Angpao identik dengan amplop berwarna merah yang berisi uang dan dibagi-bagikan oleh kepada kerabat atau sanak saudara saat perayaan tahun baru Imlek. Angpao dibagi-bagikan kepada sanak saudara yang belum menikah sebagai ungkapan syukur atas berkat yang diterima selama 1 tahun.
Masih ada beberapa fakta menarik tentang angpao yang banyak orang belum mengetahuinya. Mari kita simak bersama!
1. Makna Angpao
Kata angpao berasal dari dua kata dalam bahasa Mandarin, yaitu 'ang' dan 'pao'. Dalam bahasa Indonesia 'ang' memiliki arti 'merah', sedangkan 'pao' memiliki arti 'amplop'. Jadi kata angpao bisa dimaknai sebagai 'amplop yang berwarna merah'. Kebiasaan saudara-saudari kita yang beretnis Tionghoa membagi-bagikan angpao adalah sebagai simbol sikap peduli kepada sesama, terutama kepada kerabat atau saudara yang masih membutuhkan bantuan.
2. Sejarah Bagi-Bagi Angpao saat Perayaan Imlek
Pada awalnya angpao diberikan pada zaman Dinasti Qin, yang memerintah sekitar 221 sampai 206 Sebelum Masehi. Pada masa itu angpao masih berupa koin berlubang yang diikat dengan benang merah.
Orang tua pada zaman itu memberikan koin tersebut kepada anak-anak sebagai tolak bala atau supaya bisa terhindar dari nasib sial. Media tolak bala tersebut diberikan kepada anak-anak bila mereka hendak keluar dari rumah.
Singkat cerita, koin dan benang merah berganti menjadi uang yang disimpan di dalam amplop berwarna merah.
Berbagi kepada sesama adalah sikap yang mulia. Ada 1 karakter yang perlu diajarkan kepada si kecil dan tidak kalah penting, yaitu toleransi. Agar si kecil makin bertumbuh dalam sikap toleransi antar umat beragama, silakan ajak ia untuk menonton video di bawah ini yuk!
3. Mengapa Angpao Menggunakan Warna Merah?
Bagi saudara-saudari kita yang beretnis Tionghoa, angpao memiliki arti keberuntungan dan kebahagiaan. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa para penerima angpao akan mendapatkan keberuntungan, kebahagiaan, dan keselamatan.
Tradisi berbagi angpao sebenarnya tidak hanya pada saat perayaan Imlek saja. Namun, tradisi ini juga dilakukan pada saat upacara syukuran lainnya, misalnya pada saat perayaan kelulusan, ulang tahun, kelahiran anak, pernikahan, dan saat mendapatkan tempat tinggal baru.
4. Pemberi dan Penerima Angpao
Pemberi angpao adalah mereka yang sudah menikah atau mereka yang sudah mapan secara finansial. Sedangkan penerima angpao adalah biasanya adalah anak-anak atau orang muda serta orang dewasa yang belum menikah. Bagi masyarakat Tionghoa, orang yang sudah menikah dianggap sudah dewasa. Sesuai norma adat yang berlaku, penerima angpao tidak diperkenankan untuk membuka angpao di hadapan pemberi angpao.
Saat perayaan Imlek, tidak ada salahnya Ayah dan Bunda berbagi hadiah selain angpao kepada sang buah hati, keponakan, atau cucu yang masih balita, karena mereka belum membutuhkan uang. Silakan belanja aneka hadiah yang edukatif di Toko Marbel Junior. Ada banyak produk dari Educa Studio yang didesain khusus oleh Bapak Andi Taru dan tim Educa Studio, agar anak-anak Indonesia dapat belajar dengan media menarik, menyenangkan, dan kekinian.
5. Norma tentang Uang yang Digunakan atau Dibagikan
Jumlah nominal uang di dalam angpao yang dibagikan berbeda-beda, tergantung dari usianya. Para lansia yang kurang mampu secara ekonomi biasanya mendapatkan angpao dalam jumlah nominal uang yang paling banyak. Sedangkan untuk usia anak-anak biasanya mendapatkan angpao dengan jumlah nominal uang yang paling sedikit.
Uang yang digunakan saat bagi-bagi angpao adalah uang yang masih bersih, segar, dan rapi. Sebelum perayaan Imlek, biasanya mereka yang ingin menjadi pemberi angpao akan menukarkan uang lama mereka ke bank, untuk mendapatkan uang yang masih baru, bersih, dan rapi.
Baca juga:
6. Angpao Digital
Teknologi semakin berkembang, sistem pemberian angpao pun dapat berubah tanpa menghilangkan maknanya, yaitu memberikan kesempatan kepada mereka yang sudah mapan atau berkeluarga untuk bisa berbagi rezeki. Di negeri asal budaya berbagi angpao, yaitu negara di tirai bambu, budaya berbagi angpao tidak harus menggunakan amplop merah. Namun, budaya ini bisa dilakukan dengan fasilitas uang elektronik atau yang biasa disebut e-money yang tersimpan di dalam e-wallet (dompet elektronik). Sedangkan, sistem pemberian angpao dengan menggunakan e-money sering disebut angpao digital.
Penggunaan amplop merah sebagai cara pemberian angpao tentu lebih diutamakan, terutama untuk kerabat yang masih bisa ditemui secara langsung. Tapi terkadang karena ada batasan jarak. Kerabat satu dengan lainnya sulit mendapatkan kesempatan untuk bertemu satu sama lain. Angpao digital adalah solusi terbaik agar budaya berbagi angpao ini bisa tetap berjalan dengan lancar, meskipun berbatas jarak, sehingga jalinan silaturahmi antar keluarga masih bisa terjaga dengan baik.
7. Berbagi Melalui Angpao Digital
Tradisi berbagi angpao, ternyata tidak hanya dilakukan antar kerabat atau saudara dalam keluarga besar. Tradisi ini juga dilakukan oleh beberapa orang yang berkeinginan untuk berbagi kepada sesama sebagai ucapan syukur atas rezeki yang diterima.
Dalam rangka perayaan Tahun Baru Imlek ini, Educa Studio hendak berbagi angpao bagi pengguna aplikasi "Marbel Pelajaran TK dan PAUD". Angpao yang diberikan oleh Educa Studio berupa voucher senilai Rp 15.000 dan Rp 100.000. Bagaimana cara mendapatkannya? Silakan dibaca syarat dan ketentuannya dengan mengklik gambar di bawah ini.
Selain angpao digital, Ayah dan Bunda juga bisa membelikan buku digital dongeng RIRI bersampul merah kepada sang buah hati dan kerabat kecil. Silakan pesan sekarang dengan klik gambar di bawah ini!
Sumber Referensi:
1. Freepik.com. (2022). Happy chinese new year asian mother daughter portrait [1]
2. Freepik.com. (2022). Chinese girl is happy welcome spring [2]