Internet memberikan aneka kemudahan di segala bidang. Anak-anak, remaja, dan orang dewasa sudah terbiasa menggunakan internet sebagai sarana berkomunikasi, mendapatkan informasi, mengembangkan diri, belajar, dan lainnya. Orang yang sudah dianggap dewasa tentu sudah tau cara menjaga diri. Namun, anak-anak usia dini yang masih perlu belajar mem-filter diri dari dampak negatif ber-internet, sangat membutuh bantuan dari orang tua. Ada banyak konten yang kurang pantas dikonsumsi anak-anak di dunia maya.
Bagaimana mendidik anak agar menjadi bijaksana dalam menggunakan internet?
1. Perbanyak Konten Edukasi
Ada aneka macam konten edukasi yang bisa dikonsumsi oleh anak di dunia maya. Peran orang tua adalah merekomendasikan konten-konten edukasi kepada sang buah hati, agar mereka cenderung lebih banyak meluangkan waktu berinternet dengan mengonsumsi konten edukasi.
2. Sarana Mengembangkan Diri
Ajaklah anak membuat konten yang bermanfaat. Misalnya membuat foto atau video yang menampilkan gambar atau karya anak. Hal ini bisa memotivasi anak agar mengoptimalkan sarana komunikasi sebagai media pengembangan diri dan berekspresi.
3. Sopan Berinternet
Tidak hanya di dunia nyata, di dunia maya pun anak perlu sopan santu saat menggunakan internet. Saat mengikuti kelas online sebagai contohnya. Anak perlu dibiasakan menggunakan kata-kata yang sopan, memberi salam, menyapa teman, dan menghindari kata-kata yang kurang sopan. Hindari pula kata-kata yang mengarah pada penindasan, atau yang biasa disebut dengan "cyber-bullying".
4. Sikap Empati Saat Berkomunikasi di Dunia Maya
Saat berkomunikasi dengan perangkat teknologi, anak tidak bertatap muka secara langsung dengan lawan bicara. Namun bukan berarti anak bisa
berbicara seenaknya tanpa memikirkan perasaan yang diajak bicara. Anak-anak yang mulai kecanduan game atau film, kadang sulit membedakan bahwa saat berkomunikasi di dunia nyata adalah orang yang bisa kecewa, sedih, dan mengalami perasaan tidak enak bila lawan bicaranya menggunakan kata-kata yang negatif dan berkata kurang sopan.
Bagaimana Agar Tidak Menjadi Korban Cyber-Bullying?
Anak-anak yang menjadi korban "cyber-bullying" biasanya terjadi karena kurangnya perhatian orang tua, terutama dalam menggunakan media sosial atau platform yang memungkinkan orang lain untuk berinteraksi, misalnya dengan cara berkomentar. Walau pun komentar hanya berbentuk tulisan dan tidak diketahui identitas pemberi komentar, namun komentar-komentar yang cenderung negatif mampu melemahkan mental anak. Jadi dampingilah anak setiap posting sesuatu di media sosial dan platform digital lainnya. Bila perlu matikan kolom komentar setiap memposting sesuatu sehingga anak hanya tau jumlah "love" dan "like" saja, tanpa harus mendapatkan komentar negatif yang kadang bisa membuat anak merasa kurang nyaman.