Kemunculan aneka macam aplikasi dan platform yang menampilakn video atau gambar sangat mempengaruhi dunia hiburan di tanah air kita. Masyarakat yang dulu harus menyesuaikan waktu untuk bisa menikmati suatu program acara yang disuka, kini bisa bebas mencari konten sesuai dengan selera.
Hanya mengetik "kata kunci" pada kolom "search engine", maka akan muncul konten-konten yang diminati dengan segera.
Bahkan media sosial tertentu seakan-akan bisa membaca pikiran, dengan munculnya video atau gambar yang kita suka, di kolom beranda media sosial kita. Padahal apa yang orang dewasa suka, belum tentu sama dengan apa yang layak dikonsumsi anak usia belia.
Bagaimana cara melindungi anak agar jiwa mereka bisa tumbuh
sesuai dengan perkembangan usianya?
1. Pisahkan Perangkat Komunikasi Anak dan Orang Tua
Hal ini sangat bermanfaat agar anak secara tidak sengaja, mengonsumsi konten-konten yang kurang sesuai dengan perkembangannya. Sediakan handphone atau laptop yang secara khusus digunakan oleh anak, untuk mereka belajar, bermain game, dan mengakses film yang disuka serta sesuai usia.
2. Proteksi Anak dengan Layanan Akses Terbatas
Banyak situs dan platform menyediakan layanan ramah anak, "Youtube for Kids" adalah contohnya. Gunakanlah layanan ini pada handphone atau laptop yang biasa dipakai anak Anda.
Bila tidak ada layanan "ramah anak" dalam suatu platform terutama media sosial, gunakanlah pilihan "sembunyikan", "berhenti mengikuti", atau "laporkan" bila muncul konten-konten yang tidak layak dikonsumsi anak usia dini. Secara otomatis, konten-konten serupa tidak akan muncul di beranda media sosial pada perangkat yang biasa digunakan anak di kemudian hari.
3. Mengenalkan Bagian Tubuh yang Privasi dan Cara Melindungi
Bagian tubuh yang privasi adalah bagian tubuh yang ditutupi oleh pakaian, termasuk bagian wajah. Bagian tubuh tersebut tidak boleh disentuh oleh orang lain apalagi orang asing yang pura-pura ramah.
Ajarkan pada anak untuk berkata "tidak", sikap menghindar, atau berteriak minta tolong,
saat ada seseorang yang memaksakan kehendak, atau saat anak merasa dirinya terancam dan lengah.
4. Ajarkan Cara Mencegah "Bullying" atau Intimidasi
Di zaman moderen, bullying bisa terjadi di dunia nyata mau pun di dunia maya. Korban "bullying" biasanya adalah anak yang terlihat rendah diri atau memiliki suatu kelemahan dalam dirinya.
Bekali anak dengan rasa percaya diri yang tinggi dengan mengajari anak bersosialisasi, mengikuti kompetisi, atau bergabung dalam komunitas yang baik serta terpercaya. Bila ia merasa di-"bully" dan kurang memiliki keberanian, ajarkan anak sikap terbuka dan meminta perlindungan dari orang yang dipercaya, misalnya guru, saudara atau orang tua.
Bagaimana pun tali kasih anak dan orang tua adalah yang utama. Salah satu cara menjaga tali kasih anak dan orang tua adalah dengan komunikasi yang dipupuk dengan kebersamaan dan perhatian-perhatian sederhana, dan diungkapkan dalam perilaku dan kata-kata.
Orang Tua harus peka bila dalam diri atau perilaku anak terjadi perubahan.
Agar ada keterbukaan, komunikasi inilah yang menjadi jembatan.