Pendidikan di Indonesia selalu mengalami dinamika karena berbagai faktor. Faktor yang paling mempengaruhi adalah kondisi pasca-pandemi dan perkembangan teknologi yang begitu cepat. Kondisi ini sangat mempengaruhi peran guru dalam dunia pendidikan. Guru yang pada zaman dulu dikenal sebagai pengajar dan pendidik, kini memiliki peran "extra" atau tambahan. Apa saja peran "extra" dari guru dalam Kurikulum Merdeka Belajar?
1. Menjadi Guru Pembelajar Abadi
Manusia merdeka adalah manusia yang mandiri, serta tidak bersandar pada orang lain,baik secara lahiriah maupun batiniah. Untuk menghantarkan anak-anak didiknya menjadi manusia yang merdeka, setiap guru perlu menjadi pembelajar abadi, seiring dengan perkembangan teknologi yang tanpa henti.
2. Guru yang Mengajar, Melatih, dan Membimbing
Peran guru ini tidak hanya berpusat pada membuat siswa memahami apa yang diajarkan, namun juga mampu mengembangkan karakter serta ketrampilan anak-anak didiknya. Peran guru ini bertujuan membentuk pribadi siswa yang mampu bekerja sama, menggunakan empati, menghargai sesama, dan berkontribusi secara langsung bagi perkembangan masyarakat dan bangsa.
3. Mendampingi Siswa agar Mampu Kembali pada Masyarakat
Murid adalah bagian dari masyarakat, maka tugas guru adalah menuntun muridnya agar mampu kembali pada masyarakat dan berkontribusi bagi masyarakat. Agar murid bisa menyatu dengan masyarakat, tentu membutuhkan karakter yang mendukung, yaitu murid yang memiliki akal, rasa, dan karsa yang mulia. Agar muridnya bisa terbentuk menjadi pribadi dengan akal, rasa, dan karsa yang mulia, guru harus bisa menjadi teladan, tidak hanya terfokus pada penyampaian materi pelajaran.
4. Guru yang Memotivasi dan Menginspirasi
Teknologi membuat anak bisa belajar dengan perangkat komunikasi yang bisa digunakan kapan saja dan di mana saja. Secara intelegensi, mereka bisa berkembang dengan pesat. Namun, karena terkadang perkembangan intelegensi tidak diimbangi dengan perkembangan karakter dan ketrampilan bersosialisasi. Maka guru berperan untuk menuntun anak-anak didiknya agar menjadi pribadi yang ramah, memiliki mental yang kuat, berempati, mudah bergaul, dan luwes dalam bekerja sama.
5. Guru sebagai Fasilitator
Karena murid-murid abad 21 biasanya sudah kaya akan ilmu pengetahuan, maka guru perlu memberi ruang bagi anak-anak didiknya agar bisa memanfaatkan dan mengembangkan ilmu yang dimiliki. Beberapa aktivitas yang bisa diaplikasikan untuk mendukung hal ini adalah dengan melakukan kegiatan berbasis proyek, diskusi kelompok, membuat karya secara bersama, atau membuat karya berbasis teknologi.