Top
Rabu, 29 Januari 2025 | Edukasi

Bahasa daerah perlu dilindungi karena merupakan warisan budaya yang mencerminkan identitas dan kearifan lokal, juga menjaga keberagaman budaya. Di satuan PAUD, pelestarian ini dapat dilakukan melalui aktivitas yang menyenangkan, seperti permainan, lagu, dan cerita rakyat dalam bahasa daerah. Berikut ini adalah aneka variasi aktivitas yang bisa membantu anak-anak Indonesia mengenal, mencintai, dan bangga terhadap budaya mereka sejak dini. 1. Pengenalan melalui lagu dan musik tradisional Ajarkan lagu anak-anak dalam bahasa daerah, seperti "Gundul-gundul Pacul" (Jawa) atau "Butet" (Batak), karena syairnya sederhana dan mudah dinyanyikan. Gunakan alat musik tradisional seperti angklung, gamelan, atau tifa untuk memperkuat suasana lokal. Ajak anak didik untuk melakukan gerakan sederhana saat menyanyikannya agar lebih meriah. Baca juga:Ajarkan Keberagaman Budaya kepada Anak dengan Riri Cerita Anak Interaktif\ 2. Rutin mengajak anak didik bermain permainan tradisional Lakukan permainan tradisional untuk mengenalkan kosakata bahasa daerah secara interaktif. Permainan ini dapat dipadukan dengan tebak-tebakan atau lirik lagu untuk membuat anak lebih mudah mengingat istilah lokal. Beberapa permainan tradisional lainnya antara lain adalah: Engklek: Permainan lompat pada pola kotak-kotak sambil melatih keseimbangan dan mengenalkan angka atau istilah lokal Hompimpa: Permainan sederhana menentukan giliran dengan mengucapkan ungkapan khas daerah Congklak: Permainan melibatkan biji-bijian untuk melatih motorik halus dan mengenalkan hitungan dasar. Baca juga:Modul Ajar PAUD Topik: AKU CINTA BANGSAKU, Sub Topik PERMAINAN TRADISIONAL Indonesia | RPPH Kurmer TK Usia 4-5 Tahun 3. Memasukkan tema cinta bahasa daerah dalam pembelajaran Ajak anak didik melakukan komunikasi dengan bahasa daerah di hari-hari tertentu. Ciptakan pula pembelajaran yang menyenangkan agar anak didik tidak merasa canggung saat menggunakannya. 4. Kegiatan mendongeng cerita rakyat dengan bahasa daerah Bacakan cerita rakyat menggunakan bahasa daerah. Gunakan alat peraga, seperti boneka atau ilustrasi untuk membantu anak memahami cerita dengan lebih menarik. Ajaklah orang tua, budayawan, dan tokoh masyarakat dalam mengenalkan bahasa daerah melalui cerita, lagu tradisional, atau aktivitas lainnya di PAUD. Kolaborasi ini memperkaya pembelajaran anak dan mempererat hubungan dengan komunitas lokal. Baca juga: Bisa Dipraktikkan di PAUD: Inilah 9 Tradisi Ramadan Menarik di Berbagai Daerah di Indonesia 5. Mengadakan pertunjukan bertema budaya daerah Dalam acara ini anak-anak menampilkan lagu, tarian, atau cerita dalam bahasa lokal. Lengkapi kegiatan dengan mengenakan pakaian adat untuk memperkuat suasana dan mengenalkan kekayaan budaya. 6. Menyediakan buku bacaan bilingual (bahasa Indonesia - bahasa daerah) Selain agar bisa dibaca oleh anak-anak didik, buku ini juga bisa dijadikan sumber belajar saat pembelajaran di kelas. Baca juga:RPP PAUD Tema Bangsaku, Subtema Permainan Tradisional 7. Sarana belajar berbasis teknologi Ajak anak didik belajar bahasa daerah melalui gim, film animasi, atau website edukasi tentang bahasa daerah agar menarik hati anak-anak didik di zaman digital. 8. Penguatan peran pendidik Agar pendidik PAUD semakin memiliki keterampilan dalam mengajarkan budaya daerah, sekolah bisa melakukan beberapa hal di bawah ini: Memberikan pelatihan: Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan guru dalam mengajarkan banyak hal tentang budaya daerah dengan cara yang menarik Menyediakan modul ajar: Modul ajar ini menyajikan langkah-langkah mengajarkan materi pembelajaran tentang budaya daerah (bernyanyi, bermain, dan lainnya) dengan cara menyenangkan. Baca juga: Luar Biasa, Cerita Rakyat Banyak Manfaatnya. Manfaat ke-5 Tak Disangka Melindungi budaya daerah sejak anak berusia PAUD adalah langkah penting untuk menjaga warisan budaya dan memperkenalkan identitas lokal kepada generasi muda. Aneka kegiatan di atas tidak hanya bertujuan melestarikan kekayaan budaya, tetapi juga dapat membantu anak mengembangkan keterampilan berbahasa, meningkatkan kreativitas seni, dan memperkuat rasa bangga terhadap asal-usul mereka. Dengan berbagai aktivitas yang kreatif dan kolaborasi dengan para ahli dan komunitas, anak didik dapat bermain sambil mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka. Mari bersama-sama membangun kecintaan anak pada bahasa daerah untuk masa depan budaya Indonesia yang lebih cerah. RIRI Cerita Anak Interaktif: Ada banyak judul cerita rakyat, fabel, dan dongeng fantasi penguat karakter anak   Sumber referensi: 1. Freepik.com. (2024). Close up portrait lovely sister young sister thai traditional dress put white flower her ear look [1]  

Selasa, 21 Februari 2023 | Edukasi

Hai Sobat Marbel! Sebagai sesama manusia dan ciptaan Tuhan, tentu kita semua turut prihatin dengan bencana alam gempa bumi yang terjadi di negara Turki. Karena bencana alam ini telah mencapai 40.000-an kurban meninggal dunia. Selain turut prihatin dan berbela sungkawa, tentu kita juga perlu waspada. Mengapa? Karena Indonesia juga adalah salah satu negara yang sering dilanda bencana alam gempa bumi. Secara geografis, negara kita terletak di kawasan “Cincin Api” Pasifik, yang terkenal dengan kawasan yang rawan dilanda gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi. Gempa bumi (earth quake) adalah peristiwa bergetarnya atau berguncangnya permukaan bumi. Gempa bumi terjadi karena adanya pelepasan energi dari bawah permukaan bumi secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Getaran tersebut mengakibatkan permukaan bumi, tempat bangunan berdiri, ikut bergetar. Bila pondasi dan dinding bangunan kurang kuat menopang bangunan, maka ada kemungkinan terjadinya keruntuhan bangunan. Kekerasan Seksual adalah hal penting yang perlu kamu waspadai. Dapatkan edukasinya dengan mendengarkan dongeng podcast Riri, Cerita Anak Interaktif! Bagaimana sikapmu saat berada di dalam rumah? a. Tidak Panik, Tetap Tenang, dan Siaga Jangan panik saat gempa terjadi. Kepanikan bisa membuat kita salah mengambil keputusan dan bertindak gegabah. Kamu bisa mencari tempat berlindung yang aman, misalnya di bawah meja yang memiliki bahan kayu yang kuat. Beberapa contoh bahan kayu yang kuat adalah kayu jati, kayu ulin, kayu merbau, dan lainnya. b. Lindungilah Kepala Otak adalah bagian tubuh yang sangat vital dan terletak di tempurung kepala manusia. Itulah mengapa kita harus mencari agar bagian kepala kita bisa terlindungi. Ambillah benda-benda yang cukup kuat untuk melindungi kepalamu, misalnya buku yang tebal, kayu yang kuat, helm, bantal, dan lainnya. Bagian tubuh lain yang penting untuk kamu lindungi adalah bagian leher. Bila tidak ada benda yang cukup keras untuk melindungi kepalamu, kamu bisa menggunakan tanganmu untuk melindunginya. c. Diam dan Bertahan di Tempat yang Aman Selain melindungi kepala dengan benda-benda yang cukup keras atau tebal, kamu juga perlu berlindung di bawah meja. Berlindunglah di tempat tersebut hingga gempa mereda. Gempa bumi mungkin juga terjadi saat kamu berada di luar rumah atau di luar gedung. Inilah beberapa hal yang perlu kamu perhatikan, agar kamu tetap aman dan selamat saat terjadi gempa bumi. Baca juga: 1. Waspadai Hal Ini Bila Anak-Anak Sudah Mulai Aktif di Dunia Maya 2. Awas Penculikan Anak, Orang Tua Wajib Tahu Cara Mencegahnya d. Bila Berada di Dapur Bila kamu berada di dapur dan sedang memasak, langkah pertama yang perlu kamu lakukan adalah mematikan kompor. Setelah itu, kamu bisa berlindung di tempat yang aman. e. Jauhi Benda-Benda Berbahaya Bila kamu sudah merasakan ada indikasi gempa, misalnya gempa yang berskala ringan, kamu perlu menghindari benda-benda yang berbahan kaca atau yang mudah pecah. Kamu juga perlu berhati-hati dengan benda yang menggantung, seperti pigura besar atau lampu gantung. Jauhi pula benda-benda yang besar dan tinggi, misalnya lemari baju. f. Bila Kamu di Kamar Tidur Tempat tidur yang memiliki kolong bisa menjadi tempat yang aman untuk berlindung. Kamu juga bisa melindungi kepala atau lehermu dengan bantal atau guling. Namun, bila tempat tidurmu tidak memiliki kolong, sebaiknya kamu tetap di tempat sambil melindungi kepalamu dengan bantal atau guling.   Area Aman dan Berbahaya di Luar Ruangan Gempa bumi mungkin terjadi saat kamu berada di luar rumah. Inilah hal-hal penting yang perlu kamu perhatikan bila gempa terjadi di luar rumah atau di luar ruangan. a. Area yang Perlu Dihindari Menjauhlah dari bangunan atau tembok yang tinggi. Area sekitar tiang listrik dan kabel juga perlu kamu hindari. Gempa bumi juga bisa menyebabkan lubang pembuangan menjadi roboh dan meledaknya pom bensin. Jadi kamu perlu menghindari tempat berbahaya tersebut agar tetap selamat. b. Area yang Aman Area yang paling aman saat terjadi gempa adalah tempat yang lapang dan jauh dari benda atau bangunan yang tinggi. Kamu bisa berlindung di lapangan, area parkir, atau kebun yang tidak ditumbuhi pohon yang tinggi. Carilah pendampingan dari orang-orang yang kamu percaya, misalnya orang tua (bila berada di rumah) atau gurumu (bila berada di sekolah). Atau, saat kamu berada di luar rumah atau sekolah, kamu bisa minta perlindungan dari Bapak Polisi, tetangga, dan orang-orang yang kamu Dengarkan dan patuhi instruksi mereka dengan seksama. Mereka akan mengarahkanmu ke tempat yang aman untuk berlindung dan siap melindungimu bila bencana terjadi. Sobat Marbel, kita memang tidak pernah berharap bencana apapun terjadi di sekitar tempat kita berada. Namun, tidak ada salahnya menambah pengetahuan tentang cara agar selamat menghadapi bencana. Semoga kapan pun dan di mana pun, Sobat Marbel tetap sehat, semangat, dan selamat! Sobat Marbel juga bisa belajar tentang siaga bencana dengan media gim. Unduh gratis dengan klik gambar di bawah ini! Sumber Referensi: 1. Cdc.gov. (2020). Stay safe during an earthquake [1] 2. Bpbd.bandaacehkota.go.id. (2018). Pengertian gempa bumi jenis jenis penyebab akibat dan cara menghadapi gempa bumi [2] 3. Freepik.com. (2020). Lovely girl joyful with book [3] 4. Usgs.gov. (2022). What should i do during earthquake [4] 5. Freepik.com. (2020). Earthqauke background scene [5] Mau mengoptimalkan potensimu dalam membuat konten edukatif dan inspiratif? Klik gambar di bawah ini untuk tau info lebih lanjut!

Selasa, 31 Januari 2023 | Edukasi

Akhir-akhir ini kembali santer terdengar berita tentang kasus penculikan anak. Dilansir dari ed.gov dikatakan bahwa, “Anak-anak dari segala usia, jenis kelamin, dan ras rentan terhadap penculikan anak.” Target utama para penculik bukan lagi meminta uang tebusan. Mereka memiliki tujuan mendapatkan organ tubuh anak, agar bisa dijual di situs-situs atau akun media sosial yang ilegal. Sedangkan, melalui situs Bravehearts.org.au, dikatakan bahwa, “Mengajari anak-anak strategi sederhana tentang menjaga keselamatan diri dapat membantu mereka dalam membangun kepercayaan diri, ketahanan diri, dan mengembangkan kemampuan mereka dalam menjaga diri di berbagai situasi.” Walaupun beberapa berita tentang penculikan belum tentu terbukti kebenarannya atau belum tentu merupakan berita yang aktual (ada kemungkinan berita lama, tapi diviralkan kembali). Namun, tentu saja berita-berita yang viral bisa mempengaruhi pikiran seseorang untuk berbuat kriminal. Bagaimana cara mengedukasi si kecil agar terhindar dari kasus penculikan anak dan mampu menjaga dirinya sendiri? 1. Mempererat Komunikasi Orang Tua dan Anak Dilansir dari raisingchildren.net.au, seorang pakar anak mengatakan bahwa, “Ketika Anda berupaya mengembangkan komunikasi yang baik dengan anak Anda, ia juga akan belajar dalam mengembangkan keterampilan berkomunikasi dengan Anda dan orang lain. Hal ini juga akan mempererat bonding Anda dan sang buah hati, karena ia akan merasa lebih dihargai ketika Anda mau memperhatikan pemikiran dan perasaannya.” Jalinlah komunikasi yang baik dengan anak, agar ia bisa terbuka dalam menceritakan siapa saja yang ia kenal, apa yang ia lakukan dalam sehari, atau persoalan apa yang sedang ia alami. Pastikan bahwa anak berada di dalam pergaulan yang tepat dan melakukan aktivitas harian dengan aman. Agar si kecil semakin memahami pentingnya sikap menghormati dan menyayangi orang tua, ajak anak menonton dongeng di bawah ini, yuk! Cerita rakyat yang sudah tidak asing lagi ini, telah dibuat dalam versi video animasi oleh Bapak Andi Taru dan tim Educa Studio. Pasti akan sangat disukai si kecil! 2. Mengajarkan Sikap Waspada kepada Orang yang Tidak Dikenal Beberapa penculik mempengaruhi korbannya dengan cara 'menyogok' atau memberikan iming-iming sesuatu yang menarik. Ajarkan kepada anak untuk tidak menerima apa pun dari siapa pun yang tidak ia kenal. Ajarkan padanya untuk bisa bersikap cuek dan berkata "tidak" bila ada orang asing yang mencoba mempengaruhi atau mengajak berkomunikasi secara tidak wajar. Bila sudah ada unsur pemaksaan, ajarkan kepada anak untuk bisa membela diri, berteriak meminta tolong, atau langsung berlari menjauh. 3. Memberikan Pelajaran Dasar tentang Teknik Membela Diri Ada beberapa teknik beladiri yang bisa Anda pelajari, lalu Anda ajarkan kepada si kecil. Beberapa di antaranya adalah: Menginjak kaki pelaku. Menggigit tangan pelaku. Menendang pelaku. Semua teknik di atas bisa Anda pelajari dengan menonton videonya di Youtube. 4. Tidak Menyebarkan Informasi yang Terlalu Terbuka di Media Sosial Hal ini sangat penting untuk diwaspadai. Dilansir dari Kidshealth.org, seorang pakar anak berpendapat, “Anak-anak juga harus tahu tentang cara menjaga privasi dan keamanan. Tanpa sengaja, mereka dapat berbagi lebih banyak secara online daripada yang seharusnya. Banyak anak memposting foto diri mereka secara online atau menggunakan nama asli mereka di profil mereka. Mereka juga dapat mengungkapkan tanggal lahir dan minat mereka, atau memposting nama sekolah dan kota tempat tinggal mereka.” Sebagai orang tua, tentu saja anda perlu menjadi teladan yang baik untuk tidak menyebarkan informasi tentang anak atau keluarga secara terbuka di media sosial. Beberapa kasus penculikan terjadi karena pelaku penculikan sangat memahami informasi dan aktivitas di dalam keluarga korban. 5. Hindari Mengenakan Barang Mewah, Mahal, dan Terlalu Mencolok Para pelaku penculikan biasanya akan memprioritaskan korbannya berasal dari keluarga yang berstatus sosial menengah ke atas. Maka, hindarilah penggunaan aksesoris atau pakaian yang terlalu mencolok atau mahal harganya pada tubuh si kecil. Selain menghindari dalam mengenakan barang mewah, apalagi saat anak berada di sekolah, ada satu lagi kebiasaan baik yang perlu dilakukan anak. Masih ada aneka kebiasaan baik lainnya yang perlu diaplikasikan si kecil dalam hidup sehari-hari. Ajak si kecil belajar aneka kebiasaan baik dengan bermain aplikasi gim di bawah ini.   6. Menjalin Komunikasi yang Efektif dengan Pihak Sekolah atau Guru Ayah dan Bunda perlu tahu hal ini. Dikutip dari Missingkids.org, dikatakan bahwa percobaan penculikan lebih sering terjadi ketika seorang anak pergi ke atau dari sekolah atau kegiatan lain yang berhubungan dengan sekolah. Untuk mengatasi hal ini tentu saja Ayah dan Bunda perlu menjalin komunikasi yang baik dengan pihak sekolah atau dengan guru kelasnya. Beberapa sekolah sudah memiliki prosedur yang baik saat memulangkan atau melepaskan anak ketika proses penjemputan. 7. Edukasi Anak agar Tidak Memisahkan Diri saat Di Tempat Umum dan yang Ramai Saat berada di tempat umum, Ayah dan Bunda juga perlu untuk selalu mengingatkan si kecil agar tidak memisahkan diri dari kerabat dekat atau orang tua. Ayah dan bunda juga perlu mengedukasi anak tentang cara meminta bantuan saat terpisah dari kerabat dekat dan berada dalam keramaian. Salah satunya adalah dengan meminta bantuan pada sekuriti atau karyawan toko yang berseragam. Ayah dan Bunda, yuk edukasi anak sedini mungkin, agar ia bisa terhindar dari kasus penculikan anak dan aneka kejadian kurang menyenangkan yang mungkin bisa menimpanya. Mengajarkan cara menjaga keselamatan dan keamanan diri kepada anak, juga akan mengembangkan kemandiriannya. Semoga Ayah, Bunda, dan sekeluarga selalu dikaruniai keselamatan, kapan pun dan di mana pun. Yuk ajari si kecil cara menjaga keamanan saat berkendara dan dalam perjalanan dengan permainan "Marbel Aman Berkendara". Unduh gratis gim ini dengan klik gambar di bawah ini. Baca juga: Tips Mengajar si Kecil Paham Cara Melindungi Diri dari Rumah 5 Tips untuk Memperkuat Kesehatan Mental Anak Anak Era Digital Perlu Memiliki 6 Karakter Ini Mau dapat Angpao? Yuk ikuti promo "TEBAR ANGPAO" dengan klik gambar di bawah ini. Sumber Referensi: 1. Missingkids.org. (2022). Nonfamily abductions and attempt [1] 2. Raisingchildren.net.au. (2020). Communicating well with children [2] 3. Kidshealth.org. (2020). Teaching kids to be smart about social media [3] 4. Bravehearts.org.au. (2021). Protecting our kids teaching children about personal safety [4] 5. Ed.gov. (2022). Personal safety for children [5]  

Senin, 10 Januari 2022 | Parenting

Saat anak berada di sekolah, guru akan selalu memperhatikan setiap anak didiknya, agar patuh pada protokol kesehatan. Namun sepulang sekolah, biasanya segala protokol kesehatan seakan-akan terlupakan. Ini dia kebiasan-kebiasaan yang perlu menjadi perhatian, serta tak boleh diabaikan. 1. Melakukan Kontak Fisik dengan Penjemput Bersalaman, bergandengan, atau berpelukan adalah kebiasaan yang sering dilakukan, bila yang menjemput adalah orang tua. Menyentuh bagian wajah sebaiknya tidak dilakukan juga. Kontak fisik secara tidak langsung juga perlu dihindari, misalnya dengan membawakan tas anak dan benda lainnya. Bila memang harus membantu membawakan barang sang anak, jangan lupa menyemprot tangan dengan handsanitizer segera. 2. Mampir-mampir Sebelum pandemi, biasanya banyak orang tua mengajak anak berbelanja, makan siang, atau pergi ke tempat lain yang diminati. Selama pandemi sebaiknya kebiasaan ini dihindari. Bila hendak pergi ke suatu tempat, sebaiknya pulang dulu dan selepas anak bersih-bersih diri. 3. Lupa Cuci Tangan, Cuci Kaki, dan Mandi Saat perjalanan pulang dari sekolah menuju ke rumah, sebaiknya anak diingatkan untuk melakukan protokol kesehatan setelah sampai di rumah kediaman. Bila belum sempat mandi, cuci tangan dan kaki adalah hal yang tak boleh dilupakan. Hindari bersalaman atau berpelukan saat berpapasan dengan orang-orang kesayangan, sebelum anak membersihkan anggota badan. 4. Tidak Menggosok Gigi Profesor Martin Addy, mengatakan pasta gigi mengandung zat yang hampir sama dengan hand sanitizer dan dapat bertidak sebagai "perisai" selama tiga jam setelah digunakan. Sebaiknya, sebelum berangkat ke sekolah atau pun sepulang sekolah, mintalah anak menggosok giginya. Hal ini penting, agar mulut dan droplet tidak menjadi sarana penyebaran virus yang berbahaya. 5. Lupa Waktu Istirahat Kegiatan belajar mengajar di sekolah kadang cukup melelahkan. Sepulang sekolah, sebaiknya orang tua meminta anak untuk tidur untuk menjaga kebugaran dan kesehatan badan. Aneka virus mudah menyerang anak saat ia dalam kondisi kelelahan. 6. Abai dalam Melakukan Sterilisasi Barang Bawaan Ada banyak barang yang dibawa anak saat pergi belajar di sekolah. Jangan lupa untuk melakukan sterilisasi barang bawaan anak. Semprotlah tas, alat tulis, botol minum dan benda lainnya dengan larutan disinfektan. Cucilah baju seragam dan masker kain setelah selesai dikenakan. Buanglah masker "sekali pakai" ke tempat sampah, jangan ditaruh sembarangan.

Minggu, 09 Januari 2022 | Parenting

Meski pandemi belum berlalu, beberapa kota sudah memberikan kelonggaran aturan kunjungan ke mall. Anak berusia di bawah 12 tahun sudah diizinkan memasuki mall di berbagai wilayah. Walau beberapa anak di bawah usia 12 tahun sudah menerima vaksin, namun tidak berarti bisa sebebas seperti sebelum masa pandemi. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan, khususnya bagi orang tua, agar buah hatinya tetap sehat dan aman saat mengunjungi mall. 1. Pendampingan Orang Tua atau Orang Dewasa Namanya juga anak-anak, pasti masih suka berjalan kian kemari, sentuh itu dan ini. Arti jaga jarak, kadang juga belum dipahami. Masker yang seharusnya menutup mulut dan hidung, bisa turun atau lepas tanpa disadari. Inilah peran orang tua atau orang dewasa yang bertugas mendampingi, harus selalu mengingatkan dan menasihati. 2. Vaksinasi bagi Pendamping Anak Agar anak-anak lebih aman, akan lebih baik jika pendamping anak sudah mengikuti vaksinasi. Jangan sampai abai, jangan sampai justru pendamping anak malah menjadi orang yang terinfeksi.Beberapa mall juga sudah menggunakan aplikasi PeduliLindungi, yang bisa mendeteksi seseorang apakah ia sudah ikut vaksinasi. 3. Taat Protokol Kesehatan Sebelum berangkat ke mall, akan lebih baik bila mengingatkan anak tentang protokol kesehatan. Karena kalau sudah di mall, biasanya anak lebih susah mendengarkan. Ingatkan pentingnya patuh 5M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjauhi Kerumunan, Menjaga Jarak, dan Mengurangi Mobilitas atau Gerakan). 4. Masker Ganda Lebih baik mencegah daripada mengobati. Mengenakan masker ganda, sangat menjadi rekomendasi. Selain agar lebih virus masuk ke tubuh sang buah hati, masker ganda juga mencegah masker yang melorot tanpa disadari. 5. Efisiensi Waktu saat di Mall Sebelum pergi ke mall, akan lebih baik bila sudah membuat perencanaan tentang tempat yang akan dikunjungi dan apa saja yang akan dibeli nantinya. Penggunaan masker ganda yang terlalu lama juga tidak baik untuk anak-anak, karena bisa berpotensi meimbulkan sesak napas atau sakit kepala. Lama waktu kunjungan anak ke mall kurang lebih adalah 1 jam saja. 6. Sepulang dari Mall, Harus Melakukan Apa? Sepulang dari Mall mintalah anak untuk mandi, keramas, dan gosok gigi. Hindari kontak fisik dengan anggota keluarga di rumah, sebelum membersihkan diri. Istirahat yang cukup, makan makanan bergizi serta minuman bernutrisi sangat disarankan, agar tubuh bugar, sehat, dan memiliki daya tahan yang mumpuni.

Kamis, 06 Januari 2022 | Parenting

Kemunculan aneka macam aplikasi dan platform yang menampilakn video atau gambar sangat mempengaruhi dunia hiburan di tanah air kita. Masyarakat yang dulu harus menyesuaikan waktu untuk bisa menikmati suatu program acara yang disuka, kini bisa bebas mencari konten sesuai dengan selera.  Hanya mengetik "kata kunci" pada kolom "search engine", maka akan muncul konten-konten yang diminati dengan segera. Bahkan media sosial tertentu seakan-akan bisa membaca pikiran, dengan munculnya video atau gambar yang kita suka, di kolom beranda media sosial kita. Padahal apa yang orang dewasa suka, belum tentu sama dengan apa yang layak dikonsumsi anak usia belia. Bagaimana cara melindungi anak agar jiwa mereka bisa tumbuhsesuai dengan perkembangan usianya? 1. Pisahkan Perangkat Komunikasi Anak dan Orang Tua Hal ini sangat bermanfaat agar anak secara tidak sengaja, mengonsumsi konten-konten yang kurang sesuai dengan perkembangannya. Sediakan handphone atau laptop yang secara khusus digunakan oleh anak, untuk mereka belajar, bermain game, dan mengakses film yang disuka serta sesuai usia. 2. Proteksi Anak dengan Layanan Akses Terbatas Banyak situs dan platform menyediakan layanan ramah anak, "Youtube for Kids" adalah contohnya. Gunakanlah layanan ini pada handphone atau laptop yang biasa dipakai anak Anda. Bila tidak ada layanan "ramah anak" dalam suatu platform terutama media sosial, gunakanlah pilihan "sembunyikan", "berhenti mengikuti", atau "laporkan" bila muncul konten-konten yang tidak layak dikonsumsi anak usia dini. Secara otomatis, konten-konten serupa tidak akan muncul di beranda media sosial pada perangkat yang biasa digunakan anak di kemudian hari. 3. Mengenalkan Bagian Tubuh yang Privasi dan Cara Melindungi Bagian tubuh yang privasi adalah bagian tubuh yang ditutupi oleh pakaian, termasuk bagian wajah. Bagian tubuh tersebut tidak boleh disentuh oleh orang lain apalagi orang asing yang pura-pura ramah. Ajarkan pada anak untuk berkata "tidak", sikap menghindar, atau berteriak minta tolong,saat ada seseorang yang memaksakan kehendak, atau saat anak merasa dirinya terancam dan lengah. 4. Ajarkan Cara Mencegah "Bullying" atau Intimidasi Di zaman moderen, bullying bisa terjadi di dunia nyata mau pun di dunia maya. Korban "bullying" biasanya adalah anak yang terlihat rendah diri atau memiliki suatu kelemahan dalam dirinya. Bekali anak dengan rasa percaya diri yang tinggi dengan mengajari anak bersosialisasi, mengikuti kompetisi, atau bergabung dalam komunitas yang baik serta terpercaya. Bila ia merasa di-"bully" dan kurang memiliki keberanian, ajarkan anak sikap terbuka dan meminta perlindungan dari orang yang dipercaya, misalnya guru, saudara atau orang tua. Bagaimana pun tali kasih anak dan orang tua adalah yang utama. Salah satu cara menjaga tali kasih anak dan orang tua adalah dengan komunikasi yang dipupuk dengan kebersamaan dan perhatian-perhatian sederhana, dan diungkapkan dalam perilaku dan kata-kata. Orang Tua harus peka bila dalam diri atau perilaku anak terjadi perubahan.Agar ada keterbukaan, komunikasi inilah yang menjadi jembatan.