat pembelajaran luring, misalnya dengan mengamati tanaman, keadaan langit, dan lainnya.
3. Kegiatan Positif Berbasis Teknologi kian Berkembang
Pemanfaatan teknologi dalam belajar, membuka cakrawala guru, orang tua, dan anak didik bahwa banyak hal bisa dilakukan dengan perangkat teknologi untuk keperluan edukasi dan perkembangan kreatifitas anak. Misalnya dengan membuat video edukasi dengan aneka macam aktivitas.
Anak tidak hanya memanfaatkan gadget untuk bermain game online, tapi juga membuat karya yang bermanfaat bagi orang lain.
4. Meningkatkan Antusias Anak dalam Belajar
Anak zaman sekarang tidak pernah lepas dari teknologi. Mereka akan lebih bersemangat saat melihat animasi menarik, musik yang seru, dan ditampilkan dalam layar. Saat anak belajar dengan penuh semangat dan hati gembira, pemahaman anak tentang suatu materi pelajaran pun akan semakin baik.
5. Model Pembelajaran "Siswa Aktif" semakin Mudah Diterapkan
Dalam metode "blended learning", guru kadang tidak berlama-lama menjelaskan tentang materi pembelajaran. Namun, guru hanya memberikan sedikit teori, dilanjutkan dengan perintah atau tutorial yang meminta siswa untuk melakukan atau membuat sesuatu. Karena dengan melakukan, anak akan lebih memahami dan mengingat suatu materi pelajaran.
Salah satu dampak positif pandemi adalah memotivasi kita semua untuk memiliki wawasan yang lebih luas dalam hal penggunaan teknologi. Kita akan tertinggal bila tidak mengikuti. Namun tentu saja, kegiatan-kegiatan di alam nyata tidak boleh terlupakan. Kegiatan bersepeda, bermain puzzle, bermain lego, bermain musik di dunia nyata harus tetap menjadi pilihan yang diprioritaskan, tanpa abai protokol kesehatan.
Selain untuk mencegah anak kecanduan hand-phone atau pengaruh negatif lain dari suatu perangkat komunikasi, anak tetap butuh bersosialisasi, menggerakkan seluruh bagian tubuh mereka, dan mengurangi dampak sinyal internet serta radiasi monitor yang melelahkan.
Orang tua dan gurulah yang harus rajin melakukan evaluasi. Agar terus mengembangkan hal-hal yang positif, dan mencari jalan keluar bila ada kendala yang muncul. Agar teknologi bisa dimanfaatkan secara maksimal, untuk menciptakan generasi yang unggul.