Top
Jumat, 02 Mei 2025 | Edukasi

Ada aneka metode pembelajaran yang bisa diaplikasikan kepada siswa saat ini, misalnya ASSURE, ADDIIE, 4MAT, dan lainnya. Guru bisa mengaplikasikan lebih dari 1 metode pembelajaran kepada siswa. "The mixed teaching strategies mainly cultivate students' independent learning ability and promote students to form creative thinking." - Chen, Y Dengan menerapkan aneka metode pembelajaran siswa akan semakin mampu mengembangkan aneka keterampilannya, yaitu berpikir kreatif, kemandirian dalam belajar, dan kemampuan berpikir inovatif. ASSUR adalah salah satu metode pembelajaran yang secara bertahap menggabungkan pemanfaatan teknologi dan media secara efektif dalam meningkatkan kualitas belajar siswa. Pembelajaran bisa semakin interaktif, mendukung aktivitas kolaborasi, dan bisa memotivasi siswa untuk bisa belajar dengan semakin baik. Anak muda di zaman sekarang sangat erat dalam hal penggunaan teknologi. Teknologi sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari siswa. "ASSURE is an instructional design model that has the goal of producing more effective teaching and learning." - Dr. Serhat Kurt Model ASSURE dirancang untuk meningkatkan efektivitas pengajaran dan pembelajaran dengan pendekatan yang sistematis. Guru bisa merancang pembelajaran yang semakin terstruktur dan efektif, sesuai dengan kebutuhan siswa masa kini yang beragam, terutama para gen-Z, yang sangat akrab dengan penggunaan media digital. Berikut ini adalaah beberapa tahapan dari pembelajaran ASSURE: A - Analyze learners "Student characteristics as prerequisites for learning are the most decisive factor in predicting student engagement and also further learning achievement." - Heitzmann, N Penelitian ini menekankan bahwa karakteristik siswa, seperti kemampuan awal dan gaya belajar, sangat menentukan keterlibatan dan pencapaian belajar mereka. Guru yang mampu menganalisis karakteristik ini dapat merancang pembelajaran yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan individu siswa. Seperti dalam metode ASSURE, melakukan analisa adalah tahap awal yang perlu dilakukan guru terhadap siswa agar mampu memahami karakteristik mereka, sebelum kemudian memutuskan strategi mengajar yang efektif. Hal-hal yang perlu dianalisis adalah gender, usia, minat bakat, etnis, keterampilan yang dikuasai, gaya belajar, bakat alami, kelemahan, dan lainnya. S - State standards and objectives Guru membuat modul ajar yang bisa mendukung siswa dalam mengembangkan diri mereka atau mencapai target atau standard secara lebih optimal, sesuai dengan hasil analisa. Guru juga bisa membuat pemetaan tentang hasil yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. S - Select strategies, technology, media, and materials Sesudah menentukan standar dan target dalam modul pembelajaran, tahapan selanjutnya adalah menentukan strategi, penggunaan teknologi dan media, serta bahan-bahan yang tepat untuk menunjang proses belajar. Guru perlu memilih keseimbangan antara pemaparan materi (untuk pengembangan pengetahuan siswa) dan aktivitas siswa dalam proses belajar (biasanya untuk pengembangan keterampilan atau karakter siswa). Setelah menentukan strategi, guru dapat memilih media dan bahan materi yang mendukung keberhasilan mengajar. U - Utilize technology, media, and materials "Technology enhances classroom engagement, prepares students for the digital world, and helps personalize learning experiences." - Teachhub.com Teknologi bisa meningkatkan keterlibatan siswa, mempersiapkan mereka untuk dunia digital, dan memungkinkan personalisasi pembelajaran sesuai kebutuhan individu. Itulah pentingnya tahap “U” dalam metode pembelajaran ini. Guru perlu mengoptimalkan pemanfaatan perangkat teknologi dan media mengajar. Terdapat beberapa tahapan yang mampu dilakukan untuk mempersiapkan hal ini, seperti: Persiapkan perangkat: Pastikan semuanya berfungsi dengan baik. Kondisi kelas: Kenyamanan siswa untuk proses pembelajaran juga perlu diperhatikan. Penyampaian learning objective: Sampaikan kepada siswa untuk menambah semangat dan ketertarikan siswa dalam belajar. R - Require learner participation Rencanakan aktivitas yang melibatkan siswa secara aktif, seperti sesi diskusi, kegiatan praktik, serta pemberian kesempatan kepada siswa agar bisa menyampaikan pendapat. E - Evaluate and revise Evaluasi dan revisi setiap proses pembelajaran untuk meningkatkan keberhasilan dan kualitas pembelajaran di masa depan. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi adalah dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut, seperti: Bagaimana perasaan kalian saat mengikuti pembelajaran? Apa saja yang kalian pelajari selama mengikuti pembelajaran? Keterampilan apa yang kalian kembangkan selama mengikuti pembelajaran? Model belajar ASSURE ini secara sederhana dapat disimpulkan sebagai metode ajar yang berfokus pada pengembangan siswa. Siswa bukan hanya diajarkan untuk aktif di kelas, tetapi juga memahami setiap teknologi yang akan turut berkembang seiring dengan usia mereka. Metode ajar ini menjadi kunci bagi tenaga didik yang saat ini tengah mengalami dilema dalam menghadapi sistematika belajar generasi muda. "The Assure learning model is very helpful in designing programs using different types of media." - Santoso Metode belajar ASSURE sangat erat dengan penggunaan berbagai jenis media, termasuk media digital. Hal ini sangat relevan untuk diterapkan pada siswa PAUD dan SD karena mereka sudah sangat erat dengan pemanfaatan teknologi dalam hidup sehari-hari. ASSURE juga berfokus pada pengembangan siswa dengan memperhatikan kebutuhan dan karakteristik siswa. Pada siswa PAUD dan SD sudah mulai dikenalkan dengan konsep pembelajaran yang interaktif, termasuk melalui penggunaan teknologi yang sesuai dengan perkembangan mereka. Dengan metode ASSURE, guru dapat merancang pembelajaran yang tidak hanya mengajarkan keterampilan dasar tetapi juga membentuk dasar bagi mereka untuk memahami dan beradaptasi dengan teknologi, sesuai dengan tuntutan pendidikan di masa depan. RIRI (Cerita Anak Interaktif): Sahabat Bercerita Pembangun Karakter Anak Indonesia  Sumber referensi: Y, Chen. (2021) Research on the Effect of Mixed Teaching Strategies on Students' Creative Thinking. Thinking Skills and Creativity, Volume 39. [1] N., et al, Heitzmann. (2020). Differences Between Novice and Expert Teachers in Judgment Accuracy and Differentiated Instruction. Educational Psychology Review, 32 [2] TeachHUB. (2019). Benefits of Technology in the Classroom. [3] Santoso. (2019). Online Learning of Early Childhood Language Development Courses. [4] Freepik.com. (2022). Smiley teacher classroom_269072530 [5].

Selasa, 29 April 2025 | Edukasi

Sahabat Guru PAUD dan SD sahabat Educa, Ditjen GTK Kemendikbud akhir-akhir ini telah mensosialisasikan metode belajar ADDIE. Apa itu metode belajar ADDIE? Metode belajar ADDIE merupakan singkatan dari Analysis (Analisis), Design (Desain), Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Metode ini dirancang untuk memastikan bahwa setiap langkah dalam proses pembelajaran dilakukan secara terstruktur dan terukur. (Sumber: IG ditjen.gtk.kemdikbud) Apakah metode ini bisa diaplikasikan di PAUD & SD? Metode ini bisa diaplikasikan pada anak PAUD. Berikut ini beberapa alasannya: 1. Pendekatan terstruktur yang fleksibel: W. James Popham mengatakan: "Curriculum development requires both a clear, structured plan and flexibility to respond to the unique needs and interests of each learner." Model ADDIE memberikan langkah-langkah yang jelas namun tetap dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik anak didik. 2. Fokus pada kebutuhan anak Di tahap analisis, guru dapat mengenali kebutuhan belajar anak didik sesuai dengan tahap perkembangan mereka. Baca juga: 19 Variasi Metode Bermain PAUD & TK Berbasis Teknologi yang Anak Sukai 3. Pembelajaran yang menyenangkan dan menarik Guru bisa merancang aktivitas yang interaktif dan menyenangkan, seperti kegiatan bermain, drama, bercerita, dan lainnya. 4. Peningkatan pengalaman belajar yang diperlukan Guru dapat merancang pengalaman belajar langsung yang membantu anak memahami konsep dengan cara yang menyenangkan. 5. Evaluasi yang menyeluruh dan komprehensif Martha J. Zaslow mengatakan "Assessment in early education should be continuous and focus on the whole child, including cognitive, social, and emotional development." Melalui evaluasi yang terstruktur, guru dapat menilai perkembangan anak dalam berbagai aspek secara menyeluruh. 6. Pengembangan yang berkelanjutan: Guru mendapatkan kesempatan untuk melakukan perbaikan berkelanjutan, memastikan pembelajaran selalu optimal. 7. Mendukung pembelajaran berbasis pengalaman Caroline Pratt berkata: "Young children and primary school students benefit greatly from a learning environment that encourages exploration and meaningful interaction with the world around them." Melalui metode ini, anak didik mendapatkan kesempatan melakukan kegiatan melalui eksplorasi dan pengalaman langsung. Dick, W., Carey, L., dan Carey, J. O. dalam bukunya menuliskan: “A well-designed instructional system ensures that students receive the right learning opportunities, systematically progressing from one level to the next, fostering development through a well-structured process." Metode belajar ADDIE memungkinkan pendidik untuk merancang pembelajaran yang bertahap dan disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak. Model ini memastikan bahwa setiap tahap pembelajaran diperhatikan dengan cermat, dari analisis kebutuhan hingga evaluasi hasil belajar, yang sangat penting untuk perkembangan anak PAUD dan SD. Baca juga: 9 Cara Cepat Hafal Huruf dengan Metode Learning By Doing Tahap-tahap penerapannya di PAUD & SD Reiser, R. A. & Dempsey, J. V. menuliskan dalam bukunya: "Instructional design must account for the developmental stage of learners to ensure materials are cognitively and emotionally appropriate." Model ADDIE untuk anak usia PAUD dan SD, guru harus mempertimbangkan tahap perkembangan kognitif dan emosional anak. Artinya, tidak cukup hanya mengikuti langkah-langkah ADDIE secara teknis; konten dan metode juga harus sesuai dengan usia dan kemampuan belajar anak. Berikut ini adalah tahap-tahap menerapkan metode ADDIE di tingkat PAUD dan SD: 1. Analysis (Analisis) Pada tahap ini, guru mengidentifikasi kebutuhan belajar anak, termasuk keterampilan yang perlu dikuasai, karakter anak, serta cara belajar yang paling efektif sesuai usianya. Analisis juga mencakup tujuan pembelajaran yang spesifik dan sesuai dengan perkembangan anak. 2. Design (Desain) Guru merancang aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak, serta memilih media dan metode yang tepat, seperti permainan, lagu, atau cerita untuk mendukung pembelajaran. Desain ini juga mencakup perencanaan evaluasi untuk mengukur perkembangan anak. 3. Development (Pengembangan) Pada tahap ini, guru mengembangkan materi pembelajaran dan alat bantu seperti kartu gambar, mainan edukatif, atau poster yang sesuai dengan tema pembelajaran. Pengembangan juga meliputi pembuatan aktivitas yang menyenangkan, seperti permainan peran, untuk memfasilitasi pengalaman belajar anak. 4. Implementation (Implementasi) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang telah dirancang, dengan memperhatikan kebutuhan dan respons anak selama proses pembelajaran. Dalam implementasi, penting untuk mengadaptasi pendekatan sesuai dengan dinamika kelas dan memastikan anak terlibat aktif dalam pembelajaran. 5. Evaluation (Evaluasi) Guru melakukan evaluasi pembelajaran untuk menilai sejauh mana anak telah mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi dilakukan melalui pengamatan, diskusi dengan orang tua, atau menggunakan portofolio untuk melihat perkembangan anak secara menyeluruh. Baca juga: Gratis LKPD PAUD Belajar Alfabet / Huruf | Yuk, Unduh Lembar Kerja Anak TK Apa contoh kegiatannya? Dalam bukunya, Morrison, G. R., Ross, S. M., Kalman, H. K., & Kemp, J. E. menuliskan: "Instruction for young children should be engaging and fun, incorporating playful and meaningful experiences that align with their developmental needs." Pembelajaran untuk anak-anak harus menyenangkan dan bermakna. Saat menerapkan metode ADDIE di PAUD atau SD, khususnya dalam tahap Design dan Development, guru harus merancang aktivitas yang interaktif, bermain sambil belajar, dan sesuai usia. Berikut ini adalah contoh kegiatan belajar dengan metode ADDIE untuk anak usia PAUD dan SD: Kegiatan untuk usia PAUD (4-6 tahun) bertema “Asyiknya Mencuci Tangan” Analysis: Melalui kegiatan analisa bersama tim guru dan sekolah didapatkan kesimpulan bahwa anak usia dini butuh pembelajaran kebersihan yang menyenangkan dan konkret. Design: Guru merancang lagu dan gerakan cuci tangan yang mudah diikuti. Development: Alat bantu seperti lagu, poster, dan sabun disiapkan untuk mendukung kegiatan.Implementation: Anak menyanyi sambil praktik mencuci tangan sesuai langkah yang benar. Evaluation: Guru menilai pemahaman anak lewat observasi dan tanya jawab sederhana. Baca juga: Kurikulum DEEP LEARNING di PAUD: Apa Cirinya dan Contoh Aktivitasnya? Bagaimana Penerapannya? Kegiatan untuk anak SD kelas 1-2 bertema “Pahlawan Kebersihan” Analysis: Melalui kegiatan analisa bersama tim guru dan sekolah didapatkan kesimpulan anak SD suka bermain peran dan mulai memahami konsep sebab-akibat. Di beberapa area juga sering didapatkan sampah berserakan. Design: Guru merancang permainan detektif untuk mengenalkan pentingnya kebersihan. Development: Disiapkan alat peraga seperti kaca pembesar, kartu petunjuk, dan poster kuman.Implementation: Anak bermain peran mencari benda kotor dan berdiskusi cara menjaga kebersihan. Evaluation: Pemahaman dievaluasi lewat pertanyaan, diskusi, atau gambar berurutan. KABI (Kisah Teladan Nabi): Animasi Pengembang Akhlak Mulia yang Disuka Anak Indonesia Sumber referensi: W. James Popham, Transforming Classroom Assessment, 2008 [1] Martha J. Zaslow, Assessment and Accountability in Early Childhood Education, 2009 [2] Caroline Pratt, I Learn from Children: An Introduction to the Reggio Emilia Approach, 1998 [3] Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. The Systematic Design of Instruction 2005 [4] Reiser, R. A. & Dempsey, J. V. Trends and Issues in Instructional Design and Technology, 2012 [5] Morrison, G. R., Ross, S. M., Kalman, H. K., & Kemp, J. E. Designing Effective Instruction. 2011 [6] Freepik.com. Smiley teacher classroom_269072530 htm [7].

Kamis, 24 April 2025 | Edukasi

Apa itu Pembelajaran Berdiferensiasi? Variasi metode pembelajaran perlu diterapkan di dalam kelas. Mengapa?  “Differentiation of teaching is considered a basic dimension of effective teaching and is an effective teaching model that responds to learners’ needs through the design of multiple and qualitatively different teaching approaches.” - Markoglou  Markoglou menjelaskan bahwa variasi metode atau pendekatan pembelajaran merupakan kebutuhan siswa.  Dengan menerapkan metode yang beragam, guru dapat memenuhi kebutuhan belajar individu siswa, meningkatkan motivasi, dan mencegah kebosanan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran juga dipercaya akan lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman dan segala aspek keterampilan siswa. Ada beberapa metode pembelajaran yang sering diaplikasikan guru di masa kini, yaitu pembelajaran berdasarkan tema (tematik), pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning), Montessori (menekankan pada kemandirian siswa dan dengan alat bantu nyata), Sentra (berdasarkan fokus alat bantu, kegiatan, bidang tertentu, misalnya seni, balok, alam, dan lainnya), dan masih banyak lainnya. Pembelajaran dengan metode berdiferensiasi (differentiation) sudah sering diterapkan di beberapa sekolah, khususnya di PAUD, SD, dan jenjang yang lebih tinggi. Apa itu pembelajaran berdiferensiasi? Apa keunikannya? "Differentiation is simply a teacher attending to the learning needs of a particular student or small group of students, rather than teaching a class as though all individuals in it were basically alike." - Carol Ann Tomlinson Tomlinson menjelaskan bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang memperhatikan perbedaan kebutuhan belajar setiap siswa. Guru tidak mengajar dengan cara seragam, tetapi menyesuaikan strategi agar semua siswa dapat berkembang sesuai potensinya. Hal-hal yang diperhatikan oleh guru bisa berdasarkan kebutuhan belajar, gaya belajar, minat, tingkat kesiapan (kemampuan awal) peserta didik. Setiap siswa adalah unik, karena memiliki gaya belajar, minat / bakat, kemampuan, dan gaya belajar yang berbeda-beda. Itulah mengapa di tahap awal dalam metode ini, guru perlu melakukan penelitian dan diskusi seputar siswa sebelum membuat perencanaan pembelajaran.  Apa perbedaan dengan metode pembelajaran lainnya? Ada beberapa aspek yang membedakan metode pembelajaran berdiferensiasi dengan lainnya. Penulis telah mengelompokkannya berdasarkan beberapa aspek perbedaan, beberapa diantaranya adalah: Aspek fokus: Pembelajaran berdiferensiasi fokus pada individu, sedangkan metode lainnya dibuat seragam untuk semua siswa. Aspek fleksibilitas: Pembelajaran berdiferensiasi sangat fleksibel. Guru sangat menyesuaikan atau menghargai keunikan atau keinginan setiap siswa. Sedangkan di metode lainnya, siswa menyesuaikan metode atau materi yang disiapkan guru. Aspek tujuan: Siswa diharapkan akan semakin berkembang, karena memiliki motivasi, semangat, kepercayaan diri, dan kegembiraan yang lebih saat melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan pilihannya; sedangkan metode lainnya siswa mendapatkan pengalaman belajar secara umum (mengikuti metode yang disiapkan guru). Peran guru: Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru berperan sebagai fasilitatoir yang menyesuaikan diri dengan keinginan atau gaya belajar yang dipilih siswa. Sedangkan, di metode lainnya guru berperan sebagai center (pusat / pengarah utama). Apa manfaat istimewa dari pembelajaran ini? "Differentiated instruction increases student engagement and motivation by providing students with choice, challenge, and support that aligns with their readiness, interests, and learning profiles." - Kristina Doubet & Jessica Hockett Kristina Doubet & Jessica Hockett menjelaskan bahwa pembelajaran berdiferensiasi dipercaya mampu meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Siswa akan mendapatkan tantangan yang sesuai dengan kesiapan, kemampuan dan minat masing-masing. Secara menyeluruh, berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa didapatkan siswa saat mereka mengikuti pembelajaran dengan metode ini. Siswa merasa diperhatikanMetode pembelajaran ini bisa membuat siswa mendapatkan perhatian, apresiasi, dan penerimaan yang baik di kelas. Salah satu dampaknya, siswa yang tadinya merasa rendah diri dipercaya bisa mendapatkan semangat belajar yang semakin baik. Meningkatkan Kepercayaan diriMetode ini bisa menumbuhkan rasa bangga siswa pada diri sendiri. Bayangkan saja, Anda yang suka berbicara, mendapatkan kesempatan untuk menggunakan kesukaan ini untuk melakukan aktivitas berbicara atau bercerita tentang materi yang diberikan. Pasti ada semacam "mood booster" yang akan membangkitkan rasa percaya diri. Membantu perkembangan potensi lain atau kecerdasan (majemuk) lainnyaKarena kepercayaan dirinya sudah tumbuh dan sudah merasa diterima dengan baik di lingkungannya (teman-teman sekelasnya), ia akan makin percaya diri pula dalam melakukan kegiatan lainnya. Membantu siswa mendapatkan validasiSeperti Christiano Ronaldo yang diminta bermain basket. Meski ia gagal memasukkan bola basket ke dalam ring, ia tidak akan merasa rendah diri. Karena ia tahu bahwa bermain basket bukan bidangnya. Ia akan tetap percaya diri, karena ia tahu ia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang, yaitu ahli mencetak gol dalam permainan sepak bola. Mengurangi tekanan saat mengikuti pembelajaran di sekolahMetode ini akan membantu menguatkan mental siswa. Saat tumbuh rasa bangga pada dirinya, saat ia bisa melakukan sesuatu dengan lebih percaya diri, dan saat ia merasa dikagumi atau dihargai oleh orang-orang di sekitarnya, ia akan semakin mampu mengelola emosi dan mengendalikan tingkat stres-nya. Apa contoh kegiatannya? Penulis akan memberikan salah satu contoh aplikasi dari metode pembelajaran ini di tingkat PAUD, khususnya saat pembelajaran dengan tema tumbuhan, subtema mengenal bagian tumbuhan. Penulis akan mengelompokkannya berdasarkan gaya belajar dan contoh kegiatan yang bisa dipilih siswa. Siswa visual diperbolehkan menggambar pohon dan menuliskan bagian-bagiannya. Siswa kinestetik diperbolehkan merangkai bagian tumbuhan dari plastisin atau melakukan senam dengan iringan lagu bertema bagian pohon. Anak verbal diperbolehkan menceritakan pengalaman menanam atau merawat pohon di rumah. Anak seni diperbolehkan menyanyikan lagu atau berpuisi bertema bagian pohon. Kesimpulan Guru PAUD & SD, sahabat Educa, dalam pembelajaran ini, semua siswa mempelajari tema atau materi yang sama. Namun, aktivitas dalam pembelajaran ini dilakukan dengan cara yang unik, tergantung dari pilihan siswa. Hal yang tidak kalah penting dalam aplikasi metode pembelajaran ini adalah bahwa guru perlu mempersiapkan aneka aktivitas, media, alat, bahan, dan hal penting lainnya sebelum menerapkannya kepada siswa. Persiapannya mungkin akan "lebih melelahkan". Namun, banyak hal positif bisa berkembang dalam diri siswa. Bila guru merasa bahwa persiapannya dalam metode ini cukup menantang atau melelahkan, guru bisa menerapkannya sesekali. Siapa tahu guru akan menemukan bintang yang tersembunyi di balik awan ketikan menerapkan metode berdiferensiasi. Who knows? "The role of a teacher is to facilitate learning, to recognize the unique talents and passions of each child, and to help them flourish." - Ken Robinson Sumber referensi: Tomlinson, Carol Ann. The Differentiated Classroom: Responding to the Needs of All Learners, 2014 [1] Doubet, Kristina .& Hockett, Jessica. Differentiation in Middle and High School: Strategies to Engage All Learners, 2015 [2] Robinson, Ken. The Element: How Finding Your Passion Changes Everything, 2009 [3] Freepik.com. Woman teaching classroom 269071392, 2024 [4] Markoglou, Dr. Angeliki. European Journal of Education berjudul Differentiated Instruction and Pupil Motivation in Language Teaching, 2019 [5]

Rabu, 09 April 2025 | Parenting

Ayah Bunda sahabat Educa, deep learning adalah pendekatan pembelajaran yang cocok diterapkan di zaman ini. Anak bisa diajak belajar kapan dan di mana saja, serta melalui pengalaman nyata dan pembiasaan sehari-hari. Erika Christakis dalam bukunya, ‘The Importance of Being Little: What Preschoolers Really Need from Grownups’, mengatakan: "Young children are important because they contain within themselves the ingredients for learning, in any place and at any time. Parents and teachers are important, too..." Guru dan orang tua memiliki peran penting bagi perkembangan anak. Ayah Bunda tidak boleh hanya menggantungkan perkembangan si kecil kepada guru. Ayah Bunda sangat dibutuhkan oleh si kecil dalam mengarahkan, mendukung, dan memperkaya pengalaman belajar dalam hidup sehari-hari, baik di kamar, di taman, di dapur, dan di mana saja, sehingga si kecil semakin berkembang optimal. Baca juga: Alasan MENGAPA PENDEKATAN DEEP LEARNING perlu Diterapkan di PAUD dan SD di Zaman Sekarang Albert Einstein berkata, "Learning is experience. Everything else is just information." Pembelajaran atau kurikulum dengan pendekatan Deep Learning sangat menekankan pada pembelajaran dengan metode praktik atau metode belajar melalui pengalaman nyata. Bukan hanya pembelajaran yang bermanfaat untuk “menyerap informasi”. Pembelajaran melalui pengalaman nyata bisa membuat pembelajaran semakin mendalam dan bermakna. Ayah Bunda bisa mengajari si kecil banyak hal dengan cara melibatkannya dalam kegiatan sehari-hari. Baca juga: TINGKATKAN MINAT BACA Anak 4-5 Tahun dengan Pendekatan DEEP LEARNING Manfaat praktik pembelajaran mendalam di rumah bagi si kecil Ada banyak manfaat yang didapat si kecil, ketika Ayah Bunda membimbingnya dalam memahami konsep dengan cara mengalami secara langsung, yaitu: Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis: Jawablah setiap pertanyaan si kecil dan berikan kesempatan baginya untuk mengeksplorasi secara dan menemukan solusi secara mandiri. Berikan bantuan seperlunya, atau ketika benar-benar dibutuhkan. Meningkatkan bonding: Si kecil akan merasa semakin didukung dan dihargai saat ia lebih banyak dimotivasi dan lebih sedikit dikritik. Syukurilah setiap perkembangan si kecil, meski itu hanya hal yang sederhana. Mendapatkan pengalaman belajar secara holistik: Si kecil tidak hanya akan belajar teori atau menghafal sesuatu. Namun, ia juga akan belajar dengan melakukan kegiatan praktik dan mengalami secara langsung. Mengembangkan karakter: Si kecil akan semakin tumbuh menjadi pribadi yang berempati, mandiri, sabar, peduli, dan mampu berkolaborasi. Mengembangkan daya ingat dan kecerdasan: Paul Halmos mengatakan, "The only way to learn Mathematics is to do Mathematics." Ketika si kecil belajar dengan melakukan, ia akan belajar secara lebih mendalam. Ia juga akan mengembangkan kecerdasannya secara lebih optimal. Meningkatkan kemampuan analisis: Si kecil akan mendapatkan lebih banyak ide baru saat ia menganalisa dan mendiskusikan banyak hal bersama Ayah Bunda. Meningkatkan motivasi belajar: Si kecil akan termotivasi untuk terus belajar dimanapun dan bersama siapa pun (tidak terbatas pada ruang kelas). Baca juga: Modul Ajar Mingguan Tema Transportasi Air untuk Anak PAUD 4-6 Tahun | RPP Deep Learning Apa saja contoh kegiatannya? Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan bersama si kecil di rumah. Aneka kegiatan tersebut bisa direncanakan atau dirancang secara khusus, atau mengajak si kecil melakukan kegiatan bersama secara spontan. Beberapa diantaranya adalah: Melakukan percobaan Sains Mendiskusikan film yang baru saja ditonton Memasak bersama Bermain peran Mengeksplorasi taman atau alam sekitar Mengajak bercerita secara interaktif Bekerja kelompok (menggambar bersama, membuat craft bersama) Mengajak si kecil ke tempat kerja Matthew Jacobson mengatakan: "Behind every young child who believes in themselves is a parent who believed first." Ayah Bunda sahabat Educa, berikanlah kepercayaan kepada si kecil saat ia berani untuk mencoba atau melakukan sesuatu yang baru. Jangan terlalu mudah khawatir atau takut si kecil “kenapa-kenapa”. Selama Ayah Bunda memberikan pendampingan dan pengawasan (kewaspadaan) yang baik, serta memberikan penjelasan yang terperinci ketika ia melakukan sesuatu, yakinlah ia akan baik-baik saja. Biarkan si kecil belajar dari setiap kesalahan-kesalahan kecil yang ia lakukan, agar kepercayaan dirinya dalam bereksplorasi semakin berkembang optimal. Marbel TK dan PAUD: Sahabat bermain dan belajar anak Indonesia   Sumber referensi: Christakis, Erika. (2016). The importance of being little: What preschoolers really need from grownups [1] Einstein, Albert. (2024). Thought provoking quotes on experiential learning [2] Jacobson, Matthew. (2022) . Inspirational parenting quotes [3] Halmos, Paul, R. (1974). A hilbert space problem book [4] Freepik.com. (2023). Mother girl playing game medium shot [5]

Selasa, 08 April 2025 | Edukasi

Guru PAUD dan SD sahabat Educa, apa itu kemampuan berpikir komputasional? Apa manfaatnya? Mengapa perlu diterapkan di  jenjang PAUD dan SD? "Computational thinking is a fundamental skill for everyone, not just for computer scientists. To reading, writing, and arithmetic, we should add computational thinking to every child's analytical ability." (Jeannette M. Wing, Computational Thinking, 2006) Kemampuan berpikir komputasional mencakup keterampilan dalam menganalisis, memecahkan masalah, dan berpikir logis. Kemampuan ini sangat bermanfaat tidak hanya di bidang IT. Namun, kemampuan ini juga bermanfaat dalam aneka bidang, termasuk aneka kegiatan yang biasa dilakukan oleh siswa usia PAUD dan SD (Sekolah Dasar). Baca juga: Strategi MENGASAH KECERDASAN DIGITAL pada Anak Usia 5-6 Tahun Kemampuan komputasional terbagi menjadi 4 aspek utama, yaitu: 1. Decomposition (Dekonstruksi) – Memecah masalah menjadi bagian-bagian kecil. 2. Pattern Recognition (Pengenalan pola) – Mengenali pola atau kesamaan dalam masalah. 3. Abstraction (Abstraksi) – Menyaring informasi penting dan mengabaikan detail yang kurang relevan. 4. Algorithmic thinking (Berpikir algoritmik) – Membuat langkah-langkah atau aturan sistematis untuk menyelesaikan masalah. Lembar Kerja Anak GRATIS: BELAJAR HEWAN dengan LEMBAR KERJA ANAK  Contoh sederhana penggunaan 4 aspek di atas adalah saat siswa diajak membuat kue. Dekomposisi: Diaplikasikan saat siswa membagi tugas, siapa yang bertugas menyiapkan alat-bahan, siapa yang membuat adonan, siapa yang mencetak menjadi bentuk menarik, siapa yang memanggang. Pattern recognition: Diaplikasikan saat siswa mengenali pola pengulangan dalam proses memasak, misalnya saat menuang bahan basah dan kering. Abstraction: DIaplikasikan saat siswa memahami langkah-langkah utama atau yang terpenting tanpa perlu menghafal semua langkah secara mendetail. Algorithmic thinking: Diaplikasikan dengan mengikuti cara atau langkah pembuatan kue dari awal (proses persiapan) sampai selesai (siap dihidangkan). Baca juga: KEGIATAN ANAK yang Sederhana & Termudah DENGAN HANDPHONE | Kembangkan Literasi Digital Bersama Si Kecil Usia 5-6 Tahun Mengapa Perlu Dikembangkan di PAUD dan SD Zaman Sekarang? Marina Umaschi Bers mengatakan: "Teaching computational thinking in early childhood can help children develop problem-solving skills that are applicable across disciplines." Mengajarkan kemampuan berpikir komputasional kepada siswa sejak dini, akan membantunya dalam mengembangkan mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, tidak hanya dalam bidang teknologi. Namun, kemampuan ini bisa membantu siswa dalam berpikir sistematis, mengenali pola, dan menemukan solusi efektif yang akan berguna dalam aneka bidang ilmu pengetahun. Selain itu, beberapa manfaat lainnya adalah: Semakin mampu beradaptasi:Teknologi semakin maju. Siswa dengan kemampuan berpikir komputasional yang baik, akan semakin mudah menyesuaikan dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi Memupuk kemandirian dalam menyelesaikan masalah: Siswa semakin mampu berpikir logis, kreatif, dan efektif. Keterampilan problem solving saat menghadapi persoalan hidup sehari-hari semakin baik dan mandiri. Meningkatkan kemampuan Matematika dan Sains: Banyak soal dan pemecahan masalah dalam Matematika dan Sains dapat diselesaikan secara komputasional. Mengembangkan collaborative skill: Siswa semakin hebat dalam bekerja sama dalam tim, terutama dalam menyelesaikan persoalan dan membagi tugas secara dalam kelompok. Baca juga: PANDUAN Penting dan TIPS KEMBANGKAN SOFT SKILL GURU PAUD di Era Digital 2024 Stephen Wolfram menjelaskan: "Computational thinking is going to be needed everywhere. And doing it well is going to be a key to success in almost all future careers." Hubungan kemampuan komputasional dengan pembelajaran deep learning Seperti kita tahu, pembelajaran deep learning sangat menekankan pada pembelajaran yang berorientasi pada kegiatan praktik dan pengalaman nyata melalui kebiasaan sehari-hari. Kemampuan berpikir komputasional juga bermanfaat saat siswa secara berkelompok menyelesaikan tugas berbasis proyek. Pembelajaran berbasis pengalaman bukanlah pembelajaran yang kaku dan penuh aturan. Guru hanya memberikan instruksi, kemudian membiarkan siswa belajar bersama melalui pengalaman nyata dan membiarkan siswa belajar dari kesalahan yang dilakukan. Siswa juga diajak untuk tidak hanya memahami konsep. Namun, dengan kemampuan berpikir komputasional siswa akan diajak untuk menyelesaikan persoalan dengan cara yang lebih sistematis. Misalnya dengan cara berdiskusi, berbagi tugas, dan menganalisa suatu soal atau masalah. Di akhir pembelajaran, siswa bisa diajak untuk melakukan refleksi, melakukan evaluasi, dan menemukan makna atau manfaat dari pembelajaran atau aktivitas yang baru saja dikerjakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapannya Bagi siswa PAUD dan SD (khususnya kelas 1-3), guru bisa menerapkannya dengan cara: Bermian: Ajak siswa melakukan permainan sederhana, misalnya bermain puzzle, balok susun, dan teka-teki. Berdiskusi dan aktivitas kelompok: Ajak siswa berdiskusi secara interaktif saat menjelaskan teori sederhana. Arahkan setiap jawaban dari pertanyaan siswa menuju tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Setelah itu, ajak siswa melakukan diskusi dan mengerjakan tugas serta kegiatan praktik secara berkelompok. Integrasi dengan teknologi: Ajak siswa mengerjakan tugasnya dengan memanfaatkan teknologi, misalnya dengan mencari sumber informasi dengan Google Search. Gunakan pendekatan hands-on: Dalam pembelajaran siswa diajak untuk melakukan suatu aktivitas, misalnya menggambar, mewarnai, dan lainnya. Akan lebih baik lagi bisa ada benda fisik yang bisa digunakan sebagai media belajar, misalnya saat belajar mengamati serta menganalisa suatu benda. "Programming allows you to think about thinking, and while debugging you learn learning." - Nicholas Negroponte Ketika seseorang melakukan pemrograman, ia akan melatih cara berpikir secara mendalam, berpikir logis, dan menemukan solusi secara efektif. Sedangkan ketika melakukan proses debugging (memperbaiki kesalahan dalam proses coding), ia akan belajar bagaimana memahami kesalahan, mencari solusi, serta memperbaiki kesalahan. Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis dan reflektif atau berpikir secara lebih mendalam, siswa akan semakin mampu menemukan banyak ide agar tidak membuat kesalahan yang sama dan menemukan pemikiran baru untuk lebih memaknai suatu materi pembelajaran. Pembelajaran tidak tentang benar dan salah saat mengerjakan soal, tapi juga tentang membuka wawasan baru untuk berkreasi dan memahami manfaatnya dalam hidup sehari-hari. KABI (Kisah Nabi): Animasi Keren Media Belajar Karakter Islami    Sumber referensi: M. Wing, Jeannette. (2006). Computational Thinking [1] Bers, Marina Umaschi. (2018). Coding as a playground: programming and computational thinking in the early childhood classroom [2] Wolfram, Stephen, (2016). How to teach computational thinking [3] Negroponte, Nicholas. Leaders and trendsetters all agree on one thing [4] Freepik.com. (2023). Close up mother kid  [5]

Jumat, 04 April 2025 | Parenting

“PAUD adalah periode krusial yang mencakup usia 0–6 tahun, di mana perkembangan otak anak mencapai 80% dari kapasitas maksimalnya. Oleh karena itu, stimulasi yang tepat pada usia ini sangat penting untuk membentuk dasar keterampilan hidup, kecerdasan, dan karakter anak.” (James J. Heckman, dalam bukunya berjudul 'Giving Kids a Fair Chance') Ayah Bunda sahabat Educa, PAUD adalah langkah penting dalam perkembangan anak usia dini.. Bila Ayah Bunda memiliki buah hati berusa tersebut, maka ia wajib mengikuti pendidikan di tingkat PAUD, minimal 1 tahun. Ada banyak keterampilan yang akan dipelajari agar ia siap mengikuti pendidikan di tahap selanjutnya, dan semakin hebat dalam meniti karir di masa depan. Baca juga: 8 Manfaat PENTING Kunjungan Anak PAUD / TK B ke Sekolah Dasar | Plus Games Seru untuk Transisi PAUD ke SD Nia Nurhasanah, Direktur Pendidikan Anak Usia Dini, dalam artikelnya berjudul Mengapa Anak Perlu Ikut PAUD Sebelum Masuk SD? mengungkapkan, "Pendidikan anak usia dini bukan hanya tempat bermain tapi juga wadah bagi anak kita untuk belajar berinteraksi, berkomunikasi, mengenal lingkungan serta mengembangkan keterampilan motorik dan kognitif.” Di PAUD si kecil akan mengikuti aneka kegiatan menyenangkan bersama teman sebaya. Ia akan belajar bersosialisasi, serta mengembangkan kemandirian, ilmu pengetahuan, dan keterampilan dasar yang penting. Baca juga: Inilah Beberapa Persiapan Fisik dan Mental Sebelum Anak Bergabung di PAUD Berikut ini adalah beberapa keterampilan penting yang dikembangkan dalam diri si kecil selama ia mengikuti PAUD dan aneka contoh kegiatannya. Keterampilan berkomunikasi: Si kecil belajar mengungkapkan pendapat dan bercerita melalui kegiatan mendongeng dan berdiskusi. Kemampuan bersosialisasi: Si kecil bermain peran dan bekerja sama dalam permainan kelompok untuk membangun interaksi sosial dan melakukan kegiatan sosial. Keterampilan berpikir kritis: Si kecil belajar memecahkan masalah sederhana melalui permainan tebak-tebakan, berdiskusi, dan eksperimen sains sederhana. Daya kreativitas: Anak bebas berkreasi dengan menggambar, mewarnai, membuat kerajinan tangan dari berbagai bahan, membuat dekorasi kelas, menari, dan bernyanyi. Rasa ingin tahu: Si kecil melakukan eksplorasi alam, mengamati benda-benda di sekitar, menonton film sains, dan melakukan banyak hal baru. Kemandirian: Anak melakukan praktik tanggung jawab dan disiplin diri dengan merapikan mainan sendiri, memakai sepatu sendiri, menyelesaikan tugas individu, dan lainnya. Pendidikan agama dan budi pekerti: Anak mengenal nilai-nilai moral melalui cerita bergambar, doa bersama, kegiatan keagamaan, dan praktik sopan santun. Baca juga:  Pentingnya Bergabung di PAUD bagi Sang Buah Hati Beraktivitas di PAUD bukan hanya sekedar belajar calistung Lilian G. Katz berkata, “Pendidikan anak usia dini bukan sekadar mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang kaya melalui bermain, eksplorasi, dan interaksi sosial yang membangun dasar perkembangan anak secara holistik.” Aneka kegiatan di PAUD tidak hanya berfokus pada kegiatan akademik atau pengembangan kognitif. Namun, semua dirancang untuk mengembangkan aneka kemampuan dasar anak usia dini, termasuk kemampuan sosial dan emosional secara seimbang, sehingga berguna bagi perkembangan anak di masa depan. Baca juga:  Bukan Hasil Tes, Ini Syarat Penerimaan Anak Didik PAUD ke SD 4 keutamaan PAUD menurut Ditjen PAUD Dikdasmen Apa keutamaan atau keuntungan yang didapat bila bergabung di PAUD? Ditjen PAUD Dikdasmen mengungkapkan bahwa ada empat keutamaan yang akan didapat bila si kecil bergabung di PAUD, yaitu: Mendapatkan legalitas berupa Nomor Induk Siswa dari Kemendikdasmen maupun Kemenag sebagai identitas nasional siswa yang digunakan dari jenjang Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Satuan PAUD memiliki kurikulum dan sistem pembelajaran berdasarkan aturan resmipemerintah, sehingga aktivitas pembelajaran berorientasi pada kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak. Kegiatan pembelajaran di satuan PAUD disesuaikan dengan prinsip pembelajaran anak usia dini, yaitu melalui beragam aktivitas menyenangkan untuk memberikan pengalaman yang bermakna. Guru di satuan PAUD tidak hanya berfokus pada kegiatan pembelajaran calistung saja, tetapi juga mengembangkan kemampuan fondasi lainnya secara menyeluruh yang dibutuhkan anak hingga dia dewasa nanti. Barack Obama berkata: "Investasi terbaik yang bisa kita lakukan dalam hidup anak adalah pendidikan usia dini yang berkualitas." Ayah Bunda sahabat Educa, mengingat akan peran PAUD bagi perkembangan si kecil, terutama sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar. Pilihlah lembaga PAUD yang berkualitas sebagai investasi terbaik bagi si kecil. Semoga dengan belajar di PAUD terbaik, si kecil akan memiliki fondasi yang semakin kuat agar ia bisa tumbuh menjadi anak yang cerdas, mandiri, kreatif, dan siap berjuang menggapai cita di masa depan. KABI (Kisah Nabi): Ajak si Kecil Belajar dengan Media Dongeng Pengembang Karakter Islami   Sumber referensi: Heckman, James J. (2013). Giving kids a fair chance [1] Nurhasanah, Nia. (2025). Mengapa Anak Perlu Ikut PAUD Sebelum Masuk SD? [2] Shonkoff,Jack P. & Phillips, Deborah A. (2000). From neurons to neighborhoods: the science of early childhood development [3] Lilian G. Katz, Engaging. (1994). Engaging children’s minds: the project approach [4] Kasali, Rhenald (Kutipan oleh Barrack Obama) (2019). Sentra: membangun kesadaran dan kemampuan anak sejak usia dini, demi masa depan yang cemerlang [5] Freepik.com. (2024). Little cute boy proud when he finish drawing with happiness [6]

    • ...