Guru sahabat Educa, Kemendikdasmen atau Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah saat ini mewajibkan guru untuk belajar sekurang-kurangnya sehari dalam satu minggu. Penerbitan pernyataan ini dilakukan dengan menerbitkan Surat Edaran nomor 5684 / MDM.B1 / HK.04.00 / 2025 tentang Hari Belajar Guru, dan saat ini dikenal dengan tagline Hari Belajar Guru atau #haribelajarguru. Nunuk Suryani, selaku Direktur Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru, Kemendikdasmen, mengatakan bahwa Hari Belajar Guru merupakan upaya untuk memperkuat budaya belajar di ekosistem guru, sekaligus memberikan ruang refleksi dan pengembangan diri secara berkelanjutan. Mengapa hal ini dibutuhkan di zaman sekarang? "Reflection is not just a tool for professional development; it is a means to connect with one's inner values and beliefs, leading to authentic teaching that resonates with students in a changing world. - Fred Korthagen dan Ellen Nuijten Menyediakan ruang untuk berefleksi bukan hanya sarana untuk pengembangan kompetensi bagi seorang guru, tetapi juga bisa menjadi sarana untuk terhubung dengan nilai dan keyakinan pribadi, sehingga nantinya menghasilkan pengajaran yang autentik dan sesuai dengan perkembangan zaman yang terus berdinamika secara pesat. Nunuk Suryani juga berpendapat bahwa Hari Belajar Guru diharapkan bisa memotivasi guru agar bisa menjadi pembelajar sepanjang hayat. Diharapkan Hari Belajar Guru tidak hanya menyediakan waktu luang bagi guru untuk belajar. Namun, juga suatu kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Hari Belajar Guru mengacu pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mewajibkan setiap guru untuk memenuhi kualifikasi akademik serta melakukan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Menurut Nunuk, ada beberapa poin penting yang perlu dilakukan guru di Hari Belajar Guru, yaitu memperkuat kompetensi, memperdalam refleksi atas praktik pembelajaran, membangun kolaborasi yang lebih bermakna dengan sesama guru. Memperkuat kompetensi dan memperdalam refleksi atas praktik pembelajaran "Fundamentally, the most powerful way of thinking about a teacher's role is for teachers to see themselves as evaluators of their effects on students." - John Hattie Guru hebat adalah ia yang secara aktif mengevaluasi dampak pengajaran terhadap siswa. Memperkuat kompetensi bukan hanya tentang membuat siswa menguasai materi, tetapi juga tentang kemampuan reflektif untuk menilai dan meningkatkan praktik pengajaran demi kualitas belajar siswa yang lebih baik, sehingga seorang guru tidak hanya piawai dalam membuat siswa berpengetahuan luas, tapi juga terampil dalam melakukan banyak hal. Membangun kolaborasi bermakna dengan sesama guru "The Transformative Power of Collaborative Inquiry is a quest for educators to learn collaboratively in order to improve student achievement while improving individual and shared educational practices." - Jenni Donohoo dan Moses Velasco Kerjasama inkuiri antar guru adalah proses kolaboratif di mana para guru bersama-sama mengeksplorasi, menerapkan, dan merefleksikan praktik pengajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara menyeluruh. Guru, secara bersama-sama, bisa berdiskusi guna menemukan cara untuk meningkatkan prestasi siswa. Siswa diharapkan akan mengalami perkembangan tidak hanya dalam aspek kognitif. Namun, mereka juga akan mengalami perkembangan holistik yang semakin optimal. Nunuk berharap bahwa ketika guru terus belajar, murid pun akan semakin semangat dan senang belajar, karena mereka merasakan pembelajaran yang hidup dan bermakna. “Kebijakan Hari Belajar Guru diharapkan akan berkontribusi pada peningkatan kompetensi dan kinerja guru, serta berimbas pada kualitas pembelajaran dan penguatan karakter peserta didik di seluruh Indonesia,“ pungkas Nunuk. Tujuan dari suatu pembelajaran bukan hanya membuat siswa menjadi pintar atau memiliki pengetahuan yang luas. Namun, pembelajaran juga bertujuan untuk membuat siswa mampu mempergunakan pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan nyata, serta menguatkan karakter mereka. Contoh kegiatan pembelajaran di PAUD & SD Beberapa contoh kegiatan pembelajaran untuk anak PAUD & SD yang bisa meningkatkan keterampilan siswa dalam mempergunakan pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan nyata antara lain: Bermain jual-beli: Siswa bisa belajar Matematika dan Sosial. Berkebun mini: Siswa bisa belajar Sains dan tanggung jawab. Bermain peran tema profesi: Mengenal dunia kerja dan sikap baik dalam dunia kerja. Sedangkan, untuk menguatkan karakter siswa, guru bisa mengajak siswa melakukan kegiatan: Bercerita bertema tokoh teladan: Menceritakan Ibu Kartini dan semangat perjuangannya dalam belajar dan pantang menyerah. Bernyanyi lagu-lagu edukasi: Lagu bertema pentingnya sikap toleransi, suka bekerja sama, dan lainnya. Menanam dan merawat tanaman: Kegiatan ini bisa menumbuhkan rasa cinta lingkungan dan tanggung jawab. “The best professionals know more than they can put into words. To meet the challenges of their work, they rely less on formulas learned in graduate school than on the kind of improvisation learned in practice.” - Donald A. Schön Semoga Hari Belajar Guru bisa memberi ruang bagi guru untuk melakukan refleksi, belajar hal-hal baru berdasarkan pengalaman mengajar yang sudah dilakukan, serta melakukan improvisasi, sehingga bisa menyesuaikan diri dengan kebutuhan serta karakter siswa di era sekarang. RIRI (Cerita Anak Interaktif): Membawa Anak ke Dunia Dongeng yang Ceria dan Edukatif Sumber referensi: Korthagen, Fred dan Nuijten, Ellen. The Power of Reflection in Teacher Education and Professional Development, 2022 [1] Hatti, John. Visible Learning for Teachers: Maximizing Impact on Learning, 2012 [2] Donohoo, Jenni & Velasco, Moses. The Transformative Power of Collaborative Inquiry, 2015. [3] Schön, Donald A. The Reflective Practitioner: How Professionals Think in Action, 1983 [4] Freepik.com. Smiling young female teacher wearing glasses holding mini chalkboard [5].
Di masa depan, bahasa Inggris akan menjadi bagian dari kehidupan manusia. Pembiasaan penggunaan bahasa Inggris perlu ditanamkan sejak anak belajar di tingkat PAUD. Namun, keterbatasan guru bahasa Inggris dalam suatu satuan PAUD bisa menjadi penghalang untuk bisa memberikan materi pembelajaran bahasa Inggris. Yunisrina Qismullah Yusuf, Burhansyah Burhansyah, & Aisyaranur Aisyaranur menyatakan dalam bukunya: "Teachers used many kinds of strategies to teach vocabulary to very young learners, such as using songs, pictures, games, coloring, and storytelling in the classroom." Di era digital seperti sekarang, ada banyak media mengajar bahasa Inggris yang bisa dimanfaatkan oleh pendidik PAUD. Media pembelajaran ini hadir dalam bentuk video dengan berbagai variasi, misalnya video lagu, video peragaan permainan, dan lainnya. Guru PAUD meskipun bukan lulusan sarjana bahasa Inggris, memungkinkan untuk mengajar bahasa Inggris bagi anak-anak didiknya, meskipun pengajarannya lebih berbasis pada pengembangan penguasaan kosakata. "Teaching and learning vocabulary is an integral part of foreign language learning since it is the basic sub-skill for someone who wants to learn a foreign language." Rahma Deni & Fahriany Fahriany, ‘Teachers' Perspective on Strategy for Teaching English Vocabulary to Young Learners,’ (2019). Dalam kutipan di atas, Rahma Deni & Fahriany Fahriany menekankan pentinnya pembelajaran tentang penguasaan kosakata sebagai sub-skill yang mendasar. Mengingat akan pentingnya mengajarkan kosakata, tips berikut ini semoga bisa menjadi guru bahasa Inggris yang hebat bagi anak usia dini: Baca juga: Cara Mudah dan Menyenangkan Mengajarkan Bahasa Inggris Kepada Anak 1. Belajar dengan gerak lagu "Using music to support the literacy development of young English language learners."Paquette, K. R., & Rieg, S, UNY Journal (2008) Musik sangat baik digunakan dalam pengembangan literasi pada anak usia dini. Anak didik bisa semakin termotivasi untuk belajar bahasa inggris, terutama dalam pengembangan kosakata. Contoh lagu yang bisa digunakan adalah "Head, Shoulders, Knees and Toes", "If You're Happy and You Know It", atau "ABC Song". 2. Gunakan media visual yang dapat disentuh "Utilizing educational props in teaching English to young children enhances their enthusiasm and foundational language skills through effective, creative, and enjoyable learning experiences." (Wahyuningsih, A. S., & Aristawati, A. R) Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran bisa memotivasi anak didik agar semakin bersemangat. Alat peraga tersebut bisa berupa kartu, benda-benda nyata, boneka, gambar, dan lainnya. Dengan menggunakan alat peraga kreatif tersebut pembelajaran bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan dan meningkatkan pemahaman secara efektif. 3. Belajar & bermain "Play gives children a chance to practice what they are learning." (Mr. Rogers) Aktivitas permainan memungkinkan anak didik belajar dengan lebih aktif dan belajar dengan mengalami secara langsung. Dengan bermain, anak didik juga bisa belajar secara lebih interaktif, dan dinamis (tidak monoton / mendengarkan saja). Pembelajaran menjadi lebih mindful, meaningful, dan joyful. Contoh permainan yang bisa diaplikasikan adalah Simon Says, Pik A Boo, Tap Tap Speak 4. Bermain peran Ajak anak didik memperagakan suatu percakapan sederhana dengan 2 tokoh dengan contoh naskah di bawah ini:T: "Hello, my name is Teddy! What is your name?" B: "My name is Budi!" Permainan juga bisa diperagakan dengan media boneka. Unduh GRATIS: Lembar Kerja Anak Belajar Bahasa Inggris 5. Memulai dari pemahaman kosakata sehari-hari dan benda di sekitar "Vocabulary is the foundation of language development, and learning words related to everyday objects and experiences enhances children's ability to communicate effectively." (Snow, C. E) Snow percaya bahwa pengenalan aneka kosakata yang berhubungan dengan obyek atau yang sering ditemui atau aktivitas yang sering dilakukan anak dalam hidup sehari-hari secara efektif bisa membantu anak dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Anda bisa memulainya dengan kosakata, “I like playing, this is a book, that is a pen”. Baca juga: Tips Mengembangkan Keterampilan Berbahasa Anak dengan Riri Cerita Anak Interaktif 6. Bermain sambil belajar warna dan bentuk "Colors stimulate children's emotional development and provide a natural connection to creativity and expression." (Susan Johnson). Warna dapat mempengaruhi emosi anak didik ke arah positif, yaitu bisa meningkatkan semangat, keceriaan, dan kreativitas anak didik. Pembelajaran tentang warna tentu akan menjadi suatu pengalaman yang menyenangkan. Padukan materi ini dengan pembelajaran aneka bentuk, misalnya circle (blue circle, red circle), triangle (green triangle, red triangle), dan lainnya. Baca juga: 20 Ide PERMAINAN TERBARU Belajar Bentuk dan Warna: Untuk Anak PAUD Usia 2 - 3 Tahun 7. Gunakan cerita bergambar "A good picture book for children should have a simple, clear story line with a beginning, middle, and end." (Baker, A) Baker menjelaskan bahwa buku cerita yang baik untuk anak-anak harus memiliki alur cerita yang sederhana dan jelas dengan awal, tengah, dan akhir. Struktur cerita yang mudah diikuti dan dipahami anak bisa membantunya dalam memahami narasi dan meningkatkan kemampuan bahasa mereka. Pastikan pula tata bahasa yang digunakan dalam buku mudah dipahami anak dan menampilkan gambar sederhana yang berwarna. 8. Berikan apresiasi dan motivasi Pastikan anak didik merasa nyaman dan percaya diri saat belajar menggunakan bahasa Inggris secara lisan. Minimalkan kritikan atau koreksi yang berlebihan. Perbanyak pujian dan pemberian reward. "The limits of my language mean the limits of my world." (Ludwig Wittgenstein) Batasan bahasa kita adalah batasan dunia kita. Dengan kata lain, semakin banyak bahasa yang kita kuasai, maka kita bisa memperluas relasi dan pengetahuan kita. Tentu ada banyak manfaat lainnya saat kita bisa menguasai bahasa Inggris. Semoga anak didik semakin memiliki masa depan yang lebih baik dan semakin dimudahkan dalam menggapai apa yang mereka cita-citakan. Selain pintar berbahasa Inggris, ajak si kecil mengembangkan karakter bersama RIRI Cerita Anak Interaktif. Sumber referensi Qismullah Yusuf, Yunisrina., Burhansyah., & Aisyaranur. Teachers Strategies to Introduce Simple English Words to Very Young Learners. Proceedings of EEIC, 2017 [1] Paquette, K. R., & Rieg, S. A., "Using music to support the literacy development of young English language learners," Early Childhood Education Journal, 2008 [2] Wahyuningsih, A. S., & Aristawati, A. R. "Penggunaan Alat Peraga Edukasi untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Inggris pada Anak-Anak di Panti Asuhan Al-Kahfi, Nginden Jangkungan, Sukolilo, Surabaya." Prosiding Patriot Mengabdi, 2022. [3] Rogers, Fred. Play Quotes - The Strong National Museum of Play, 2024 [4] Snow, C. E.. Academic Language and the Challenge of Reading for Learning About Science. Science, 2010. [5] Baker, A. Children's Literature in Education, 39(2), 131-144, (2008) [6] Wittgenstein, Ludwig. The Limits of My Language Mean the Limits of My World, 1975 [7]
Guru PAUD dan TK sangat langka. Namun, terkadang kehadirannya bisa yang paling ditunggu oleh anak-anak didik. Jennifer Sumsion menyatakan: "Kehadiran guru laki-laki dalam pendidikan anak usia dini dapat memperkaya pengalaman belajar anak-anak dengan menghadirkan perspektif dan pendekatan yang berbeda." Guru PAUD sahabat Educa, guru laki-laki di satuan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), sangat diperlukan. Kehadirannya akan menciptakan suasana baru di dalam sebuah sekolah. Guru laki-laki bisa menjadi figur yang tentu saja berbeda dari guru perempuan. Dalam hal mengajar dan mendidik, guru laki-laki biasanya akan memiliki cara yang berbeda sehingga bisa menambah semangat serta mengurangi kebosanan bagi anak didik. Secara lebih spesifik, berikut ini adalah peran guru laki-laki di sebuah PAUD: Menjadi figur ayahTidak semua anak didik memiliki figur ayah di rumah. Meskipun masih memiliki ayah, mungkin ada beberapa anak didik yang ayahnya harus bekerja di daerah yang jauh sehingga jarang bertemu. Guru laki-laki bisa menjadi figur ayah yang memberi teladan dan bisa memberikan perhatian. Pembelajaran jadi semakin variatifKarena seorang laki-laki lebih dominan menggunakan pikiran daripada perasaan, maka cara ia mengajar, cara menasihati, dan cara mendampingi anak didik pasti sedikit banyak akan berbeda daripada guru perempuan. Hal ini bisa meningkatkan motivasi belajar anak didik. Baca juga: Menjadi Guru yang Inspiratif dan Profesional Era Digital Membantu perkembangan sosio-emosional Dan Shaham telah mengadakan penelitian. Dalam tesisnya, ia menyimpulkan: "kehadiran guru laki-laki dalam pendidikan anak usia dini memberikan model peran yang berbeda, yang dapat membantu anak-anak dalam membangun pemahaman yang lebih luas tentang peran gender dan interaksi sosial." Baca juga: Tips Menjadi GURU yang ADAPTIF dan DISUKAI Siswa | Untuk Guru PAUD - SD Anak didik akan semakin memahami makna perbedaan gender, dan cara menyikapi perbedaan gender, misalnya cara menghargai lawan jenis atau batas-batas interaksi antara laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki jadi semakin paham mengapa harus bersikap lembut kepada perempuan. Anak laki-laki juga semakin paham akan perannya di masa depan sebagai seorang laki-laki dewasa atau seorang ayah. Tantangan guru PAUD laki-laki Guru laki-laki yang hadir di suatu PAUD mungkin akan mengalami beberapa tantangan, diantaranya adalah: Pandangan khalayak umumPada umumnya atau sebagian besar atau biasanya guru PAUD adalah perempuan. Seorang guru laki-laki yang hadir di PAUD biasanya memiliki tantangan tersendiri agar bisa diterima siswa dengan baik, memberikan layanan pendidikan yang baik, atau mendapatkan kepercayaan dari orang tua anak didik. Dukungan dari rekan kerjaKarena guru laki-laki di PAUD biasanya jumlahnya sangat minim, maka ia akan memiliki tantangan tersendiri agar bisa beradaptasi dengan lingkungan kerja yang “kebanyakan perempuan”. Namun, bila sudah tercipta bonding yang baik dengan guru-guru perempuan, kehadiran guru laki-laki bisa memberikan warna tersendiri, misalnya dalam memberikan ide-ide metode mengajar, menyelesaikan konflik antarsiswa, dan lainnya. LKA GRATIS: MEWARNAI Gambar Aneka Tema | Ayo UNDUH Sekarang! Bagaimana cara mengatasi tantangan tersebut? Patrick Lencioni mengatakan: "Kepercayaan yang dibangun melalui penghargaan terhadap perbedaan adalah fondasi dari tim yang efektif dan sukses." Setiap guru perlu memiliki pemikiran yang sama dalam hal memandang suatu perubahan dan suatu perbedaan. Bila semua guru (terutama yang perempuan) sudah memahami pentingnya guru laki-laki dalam suatu PAUD, maka akan lebih mudah bagi guru laki-laki untuk mendapatkan kepercayaan. Kepercayaan sesama rekan guru Kepercayaan adalah hal yang sangat penting dalam perkembangan suatu organisasi atau sekolah. Setiap guru perlu memiliki kepercayaan kepada sesama rekan kerja. Bila kepercayaan ini sudah terbangun, maka akan tercipta suasana kerja yang lebih nyaman. Kenyamanan akan membuat kreativitas setiap individu lebih mudah berkembang. Mampu bekerja sama dengan tim Selanjutnya, tinggal bagaimana guru laki-laki tersebut bisa membangun kepercayaan tersebut, sehingga bisa dipercaya menjadi anggota tim yang baik. Tentu saja hal ini membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, yaitu sesama guru atau dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, serta ketua yayasan, sehingga bisa membangkitkan kepercayaan orang tua dan anak didik. Dukungan dari pihak sekolah Pihak sekolah (kepala sekolah atau ketua yayasan) perlu memberikan dukungan, misalnya dengan memberikan sosialisasi kepada orang tua akan kehadiran guru laki-laki di sebuah sekolah. Pihak sekolah bisa menjelaskan pentingnya atau peran guru laki-laki dalam sebuah satuan PAUD. Bila kemampuan guru laki-laki tersebut belum mumpuni, pihak sekolah bisa mengadakan pelatihan dalam bentuk seminar, workshop, atau praktik kerja. Baca juga: Menjadi Guru yang Hebat demi Menguatkan Mental Anak Didik Guru PAUD laki-laki itu keren! Ifina Trimuliana artikelnya berjudul “Guru PAUD Laki-laki itu Keren Loh” sangat menekankan bahwa betapa “keren”nya sosok guru laki-laki di dalam sebuah PAUD. Artikel ini dimuat di paudpedia.kemdikbud.go.id, salah satu platform resmi Kemendikbud. Sosialisasi ini bisa menjadi contoh sumber informasi terpercaya yang menunjukkan bahwa pemerintah ikut mendukung keberadaan guru laki-laki di sebuah sekolah. Jo Warin dalam bukunya "Men in Early Childhood Education and Care: Gender Balance and Flexibility" menuliskan: "Kehadiran pria dalam pendidikan anak usia dini menawarkan manfaat unik yang sulit atau tidak mungkin dicapai dalam lingkungan pengajaran yang seluruhnya perempuan. Sementara wanita cenderung menciptakan lingkungan yang menenangkan dan positif, pria mendorong lingkungan yang lebih aktif dan fisik, yang dapat sangat berarti bagi anak laki-laki, karena gaya bermain, belajar, dan berpikir mereka lebih mungkin dihargai, diterima, dan dikembangkan." Semoga kehadiran guru laki-laki bisa memberikan pengalaman belajar yang semakin bervariasi, seimbang, motivatif, dan menyenangkan bagi anak-anak didik di suatu PAUD. Semoga ide-ide visioner dan inovatif dari guru laki-laki juga bisa membuat sekolah menjadi semakin berkembang dan kian diminati. KABI (Kisah Nabi): Media Animasi Belajar Pendidikan Karakter Berbasis Islami Sumber referensi: Sumsion, Jennifer. (2005). Male teachers in early childhood education: issues and case study [1] Lencioni, Patrick. (2002). the five dysfunctions of a team: a leadership fable [2] Shaham, Dan. (1991). Male teachers in early childhood education: self & social perceptions [3] Warin, Jo (2018). Men in early childhood education and care: gender balance and flexibility [4] Trimuliana, Ifina (2023). Guru paud laki laki itu keren loh [5] Freepik.com. (2023). Father showing his son how paint [6]
Mengadakan program orang tua mengajar di PAUD / TK tempat buah hatinya bersekolah? Mungkinkah? Guru PAUD & SD sahabat Educa, Edward Bulwer mengatakan: "The best teacher is the one who suggests rather than dogmatizes, and inspires his listener with the wish to teach himself." Guru terbaik adalah ia yang tidak hanya mampu membimbing atau mengajar, tapi juga mampu menginspirasi. Peran guru di sekolah sangatlah penting dalam mengajar dan menginspirasi. Namun, sosok yang bisa mengajar dan menginspirasi siswa di sekolah bukan hanya guru. Guru bisa mendatangkan seseorang yang sudah berkompeten dan berpengalaman di bidangnya untuk bisa mengajar dan menginspirasi siswa di sekolah. Baca juga: Cara Orang Tua Mengajarkan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat 2025 Sesuai Anjuran Kemendikdas Orang yang paling dekat dengan sekolah dan tentu saja terekomendasi oleh sekolah adalah orang tua siswa sendiri. Orang tua siswa tentu memiliki banyak profesi yang beraneka ragam. Mereka bisa diajak bekerja sama untuk mendapatkan kesempatan mengajar siswa di sekolah tempat buah hatinya belajar, agar bisa menginspirasi siswa lainnya. Program ini dikenal dengan sebutan “Program Orang Tua Mengajar”. Baca juga: Tumbuhkan Ikatan Batin yang Erat antara Anak dengan Orang Tua bersama Riri Cerita Anak Interaktif Guru PAUD sahabat Educa, program ini biasanya diadakan saat siswa belajar tentang profesi. Karena dalam pembelajaran tema profesi, siswa akan diajak mengenal aneka profesi. Dengan mengajak orang tua mengajar, siswa tidak hanya diajak untuk belajar menghafal aneka profesi. Siswa akan diajak pula untuk belajar secara lebih mendalam (deep learning). Apa manfaat dari Program Orang Tua Mengajar? Program ini sangat bermanfaat, baik bagi siswa maupun orang tua siswa. Beberapa diantaranya adalah: Meningkatkan partisipasi orang tua: Tidak hanya bagi siswa, program ini juga akan bermanfaat bagi orang tua. Orang tua akan semakin memahami kebutuhan, bakat, minat, dan perkembangan buah hatinya. Bonding orang tua-guru pasti juga akan semakin baik. Meningkatkan social skills anak siswa: Siswa akan belajar berinteraksi dengan orang lain di sekolah. Tidak hanya bersama guru saja. Meningkatkan semangat belajar siswa: Karena pengajarnya bukan guru, pasti siswa akan merasakan sensasi yang baru. Apalagi kalau kegiatan pembelajaran dikemas secara menyenangkan. Pembelajaran semakin bermakna: Dalam kegiatan ini, siswa tidak hanya mendapatkan pengajaran. Siswa akan mendapatkan inspirasi dan informasi lebih lengkap dari ahlinya. Paul E. Gray, dalam artikel berjudul ‘Awesome Quotes on the Evolving Nature of Learning’ mengatakan: "The most important outcome of education is to help students become independent of formal education." Apa saja contoh aktivitasnya? Tujuan utama pendidikan ialah membantu siswa menjadi insan yang mandiri dan tidak bergantung pada pendidikan formal. Pendidikan seharusnya memberikan modal bagi siswa agar memiliki kemampuan berpikir kritis, rasa ingin tahu, dan kemampuan belajar serta mengembangkan diri secara mandiri. Berikut ini adalah variasi kegiatan yang bisa diberikan orang tua dalam program ini, agar siswa mengalami perkembangan dalam berbagai aspek. Variasi kegiatan juga diperlukan untuk mengatasi kebosanan. Baca juga: Pentingnya Dukungan Orang Tua dalam Pengembangan Bakat Anak Cerita inspirasiOrang tua bisa menceritakan pengalamannya dalam berkarya, misalnya tentang tanggung jawabnya, tugas-tugasnya, peralatan yang digunakan, dan apa yang dirasakan saat bekerja. Melakukan permainanOrang tua mengajak siswa untuk bermain aneka permainan yang nantinya dihubungkan dengan profesinya, misalnya dengan bermain peran, melakukan permainan sensorik, dan lainnya. Praktik kerja dan mengajarkan soft skillsOrang tua bisa mengajarkan soft skills sesuai dengan bidang yang dikuasainya, misalnya memasak (koki), mengatur lalu lintas (polisi), melakukan pertolongan pertama (dokter), teknik dasar bernyanyi (penyanyi), dan lainnya. Art and CraftSiswa diajak menggambar, bernyanyi, mewarnai gambar, membuat kerajinan tangan, dan lainnya. Eraldo Banovac berkata, “There is no better way to influence children than being their role model.” Semoga kehadiran orang tua di sekolah dalam Program Orang Tua Mengajar bisa menambah jumlah role model bagi setiap siswa. Role model atau bahkan idola di kehidupan nyata yang bisa membuat mereka semakin termotivasi untuk belajar, berpikir positif, dan semangat menggapai cita. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik : Menggapai Cita-Cita - Subtopik : Profesi Orangtuaku - Kurikulum Merdeka Belajar Ajak si Kecil Bermain dan Belajar bersama Marbel TK dan PAUD Sumber referensi: Bulwer, Edward, (2021). a-z quotes [1] Gray, Paul E. (2015). Awesome quotes on the evolving nature of learning [2] Banovac, Eraldo. (2023). Quotable quote [3]
Fred Rogers atau yang kerap disapa Mister Rogers berpendapat, ““Ketika kita memperlakukan anak-anak dengan hormat, mereka pada gilirannya belajar bagaimana memperlakukan orang lain dengan hormat.” Mr. Rogers menekankan pada pentingnya relasi yang penuh kasih dan apresiatif dari guru. Treatment seperti ini akan membantu anak didik mengembangkan rasa aman dan percaya diri saat pembelajaran. Baca juga:Menjadi Guru yang Inspiratif dan Profesional Era Digital Menjadi guru PAUD dan SD (khususnya kelas 1-3 SD) bukan hanya tentang mengajar atau memberikan materi. Beberapa anak didik mungkin masih merasa canggung, sungkan, atau bahkan takut saat pertama kali masuk kelas. Atau, jangan-jangan beberapa anak didik masih merasa canggung sampai sekarang dan belum sepenuhnya melakukan kegiatan di kelas bersama gurunya secara percaya diri? Tidak perlu khawatir, karena itu adalah proses yang wajar. Setiap anak membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan merasa nyaman dengan guru serta teman-temannya. Baca juga:Kiat Menjadi Guru yang "Positif" di Segala Situasi Perhatian kecil yang bermakna Maria Montessori berkata, “Anak yang merasakan kasih sayang yang kuat terhadap lingkungannya dan semua makhluk hidup... memberi kita harapan bahwa kemanusiaan dapat berkembang ke arah yang lebih baik.” Montessori menekankan bahwa anak-anak dapat berkembang dengan lebih optimal saat ia ada di dalam lingkungan yang penuh kasih dan saling pengertian. Ucapan salam, bantuan sederhana, atau sekedar menanyakan kabar dari gurunya adalah semacam angin segar bagi anak didik. Bila dilakukan secara rutin akan membangun kepercayaan diri dan bonding emosi yang baik antara guru dan anak didik. Baca juga:Menjadi Guru yang Hebat demi Menguatkan Mental Anak Didik Kurangi teguran, perbanyak pujian, motivasi, dan apresiasi Maria Montessori dalam bukunya, The Absorbent Mind, berkata, “Pujian, bantuan, atau bahkan tatapan saja bisa cukup untuk memberi anak dukungan yang ia butuhkan. Berikan pujian atas segala usahanya, bila memang membutuhkan bantuan bantulah seperlunya. Amati apa yang dilakukan anak didik saat ia mencoba melakukannya sendiri. Hal ini sudah cukup untuk memotivasi anak didik agar semakin bersemangat melakukan banyak hal secara mandiri. Terlalu banyak nasihat atau teguran hanya akan mengikis rasa percaya dirinya. Percayalah, bahwa anak didik pasti berkembang menjadi diri yang lebih baik dari hari ke hari, dari segi karakter, keterampilan, dan bakat yang ia miliki, selama ia mendapatkan dukungan semangat dan pengetahuan baru yang bisa dieksplorasi. Baca juga:Tips Guru Hebat: Menyikapi Perkembangan Teknologi yang Pesat Anak didik yang nyaman akan semakin terbuka Carl Rogers, seorang Psikolog dan ahli pendidikan, mengatakan, “Ketika seseorang benar-benar mendengarkanmu tanpa menghakimi, tanpa mencoba mengambil alih tanggung jawabmu, tanpa mencoba membentukmu, rasanya sungguh luar biasa!” Begitu juga dengan anak didik saat ia diberikan kepercayaan dari gurunya. Cukup berikan tugas yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Kenyamanan yang ia rasakan saat melakukan tugasnya bisa membuatnya belajar dari kesalahan dan memperbaikinya. Bila ia membutuhkan bantuan, ia akan secara nyaman mengungkapkannya kepada gurunya. Saat ia meminta bantuan, berikan respons yang positif. Hargailah kejujuran dan keterbukaannya, lalu berikanlah solusi yang bersifat motivatif dan membangun. Baca juga:22 Tips Guru PAUD 2024: Agar Disukai Anak Didik di Era Digital Kenyamanan membantu anak lebih fokus dan patuh Lev Vygotsky berkata, “Anak-anak tumbuh di dalam kehidupan intelektual dari orang-orang di sekitarnya.” Pakar pendidikan anak ini menekankan bahwa lingkungan sangat berpengaruh bagi perkembangan anak didik. Lingkungan yang nyaman, apalagi ditemani dengan guru yang berkompeten dan penuh pengertian akan membuat anak didik merasakan kenyamanan dan memiliki daya konsentrasi yang lebih baik. Ia bisa menjadi diri sendiri tanpa ada rasa takut disalahkan atau dimarahi. Anak didik juga akan semakin mudah untuk diarahkan, tidak mudah melawan, dan mematuhi aturan dengan tulus hati. Bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang nyaman? John Dewey berkata, “Berikan anak sesuatu untuk dilakukan, bukan hanya sesuatu untuk dipelajari; dan jika aktivitas itu mendorong mereka berpikir, maka pembelajaran akan terjadi secara alami.” Suasana belajar yang nyaman membuat anak lebih aktif dan menikmati proses belajar bisa mendorong mereka untuk berkreasi dan berpikir kritis. Ingatlah bahwa setiap anak berkembang dengan caranya sendiri. Dengan memberikan lingkungan yang nyaman, anak didik akan lebih bahagia, lebih percaya diri, dan tumbuh tanpa tekanan yang berlebihan. Dengan membangun hubungan yang baik dan penuh kasih, guru tidak hanya mengajar tetapi juga menjadi sahabat dan panutan bagi anak didik. Semoga setiap langkah kecil yang dilakukan guru PAUD dapat memberikan dampak besar dalam kehidupan anak-anak! RIRI (Cerita Anak Interaktif): Guru Bisa Memanfaatkannya sebagai Media Mengajar untuk Membangun Karakter dan Kognitif Siswa Sumber Referensi: Montessori, M. (1949). The Absorbent Mind [1] Motessori, M. (1949). Education and Peace [2] Rogers, C. (1961). On Becoming a Person: A Therapist’s View of Psychotherapy [3] Vygotsky, L. S. (1978). Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes [4] Dewey, J. (1938). Experience and Education [5] Freepik.com. (2024). Front view kids hugging their teacher [6]
Pendekatan pembelajaran selalu berkembang mengikuti perkembangan dunia pendidikan. Hal ini disebabkan oleh karena karakter anak didik selalu berubah dari zaman ke zaman. Anak-anak di zaman sekarang sangat akrab dengan penggunaan perangkat digital. Perangkat digital sudah menjadi bagian dari hidup manusia, termasuk anak-anak. Anak-anak di era digital memiliki akses informasi yang luas, sehingga perkembangan pengetahuan mereka juga semakin cepat, bila dibandingkan oleh generasi-generasi sebelumnya. Baca juga:Modul Ajar Mingguan Tema Transportasi Air untuk Anak PAUD 4-6 Tahun | RPP Deep Learning Anak di era digital cenderung lebih tertarik dengan metode pembelajaran yang interaktif, variatif, menyenangkan dan mendapatkan kesempatan untuk belajar melalui pengalaman nyata. Seorang ahli pendidikan, Loris Malaguzzi, berpendapat: “Children have a hundred languages”. Pembelajaran harus memberikan ruang atau kesempatan bagi berbagai cara anak memahami mengekspresikan pengetahuan. Pembelajaran dengan pendekatan Deep Learning bisa menjadi solusi bagi anak didik di zaman sekarang. Deep Learning berorientasi pada pengalaman nyata, pemahaman yang mendalam, serta keterlibatan emosional saat kegiatan belajar. Dengan metode ini, anak didik tidak hanya sekedar mendengarkan penjelasan, menghafal, atau mencatat. Namun, metode ini akan mengajak anak didik untuk memahami suatu teori melalui kegiatan praktik serta pengalaman nyata. Bila metode ini diterapkan dengan baik, maka perkembangan kreativitas, kecerdasan, kemampuan berpikir kritis, serta kemampuan sosial anak yang bertumbuh secara lebih optimal. Apa ciri khas kurikulum Deep Learning dalam pembelajaran bagi anak usia dini? Secara lebih lengkap, berikut ini adalah penjelasan mengenai ciri lengkap dari kurikulum Deep Learning: Belajar dengan melakukanAnak didik diajak untuk bereksplorasi serta melakukan kegiatan praktik secara langsung, misalnya dengan bermain peran atau percobaan sains. Pembelajaran 3-fulAnak didik belajar dengan melakukan pembelajaran yang 3-ful yaitu, meaningful (bermakna), joyful (menyenangkan), dan mindful (penuh kesadaran) Pembelajaran yang interaktifAnak didik diajak untuk melakukan kegiatan menarik melalui diskusi berkelompok atau bekerja sama mengerjakan suatu proyek. Menumbuhkan pemahaman yang lebih mendalamPembelajaran lebih mengutamakan cara anak didik memahami konsep dengan cara pemecahan masalah dan refleksi. Berbasis digitalGuru perlu piawai dalam memanfaatkan perangkat digital dalam hidup sehari-hari, sehingga bisa mengajarkan ilmu yang dimiliki kepada anak didik dengan media gim, alat peraga interaktif, dan media digital untuk meningkatkan minat mereka dalam belajar. David Ausubel berpendapat, "Faktor terpenting yang memengaruhi pembelajaran adalah apa yang sudah diketahui oleh peserta didik. Pastikan hal itu, lalu ajarkan sesuai dengannya." Keberadaan modul ajar sangat penting untuk menyesuaikan pembelajaran yang sesuai dengan pemahaman awal siswa, sehingga mereka dapat membangun pengetahuan baru secara mendalam. Baca juga:Alasan MENGAPA PENDEKATAN DEEP LEARNING perlu Diterapkan di PAUD dan SD di Zaman Sekarang Berikut ini adalah cara mudah membuat modul ajar kurikulum Deep Learning yang sederhana dan mudah dibuat oleh para guru. Menentukan tujuan pembelajaranTujuan pembelajaran perlu disesuaikan dengan tahap perkembangan anak didik dan pendekatan yang berbasis pada melakukan kegiatan yang aplikatif, belajar dengan melakukan, dan kegiatan yang eksploratif. Pembelajaran yang interaktifAgar pembelajaran bisa berlangsung secara interaktif guru bisa mengajak anak didik bermain sambil belajar. Agar semakin menarik, guru perlu piawai dalam memberikan tantangan baru dalam setiap pembelajaran dan perlu piawai dalam menjaga semangat anak didik dalam belajar dengan cara memberikan apresiasi. Variasi media pembelajaranAnda bisa memilih mainan peraga pembelajaran yang menarik atau yang berbasis digital yang selalu update. Selalu menjalin komunikasi dengan orang tua siswaAgar komunikasi bisa berjalan secara lebih intens, guru perlu mengajak orang tua untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran kelas atau program lain di sekolah. Evaluasi dan refleksiJohn Deway berpendapat, “Kita tidak belajar dari pengalaman. Kita belajar dari merefleksikan suatu pengalaman.” Deway percaya bahwa dengan melakukan evaluasi dan refleksi, siswa akan semakin memahami suatu materi pembelajaran secara lebih mendalam. Tidak hanya sekedar menghafal atau mengingat. Resikonya, guru tidak hanya mendapatkan nilai anak didik dengan cara mengerjakan latihan soal, namun, bisa dilakukan juga dengan mengajak anak didik melakukan observasi, dokumentasi, dan portofolio. Baca juga: Contoh Dongeng Transportasi Darat, Air, Udara: PERSAHABATAN 3 KENDARAAN plus Refleksi dan Soal Quiz Dengan memahami pentingnya kurikulum Deep Learning dan menerapkan langkah-langkah praktis dalam pembuatan modul ajar, guru PAUD dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna, menyenangkan, dan sesuai dengan karakter anak didik zaman sekarang. Dengan demikian, pendidikan anak usia dini akan semakin berkualitas dan mampu membekali mereka dengan keterampilan yang diperlukan untuk masa depan. Sumber referensi: Freepik.com. (2025). Modern muslim woman hijab office room_27003237.htm [1] Ausubel, D. P. (1968). Educational psychology: a cognitive view [2] Dewey, J. (1938). Experience and Education. Macmillan [3]