Bullying bisa terjadi sejak usia dini, termasuk di PAUD / TK. Banyak perilaku bullying yang sering dianggap wajar, padahal dapat berdampak buruk bagi anak didik. Guru dan orang tua perlu mengenali serta pencegahannya sejak dini. Baca juga:5 Ide AKTIVITAS FUN Belajar ANTI BULLYING untuk Anak PAUD Perilaku bullying di bawah ini perlu kita waspadai bersama: Mencegah teman menggunakan fasilitas bersamaTidak mengizinkan teman lain bermain di area atau bermain mainan tertentu. Mengancam atau menakut-nakutiAncaman bertujuan agar temannya mau mengikuti keinginannya. Mengabaikan atau tidak mengajak bermainMengecualikan teman dari suatu permainan atau kegiatan berkelompok. Menatap dengan tatapan menantang atau mengintimidasiMembuat ekspresi wajah yang menyeramkan agar bisa menekan atau membuat teman lain merasa takut. Mengambil atau merusak barang milik temanPerilaku sengaja mengambil, menyembunyikan, atau merusak barang milik teman untuk membuatnya sedih, kesal, atau kecewa. Mengejek atau memanggil dengan julukanAnak didik mungkin memanggil atau mengejek temannya dengan nama yang tidak disukai atau berhubungan dengan kondisi fisik, pakaian, atau kebiasaan tertentu. Baca juga:Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik: Sekolahku, Anti Bullying / Berteman dalam Keragaman - Kurikulum Merdeka Belajar Mengelompok dan mengucilkan teman secara sengajaAnak didik sengaja membentuk kelompok kecil dan dengan sengaja tidak mengizinkan teman lain bergabung, yang bisa membuatnya merasa tersisih. Meniru atau mengolok-olok dengan berlebihanAnak didik bisa meniru cara bicara atau gerakan temannya dengan maksud mengejek atau merendahkan. Menyebarkan cerita atau kebohonganAnak didik mungkin menceritakan hal buruk tentang temannya yang belum tentu benar agar orang lain tidak menyukainya. Mendorong atau memukulTindakan fisik, seperti sengaja mendorong, mencubit, menyentil, memukul, atau menendang sebagai bentuk agresi bisa terjadi di PAUD. Memerintah teman secara paksaAnak didik memaksa temannya untuk melakukan sesuatu yang tidak diinginkan, seperti mengambilkan barang atau mengerjakan sesuatu untuknya. Menutup telinga saat teman berbicaraAnak didik menunjukkan sikap tidak peduli dengan mengabaikan, atau berpura-pura tidak mendengar saat temannya berbicara. Menghina hasil karya temanAnak didik meremehkan atau menertawakan hasil gambar, kerajinan, atau pekerjaan teman. Perilaku ini bisa menurunkan rasa percaya diri temannya. Menghalangi teman untuk duduk atau masuk ke dalam kelompokAnak didik sengaja menghalangi teman yang ingin duduk di bangku atau bergabung dengan kelompok tertentu agar merasa tidak diterima. Menyembunyikan atau membuang barang milik temanAnak didik sengaja menyembunyikan atau membuang barang milik temannya agar temannya merasa kesal atau bingung. Baca juga:Bullying di Sekolah: Apa Saja Macam dan Dampaknya? Bagaimana Agar Siswa dapat Mengatasinya? Bagaimana cara mencegahnya? Ternyata, ada banyak perilaku bullying yang mungkin terjadi di kelas PAUD / TK, bukan? Jangan sampai perilaku bullying di atas dianggap sebagai hal yang lumrah atau berpikir bahwa “mereka masih anak-anak”. Guru PAUD perlu mewaspadainya sejak dini dengan melakukan tindakan preventif. Tujuannya adalah agar perilaku kurang terpuji di atas tidak berlanjut dan menjadi kebiasaan yang dianggap “lumrah” terjadi kelas. Beberapa pembiasaan positif di bawah ini bisa diajarkan kepada anak didik. Membiasakan budaya saling menghormatiAjari anak didik untuk menggunakan kata-kata yang baik, berbicara dengan sopan, dan menghormati perasaan teman sejak dini. Membangun empati melalui cerita dan permainan peranBerikan kegiatan bercerita atau bermain drama guna membantu anak didik memahami perasaan orang lain. Anak didik perlu memahami pula bahwa tindakan mereka dapat mempengaruhi perasaan teman lainnya. Menanamkan kebiasaan kerja sama dalam aktivitas kelompokLibatkan anak didik dalam kegiatan berkelompok. Hal ini bisa mendorong mereka untuk semakin memahami cara bersosialisasi dan berinteraksi dengan baik. Memberikan teladan yang baikGuru dan orang tua harus menunjukkan sikap ramah, peduli, dan menghargai orang lain. Perilaku positif guru akan ditiru anak-anak didiknya. Menanggapi perilaku bullying dengan tegas dan konsistenJika terjadi tanda-tanda indikasi bullying, guru harus segera menegur, memberikan pemahaman tentang dampaknya, mendorong penyelesaian konflik dengan cara yang baik, serta mengadakan rekonsiliasi (saling memaafkan antara pelaku dan korban). Baca juga:9 Tips Penting Agar Siswa Terhindar Jadi Korban Bullying Guru PAUD sahabat Educa, mencegah bullying di PAUD / TK merupakan tanggung jawab bersama agar anak tumbuh optimal di lingkungan yang aman dan nyaman. Dengan pembiasaan positif sejak dini, anak-anak dapat belajar menghargai, bekerja sama, dan berempati terhadap teman sebaya. Semoga di masa depan, perilaku bullying tidak pernah terjadi di sekolah tempat Anda berkarya. KABI (Kisah Nabi): Animasi yang Bermanfaat Menumbuhkan Karakter Islami Sumber referensi: 1. Freepik.com. (2024). Medium shot sad kid sitting outdoors [1]
Anak yang menjadi korban bullying verbal bisa mengalami persoalan serius yang berdampak jangka panjang, terutama pada kesehatan mental dan emosionalnya. Anak bisa mengalami penurunan kepercayaan diri, dan bahkan bisa mengalami depresi atau stres. GRATIS LKA Edukasi: Lembar Kerja Anak Tanpa Bayar Ada Di SINI Tidak hanya orang dewasa, di zaman sekarang, anak-anak pun bisa menjadi pelaku bullying verbal. Hal ini bisa dipengaruhi oleh faktor keluarga, sarana hiburan yang dikonsumsi anak, lingkungan pergaulan, dan lainnya. Artikel Terkait: - Mengenal Verbal, Physical, dan Social Bullying serta Cara Mencegahnya - 9 Tips Penting Agar Siswa Terhindar Jadi Korban Bullying Agar Si Kecil tidak menjadi pelaku bullying verbal, tentu saja Ayah Bunda perlu melakukan beberapa langkah penting. Inilah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah anak usia 5-6 tahun menjadi pelaku bullying verbal: 1. Mengajarkan Empati pada Si Kecil Sejak dini, Si Kecil perlu mendapatkan pelajaran tentang cara memahami orang lain. Sikap ini bisa ditumbuhkan dalam diri Si Kecil melalui kegiatan sehari-hari, misalnya dengan membantu Si Kecil merapikan mainan. Setelah merapikan mainan, Ayah Bunda bisa bertanya, “Bagaimana perasaanmu saat mendapatkan bantuan?” Atau, Ayah Bunda juga bisa bertanya, “Kira-kira, bagaimana perasaanmu bila Ayah Bunda hanya melihatmu dan tidak membantumu merapikan mainan?” Dengan menanyakan hal tersebut, Si Kecil akan diajak untuk berefleksi diri dan semakin memahami pentingnya empati. Kembangkan Karakter Islami Si Kecil bersama KABI (Kisah Teladan Nabi) 2. Menjadi Teladan yang Baik Ayah Bunda adalah role model bagi Si Kecil. Si Kecil akan cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitar, apalagi orang tua. Ajak Si Kecil berbicara dan berbagi cerita dengan penuh kasih dan kesabaran. Berusahalah menggunakan kata-kata yang sopan dan nada bicara yang halus. 3. Memberikan Apresiasi atas Perilaku yang Baik dan Positif Apresiasi paling murah dan mudah adalah pujian. Berikan pujian pada Si Kecil saat ia membantu merapikan piring, bersikap sopan, dan lainnya. Si Kecil akan semakin memahami bahwa segala hal yang baik patut diapresiasi dan semakin mengerti bahwa apresiasi atau pujian bisa membuat hati gembira bagi yang menerima. Baca juga: Bullying Pada Anak PAUD: Kenali Tandanya dan Panduan Lengkap untuk Membantunya 4. Mengawasi Media Hiburan Anak Media hiburan yang biasa dikonsumsi Si Kecil biasanya berasal dari perangkat komunikasi atau video game. Berikan pengawasan yang ketat kepada SI Kecil. Pastikan Ayah Bunda memahami game apa yang ia mainkan, video apa yang ia tonton, dan lainnya. Bila ada hal-hal yang bermuatan kata-kata kasar, adegan tidak pantas, dan lainnya, sebaiknya segera mengambil tindakan tegas. Jangan lupa untuk mencari referensi tontonan dan permainan yang positif dan bisa menstimulasi kecerdasan serta keterampilan Si Kecil. Baca juga: 5 Aktivitas 'No Screen Time for Kids' yang Edukatif 5. Jagalah Jalinan Komunikasi yang Baik Antara Orang Tua dan Anak Ajak Si Kecil berbagi tentang aktivitas yang telah ia lakukan, hal-hal baru apa yang ia pelajari di sekolah, apa yang ia rasakan, apa persoalan yang sedang ia hadapi dan lainnya. Dengan pembiasaan ini, Si Kecil akan semakin mampu mengekspresikan diri secara positif dan dengan kata-kata yang baik, bukan dengan kata-kata negatif atau yang merugikan orang lain. 6. Memberikan Edukasi tentang Problem Solving Ajarkan Si Kecil cara menyelesaikan masalah dengan baik, yaitu dengan kata-kata yang baik, suasana yang tenang, hati yang sabar, dan kontrol emosi yang stabil. Pembiasaan ini akan membantu Si Kecil agar bisa menyelesaikan konflik dengan bijaksana dan efektif. Si Kecil juga akan semakin terbiasa untuk menyelesaikan suatu persoalan dengan orang yang lebih dewasa, sehingga saat ia ada masalah dengan teman sebaya, ia tidak canggung untuk meminta bantuan lain dan tidak memendamnya sendiri. Baca juga: Agar Anak Tidak Jadi Korban Bullying, Kembangkan 9 Social Skills Ini 7. Memberikan Penjelasan tentang Bullying Berikan pengertian kepada Si Kecil tentang apa itu bullying. Jelaskan pula bahwa perilaku bullying tidak hanya bisa dilakukan melalui perbuatan, tapi juga dengan perkataan dan kata-kata yang diketik melalui media sosial. Ajak Si Kecil berdiskusi, apakah ia pernah menggunakan kata-kata kasar saat menasehati teman, mengejek teman secara berlebihan, atau bahkan pernah menjadi korban perilaku bullying. Bila pernah mengalaminya, bimbing Si Kecil untuk menemukan jalan keluar dan treatment terbaik Aneka tips di atas, tidak hanya membantu Si Kecil untuk menjadi pribadi yang baik dan penuh kasih sayang. Namun, Si Kecil bahkan juga akan semakin mampu memiliki keterampilan dalam menghindari perilaku bullying, baik sebagai pelaku maupun sebagai korban. Dalam kehidupan sehari-hari, pastikan Ayah dan Bunda juga menggunakan kata-kata yang baik dalam berkomunikasi dan nada bicara yang tenang serta tidak menggunakan suara yang terlalu keras. Semoga Si Kecil semakin tumbuh menjadi anak yang baik dan memiliki hubungan yang baik dengan teman sebaya! Baca juga: 5 Ide AKTIVITAS FUN Belajar ANTI BULLYING untuk Anak PAUD Sumber Referensi: 1. Unicef.org. (2022). Child care bullying [1] 2. Positiveaction.net. (2022). Verbal bullying [2] 3. Freepik.com. (2022). Asian mother daughter spending time together home [3]
Setiap orang tua tentu ingin agar buah hatinya terhindar dari perilaku bullying. Mengedukasi Si Kecil adalah langkah yang baik sehingga ia memiliki keterampilan dalam mengidentifikasi perilaku bullying dan bisa mengambil langkah untuk mencegah dan mengatasi persoalan tersebut. Inilah beberapa cara sederhana untuk memperluas wawasan Si Kecil sehingga ia bisa terhindar dari perilaku yang merugikan ini: 1. Menjelaskan Makna Bullying Hal penting yang perlu Si Kecil pahami adalah tentang macam-macam bullying, yaitu bullying verbal, bullying fisik, dan cyberbullying. Ayah dan Bunda bisa memperkenalkan bullying sesuai dengan usia anak. Usia PAUD / TK (di bawah 6 tahun 6 bulan):- Belum menunjukkan perilaku bullying yang menjurus pada kekerasan fisik yang berat atau tindak kriminal.- Perilaku bullying terjadi dalam bentuk hal-hal yang sederhana.- Beberapa contohnya antara lain mengolok-olok tampilan fisik, merampas mainan, pilih-pilih teman, atau menghindari teman yang dianggap “aneh”.- Ayah dan Bunda bisa mengenalkan pentingnya menerima keberagaman, menghindari perilaku diskriminatif, dan mengajarkan kata-kata yang sopan dengan cara bermain dan aktivitas yang menyenangkan. Usia SD / Pendidikan Dasar (6 - 12 tahun)- Contoh perilaku bullying anak-anak usia ini adalah: menghina dengan kata-kata kasar / nada tinggi, mengolok-olok (terkadang secara beramai-ramai), menggosipkan hal-hal yang negatif pada teman, melakukan pemukulan, merampas barang, dan bahkan terkadang sudah menjurus pada tindak kekerasan.- Perlunya edukasi tentang makna toleransi dan pentingnya perilaku saling menghormati serta menghargai disertai dengan landasan hukum atau norma yang berlaku, misalnya Pancasila, UUD, atau aturan di lingkungan dengan penjelasan dan aktivitas yang membuat siswa belajar dengan metode learning by doing. 2. Mengembangkan Empati - Ayah dan Bunda perlu memberikan pemahaman tentang bagaimana memahami perasaan orang lain.- Si Kecil tentu ingin selalu merasa nyaman dan gembira. Maka, Ia juga perlu diajarkan tentang cara membuat orang lain merasa nyaman dan gembira.- Si Kecil juga perlu belajar tentang contoh-contoh perilaku atau kata-kata yang bisa membuat teman bersedih, kecewa, dan kurang nyaman. 3. Berikan Edukasi tentang Menyelesaikan Konflik dengan Baik - Ajarkan kepada Si Kecil tentang pentingnya komunikasi yang baik untuk mencegah konflik dan mengatasi konflik yang terjadi.- Berikan nasihat kepada Si Kecil bahwa kata-kata kasar atau perilaku kasar tidak akan menyelesaikan konflik, tapi malah bisa membuat konflik / persoalan semakin besar. 4. Mengajarkan Sikap Toleransi - Ajarkan kepada Si Kecil tentang aneka perbedaan, misalnya suku, agama, rasa, suku, dan lainnya. Si Kecil perlu memahami pentingnya saling menerima perbedaan dalam pertemanan.- Di mata Tuhan, semua manusia adalah sama. Si Kecil perlu memahami hal ini agar ia mampu memandang orang lain dengan sikap hormat dan mengasihi. 5. Ajarkan Pentingnya Berteman - Si Kecil perlu memahami bahwa hubungan pertemanan adalah suatu hal penting agar bisa saling membantu, menjaga, dan melindungi.- Namun, tentu saja Si Kecil perlu memiliki circle pertemanan yang baik dan positif, agar tumbuh menjadi anak yang baik dan berkembang ke arah yang positif. Dongeng di Bawah Ini Bisa Membantu Si Kecil Memahami Pentingnya Berteman Koleksi Dongeng Selengkapnya Bisa Diunduh di Dalam Aplikasi RIRI (Cerita Anak Interaktif) 6. Ajarkan tentang Pentingnya Berbagi dan Bercerita - Ajak Si Kecil berkomunikasi dan bercerita mulai dari hal-hal yang sederhana, agar ia terbiasa berbagi dan mendapatkan bantuan secepatnya saat ia dalam persoalan, terutama saat ia mengalami suatu perundungan. 7. Menjadi Teladan / Role Model - Ajari Si Kecil cara berpenampilan atau berpakaian yang baik, berperilaku yang sopan, dan berkomunikasi yang santun, berempati, bisa membawa damai, dan sikap yang suka membantu agar ia lebih dihargai atau bahkan bisa menjadi contoh yang bagi teman-temannya. 8. Mengedukasi tentang Cara Bersikap Saat Menjadi Korban Bullying - Saat Si Kecil merasa sakit hati atau sedih karena suatu perkataan atau perilaku orang lain, maka ia harus segera menegur atau memberitahukan kepada orang dewasa yang dipercaya. 9. Ajarkan tentang Cara Bersosialisasi - Ajaklah Si Kecil dalam acara-acara yang melibatkan banyak orang, misalnya berkunjung ke tempat saudara, pesta pernikahan, dan lainnya, agar ia terbiasa bertemu orang baru dan berinteraksi dengan orang lain.- Dampingi Si Kecil agar bersedia bermain dengan teman sebaya, misalnya di komplek atau di dalam suatu komunitas. Mengajarkan anak Anda tentang pencegahan perundungan atau anti bullying sangat penting untuk membantu mereka menjadi individu yang peduli, berempati, dan memahami pentingnya menghormati orang lain. Semoga tips di atas bermanfaat! Sumber Referensi: 1. Stopbullying.gov. (2022). How to prevent bullying [1] 2. Apa.org. (2022). Prevent [2]
Anak PAUD perlu belajar anti bullying / perundungan sejak dini. Karena pada masa usia PAUD, para siswa sedang dalam masa pembentukan karakter. Pembelajaran ini akan membantu mereka dalam memahami aneka karakter penting yang dapat mencegah perilaku bullying terjadi pada diri mereka. Karakter-karakter penting agar anak PAUD bisa mendukung gerakan stop bullying tersebut antara lain adalah empati, kerjasama, menghargai perbedaan, dan toleransi. Inilah beberapa aktivitas variatif dan fun agar siswa PAUD memiliki kesadaran yang baik untuk mencegah bullying: 1. Mengajarkan Cara Berkomunikasi yang Baik dan Santun Guru PAUD bisa mengajari para siswa tentang cara berkomunikasi dengan baik dan santun. Berikan pemahaman kepada para siswa bahwa cara berkomunikasi yang baik dan santun bisa menghindarkan mereka dari konflik dan penggunaan kata-kata yang kurang sopan. Hal terpenting dari mengajari cara berkomunikasi yang baik dan santun adalah menjadi teladan yang baik. Guru PAUD juga bisa mengajarkan hal ini dengan cara bermain peran. Tidak perlu naskah yang terlalu panjang. Salah satu contoh sederhana adalah mengajarkan para siswa cara memberi salam saat berpapasan dan cara meminta maaf saat berbuat kesalahan secara santun. Ajarkan kepada siswa tentang cara berkomunikasi yang baik dan sopan dengan memberikan dongeng yang ramah anak. Kata-kata yang digunakan di dalam dongeng sangat ramah anak dan bisa menjadi pedoman bagi anak-anak usia PAUD dalam memilih kata-kata yang positif dan sesuai tata krama. Koleksi Cerita Anak Interaktif (RIRI) bisa menjadi pilihan terbaik. 2. Mengajarkan Empati Mengajarkan empati berarti memberikan pengertian kepada para siswa tentang pentingnya memahami perasaan teman-teman mereka atau membantu mereka merasakan campak kata-kata serta tindakan mereka pada orang lain. Perkataan dan tindakan yang baik bisa memberikan dampak positif bagi diri mereka sendiri. Salah satu cara mengajarkan empati kepada anak-anak usia dini adalah dengan mengajak mereka berkegiatan berkelompok. Pastikan dalam kegiatan berkelompok tersebut, mereka menggunakan kata-kata yang baik dan sopan saat berpendapat. Mereka juga akan belajar tentang pentingnya mendengarkan pendapat orang lain. Kembangkan empati siswa PAUD dengan Kisah Teladan Nabi berikut ini 3. Mengajarkan Pentingnya Kerja Sama Manfaat dari kerja sama adalah membuat pekerjaan menjadi lebih mudah, menyenangkan, dan cepat selesai. Aktivitas kerja sama juga bisa membuat hubungan pertemanan menjadi lebih erat. Dengan bonding yang makin kuat, maka kemungkinan terjadi konflik, saling mengacuhkan, dan saling mengejek akan menjadi lebih sedikit. Kegiatan kerja sama yang bisa dilakukan oleh anak-anak didik usia PAUD adalah:- Bermain bersama- Kerja Bakti- Melakukan percobaan Sains bersama. Dongeng bertema kerja sama juga sangat efektif memberikan pemahaman kepada para siswa tentang pentingnya kerja sama. Baca juga: Tips Mengajar si Kecil Paham Cara Melindungi Diri dari Rumah Mengenal Verbal, Physical, dan Social Bullying serta Cara MencegahnyaBullying Pada Anak: Kenali Tandanya dan Panduan Lengkap untuk Membantunya 3. Mengajarkan Pentingnya Bersikap Kritis Sikap kritis perlu dilakukan oleh para siswa saat mereka melihat tindakan bullying atau menjadi korban bullying. Siswa perlu memahami pentingnya melaporkan kepada orang yang dipercaya. Guru PAUD bisa mengadakan kegiatan berdiskusi interaktif dengan menceritakan contoh kasus bullying. Ajarkan kepada para siswa cara melaporkan dengan cara yang baik tanpa perlu bersikap cemas yang berlebihan, apalagi sambil berteriak-teriak atau marah-marah. Contoh kasus bullying bisa dipresentasikan kepada para siswa dengan media film atau dongeng. 4. Tanamkan Karakter Cinta Keberagaman Tanamkan dalam diri siswa bahwa keberagaman adalah sesuatu yang indah dan merupakan karunia Tuhan yang harus disyukuri. Ajarkan kepada siswa bahwa cara menilai seseorang adalah dari perilaku dan karakternya. Bila mereka mengenal seseorang yang baik, tidak pernah menyakiti, atau tidak melakukan perilaku negatif, maka mereka harus bisa menerima mereka sebagai teman. Ajaklah para siswa menyanyikan lagu-lagu tentang persatuan dan indahnya keberagaman. Beberapa lagu yang cocok untuk mengajarkan hal ini adalah “Satu Nusa Satu Bangsa” atau “Dari Sabang Sampai Merauke”. Lagu anak-anak yang mengajarkan tentang indahnya perbedaan adalah “Sebanyak Bintang di Langit” dan Bangga Jadi Anak Indonesia” 5. Mengajarkan Pentingnya Kerja Sama Guru, Orang Tua, dan Siswa Agar poin ini bisa terlaksana dengan baik, guru dan orang tua perlu berperan lebih aktif agar kasus bullying tidak terjadi di sekolah. Siswa harus paham bahwa guru dan orang tua mereka bisa bekerja sama dengan baik untuk mengatasi kasus bullying. Guru bisa mengajak orang tua siswa datang ke sekolah dan melakukan aktivitas menyenangkan bersama guru dan siswa, misalnya: Melakukan kegiatan outbound bersama. Mengadakan kegiatan “Fun Cooking” bersama. Berwisata bersama. Acara seminar yang dikemas menarik dan interaktif (misalnya mendatangkan pembicara yang lucu). Workshop kreatif. Mengajak orang tua tampil bersama siswa dalam acara pentas seni di sekolah. Lingkungan yang positif menjadi faktor terpenting untuk mencegah terjadinya bullying. Karena lingkungan sekolah yang penuh rasa persaudaraan antar siswa akan membuat mereka mampu bersikap saling menghormati, saling menghargai, dan saling mengasihi. Layaknya satu tubuh yang terluka, maka semua akan merasakan sakitnya. Namun, bila satu tubuh merasakan kenyamanan, maka mereka pun akan lebih enggan untuk melakukan tindakan saling menyakiti, baik dengan perkataan maupun perbuatan. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik: Sekolahku, Anti Bullying / Berteman dalam Keragaman Semoga sekolah tempat Anda mengajar bebas dari kasus bullying. Semoga artikel ini bermanfaat untuk membantu Anda mencegahnya. Selamat mencoba! Sumber Referensi: 1. Freepik.com. (2022). Close up girl child friends park smiling [1]2. Teachstarter.com. (2022). Anti bullying activities school classrooms [2]3. Pacer.org (2022). Elementary [3]
Modul Ajar dan RPPH untuk anak usia PAUD - TK kali ini membahas tema Anti - Bullying. Melalui aneka aktivitas yang menyenangkan, siswa akan diajak untuk memahami pentingnya sikap saling menghormati, menyayangi, dan menerima satu sama lain, meski ada perbedaan dan keberagaman di lingkungan sekolah. Siswa juga diajak untuk berpikir kritis tentang kondisi sekitar dan mampu berperilaku yang baik agar mendapatkan perlakuan yang baik dari orang lain. A. Informasi Umum Semester : 1 Kelompok usia PAUD : 4-5 dan 5-6 Tahun Topik: Sekolahku Menyenangkan Sub Topik: Anti-Bullying / Berteman dalam Keberagaman. B. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu mensyukuri anugerah Tuhan berupa lingkungan yang aman dan nyaman. Siswa mampu mengerti arti "perundungan" atau "bullying". Siswa mampu mengerti ciri-ciri tindakan bullying dan menghindarinya. Siswa mampu meningkatkan rasa penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain. Siswa mampu belajar mengelola emosi dengan baik. Siswa mampu membuat karya yang berhubungan dengan tema "Anti-Bullying". Siswa mampu belajar kosakata baru dari tema ini. Untuk Mengembangkan Kecerdasan dan Karakter Siswa, Anda bisa Mengajak Siswa Membaca Buku Cetak (Dongeng, Kisah Nabi, dan Aktivitas Anak) karya Bapak Andi Taru dan Tim Educa Studio. Silakan klik DI SINI. C. Deskripsi Kegiatan Siswa menyebutkan tindakan saling menghargai antar teman dan manfaatnya. Siswa menyebutkan ciri-ciri tindakan bullying. Siswa menyebutkan cara menghormati diri sendiri dan orang lain. Siswa menyebutkan cara mengelola emosi dengan baik. Siswa menyebutkan dan menuliskan beberapa kosakata baru yang berhubungan dengan anti bullying Siswa membuat karya yang bertema anti bullying Siswa menyanyikan lagu bertema saling menghargai antar teman. D. Kegiatan Harian 1. SOP Pembiasaan Rutin Harian Pada bagian ini anak didik diajak untuk melakukan SOP pembiasaan rutin harian, yaitu melakukan baris-berbaris di depan kelas, mengucapkan salam, mendaraskan doa, dan menyanyikan lagu mars sekolah. Siswa juga diajak untuk memeriksa kebersihan kuku, kebersihan gigi, kerapian rambut, kerapian pakaian.Beberapa referensi lagu pembuka kelas adalah: Lagu : ANAK YANG BAIKLagu : SAHABAT YANG BAIK Koleksi Lagu Anak (KOLAK) Tematik TK dan PAUD: Lengkap, Asyik, Ramah Anak 2. Kegiatan Pembuka Menonton video tentang : PERUNDUNGAN Siswa menjawab pertanyaan pemantik tentang video yang ditonton, misalnya : Apa hal menarik dari video yang baru saja ditonton? Apa hal baik yang boleh dilakukan untuk menjaga pertemanan? Apa hal buruk yang tidak boleh dilakukan dalam pertemanan? Coba sebutkan cara menghargai barang milik teman! Program Afiliasi Educa menawarkan penghasilan pasif, hanya dengan membagikan kode afiliasi yang kamu miliki. 3. Kegiatan Inti sesuai Kurikulum Merdeka Siswa membuat karya kreatif dan kegiatan praktik yang berhubungan dengan topik, yaitu: Gim “Pelajaran TK dan PAUD" : Media Bermain dan Belajar Karya Bapak Andi Taru dan Tim Educa Studio a. Membuat Craft : Membuat Poster "anti bullying dengan pesan-pesan positif. Membuat buku cerita / komik tentang sikap saling menghargai dalam berteman. Menghias poster tentang anti bullying. b. Bernyanyi dan Melakukan Gerak Lagu Lagu : ANAK YANG BAIK Lagu : SAHABAT YANG BAIK Lagu: ATURAN YUK DIPATUHI c. Lembar Kerja Anak Mewarnai gambar bertema persahabatan. Memilih gambar sikap yang baik dalam berteman. LKA PAUD GRATIS dari Educa Studio: Edukatif dan Praktis d. Aktivitas Bersama Permainan Peran (Role-Playing)Ajak para siswa untuk bermain peran dalam tema Anti-Bullying dan Persahabatan.Ada yang berperan sebagai pelaku perundungan dan korban. Gunakan dialog untuk berpura-pura menjadi pelaku dan korban bully dan mencari solusi untuk menghentikannya. Drama MiniBantu anak-anak untuk menampilkan drama mini tentang situasi bullying dimana karakter-karakter yang terlibat dapat mengatasi masalah tersebut dengan cara positif. e. Kegiatan Menggambar Ajak siswa menggambar dengan teman persahabatan dan kerjasama. f. Membuat Lagu Ajak Siswa membuat lagu-lagu sederhana bertema persahabatan, toleransi dan menghentikan perilaku bullying. g. Games Interaktif Educa Bermain Aplikasi: Marbel Aman di Rumah h. Menonton Video : MELAWAN PERUNDUNGAN Setelah menonton, siswa dapat berdiskusi tentang cara menyikapi jika ada teman yang dibully. Siswa juga bisa diajak untuk berpikir kritis tentang bagaimana menghentikan perilaku bullying. i. Menonton Video Cerita Dongeng Riri : Buaya Kecil Yang Baik Hati Dongeng Riri : TRex Kecil yang Malang j. Kunjungan Tamu : Dapat didatangkan narasumber (psikolog atau yang lain) yang dapat menjelaskan kepada siswa tentang pentingnya menghentikan perilaku bullying dan cara mengatasi masalah ini. k. Pameran Proyek : Dapat diadakan pameran Anti-Bullying PAUD untuk setiap karya yang telah dibuat oleh siswa : poster, gambar, craft, dan lain-lain, selama belajar tentang tema Anti-Bullying. l. Peringatan Anti-Bullying Dapat diadakan agenda peringatan anti-bullying pada hari-hari tertentu menggunakan pita, pin atau penanda yang lain yang bertuliskan pesan-pesan anti bullying. Baca juga:1. Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik : Binatang, Hewan Berkaki Dua - Kurikulum Merdeka Belajar2. Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK : Cita-citaku, Kegemaranku - Kurikulum Merdeka Belajar 4. Kegiatan Circle Time Kegiatan interaktif, menyenangkan dan sederhana yang bisa dilakukan antara guru dan anak didik di luar jam pembelajaran ( misal saat break time ) yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka antara lain: a. Berdiskusi Guru bisa memberikan aneka pertanyaan dan instruksi pemantik diskusi antara lain: Bagaimana perasaanmu saat bermain dan belajar di sekolah? Apa mainan favoritmu saat bermain bersama teman? Apa hal baik yang pernah kamu lakukan kepada temanmu? Kalau ada temanmu yang diejek, kamu harus bagaimana? b. Beraktivitas Guru bisa meminta orang tua siswa untuk melakukan aktivitas bersama siswa, misalnya mewarnai gambar atau membuat kolase bertema persahabatan atau sikap saling menghormati. Beberapa aktivitas bisa dipilih dan telah tertulis di Modul Ajar. Berikut ini adalah beberapa aktivitas siswa yang bisa dilakukan bersama: Bermain gim edukasi Pelajaran TK dan PAUD. Belajar literasi numerik dengan gim edukasi: Marbel Angka. Bermain literasi dengan gim edukasi : Marbel Membaca. Memperagakan gerak lagu : Tiga Kata Ajaib. Semoga Modul Ajar dan RPPH dengan topik "Anti-Bullying" ini bermanfaat untuk menjadi panduan guru dalam mengajar anak-anak PAUD di Indonesia. Semangat mengajar, jaya selalu guru PAUD Indonesia! Sumber Referensi: 1. Freepik.com. (2022). Children holding hand group [1]
Bullying bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Sekolah, sebagai tempat belajar, bisa juga menjadi tempat terjadinya kasus bullying. Bullying bisa membawa dampak negatif bagi korban, pelaku, dan siswa lain yang menyaksikan. Lalu, apa saja macam dan dampaknya? Bagaimana agar siswa dapat mengatasinya? Video Edukasi “Melawan Perundungan”: Cara “Stop Bullying” yang Menyenangkan dan Efektif Dilansir dari stopbullying.gov, anak-anak yang di-bully dapat mengalami masalah kesehatan fisik, sosial, emosional, akademik, dan mental yang negatif. Pelaku bullying juga bisa mengalami kekhawatiran atau kecemasan. Mengapa? Karena pelaku bullying sebenarnya juga merasa tidak tenang karena telah melakukan tindakan kurang terpuji. Ia khawatir bila ia akan mendapatkan pembalasan atau takut bila aksi kurang terpujinya ketahuan oleh pihak guru atau otoritas sekolah. Baca juga: Cara Mengatasi Bullying di Sekolah, Guru Harus Tahu! Sedangkan, para siswa lain yang menyaksikan bisa terdorong untuk melakukan tindakan yang serupa atau mengalami trauma. Itulah mengapa, bullying harus dicegah. Para siswa juga harus mendapatkan edukasi tentang cara mengatasi bullying. Inilah beberapa hal yang perlu diinformasikan kepada para siswa agar mereka semakin baik dan bijaksana dalam mengatasi bullying. 1. Siapa yang Cenderung Menjadi Pelaku Bullying? Pelaku bullying biasanya adalah siswa yang memiliki kelebihan atau kekuatan tertentu, misalnya siswa yang orang tuanya memiliki jabatan penting, siswa yang berbadan besar, siswa yang jago bela diri, dan lainnya. Ia menggunakan kelebihannya untuk menindas siswa lain yang lebih lemah. Video “Marbel Diriku”: Mengajak Siswa untuk Terampil Bersosialisasi dan Mengenal Potensi Diri Pelaku bullying biasanya juga memiliki rasa dendam di dalam hatinya, misalnya dengan kakak kelas, orang tua, atau teman lainnya. Ada kemungkinan ia juga pernah mengalami atau melihat tindak kekerasan yang membekas dalam hati atau pikirannya. Hanya saja, ia melampiaskannya kepada siswa lain yang terlihat lemah. 2. Kapan Bullying bisa Terjadi? Bullying bisa terjadi di kelas (saat tidak ada guru di kelas), di sudut-sudut atau ruang-ruang sekolah yang sepi (misalnya di toilet atau di ruang Sains), atau bahkan di jalan (sepulang sekolah). Koleksi Lagu Anak Tematik TK dan PAUD: Terdapat Koleksi Lagu Edukasi Pembangun Karakter. Agar Siswa Semakin Tumbuh Rasa Percaya Diri dan Menghargai Sesama dengan Cara Bernyanyi. 3. Apa Saja Macam-Macam Bullying? A. Bullying Verbal Bullying verbal juga memiliki beberapa variasi, yaitu: Mengganti Nama Panggilan: Korban bullying bisa dipanggil dengan nama-nama atau kata-kata yang kurang sopan atau ada unsur ejekan / merendahkan. Mengucapkan Kata Kasar / Jorok: Pelaku bullying bisa mengatakan hal-hal yang kurang baik. kasar, atau jorok kepada korban. Kata-kata tersebut bermaksud untuk menjatuhkan mental korban bullying agar ia semakin terlihat lemah di mata teman-teman lainnya. Kata-Kata yang Bersifat Rasis: Korban bullying yang sering mendapatkan kata-kata yang bersifat rasis biasanya adalah para siswa yang minoritas (suku, jenis rambut, warna kulit, agama, dan lainnya berbeda dengan siswa lain kebanyakan). MACACI (Gemar Membaca Sedari Kecil): Educa Studio hadir memberikan HARGA SPESIAL hanya Mulai dari Rp 40Ribuan untuk berlangganan aplikasi tersayang Belajar TK PAUD bersama Marbel. Ambil promonya dengan klik gambar di bawah. Kata-kata yang Bersifat Mengancam: Beberapa contoh kata-kata yang bersifat mengancam adalah “Awas kamu nanti kalau berani akan aku p*kul!” atau kata-kata lain yang bertujuan untuk membuat korban merasa tidak tenang. Pelaku bullying akan merasa puas dan lebih “berkuasa” saat bisa mengucapkan kata-kata ancaman kepada korban, apalagi bila dilakukan di depan umum. Sibukkan Anak dengan Aneka Aktivitas Positif agar Semakin Terbangun Karakter Positifnya dengan Koleksi Lembar Kerja Anak Gratis - Unduh Gratis dengan Klik Gambar di Bawah Ini B. Bullying Fisik Physical bullying (bullying fisik) adalah bullying yang dilakukan dengan menggunakan kekerasan fisik, misalnya mencubit, mendorong, menendang, dan lainnya. Beberapa pelaku bullying sudah memahami trik agar tindakan kekerasan fisik yang ia lakukan tidak meninggalkan bekas, misalnya dengan memukul pada bagian lengan, mencekik, menjewer, dan lainnya. Bullying fisik juga bisa dilakukan dengan mengambil barang milik korban. KABI (Kisah Nabi): Media Pembangun Karakter Berlandaskan Nilai-Nilai Islami. Kini Hadir di Platform Vidio Guru harus cermat saat menyelidiki kasus bullying seperti ini. Hal paling aman dan paling penting dilakukan oleh pihak sekolah adalah memasang CCTV di setiap sudut ruangan sekolah. Baca juga: Mengenal Verbal, Physical, dan Social Bullying serta Cara Mencegahnya. C. Bullying di Dunia Maya (Cyber Bullying) Perangkat komunikasi bisa menjadi media untuk melakukan bullying. Beberapa aplikasi atau platform yang bisa menjadi media cyber bullying adalah Whatsapp, Facebook, Youtube, Instagram, dan lainnya. Tujuan dari cyber bullying adalah untuk menghina, mengancam, dan menjatuhkan mental seseorang. Baca juga: Mendidik Anak Menjadi Bijaksana Menggunakan InternetCyberbullying Pada Anak: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Cara Mencegahnya 4. Apa Dampak Negatif Bullying? Beberapa dampak bullying bagi para korban adalah: Mengalami Stres atau Tertekan Menjadi Anti Sosial Cenderung Kurang Percaya Diri dan Rendah Diri Tidak Memiliki Teman Menyakiti Diri Sendiri atau Bahkan Bunuh Diri Baca juga: Si Kecil Masuk SD? Kembangkan Keterampilan Sosial dengan Cara Mudah Ini Korban bullying memiliki kecenderungan untuk menjadi pelaku bullying juga. Bila tidak ada tindakan pencegahan dan penanganan yang baik, kasus bullying bisa menjadi suatu kasus yang berkepanjangan, seperti virus penyakit yang tidak segera ditemukan vaksinnya. 5. Bagaimana Mengatasi Bullying? Berikan edukasi kepada siswa bila ia menjadi korban bullying atau menjadi saksi dari suatu kasus bullying sebaiknya segera melapor kepada guru. Yakinkan kepada siswa, bahwa guru pasti memiliki cara yang baik dan bijaksana untuk menyelesaikan kasus bullying. Berikan pengertian kepada siswa, bahwa melaporkan perilaku negatif bukan berarti si pelapor adalah tukang adu. Namun, teguhkan hati siswa bahwa melaporkan tindakan bullying adalah salah satu sikap peduli kepada sesama. Buku Edukasi Cetak karya Bapak Andi Taru dan Tim Educa Studio: Media Edukasi Anak agar Tidak Kecanduan Gadget dan Mencegah Perilaku Negatif Lainnya. 6. Apakah Boleh Siswa Mencegah Tindakan Bullying Sendirian? Jawabnya adalah tidak boleh, apalagi bila tindakan bullying tersebut dilakukan oleh banyak siswa. Bisa jadi siswa yang menjadi saksi kasus bullying akan menjadi korban. Sarankan kepada siswa yang menjadi saksi kasus bullying agar segera melapor kepada guru atau sekuriti. Usahakan pula agar saat melaporkan kejadian, pelaku bullying tidak mengetahui siapa pelapornya. Guru pasti juga akan memiliki cara untuk menginvestigasi suatu kasus bullying agar tidak terlalu menjadi suatu “berita besar”. Mengapa? Karena nama baik sekolah pasti juga perlu dijaga saat guru berusaha menyelesaikan suatu kasus bullying. Baca juga: Bullying Pada Anak: Kenali Tandanya dan Panduan Lengkap untuk Membantunya Para guru, mari edukasi siswa sedini mungkin. Karena mencegah bullying dengan cara mengedukasi siswa adalah langkah yang terbaik! Yuk, Bantu Optimalkan Skill dan Kreativitas Si Kecil Sejak Dini bersama Kelas Kreatif Gamelab.id. Sumber Referensi: 1. Stopbullying.gov. (2021). Bullying effect [1] 2. Freepik.com. (2021). potrait asian angry sad little girl [2]