Kurikulum Merdeka Belajar yang sedang digaungkan Kemendikbudristek salah satu tujuannya adalah agar siswa agar bisa "survive" ditengah perkembangan zaman dan teknologi yang begitu pesat. Peran guru sangat penting dalam hal ini, karena guru yang memimpin, mengatur, dan mengajar selama proses kegiatan belajar dan mengajar. Ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian bagi guru, agar benar-benar bisa menerapkan
Kurikulum Merdeka Belajar secara optimal. Apa saja itu?
1. Variasi Kegiatan dalam Proses Pembelajaran
Variasi pembelajaran sangat penting untuk mengatasi kebosanan kepada siswa. Pembelajaran dengan metode ceramah dan disusul dengan memberikan instruksi penugasan akan menjadi salah satu aktivitas saat pembelajaran. Beberapa contoh variasi pembelajaran perlu diterapkan saat pembelajaran, misalnya:
a. Kegiatan kolaburatif dengan memberikan satu pertanyaan "pemantik".
b. Memberikan kesempatan kepada siswa mencari sumber informasi melalui berbagai platform.
c. Memberikan kesempatan kepada siswa berdiskusi setelah menonton sebuah video edukasi.
Dengan teknologi yang semakin maju, guru bisa menemukan aneka metode lainnya. Apalagi guru di zaman sekarang memiliki aneka kompetensi yang khas sesuai dengan bakat dan ketrampilan yang dimiliki.
2. Memacu Siswa untuk Berpikir Kritis
Agar siswa memiliki pemikiran yang kritis, guru perlu memberikan ruang yang lebih "merdeka" bagi siswa. Hal paling penting adalah guru harus siap menerima masukan atau ide dari siswa, agar guru semakin memahami kebutuhan dan selera peserta didiknya mengingat biasanya guru dan siswa memiliki rentang usia yang jauh dan tentu saja akan sangat mempengaruhi pemikiran dan selera masing-masing. Salah satu contoh kegiatan yang bisa meningkatkan ketrampilan siswa menjadi pribadi yang kritis adalah dengan memberikan kegiatan berkelompok, yang memungkinkan siswa bisa berdiskusi.
3. Menghindari Porsi Nilai Tertinggi pada Tes Akhir
Di dalam Kurikulum Merdeka Belajar penilaian terhadap proses lebih ditekankan. Sebagai contoh, saat guru memberikan tugas membuat suatu produk kepada siswa, fokus penilaian tidak hanya terfokus pada produknya saja, namun juga saat proses pembuatan produk tersebut. Walau pun tes akhir juga penting dalam memahami tingkat pemahaman siswa, namun banyak hal penting yang perlu dinilai oleh guru kepada siswa, misalnya dalam hal perkembangan karakter dan ketrampilan siswa.
4. Penerapan Profil Pelajar Pancasila dalam Hidup Sehari-Hari
Mungkin kita pernah menjumpai soal atau pertanyaan saat kita bersekolah tentang Pancasila, sbb:
a. Apa bunyi Pancasila, sila pertama?
b. Apa lambang dari sila pertama Pancasila?
Di kurikulum Merdeka Belajar yang memacu siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran, guru bisa menilai karakter siswa dalam hidup sehari-hari. Misalnya tentang perilaku siswa dalam menghadapi perbedaan, perilaku siswa saat melakukan kerja sama, dan lainnya. Agar guru bisa menilai karakter siswa dalam aktivitas sehari-hari di sekolah, tentu saja guru perlu memiliki suatu dokumentasi dan rubrik khusus untuk menilai perkembangan karakter siswa di sekolah, sehingga guru tetap memiliki data yang otentik saat memberikan penilaian karakter tiap siswa.
5. Variasi Materi dan Aktivitas Pembelajaran di Setiap Tahun Ajaran
Setiap tahun ajaran biasanya seorang guru akan menemukan kekhasan dari setiap anak-anak didiknya dalam satu angkatan. Kekhasan inilah yang perlu dicermati oleh para guru dan kepala sekolah. Contoh paling nyata adalah perbedaan tingkat perkembangan anak dalam hal pengetahuan, karakter, dan ketrampilan siswa di saat sebelum pandemi, saat pandemi, dan setelah pandemi. Setiap tahun ajaran, guru perlu mempersiapkan aktivitas dan media pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didiknya. Maka, pihak sekolah perlu melakukan evaluasi dari tahun ke tahun, agar bisa memberikan materi, aktivitas, dan media pembelajaran yang pas kepada peserta didik.
6. Melibatkan Masyarakat Setempat
Agar aktivitas pembelajaran bisa melibatkan masyarakat, pihak sekolah perlu memahami latar belakang setiap siswa dan sebagian besar siswa. Untuk sekolah yang terletak di suatu perkampungan yang sebagaian besar masyarakatnya berprofesi sebagai pelukis. Guru bisa memberikan aktivitas membuat lukisan dan membantu proses pemasaran lukisan yang dibuat siswa. Manfaat dari metode ini adalah agar siswa memahami manfaat ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang didapatkan di sekolah dalam kehidupan nyata. Paling tidak siswa perlu belajar bersosialisasi dengan masyarakat dan berperan dalam mengembangkan suatu lingkungan masyarakat dengan ilmu yang dimiliki.