Persahabatan adalah suatu jalinan relasi yang berharga di masa kanak-kanak. Melalui jalinan persahabatan, anak-anak akan terbiasa untuk meluangkan waktu untuk bermain dan melakukan kegiatan menyenangkan lainnya bersama sahabatnya.
Sarah Vanbuskirk mengatakan bahwa persahabatan pada masa usia dini sangatlah penting. Persahabatan pada masa usia dini dapat memberikan pengalaman bagi anak tentang cara berelasi yang akrab, cara memberikan dukungan pada teman, cara berinteraksi sosial antar teman sebaya, serta mendapatkan kesempatan untuk semakin mengenal siapa dirinya di luar anggota keluarga.
Namun, beberapa orang tua mungkin bertanya-tanya, seberapa perlukah bagi seorang anak untuk memiliki sahabat dekat? Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa anak perlu memiliki sahabat dekat.
1. Meningkatkan Kepercayaan Diri
Seorang anak yang memiliki seorang sahabat akan terlihat lebih ekspresif, percaya diri, dan bisa menjadi dirinya sendiri. Hal ini terjadi karena anak merasa lebih dihargai, lebih dipercaya, dan diakui keberadaannya.
Semuanya berawal dari sebuah interaksi sederhana bersama satu atau dua sahabatnya. Keberadaan sahabat dekat akan memotivasi seorang anak menjadi lebih percaya diri untuk lebih mau mengenal teman-teman lainnya.
2. Saling Belajar Cara Mengatasi Konflik dengan Teman Sebaya
Tidak selamanya persahabatan berlangsung mulus dan baik-baik saja. Ada saatnya anak akan mengalami konflik dengan sahabatnya. Namun, selama konflik bisa dikelola dengan baik, pengalaman berkonflik dengan sahabat akan menjadi pelajaran berharga bagi anak ke depannya. Sesekali, peran guru atau orang tua sangat dibutuhkan agar konflik di antara satu anak dengan anak yang lain bisa dikelola dengan baik.
3. Memahami Manfaat Bekerja Sama
Kebiasaan melakukan segala sesuatu bersama dengan sahabatnya, membuat anak akan semakin memahami pentingnya bekerja sama. Melalui jalinan persahabatan, anak akan merasakan manfaat melakukan kerja sama, yaitu membuat segala pekerjaan yang dilakukan bersama-sama akan terasa lebih mudah dan menyenangkan.
4. Memberikan Rasa Aman
Anak yang memiliki paling tidak seorang sahabat di lingkungan sekolah, cenderung merasakan keamanan saat berada di sekolah. Sebab, ia merasa ada seseorang yang akan melindunginya atau membelanya bila sesuatu yang tidak baik terjadi pada dirinya.
Anak yang memiliki sahabat akan lebih berani dan percaya diri untuk membela diri dari tindakan negatif yang ia terima, misalnya diejek teman, diintimidasi teman, atau saat mengalami persoalan dengan teman lainnya.
Berbeda dengan anak yang tidak memiliki seorang sahabat sama sekali. Ia akan merasa sendiri dan lebih mudah merasa minder saat mengalami suatu konflik dengan teman sebaya, bahkan sangat rentan menjadi korban “bullying”.
5. Menjadi Partner Setara yang Saling Mendukung
Anak-anak sudah terlalu biasa untuk belajar dari orang yang usianya lebih tua, misalnya orang tua, guru, atau saudara kandung yang usianya lebih tua. Padahal, anak-anak juga perlu belajar dari teman sebaya. Saat beraktivitas dengan orang yang lebih tua, biasanya anak akan lebih merasa canggung, karena batas usia yang berbeda.
Sementara saat anak beraktivitas dengan sahabatnya, ia akan lebih berani untuk bisa berbagi peran. Ia tidak harus mengikuti sosok yang memiliki otoritas tertentu.
Salah satu contohnya adalah saat seorang anak bermain dokter-dokteran bersama sahabatnya. Anak bisa dengan leluasa menentukan siapa yang menjadi dokter, siapa yang menjadi perawat, dan siapa yang menjadi pasien. Anak juga bisa dengan lebih bebas berekspresi, berbagi peran, dan mengikuti aturan bermain yang telah mereka sepakati bersama, tanpa ada intervensi dari orang yang “dituakan”.
Dari pengalaman itulah, anak bisa menemukan manfaat seorang sahabat sebagai partner yang setara dan saling mendukung untuk mengembangkan diri dalam segala aspek keterampilan tanpa ada rasa canggung atau segan.
6. Melatih Keterbukaan
Banyak orang mengalami masalah psikis, mulai dari masalah yang ringan sampai berat, dikarenakan ia tidak terbiasa terbuka dengan orang lain. Keterbukaan dengan orang lain sangat bermanfaat untuk meringankan beban hidup yang dialami seseorang, terutama orang yang sudah berusia dewasa dengan segala persoalan hidup yang lebih rumit.
Anak usia dini yang sudah pernah memiliki sahabat, akan terbiasa menceritakan banyak hal, meskipun yang diceritakan bukanlah hal-hal yang penting. Namun, kebiasaan ini sangat penting bagi tahap perkembangan anak, dan bahkan bagi kehidupan anak di masa depan. Itulah mengapa, anak perlu memiliki sosok sahabat yang baik, bisa dipercaya, sosok dan bisa menjadi tempat berbagi cerita.
Dengan berbagi cerita, anak akan belajar pentingnya keterbukaan kepada orang-orang yang dipercaya. Seberat apapun permasalahan hidup seseorang, pasti akan menjadi lebih ringan bila ia memiliki seorang sahabat, tempat ia berbagi cerita.
Sebagai orang tua, kenalilah siapa sahabat anak Anda. Kenalilah ia dan dunianya. Selain itu, orang tua juga perlu mendampingi persahabatan yang dijalin oleh anaknya agar bisa mengarahkan hubungan persahabatan tersebut ke arah yang baik, bermanfaat, dan positif.
Sumber Referensi:
1. Vanbuskirk, S. (2021). Do kids need a best friend [1]
2. Stahl, K. (2019). Should kids have best friends [2]