Sebelum masuk satuan PAUD, anak-anak perlu menguasai berbagai keterampilan yang bisa diajarkan di rumah bersama dengan orang tua. Claire Gillespie berpendapat, “Jika Anda memperlakukan anak Anda dengan kasih sayang, mampu memberikan rasa nyaman, serta dukungan saat dibutuhkan, Anda akan membantu membuat transisi lebih mudah.” Transisi yang dimaksud di sini adalah perubahan dari kebiasaan melakukan kegiatan di rumah bersama orang tua menjadi kebiasaan melakukan kegiatan di sekolah bersama pendidik dan teman-teman sebayanya.
Orang tua berperan besar dalam mengembangkan keterampilan-keterampilan ini agar anak lebih siap dan mampu beradaptasi dengan tempat dan kehidupan sosial yang baru. Keterampilan-keterampilan apa saja yang perlu diajarkan kepada anak? Berikut 6 keterampilan yang perlu diajarkan kepada anak sebelum masuk ke satuan PAUD.
1. Melakukan Aktivitas Pribadi Secara Mandiri
Orang tua perlu melatih selangkah demi selangkah cara mencuci tangan, sikat gigi, mengenakan pakaian, membereskan mainan, dan aktivitas lain secara mandiri.
Orang tua perlu mendampingi si kecil terlebih dahulu, lalu memberikan sedikit bantuan, hingga anak bisa melakukannya secara mandiri. Orang tua kadang juga perlu mengawasi anak saat ia sudah bisa melakukannya secara mandiri, supaya jika anak berbuat suatu kesalahan, orang tua bisa segera membantu dan memberikan nasihat.
2. Toilet Training
Orang tua bisa melatih toilet training kepada anak melalui tahap-tahap di bawah ini:
a. Mengenalkan bagian-bagian toilet dan manfaatnya.
b. Mengajari cara melakukan BAK/BAB, serta cara menggunakan closet dengan benar.
c. Mengajari cara membersihkan alat kelaminnya setelah selesai BAB/BAK.
d. Menjelaskan pentingnya menyiram atau melakukan flushing setelah BAB/BAK.
e. Mengajari cara mencuci tangan dengan benar dan menjelaskan manfaatnya.
3. Memegang Pensil
Bila jemari anak dirasa belum terlalu kuat untuk memegang pensil, orang tua bisa mengajak anak untuk melakukan aktivitas yang bisa memperkuat motorik halus anak. Misalnya dengan meminta anak menyobek kertas, bermain playdough, melakukan senam jari (bisa dengan iringan lagu), melakukan aktivitas bertepuk tangan, memindahkan benda dengan sumpit, membuat karya kolase, melakukan aktivitas menggunting-menempel, dan aneka aktivitas lain.
Penguatan motorik halus sangat penting bagi anak usia dini, karena di satuan PAUD anak-anak akan melakukan banyak aktivitas dengan pensil, misalnya menulis, menggambar, dan mewarnai.
4. Merapikan Mainan Sendiri
Setelah anak selesai bermain, orang tua perlu memberikan instruksi atau mengingatkan si kecil untuk merapikan mainannya. Manfaat dari kebiasaan ini adalah supaya saat anak sudah bergabung di satuan PAUD, anak sudah terbiasa untuk menjaga kerapian kelas. Menjaga kerapian kelas juga dapat mengembangkan kepedulian anak dengan lingkungan belajarnya.
Bagaimanapun, ruang kelas adalah tempat belajar bersama dengan teman-teman sekelas. Setiap anak bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan dan kerapiannya demi kenyamanan bersama.
5. Belajar Kesabaran dan Ketertiban
Jelaskan kepada si kecil pentingnya kesabaran dan ketertiban saat belajar dan bermain bersama teman-teman di satuan PAUD. Orang tua perlu menjelaskan pentingnya kebiasaan melakukan antri dan menunggu giliran.
Kebiasaan melakukan antri biasanya dilakukan saat anak menunggu giliran mengambil makan siang, mengumpulkan pekerjaan sekolah, memasuki ruang kelas, dan lainnya.
Saat anak memainkan suatu mainan, ia juga perlu belajar untuk memberikan kesempatan kepada teman lain untuk memainkan mainan tersebut. Berikan pemahaman kepada anak bahwa mainan yang tersedia di kelas adalah properti milik bersama. Si kecil juga perlu belajar bersikap sabar saat menunggu giliran memainkan suatu mainan yang sedang digunakan teman lainnya.
6. Bersosialisasi
Pastikan si kecil sudah terbiasa bersosialisasi dengan orang lain. Pembiasaan ini bisa dilakukan dengan melakukan kunjungan ke tempat saudara, bermain bersama teman sebaya di lingkungan rumah, liburan bersama dengan anak dari kerabat dekat, dan lainnya.
Kebiasaan bersosialisasi dengan sesama, selain dengan saudara kandung dan orang tua yang tinggal dalam satu rumah, dapat membuat anak menjadi lebih percaya diri dan lebih mampu mengekspresikan dirinya. Si kecil akan lebih percaya diri untuk mengajak orang lain berbicara, mengungkapkan perasaannya, atau mengajukan pertanyaan saat ia belum memahami sesuatu.
Beberapa soft-skill tambahan yang tak kalah penting untuk diajarkan kepada anak adalah melatih anak cara membuka buku halaman per halaman, cara melempar bola, keterampilan menghitung angka 1 sampai 10, berbicara dengan suara jelas, menyebutkan serta menulis nama diri sendiri, keterampilan dalam mendengarkan orang lain, dan masih banyak lainnya.
Ayah dan Bunda bisa mengajarkan aneka kebiasaan baik dengan gim edukasi, yaitu Marbel Kebiasaan Baru dan Marbel Kebiasaan Baik dari Educa Studio. Aplikasi ini bisa diunduh secara gratis di Playstore. Semoga dengan bantuan dan dukungan Ayah dan Bunda, si kecil bisa semakin bersemangat bergabung di satuan PAUD. Tetap semangat melatih sang buah hati!
Sumber Referensi:
1. Gillespie, C. (2022). What your child should learn before kindergarten [1]
2. Morin, A (2019). Skills kids need going into kindergarten [2]