Apa itu Pembelajaran Berdiferensiasi? Variasi metode pembelajaran perlu diterapkan di dalam kelas. Mengapa? “Differentiation of teaching is considered a basic dimension of effective teaching and is an effective teaching model that responds to learners’ needs through the design of multiple and qualitatively different teaching approaches.” - Markoglou Markoglou menjelaskan bahwa variasi metode atau pendekatan pembelajaran merupakan kebutuhan siswa. Dengan menerapkan metode yang beragam, guru dapat memenuhi kebutuhan belajar individu siswa, meningkatkan motivasi, dan mencegah kebosanan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran juga dipercaya akan lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman dan segala aspek keterampilan siswa. Ada beberapa metode pembelajaran yang sering diaplikasikan guru di masa kini, yaitu pembelajaran berdasarkan tema (tematik), pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning), Montessori (menekankan pada kemandirian siswa dan dengan alat bantu nyata), Sentra (berdasarkan fokus alat bantu, kegiatan, bidang tertentu, misalnya seni, balok, alam, dan lainnya), dan masih banyak lainnya. Pembelajaran dengan metode berdiferensiasi (differentiation) sudah sering diterapkan di beberapa sekolah, khususnya di PAUD, SD, dan jenjang yang lebih tinggi. Apa itu pembelajaran berdiferensiasi? Apa keunikannya? "Differentiation is simply a teacher attending to the learning needs of a particular student or small group of students, rather than teaching a class as though all individuals in it were basically alike." - Carol Ann Tomlinson Tomlinson menjelaskan bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang memperhatikan perbedaan kebutuhan belajar setiap siswa. Guru tidak mengajar dengan cara seragam, tetapi menyesuaikan strategi agar semua siswa dapat berkembang sesuai potensinya. Hal-hal yang diperhatikan oleh guru bisa berdasarkan kebutuhan belajar, gaya belajar, minat, tingkat kesiapan (kemampuan awal) peserta didik. Setiap siswa adalah unik, karena memiliki gaya belajar, minat / bakat, kemampuan, dan gaya belajar yang berbeda-beda. Itulah mengapa di tahap awal dalam metode ini, guru perlu melakukan penelitian dan diskusi seputar siswa sebelum membuat perencanaan pembelajaran. Apa perbedaan dengan metode pembelajaran lainnya? Ada beberapa aspek yang membedakan metode pembelajaran berdiferensiasi dengan lainnya. Penulis telah mengelompokkannya berdasarkan beberapa aspek perbedaan, beberapa diantaranya adalah: Aspek fokus: Pembelajaran berdiferensiasi fokus pada individu, sedangkan metode lainnya dibuat seragam untuk semua siswa. Aspek fleksibilitas: Pembelajaran berdiferensiasi sangat fleksibel. Guru sangat menyesuaikan atau menghargai keunikan atau keinginan setiap siswa. Sedangkan di metode lainnya, siswa menyesuaikan metode atau materi yang disiapkan guru. Aspek tujuan: Siswa diharapkan akan semakin berkembang, karena memiliki motivasi, semangat, kepercayaan diri, dan kegembiraan yang lebih saat melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan pilihannya; sedangkan metode lainnya siswa mendapatkan pengalaman belajar secara umum (mengikuti metode yang disiapkan guru). Peran guru: Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru berperan sebagai fasilitatoir yang menyesuaikan diri dengan keinginan atau gaya belajar yang dipilih siswa. Sedangkan, di metode lainnya guru berperan sebagai center (pusat / pengarah utama). Apa manfaat istimewa dari pembelajaran ini? "Differentiated instruction increases student engagement and motivation by providing students with choice, challenge, and support that aligns with their readiness, interests, and learning profiles." - Kristina Doubet & Jessica Hockett Kristina Doubet & Jessica Hockett menjelaskan bahwa pembelajaran berdiferensiasi dipercaya mampu meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Siswa akan mendapatkan tantangan yang sesuai dengan kesiapan, kemampuan dan minat masing-masing. Secara menyeluruh, berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa didapatkan siswa saat mereka mengikuti pembelajaran dengan metode ini. Siswa merasa diperhatikanMetode pembelajaran ini bisa membuat siswa mendapatkan perhatian, apresiasi, dan penerimaan yang baik di kelas. Salah satu dampaknya, siswa yang tadinya merasa rendah diri dipercaya bisa mendapatkan semangat belajar yang semakin baik. Meningkatkan Kepercayaan diriMetode ini bisa menumbuhkan rasa bangga siswa pada diri sendiri. Bayangkan saja, Anda yang suka berbicara, mendapatkan kesempatan untuk menggunakan kesukaan ini untuk melakukan aktivitas berbicara atau bercerita tentang materi yang diberikan. Pasti ada semacam "mood booster" yang akan membangkitkan rasa percaya diri. Membantu perkembangan potensi lain atau kecerdasan (majemuk) lainnyaKarena kepercayaan dirinya sudah tumbuh dan sudah merasa diterima dengan baik di lingkungannya (teman-teman sekelasnya), ia akan makin percaya diri pula dalam melakukan kegiatan lainnya. Membantu siswa mendapatkan validasiSeperti Christiano Ronaldo yang diminta bermain basket. Meski ia gagal memasukkan bola basket ke dalam ring, ia tidak akan merasa rendah diri. Karena ia tahu bahwa bermain basket bukan bidangnya. Ia akan tetap percaya diri, karena ia tahu ia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang, yaitu ahli mencetak gol dalam permainan sepak bola. Mengurangi tekanan saat mengikuti pembelajaran di sekolahMetode ini akan membantu menguatkan mental siswa. Saat tumbuh rasa bangga pada dirinya, saat ia bisa melakukan sesuatu dengan lebih percaya diri, dan saat ia merasa dikagumi atau dihargai oleh orang-orang di sekitarnya, ia akan semakin mampu mengelola emosi dan mengendalikan tingkat stres-nya. Apa contoh kegiatannya? Penulis akan memberikan salah satu contoh aplikasi dari metode pembelajaran ini di tingkat PAUD, khususnya saat pembelajaran dengan tema tumbuhan, subtema mengenal bagian tumbuhan. Penulis akan mengelompokkannya berdasarkan gaya belajar dan contoh kegiatan yang bisa dipilih siswa. Siswa visual diperbolehkan menggambar pohon dan menuliskan bagian-bagiannya. Siswa kinestetik diperbolehkan merangkai bagian tumbuhan dari plastisin atau melakukan senam dengan iringan lagu bertema bagian pohon. Anak verbal diperbolehkan menceritakan pengalaman menanam atau merawat pohon di rumah. Anak seni diperbolehkan menyanyikan lagu atau berpuisi bertema bagian pohon. Kesimpulan Guru PAUD & SD, sahabat Educa, dalam pembelajaran ini, semua siswa mempelajari tema atau materi yang sama. Namun, aktivitas dalam pembelajaran ini dilakukan dengan cara yang unik, tergantung dari pilihan siswa. Hal yang tidak kalah penting dalam aplikasi metode pembelajaran ini adalah bahwa guru perlu mempersiapkan aneka aktivitas, media, alat, bahan, dan hal penting lainnya sebelum menerapkannya kepada siswa. Persiapannya mungkin akan "lebih melelahkan". Namun, banyak hal positif bisa berkembang dalam diri siswa. Bila guru merasa bahwa persiapannya dalam metode ini cukup menantang atau melelahkan, guru bisa menerapkannya sesekali. Siapa tahu guru akan menemukan bintang yang tersembunyi di balik awan ketikan menerapkan metode berdiferensiasi. Who knows? "The role of a teacher is to facilitate learning, to recognize the unique talents and passions of each child, and to help them flourish." - Ken Robinson Sumber referensi: Tomlinson, Carol Ann. The Differentiated Classroom: Responding to the Needs of All Learners, 2014 [1] Doubet, Kristina .& Hockett, Jessica. Differentiation in Middle and High School: Strategies to Engage All Learners, 2015 [2] Robinson, Ken. The Element: How Finding Your Passion Changes Everything, 2009 [3] Freepik.com. Woman teaching classroom 269071392, 2024 [4] Markoglou, Dr. Angeliki. European Journal of Education berjudul Differentiated Instruction and Pupil Motivation in Language Teaching, 2019 [5]
Modul ajar dengan tema "Menggapai Cita-cita" ini bisa menjadi panduan mengajar untuk anak usia dini, khususnya berusia TK atau usia 4-6 tahun. Berbicara tentang cita-cita, tentu saja sangat erat hubungannya dengan aneka profesi. "The goal of early childhood education should be to activate the child's own natural desire to learn." — Maria Montessori. Pendidikan bagi anak harus mampu membangkitkan keinginan alaminya untuk belajar. Pengenalan aneka profesi kepada anak usia dini, bisa memotivasi anak usia dini untuk mengeksplorasi minat, bakat, dan cita-citanya, serta menumbuhkan pemahaman akan pilihan karir yang bisa dipilih di masa depan. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik : Menggapai Cita-Cita - Subtopik : Profesi Orangtuaku - Kurikulum Merdeka Belajar Selain pengenalan akan aneka profesi atau cita-cita, anak didik akan belajar tentang tugas-tugas utama setiap profesi dan peralatan yang digunakan dalam bekerja sesuai profesi. 1. Kegiatan Pembuka Guru menyapa dengan ceria dan mengajak anak didik bernyanyi lagu bertema cita-cita atau lagu tentang profesi, misalnya lagu "Semua Profesi Baik Adanya". Anak didik menjawab pertanyaan guru tentang aneka profesi sesuai dengan syair lagu dan tugas-tugasnya, serta aneka profesi lain yang dikenal oleh anak didik. Anak didik menjawab pertanyaan guru dengan media gambar tentang profesi. Unduh GRATIS: Lembar Kerja Anak Tema Profesi dan Alat Bekerja 2. Kegiatan Inti Bermain peran tentang profesiBerikut ini adalah salah satu contoh percakapan antara Rina dan Pak Budi yang bekerja sebagai pemadam kebakaran.:Rina: Pak Budi, apa pekerjaan Bapak? Pak Budi: Saya seorang pemadam kebakaran, RinaRina: Wah, tugasnya Bapak apa ya? Pak Budi: Saya memadamkan api dan menolong orang saat kebakaranRina: Mengapa Anda memilih bekerja sebagai pemadam kebakaran?Pak Budi: Karena saya suka menolong orang. Bertepuk tangan edukatifMelakukan tepuk profesi dan tugasnyaGuru (Tepuk tangan dua kali)Mengajar murid (Tepuk tangan dua kali)Dokter (Tepuk tangan dua kali)Memeriksa pasien (Tepuk tangan dua kali)Kamu (Tepuk tangan dua kali sambil menunjuk 1 siswa)Astronot (Siswa yang ditunjuk menjawab) BerceritaAnak didik menceritakan kisah seseorang dengan media gambar. Pada gambar tercantum nama orang, pekerjaan, dan aktivitas yang dilakukan. Contoh cerita anak didik adalah: "Pak Jack adalah seorang polisi. Ia bertugas sebagai penjaga keamanan. Saat ini ia sedang menertibkan pengendara kendaraan Tebak gambarGuru menunjukkan sebuah gambar peralatan yang biasa digunakan oleh suatu profesi, misalnya stetoskop, baju astronot, mobil taksi, dan lainnya. Anak didik menebak nama peralatan tersebut, dan menebak nama profesi yang menggunakan peralatan tersebut Peragaan busana profesiAnak didik mengenakan busana atau kostum dengan tema profesi dari rumah. Saat di sekolah ia melakukan peragaan busana dan melakukan presentasi tentang busana yang ia tampilkan Mewarnai gambar atau menggambar tema profesiAnak didik menggambar atau mewarnai gambar dengan tema profesi yang ia sukai, lalu mempresentasikan tentang profesi tersebut. Mempresentasikan gambar tema profesiAnak didik memilih sebuah gambar dari banyak gambar yang disediakan guru, lalu mempresentasikan gambar tersebut di depan kelas. Mempresentasikan alat suatu profesiAnak didik memilih satu buah alat yang sering digunakan oleh profesi tertentu dan menjelaskan profesi apa yang sering menggunakannya serta manfaatnya Mengundang tenaga profesionalGuru mengundang seorang profesional, memintanya memperkenalkan diri, mencerita aneka hal tentang profesi yang ditekuninya, serta memotivasi anak didik agar giat belajar demi menggapai cita-cita. Baca juga: 7 Aktivitas Simpel PAUD untuk Belajar Profesi Pemadam Kebakaran 3. Kegiatan Penutup Anak didik menunjukkan hasil karya mereka dan menceritakan cita-citanya Anak didik menonton video motivasi tentang orang sukes Anak didik menjawab pertanyaan guru tentang cara menggapai cita-cita, serta memotivasi anak didik agar giat belajar Guru memberikan apresiasi kepada setiap anak Anak didik bernyanyi lagu tentang rajin belajar dan menjadi anak yang berkarakter mulia. "What we want is to see the child in pursuit of knowledge, and not knowledge in pursuit of the child." — George Bernard Shaw. Dengan mengajarkan materi bertema aneka profesi dengan kegiatan yang variatif, anak didik akan semakin kaya akan pengetahuan tentang apa yang menjadi cita-cita mereka. Anak didik mendapatkan kesempatan untuk mengeksplorasi cita-cita mereka, serta memahami jalur atau jalan yang dibutuhkan untuk bisa mencapai cita-cita sedini mungkin. Jangan biarkan anak didik hanya memiliki satu cita-cita. Karena di masa depan akan semakin banyak cita-cita yang bisa dicapai seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi. Baca juga: 5 Cara Asyik Mengenal Profesi pada Anak, Cara ke 3 Paling Seru! "Ketika kita membantu anak-anak menetapkan tujuan dan menghubungkan tujuan itu dengan hal-hal yang mereka sukai, kita tidak hanya mengajarkan ambisi—kita sedang membangun arah, fokus, dan ketangguhan." - Ellen Galinsky KABI - Kisah Teladan Nabi: Media Asyik Mengajarkan Karakter Islami Sumber referensi: Montessori., Maria. (2020). Montessori Method [1] Shaw, George Bernard. (1911). Bubo Quote [2] Galinsky, Ellen. Mind in the Making: The Seven Essential Life Skills Every Child Needs. (2010) [3]
Anak-anak usia PAUD di era sekarang sangat menikmati pembelajaran yang menyenangkan, berkesadaran, dan bermakna. Siswa tidak hanya diajak untuk menghafalkan suatu materi tertentu. Namun, lebih dari itu, ada banyak keterampilan yang bisa berkembang saat siswa mengikuti suatu pembelajaran. Yanyun Ding dan rekan-rekannya telah melakukan penelitian. Dalam penelitian tersebut mereka menyimpulkan: “Integrasi pembelajaran mendalam dalam pendidikan prasekolah dapat meningkatkan motivasi belajar, keterlibatan, strategi belajar, dan hasil belajar anak-anak. Model pendidikan yang dipersonalisasi berbasis pembelajaran mendalam memiliki keunggulan signifikan dalam derajat pembelajaran mendalam dan pencapaian belajar.” 1. Apa itu pembelajaran mendalam? Dalam konteks untuk anak usia PAUD, deep learning atau pembelajaran mendalam adalah suatu proses di mana siswa tidak hanya dituntut untuk menghafalkan suatu informasi. Dalam suatu pembelajaran, siswa juga diajak untuk memahami, menghubungkan, dan menerapkan suatu materi ajar atau pengetahuan dalam keseharian atau dalam kehidupan nyata. Ketika pembelajaran siswa diajak untuk mengalami, melakukan kegiatan yang eksploratif serta reflektif, sehingga membantu siswa dalam mengembangkan suatu konsep secara holistik (menyeluruh). Dengan pembelajaran yang dirancang secara, siswa diharapkan mampu merasakan pembelajaran yang lebih mendalam (mindful), bermakna (meaningful), dan menyenangkan (joyful). Pembelajaran ini diharapkan makin mampu mengembangkan kemampuan berkreasi, berpikir kritis, dan sosial yang semakin optimal dari siswa. Baca juga: TIPS PRAKTIS Membuat Modul Ajar PAUD - SD Kurikulum Deep Learning 2. Bagaimana agar siswa bisa mengalami pembelajaran yang mindful, meaningful, dan joyful? Mindful (Berkesadaran)Dalam pembelajaran ini, guru dan siswa terlibat penuh dalam pembelajaran. Siswa tetap dalam konsentrasi dan kesadaran yang baik selama proses pembelajaran, misalnya dengan mengajak siswa melakukan percobaan sains, membuat suatu produk kreativitas secara mandiri, mengidentifikasi suatu suara melalui media audio, dan lainnya. Meaningful (Bermakna)Pembelajaran perlu dirancang agar sesuai dengan kehidupan nyata, pengalaman sehari-hari, dan yang sedang tren saat ini, misalnya mengajak siswa berjualan dengan voucher, menggambar dengan media digital, membuat video tarian singkat dengan iringan musik, menjelajah alam serta membuat koleksi foto menarik, dan lainnya. Joyful (Menyenangkan / Menggembirakan)Pembelajaran di PAUD yang menyenangkan sudah diterapkan sejak zaman dulu. Namun, tentu saja ada banyak cara baru yang bisa membuat siswa agar bisa semakin merasa senang dan menikmati pembelajaran, misalnya menggunakan musik, video, aplikasi, dan media belajar terbaru. Baca juga: Alasan MENGAPA PENDEKATAN DEEP LEARNING perlu Diterapkan di PAUD dan SD di Zaman Sekarang 3. Pengembangan kemampuan tidak hanya sebatas kognitif Karena sumber pengetahuan ada banyak dan bisa diakses kapan serta di mana saja, maka hal yang dikembangkan dalam diri siswa tidak hanya sebatas pengetahuan saja. Pengetahuan bisa dihafalkan dengan berbagai cara menarik, misalnya dengan menonton video, melakukan presentasi, bermain gim, dan lainnya. Guru perlu menerapkan pemikiran yang positif dalam menilai siswa. Penting bagi guru untuk percaya bahwa setiap siswa pasti berkembang menjadi lebih baik dengan pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Tidak hanya tentang sejauh mana siswa mampu menghafalkan sesuatu. Isnada dan Al Muhajir menekankan bahwa penerapan tipe pembelajaran aktif dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa secara signifikan. Dalam penelitian mereka, penerapan metode pembelajaran aktif meningkatkan keaktifan siswa dari 29,72% menjadi 100%. Pembelajaran yang membuat siswa aktif, secara otomatis akan membuat siswa kian mampu mengikuti pembelajaran dengan kesadaran yang baik. Hal ini akan memengaruhi semangat dan mood atau rasa senang siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran. Baca juga: Kurikulum DEEP LEARNING di PAUD: Apa Cirinya dan Contoh Aktivitasnya? Bagaimana Penerapannya? 4. Membangun budaya positif Lingkungan PAUD juga perlu dibangun suatu budaya yang positif. Dengan melakukan pembelajaran yang mendalam dan bermakna, maka budaya positif ini bisa diterapkan dengan cara: Menghargai proses: Setiap usaha kecil siswa perlu diapresiasi, bukan hanya hasil akhir. Guru tidak hanya menilai sebatas terlihat bagus atau tidak saat membuat produk atau menyelesaikan tugasnya. Namun, guru juga bisa menilai kemampuan bekerja sama, menjaga ketertiban, keuletan, dan lainnya. Memberikan apresiasi: Agar semangat siswa tidak kendor, guru perlu memberikan pujian atau apresiasi, meski itu hanya sebuah gambar bintang di papan tulis di samping nama siswa. Menghargai perasaan / pendapat siswa: Siswa di zaman sekarang memang tidak sekuat siswa zaman dahulu. Itulah pentingnya komunikasi, agar setiap persoalan bisa diselesaikan secara efektif dan komunikatif. Guru tidak hanya menggunakan otoritasnya saja dalam menentukan hitam putih suatu persoalan. Siswa juga perlu diajak untuk berdiskusi. Mengajarkan cara berkomunikasi yang baik: Guru perlu mengajarkan siswa cara berbicara yang sopan, mampu memilih kata-kata yang baik, dan kemampuan mendengarkan yang baik. Pembelajaran yang mendalam bagi anak usia dini tidak hanya mengajarkan tentang pengetahuan atau fakta. Namun, pembelajaran ini juga dapat membantu mereka dalam memahami dunia secara lebih menyenangkan, bermakna, dan mendalam. Dengan membangun budaya yang positif dan komunikasi yang efektif, semoga siswa semakin mampu mengembangkan kemampuan bereksplorasi, berpikir kritis, dan kreativitasnya, sehingga semakin siap menghadapi dunia dan mencapai cita-cita di masa depan. Sumber Referensi: Yanyun Ding. (2024). A Study of Preschool Integration of Deep Learning to Optimize the Content of Personalized Education for Young Children [1] Isnada & Al Muhajir. (2021). Tipe Pembelajaran Aktif dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa [2] Ike Junita Triwardhani, Wulan Trigartanti, Indri Rachmawati, Raditya Pratama Putra. (2019). Strategi Guru dalam Membangun Komunikasi dengan Orang Tua Siswa di Sekolah [3] Freepik.com. (2022). Medium Shots Miley Girl with Coloring Book [4]
Pendekatan pembelajaran selalu berkembang mengikuti perkembangan dunia pendidikan. Hal ini disebabkan oleh karena karakter anak didik selalu berubah dari zaman ke zaman. Anak-anak di zaman sekarang sangat akrab dengan penggunaan perangkat digital. Perangkat digital sudah menjadi bagian dari hidup manusia, termasuk anak-anak. Anak-anak di era digital memiliki akses informasi yang luas, sehingga perkembangan pengetahuan mereka juga semakin cepat, bila dibandingkan oleh generasi-generasi sebelumnya. Baca juga:Modul Ajar Mingguan Tema Transportasi Air untuk Anak PAUD 4-6 Tahun | RPP Deep Learning Anak di era digital cenderung lebih tertarik dengan metode pembelajaran yang interaktif, variatif, menyenangkan dan mendapatkan kesempatan untuk belajar melalui pengalaman nyata. Seorang ahli pendidikan, Loris Malaguzzi, berpendapat: “Children have a hundred languages”. Pembelajaran harus memberikan ruang atau kesempatan bagi berbagai cara anak memahami mengekspresikan pengetahuan. Pembelajaran dengan pendekatan Deep Learning bisa menjadi solusi bagi anak didik di zaman sekarang. Deep Learning berorientasi pada pengalaman nyata, pemahaman yang mendalam, serta keterlibatan emosional saat kegiatan belajar. Dengan metode ini, anak didik tidak hanya sekedar mendengarkan penjelasan, menghafal, atau mencatat. Namun, metode ini akan mengajak anak didik untuk memahami suatu teori melalui kegiatan praktik serta pengalaman nyata. Bila metode ini diterapkan dengan baik, maka perkembangan kreativitas, kecerdasan, kemampuan berpikir kritis, serta kemampuan sosial anak yang bertumbuh secara lebih optimal. Apa ciri khas kurikulum Deep Learning dalam pembelajaran bagi anak usia dini? Secara lebih lengkap, berikut ini adalah penjelasan mengenai ciri lengkap dari kurikulum Deep Learning: Belajar dengan melakukanAnak didik diajak untuk bereksplorasi serta melakukan kegiatan praktik secara langsung, misalnya dengan bermain peran atau percobaan sains. Pembelajaran 3-fulAnak didik belajar dengan melakukan pembelajaran yang 3-ful yaitu, meaningful (bermakna), joyful (menyenangkan), dan mindful (penuh kesadaran) Pembelajaran yang interaktifAnak didik diajak untuk melakukan kegiatan menarik melalui diskusi berkelompok atau bekerja sama mengerjakan suatu proyek. Menumbuhkan pemahaman yang lebih mendalamPembelajaran lebih mengutamakan cara anak didik memahami konsep dengan cara pemecahan masalah dan refleksi. Berbasis digitalGuru perlu piawai dalam memanfaatkan perangkat digital dalam hidup sehari-hari, sehingga bisa mengajarkan ilmu yang dimiliki kepada anak didik dengan media gim, alat peraga interaktif, dan media digital untuk meningkatkan minat mereka dalam belajar. David Ausubel berpendapat, "Faktor terpenting yang memengaruhi pembelajaran adalah apa yang sudah diketahui oleh peserta didik. Pastikan hal itu, lalu ajarkan sesuai dengannya." Keberadaan modul ajar sangat penting untuk menyesuaikan pembelajaran yang sesuai dengan pemahaman awal siswa, sehingga mereka dapat membangun pengetahuan baru secara mendalam. Baca juga:Alasan MENGAPA PENDEKATAN DEEP LEARNING perlu Diterapkan di PAUD dan SD di Zaman Sekarang Berikut ini adalah cara mudah membuat modul ajar kurikulum Deep Learning yang sederhana dan mudah dibuat oleh para guru. Menentukan tujuan pembelajaranTujuan pembelajaran perlu disesuaikan dengan tahap perkembangan anak didik dan pendekatan yang berbasis pada melakukan kegiatan yang aplikatif, belajar dengan melakukan, dan kegiatan yang eksploratif. Pembelajaran yang interaktifAgar pembelajaran bisa berlangsung secara interaktif guru bisa mengajak anak didik bermain sambil belajar. Agar semakin menarik, guru perlu piawai dalam memberikan tantangan baru dalam setiap pembelajaran dan perlu piawai dalam menjaga semangat anak didik dalam belajar dengan cara memberikan apresiasi. Variasi media pembelajaranAnda bisa memilih mainan peraga pembelajaran yang menarik atau yang berbasis digital yang selalu update. Selalu menjalin komunikasi dengan orang tua siswaAgar komunikasi bisa berjalan secara lebih intens, guru perlu mengajak orang tua untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran kelas atau program lain di sekolah. Evaluasi dan refleksiJohn Deway berpendapat, “Kita tidak belajar dari pengalaman. Kita belajar dari merefleksikan suatu pengalaman.” Deway percaya bahwa dengan melakukan evaluasi dan refleksi, siswa akan semakin memahami suatu materi pembelajaran secara lebih mendalam. Tidak hanya sekedar menghafal atau mengingat. Resikonya, guru tidak hanya mendapatkan nilai anak didik dengan cara mengerjakan latihan soal, namun, bisa dilakukan juga dengan mengajak anak didik melakukan observasi, dokumentasi, dan portofolio. Baca juga: Contoh Dongeng Transportasi Darat, Air, Udara: PERSAHABATAN 3 KENDARAAN plus Refleksi dan Soal Quiz Dengan memahami pentingnya kurikulum Deep Learning dan menerapkan langkah-langkah praktis dalam pembuatan modul ajar, guru PAUD dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna, menyenangkan, dan sesuai dengan karakter anak didik zaman sekarang. Dengan demikian, pendidikan anak usia dini akan semakin berkualitas dan mampu membekali mereka dengan keterampilan yang diperlukan untuk masa depan. Sumber referensi: Freepik.com. (2025). Modern muslim woman hijab office room_27003237.htm [1] Ausubel, D. P. (1968). Educational psychology: a cognitive view [2] Dewey, J. (1938). Experience and Education. Macmillan [3]
Hai guru sahabat Educa, tahukan Anda bahwa pendekatan dalam pembelajaran perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman dan teknologi. Karena perkembangan zaman dan teknologi akan mempengaruhi dan mengubah karakter anak. Lev Vygotsky ( pakar pendidikan dari Rusia) berkata, "Children grow into the intellectual life of those around them," Pakar pendidikan ini sangat menekankan akan pentingnya perhatian pada metode mengajar yang sesuai dengan karakter siswa, agar siswa mendapatkan pengalaman belajar menyenangkan dan mudah diterima atau dipahami. Baca juga:TINGKATKAN MINAT BACA Anak 4-5 Tahun dengan Pendekatan DEEP LEARNING Pendekatan deep learning sangat sesuai dengan karakter anak zaman sekarang di mana mereka bisa mendapatkan akses informasi secara cepat, akrab dengan perangkat digital, semakin kritis, eksploratif, dan sensitif. Pendekatan Deep Learning dibutuhkan karena mendorong eksplorasi, pemecahan masalah, dan keterlibatan aktif siswa saat pembelajaran. Kurikulum deep learning dan kebutuhan anak didik masa kini Pada zaman dahulu, pengetahuan sangat berbasis pada teori. Saat guru menyampaikan siswa akan cenderung lebih fokus, karena kebutuhan siswa akan ilmu pengetahuan sangatlah tinggi. Berbeda dengan karakter siswa di zaman sekarang, di mana mereka bisa belajar dimanapun dan kapan pun. Mereka mendapatkan aneka ilmu pengetahuan dengan berbagai cara. Hal inilah yang kadang membuat siswa cenderung cepat merasa bosan bila ilmu pengetahuan mereka dapatkan hanya dengan metode mendengarkan “ceramah”. Beberapa poin penting lainnya adalah siswa di zaman sekarang cenderung tertarik pada pembelajaran yang berorientasi pada pengalaman nyata, aplikatif, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Siswa zaman now juga sangat tertarik dengan tantangan, apresiasi, dan ada unsur gamifikasi (karena mereka juga akrab dengan hal-hal berbau gim. Peran Guru PAUD dan SD dalam Menyesuaikan Pembelajaran Sebagai pendidik, guru PAUD dan SD perlu menyesuaikan metode pengajaran agar selaras dengan karakter anak didik zaman sekarang. Berikut beberapa hal yang bisa diterapkan: 1. Membantu siswa dalam mengelola emosiSiswa membutuhkan pendampingan dalam mengenali emosi, serta cara mengolahnya. Guru perlu peka saat emosi siswa terasa sudah di luar kewajaran. Biasanya hal ini ditandai dengan suasana kelas yang mulai tidak teratur. Bila hal ini terjadi, berikan waktu kepada siswa untuk duduk tentang serta membawa mereka pada kesadaran penuh (mindful) bahwa mereka sedang berada di sekolah dan harus bisa mematuhi aturan di sekolah agar bisa berkonsentrasi dengan baik. Baca juga:Kenalkan Aneka Emosi ke Anak, Ternyata Manfaatnya Luar Biasa 2. Aturan atau kesepakatan yang jelas Guru perlu menjelaskan aturan yang jelas sebelum pembelajaran dimulai. Berikan kesempatan pula kepada siswa tentang hal-hal penting yang perlu disepakati bersama agar pembelajaran berlangsung dengan tertib dan tercipta keseimbangan antara keleluasaan bereksplorasi dan disiplin yang baik. Baca juga:Mendisiplinkan Kelas dengan Kesepakatan, Konsekuensi, dan Reward 3. Guru sebagai fasilitatorPeran guru tidak hanya mentransfer ilmu. Namun, guru juga berperan menjadi fasilitator yang membimbing siswa dalam melakukan kegiatan eksploratif dan memecahkan masalah. Metode apa yang disukai siswa di zaman sekarang? Siswa di zaman sekarang tergolong dalam generasi Alpha, adalah generasi digital-native yang kritis, cepat beradaptasi, visual, eksploratif, kolaboratif, dan membutuhkan dukungan serta pembelajaran interaktif. Guru perlu belajar mengembangkan diri agar bisa memberikan metode pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan ciri khas mereka yaitu: Metode gamifikasiPembelajaran yang berorientasi pada gim, misalnya tebak-tebakan, bermain kuis dengan media digital, dan aneka kegiatan interaktif lainnya. Dalam dunia gim, pemain bisa mendapatkan reward. Berikan apresiasi berupa stiker atau penghargaan simpel lainnya untuk meningkatkan ketertarikan dalam pembelajaran. Metode belajar berbasis proyekAjak siswa membuat proyek membuat kolase alam, membuat poster, eksperimen sains, menanam tanaman, atau membangun maket sederhana dengan bimbingan interaktif. Berikan kesempatan pula kepada siswa untuk bisa melakukan aneka kegiatan ini secara bersama (kolaboratif). Metode presentasiAjak siswa untuk melakukan presentasi dengan berbagai kegiatan misalnya membaca puisi, bercerita, bermain peran, memperagakan gerak-lagu, dan lainnya. Media pembelajaran yang menarik berbasis digitalGunakan media yang menarik saat guru menjelaskan materi pembelajaran, misalnya dengan video pendek, media presentasi menarik, film, dan lainnya. Usahakan pula bahwa media-media tersebut bisa diakses oleh siswa di rumah dengan bimbingan orang tua. Baca juga:19 Variasi Metode Bermain PAUD & TK Berbasis Teknologi yang Anak Sukai Ayo, jadikan pembelajaran sebagai pengalaman yang menyenangkan bagi siswa. Saat siswa merasa senang rasa ingin tahu, kemampuan berpikir kritis, dan kepercayaan dirinya pasti juga akan semakin berkembang. "Education is not preparation for life; education is life itself," kata John Dewey (pakar pendidikan dari AS). Marbel TK & PAUD: Jadikan Gim sebagai Pengalaman Menarik dalam Belajar Sumber referensi: Freepik.com. (2024). Happy kids elementary school [1]
Hai para guru sahabat Educa, Modul Ajar Harian untuk PAUD usia 4-6 tahun dengan pendekatan Deep Learning ini mengajak anak didik bertamasya ke Kebun Raya sambil mengenal berbagai jenis tanaman. Melalui kegiatan ini, anak-anak juga belajar tentang keanekaragaman tanaman dan pentingnya menjaga lingkungan. Kegiatan pembelajaran dengan tema atau topik “Pergi ke Kebun Raya” bisa dilakukan dalam 1 atau 2 pertemuan. Koleksi LKA Gratis dari Educa Studio tema Tanaman dan Tema Lengkap Lainnya Tujuan pembelajaran dari materi ini adalah agar anak dapat mengenal berbagai jenis tumbuhan di Kebun Raya, menyebutkan manfaat tanaman bagi kehidupan, mengekspresikan pengalaman tamasya melalui gambar atau cerita, serta berinteraksi dengan teman dan guru dengan sopan selama kegiatan. Berikut ini adalah urutan kegiatan pembelajaran dari materi ini: A. Kegiatan pembelajaran 1. Kegiatan pembuka (30 Menit) Guru mengajak anak didik menonton video tentang kebun raya, lalu berdiskusi tentang apa itu kebun raya. Kemudian, anak didik diajak bernyanyi bersama lagu "Lihat Kebunku" untuk membangkitkan semangat anak didik. Anak didik menjelaskan pengertian “Kebun Raya” menurut pengetahuan mereka sendiri. Baca juga:Tugas PROYEK SEDERHANA untuk PAUD / TK TEMA TANAMAN 2. Kegiatan inti pilihan (60 Menit) Pada kegiatan inti, guru bisa mengajak anak didik melakukan aneka kegiatan pilihan berikut ini: Menjelajah Kebun Raya: Anak didik bermain peran sebagai “penjelajah Kebun Raya” dengan mengamati bentuk, warna, dan ukuran berbagai tanaman di kebun sekolah. Mereka mencium aroma daun/bunga, merasakan tekstur dengan tangan, lalu menggambar tanaman yang paling menarik bagi mereka. Beraktivitas dengan tema "Petani yang Rajin": Anak didik menanam biji atau bibit tanaman dalam pot mini, lalu menyiramnya dengan air. Mereka diajak merawat tanaman tersebut dan mengamati pertumbuhannya dari hari ke hari. Mencetak bentuk motif daun: Anak didik memilih daun dengan bentuk unik, lalu mencetaknya di kertas menggunakan cat air atau krayon. Setelah itu, mereka membandingkan hasil cetakan dan mendiskusikan perbedaan bentuk serta pola urat daun. Eksperimen mini air dan daun: Anak didik membandingkan daun yang berbeda dengan meraba, mencium, dan merasakan bentuknya. Mereka mencoba meneteskan air di atas daun untuk melihat apakah air meresap atau mengalir, lalu mendiskusikan hasilnya. Mendengarkan suara alam via audio: Anak didik duduk diam sejenak untuk mendengarkan suara daun yang tertiup angin, kicauan burung, atau suara serangga. Setelah itu, mereka menirukan suara-suara tersebut dengan suara mereka sendiri atau alat musik sederhana. Baca juga:Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik: Tanaman Buah, Manfaat Tumbuhan Permainan tebak-tebakan tentang tanaman atau bagian tanaman: Guru memberi petunjuk tentang sebuah tanaman. Anak didik menebak tanaman yang dimaksud dan mencari tanaman serupa di sekitar mereka. Merangkai bunga: Anak didik memilih berbagai bunga, dahan, ranting, daun, akar, dan bagian tanaman lain yang tersedia, lalu menyusunnya menjadi rangkaian sederhana. Setelah itu, mereka mempresentasikan hasil kerja di depan kelas. Membuat kolase daun "Seni dari Alam": Anak didik mengumpulkan berbagai jenis daun kering, lalu menempelkannya di kertas untuk membuat kolase berbentuk pohon atau hewan. Mereka kemudian membandingkan hasil karya satu sama lain dan menceritakan tentang daun yang mereka gunakan. Membuat mahkota daun: Anak didik mengumpulkan daun beragam bentuk, lalu menempelkannya pada kertas atau pita untuk dijadikan mahkota. Setelah selesai, mereka mengenakan mahkota dan bermain peran sebagai raja atau ratu hutan yang menjaga tanaman. Baca juga:Modul Ajar dan RPPH Tema / Topik: Tanaman Hias, Belajar Tumbuhan untuk PAUD 3. Kegiatan akhir / refleksi (30 Menit) Anak didik bercerita tentang pengalaman mereka selama kegiatan, sementara guru memberikan pujian dan umpan balik positif. Kegiatan ditutup dengan doa dan lagu penutup. Baca juga:Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik Bunga, Tumbuhan Guru PAUD sahabat Educa, Kurikulum deep learning dalam pembelajaran tema Kebun Raya memungkinkan anak didik untuk belajar secara mendalam melalui pengalaman langsung dan eksplorasi nyata. Dengan pendekatan ini, anak tidak hanya mengenal berbagai jenis tanaman, tetapi juga memahami manfaatnya serta membangun keterampilan berpikir kritis, sosial, dan emosional. Melalui kegiatan yang interaktif dan menyenangkan, anak-anak semakin termotivasi untuk menjaga lingkungan dan menghargai keanekaragaman hayati sejak dini. Marbel TK dan PAUD: Teman Belajar dan Bermain Si Kecil