Top
Kamis, 27 Maret 2025 | Edukasi

Anak-anak usia PAUD di era sekarang sangat menikmati pembelajaran yang menyenangkan, berkesadaran, dan bermakna. Siswa tidak hanya diajak untuk menghafalkan suatu materi tertentu. Namun, lebih dari itu, ada banyak keterampilan yang bisa berkembang saat siswa mengikuti suatu pembelajaran. Yanyun Ding dan rekan-rekannya telah melakukan penelitian. Dalam penelitian tersebut mereka menyimpulkan: “Integrasi pembelajaran mendalam dalam pendidikan prasekolah dapat meningkatkan motivasi belajar, keterlibatan, strategi belajar, dan hasil belajar anak-anak. Model pendidikan yang dipersonalisasi berbasis pembelajaran mendalam memiliki keunggulan signifikan dalam derajat pembelajaran mendalam dan pencapaian belajar.” 1. Apa itu pembelajaran mendalam? Dalam konteks untuk anak usia PAUD, deep learning atau pembelajaran mendalam adalah suatu proses di mana siswa tidak hanya dituntut untuk menghafalkan suatu informasi. Dalam suatu pembelajaran, siswa juga diajak untuk memahami, menghubungkan, dan menerapkan suatu materi ajar atau pengetahuan dalam keseharian atau dalam kehidupan nyata. Ketika pembelajaran siswa diajak untuk mengalami, melakukan kegiatan yang eksploratif serta reflektif, sehingga membantu siswa dalam mengembangkan suatu konsep secara holistik (menyeluruh). Dengan pembelajaran yang dirancang secara, siswa diharapkan mampu merasakan pembelajaran yang lebih mendalam (mindful), bermakna (meaningful), dan menyenangkan (joyful). Pembelajaran ini diharapkan makin mampu mengembangkan kemampuan berkreasi, berpikir kritis, dan sosial yang semakin optimal dari siswa. Baca juga: TIPS PRAKTIS Membuat Modul Ajar PAUD - SD Kurikulum Deep Learning 2. Bagaimana agar siswa bisa mengalami pembelajaran yang mindful, meaningful, dan joyful? Mindful (Berkesadaran)Dalam pembelajaran ini, guru dan siswa terlibat penuh dalam pembelajaran. Siswa tetap dalam konsentrasi dan kesadaran yang baik selama proses pembelajaran, misalnya dengan mengajak siswa melakukan percobaan sains, membuat suatu produk kreativitas secara mandiri, mengidentifikasi suatu suara melalui media audio, dan lainnya. Meaningful (Bermakna)Pembelajaran perlu dirancang agar sesuai dengan kehidupan nyata, pengalaman sehari-hari, dan yang sedang tren saat ini, misalnya mengajak siswa berjualan dengan voucher, menggambar dengan media digital, membuat video tarian singkat dengan iringan musik, menjelajah alam serta membuat koleksi foto menarik, dan lainnya. Joyful (Menyenangkan / Menggembirakan)Pembelajaran di PAUD yang menyenangkan sudah diterapkan sejak zaman dulu. Namun, tentu saja ada banyak cara baru yang bisa membuat siswa agar bisa semakin merasa senang dan menikmati pembelajaran, misalnya menggunakan musik, video, aplikasi, dan media belajar terbaru. Baca juga: Alasan MENGAPA PENDEKATAN DEEP LEARNING perlu Diterapkan di PAUD dan SD di Zaman Sekarang 3. Pengembangan kemampuan tidak hanya sebatas kognitif Karena sumber pengetahuan ada banyak dan bisa diakses kapan serta di mana saja, maka hal yang dikembangkan dalam diri siswa tidak hanya sebatas pengetahuan saja. Pengetahuan bisa dihafalkan dengan berbagai cara menarik, misalnya dengan menonton video, melakukan presentasi, bermain gim, dan lainnya. Guru perlu menerapkan pemikiran yang positif dalam menilai siswa. Penting bagi guru untuk percaya bahwa setiap siswa pasti berkembang menjadi lebih baik dengan pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Tidak hanya tentang sejauh mana siswa mampu menghafalkan sesuatu. Isnada dan Al Muhajir menekankan bahwa penerapan tipe pembelajaran aktif dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa secara signifikan. Dalam penelitian mereka, penerapan metode pembelajaran aktif meningkatkan keaktifan siswa dari 29,72% menjadi 100%. Pembelajaran yang membuat siswa aktif, secara otomatis akan membuat siswa kian mampu mengikuti pembelajaran dengan kesadaran yang baik. Hal ini akan memengaruhi semangat dan mood atau rasa senang siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran. Baca juga: Kurikulum DEEP LEARNING di PAUD: Apa Cirinya dan Contoh Aktivitasnya? Bagaimana Penerapannya? 4. Membangun budaya positif Lingkungan PAUD juga perlu dibangun suatu budaya yang positif. Dengan melakukan pembelajaran yang mendalam dan bermakna, maka budaya positif ini bisa diterapkan dengan cara: Menghargai proses: Setiap usaha kecil siswa perlu diapresiasi, bukan hanya hasil akhir. Guru tidak hanya menilai sebatas terlihat bagus atau tidak saat membuat produk atau menyelesaikan tugasnya. Namun, guru juga bisa menilai kemampuan bekerja sama, menjaga ketertiban, keuletan, dan lainnya. Memberikan apresiasi: Agar semangat siswa tidak kendor, guru perlu memberikan pujian atau apresiasi, meski itu hanya sebuah gambar bintang di papan tulis di samping nama siswa. Menghargai perasaan / pendapat siswa: Siswa di zaman sekarang memang tidak sekuat siswa zaman dahulu. Itulah pentingnya komunikasi, agar setiap persoalan bisa diselesaikan secara efektif dan komunikatif. Guru tidak hanya menggunakan otoritasnya saja dalam menentukan hitam putih suatu persoalan. Siswa juga perlu diajak untuk berdiskusi. Mengajarkan cara berkomunikasi yang baik: Guru perlu mengajarkan siswa cara berbicara yang sopan, mampu memilih kata-kata yang baik, dan kemampuan mendengarkan yang baik. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Kajian Komunikasi oleh Universitas Padjadjaran (2019), dikatakan bahwa: “Pola komunikasi yang baik antara guru dan orang tua terbentuk karena ketertarikan orang tua terhadap program belajar dan kehadiran di sekolah dengan semangat, merasa nyaman, dan adanya kebutuhan untuk mengikuti serta mendorong program belajar anak.” Komunikasi efektif juga harus diterapkan dalam interaksi antara guru, siswa, dan orang tua. Guru dapat melibatkan orang tua dalam kegiatan sekolah dan kegiatan diskusi seputar perkembangan siswa. Pembelajaran yang mendalam bagi anak usia dini tidak hanya mengajarkan tentang pengetahuan atau fakta. Namun, pembelajaran ini juga dapat membantu mereka dalam memahami dunia secara lebih menyenangkan, bermakna, dan mendalam. Dengan membangun budaya yang positif dan komunikasi yang efektif, semoga siswa semakin mampu mengembangkan kemampuan bereksplorasi, berpikir kritis, dan kreativitasnya, sehingga semakin siap menghadapi dunia dan mencapai cita-cita di masa depan. Sumber Referensi: Yanyun Ding. (2024). A Study of Preschool Integration of Deep Learning to Optimize the Content of Personalized Education for Young Children [1] Isnada & Al Muhajir. (2021). Tipe Pembelajaran Aktif dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa [2] Ike Junita Triwardhani, Wulan Trigartanti, Indri Rachmawati, Raditya Pratama Putra. (2019). Strategi Guru dalam Membangun Komunikasi dengan Orang Tua Siswa di Sekolah [3] Freepik.com. (2022). Medium Shots Miley Girl with Coloring Book [4]

Jumat, 14 Maret 2025 | Edukasi

Hai guru sahabat Educa, tahukan Anda bahwa pendekatan dalam pembelajaran perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman dan teknologi. Karena perkembangan zaman dan teknologi akan mempengaruhi dan mengubah karakter anak. Lev Vygotsky ( pakar pendidikan dari Rusia) berkata, "Children grow into the intellectual life of those around them," Pakar pendidikan ini sangat menekankan akan pentingnya perhatian pada metode mengajar yang sesuai dengan karakter siswa, agar siswa mendapatkan pengalaman belajar menyenangkan dan mudah diterima atau dipahami. Baca juga:TINGKATKAN MINAT BACA Anak 4-5 Tahun dengan Pendekatan DEEP LEARNING Pendekatan deep learning sangat sesuai dengan karakter anak zaman sekarang di mana mereka bisa mendapatkan akses informasi secara cepat, akrab dengan perangkat digital, semakin kritis, eksploratif, dan sensitif. Pendekatan Deep Learning dibutuhkan karena mendorong eksplorasi, pemecahan masalah, dan keterlibatan aktif siswa saat pembelajaran. Kurikulum deep learning dan kebutuhan anak didik masa kini Pada zaman dahulu, pengetahuan sangat berbasis pada teori. Saat guru menyampaikan siswa akan cenderung lebih fokus, karena kebutuhan siswa akan ilmu pengetahuan sangatlah tinggi. Berbeda dengan karakter siswa di zaman sekarang, di mana mereka bisa belajar dimanapun dan kapan pun. Mereka mendapatkan aneka ilmu pengetahuan dengan berbagai cara. Hal inilah yang kadang membuat siswa cenderung cepat merasa bosan bila ilmu pengetahuan mereka dapatkan hanya dengan metode mendengarkan “ceramah”. Beberapa poin penting lainnya adalah siswa di zaman sekarang cenderung tertarik pada pembelajaran yang berorientasi pada pengalaman nyata, aplikatif, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Siswa zaman now juga sangat tertarik dengan tantangan, apresiasi, dan ada unsur gamifikasi (karena mereka juga akrab dengan hal-hal berbau gim. Peran Guru PAUD dan SD dalam Menyesuaikan Pembelajaran Sebagai pendidik, guru PAUD dan SD perlu menyesuaikan metode pengajaran agar selaras dengan karakter anak didik zaman sekarang. Berikut beberapa hal yang bisa diterapkan: 1. Membantu siswa dalam mengelola emosiSiswa membutuhkan pendampingan dalam mengenali emosi, serta cara mengolahnya. Guru perlu peka saat emosi siswa terasa sudah di luar kewajaran. Biasanya hal ini ditandai dengan suasana kelas yang mulai tidak teratur. Bila hal ini terjadi, berikan waktu kepada siswa untuk duduk tentang serta membawa mereka pada kesadaran penuh (mindful) bahwa mereka sedang berada di sekolah dan harus bisa mematuhi aturan di sekolah agar bisa berkonsentrasi dengan baik. Baca juga:Kenalkan Aneka Emosi ke Anak, Ternyata Manfaatnya Luar Biasa 2. Aturan atau kesepakatan yang jelas Guru perlu menjelaskan aturan yang jelas sebelum pembelajaran dimulai. Berikan kesempatan pula kepada siswa tentang hal-hal penting yang perlu disepakati bersama agar pembelajaran berlangsung dengan tertib dan tercipta keseimbangan antara keleluasaan bereksplorasi dan disiplin yang baik. Baca juga:Mendisiplinkan Kelas dengan Kesepakatan, Konsekuensi, dan Reward 3. Guru sebagai fasilitatorPeran guru tidak hanya mentransfer ilmu. Namun, guru juga berperan menjadi fasilitator yang membimbing siswa dalam melakukan kegiatan eksploratif dan memecahkan masalah. Metode apa yang disukai siswa di zaman sekarang? Siswa di zaman sekarang tergolong dalam generasi Alpha,  adalah generasi digital-native yang kritis, cepat beradaptasi, visual, eksploratif, kolaboratif, dan membutuhkan dukungan serta pembelajaran interaktif. Guru perlu belajar mengembangkan diri agar bisa memberikan metode pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan ciri khas mereka yaitu: Metode gamifikasiPembelajaran yang berorientasi pada gim, misalnya tebak-tebakan, bermain kuis dengan media digital, dan aneka kegiatan interaktif lainnya. Dalam dunia gim, pemain bisa mendapatkan reward. Berikan apresiasi berupa stiker atau penghargaan simpel lainnya untuk meningkatkan ketertarikan dalam pembelajaran. Metode belajar berbasis proyekAjak siswa membuat proyek membuat kolase alam, membuat poster, eksperimen sains, menanam tanaman, atau membangun maket sederhana dengan bimbingan interaktif. Berikan kesempatan pula kepada siswa untuk bisa melakukan aneka kegiatan ini secara bersama (kolaboratif). Metode presentasiAjak siswa untuk melakukan presentasi dengan berbagai kegiatan misalnya membaca puisi, bercerita, bermain peran, memperagakan gerak-lagu, dan lainnya. Media pembelajaran yang menarik berbasis digitalGunakan media yang menarik saat guru menjelaskan materi pembelajaran, misalnya dengan video pendek, media presentasi menarik, film, dan lainnya. Usahakan pula bahwa media-media tersebut bisa diakses oleh siswa di rumah dengan bimbingan orang tua. Baca juga:19 Variasi Metode Bermain PAUD & TK Berbasis Teknologi yang Anak Sukai Ayo, jadikan pembelajaran sebagai pengalaman yang menyenangkan bagi siswa. Saat siswa merasa senang rasa ingin tahu, kemampuan berpikir kritis, dan kepercayaan dirinya pasti juga akan semakin berkembang.  "Education is not preparation for life; education is life itself," kata John Dewey (pakar pendidikan dari AS). Marbel TK & PAUD: Jadikan Gim sebagai Pengalaman Menarik dalam Belajar     Sumber referensi: Freepik.com. (2024). Happy kids elementary school [1]

Rabu, 05 Maret 2025 | Edukasi

Anak didik di zaman sekarang dapat menyerap informasi dengan mudah dan cepat karena perkembangan teknologi dan akses yang luas. Namun, tidak semua informasi yang mereka terima dapat langsung dipahami dengan baik. Oleh karena itu, mereka perlu belajar cara memilah dan memilih informasi yang benar serta bermanfaat. Baca juga: Contoh PROSEM (Program Semester) 2 TK & PAUD sesuai Kurikulum Deep Learning 2025 Selain itu, anak didik juga harus memahami bagaimana menerapkan ilmu yang mereka pelajari dalam kehidupan nyata. Dengan begitu, mereka dapat menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah dan meningkatkan kualitas hidup sehari-hari. Deep Learning adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam, bukan sekadar menghafal informasi. Dalam pendidikan, metode ini mendorong anak untuk berpikir kritis, mengeksplorasi, dan menghubungkan konsep secara bermakna. Dengan Deep Learning, anak didik dapat belajar melalui pengalaman, kegiatan praktik, pembiasaan, refleksi, dan interaksi aktif, sehingga ilmu yang diperoleh lebih tahan lama dan bermanfaat. Baca juga:Kurikulum DEEP LEARNING dan PENGEMBANGAN LITERASI untuk Anak PAUD Usia 4-6 Tahun Pendekatan Deep Learning dalam pendidikan PAUD dan SD penting karena memungkinkan anak-anak belajar secara lebih mendalam, bermakna, dan berkelanjutan. Berikut beberapa alasan mengapa pendekatan ini perlu diterapkan dan aneka contoh kegiatan praktis yang bisa diterapkan: Mendorong Pemahaman yang Lebih Mendalam Anak didik tidak hanya menghafal informasi atau pengetahuan, mereka juga akan diajak untuk memahami konsep secara lebih menyeluruh melalui kegiatan eksplorasi, pengalaman langsung, dan refleksi. Contoh aktivitasnya adalah: Percobaan ilmiah: Anak-anak mencoba mencampur air dan minyak untuk memahami konsep benda yang tidak dapat bercampur, lalu mendiskusikan hasilnya. Menceritakan gambar: Anak-anak diberikan serangkaian gambar tanpa teks, lalu diminta menyusun cerita sendiri berdasarkan urutan gambar untuk melatih pemahaman dan kreativitas. Baca juga:Kurikulum DEEP LEARNING di PAUD: Apa Cirinya dan Contoh Aktivitasnya? Bagaimana Penerapannya? Meningkatkan Keterlibatan dan Motivasi Belajar Deep Learning melibatkan metode pembelajaran yang lebih interaktif, seperti bermain peran, eksperimen, diskusi, dan proyek kolaboratif, sehingga membuat belajar lebih menyenangkan dan bermakna bagi anak. Contoh aktivitasnya adalah: Proyek membuat miniatur lingkungan: Anak didik bekerja dalam kelompok untuk membuat miniatur desa, kota, atau pantai menggunakan bahan daur ulang, sehingga mereka belajar sambil berkreasi. Eksplorasi alam di luar kelas: Guru mengajak anak didik mengamati tanaman, serangga, atau awan di lingkungan sekitar, lalu mendiskusikan temuan mereka untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan keterlibatan dalam belajar. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Kreatif Dengan pendekatan ini, anak-anak diajak untuk menghubungkan informasi, menyelesaikan masalah, dan menemukan solusi secara mandiri. Contoh aktivitasnya adalah: Memecahkan tantangan puzzle: Anak didik diberikan teka-teki atau puzzle bergambar dan diminta mencari cara menyusunnya dengan mencoba berbagai kemungkinan. Bermain peran (role-playing): Anak didik berperan sebagai tokoh dalam suatu cerita dan diminta mencari solusi atas masalah yang dihadapi karakter tersebut, seperti bagaimana menolong teman yang kesulitan. Baca juga:MUDAH Memahami Pembelajaran yang MINDFUL, MEANINGFUL, dan JOYFUL di KURIKULUM PAUD DEEP LEARNING Memanfaatkan Teknologi dan Inovasi dalam Pembelajaran Dengan dukungan teknologi, seperti media interaktif dan simulasi, anak-anak dapat lebih mudah memahami konsep abstrak dan mengembangkan keterampilan abad ke-21 sejak dini. Contoh aktivitasnya adalah: Belajar dengan media aplikasi gim: Anak didik menggunakan aplikasi permainan edukatif di tablet atau komputer untuk mengenal huruf, angka, atau konsep sains dengan cara yang menyenangkan. Menonton video simulasi edukatif: Anak didik menyaksikan video animasi atau simulasi interaktif tentang fenomena alam, seperti siklus air atau pergerakan planet, untuk membantu mereka memahami konsep abstrak dengan lebih jelas. Usai menonton, anak didik bisa diajak berdiskusi Membantu Pembentukan Karakter dan Soft Skills Anak didik belajar nilai-nilai seperti kerja sama, empati, kemandirian, dan tanggung jawab karena mereka terlibat dalam pembelajaran berbasis pengalaman dan refleksi. Contoh aktivitasnya adalah: Bermain peran bertema kehidupan sosial: Anak didik berlatih menjadi teman yang baik dengan bermain peran dalam skenario seperti menolong teman yang sedih atau berbagi mainan. Memberikan tugas harian sederhana: Anak didik diberikan tugas sederhana seperti merapikan mainan atau menyiram tanaman, sehingga mereka belajar tentang tanggung jawab dan kemandirian. Dengan menerapkan Deep Learning, anak-anak PAUD dan SD tidak hanya belajar untuk jangka pendek tetapi juga memperoleh keterampilan dan pemahaman yang dapat mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari. RIRI: Koleksi Cerita Anak Pembangun Karakter dengan Animasi Keren   Sumber referensi: 1. Freepik.com. (2024). Portrait student child girl studying library_3737786 [1]

Senin, 03 Maret 2025 | Edukasi

Pantai adalah tempat wisata yang indah dengan pasir lembut, ombak yang bergulung, dan angin sepoi-sepoi. Dalam Modul Ajar Harian atau RPPH kali ini, anak didik PAUD berusia 4-6 tahun akan diajak untuk akan mengenal keindahan pantai serta berbagai aktivitas seru dan menyenangkan yang bisa dilakukan di sana. Anak didik diharapkan dapat mengenali ciri-ciri pantai serta berbagai aktivitas yang bisa dilakukan di sana. Mereka juga akan belajar pentingnya menjaga kebersihan pantai. Selain itu, kegiatan ini membantu mengembangkan keterampilan motorik halus dan kasar melalui permainan serta aneka kegiatan bertema pantai. Baca juga:MODUL AJAR Tema / Topik: KEBUN BINATANG, Liburan ke Tempat Wisata | RPPH PAUD / TK Usia 4-5 Tahun A. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan awal (10-15 Menit) Guru mengajak bernyanyi lagu tentang pantai (misal: Asyiknya Berekreasi atau Saya Mau Tamasya), dan mendiskusikannya bersama anak didik. Anak didik diajak menonton video dan mendiskusikannya dengan pertanyaan:a. "Siapa yang pernah ke pantai?" b. "Apa saja yang bisa kita lihat di pantai?" Anak didik mendengarkan penjelasan guru agar memahami bahwa pantai adalah salah satu tempat wisata yang menyenangkan. Baca juga:6 Kegiatan Pembuka Kelas PAUD yang Seru dan Menyenangkan 2. Kegiatan inti pilihan (40-50 Menit) Eksperimen sederhana: Guru mengajak anak didik mencampur garam dengan air, lalu mencicipinya untuk mengenal rasa air laut dan memahami perbedaan air tawar dan air laut. Bermain mencari harta karun: Guru menyembunyikan benda kecil seperti kerang mainan atau kertas bergambar dalam pasir, lalu anak didik mencarinya. Saat menemukan benda tersebut, anak didik mengucapkan atau mendefinisikan nama benda atau makhluk tersebut. Berjalan di atas batu karang: Anak didik berjalan di atas berbagai tekstur yang dibuat dari kain, busa, atau batu buatan untuk mensimulasikan berjalan di atas batu karang di pantai. Kegiatan ini membantu melatih keseimbangan dan koordinasi tubuh mereka. Melukis pemandangan pantai: Anak didik melukis pemandangan pantai menggunakan cat air atau krayon. Mereka dapat menggambar matahari, laut, pasir, ombak, dan benda-benda lainnya yang ada di pantai untuk melatih kreativitas dan koordinasi tangan. Baca juga:Liburan bersama Gim MARBEL: Jutaan Anak Indonesia Memainkannya Simulasi wisata pantai: Anak didik bermain peran sebagai wisatawan yang berlibur ke pantai sambil belajar menjaga kebersihan lingkungan dan memahami aturan bermain aman di pantai. Permainan motorik kasar: Anak didik bermain lompat ombak dengan melompat di atas garis bergelombang seperti ombak untuk melatih koordinasi dan keseimbangan tubuh. Mereka juga berlatih berjalan di atas “garis pantai” menggunakan keseimbangan dengan mengikuti garis yang dibuat di lantai sebagai jalur pantai. Menangkap ikan kertas: Anak didik bermain menangkap ikan kertas menggunakan jaring atau penjepit untuk melatih koordinasi tangan dan mata. Bercerita tentang keamanan di pantai: Guru mengajak anak didik menyanyikan lagu bertema pantai dan mendongeng tentang kehidupan di pantai serta pentingnya bermain aman di pantai. Kegiatan eksplorasi: Anak didik bermain pasir menggunakan pasir kinetik atau pasir buatan dari tepung dan minyak untuk merasakan teksturnya dan membentuk berbagai bentuk. Mereka juga mengenal benda-benda yang ada di pantai, seperti kerang, pasir, ombak, dan matahari, melalui media slide gambar. Kreativitas & motorik halus: Anak didik membuat kolase gambar pantai dengan menggunakan kertas warna, pasir, dan kapas untuk membentuk awan, pasir, dan laut. Baca juga:Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik : Berlibur ke Puncak Pegunungan - Tema : Tamasya Itu Menyenangkan - Kurikulum Merdeka Belajar 3. Kegiatan penutup (10-15 Menit) Guru mengajak anak-anak merefleksikan pembelajaran hari ini dengan bertanya tentang apa yang mereka pelajari, lalu menyanyikan lagu penutup bertema laut bersama-sama. Setelah itu, anak-anak diajak merapikan alat permainan dan mencuci tangan. Melalui kegiatan ini, anak didik tidak hanya mengenal keindahan pantai, tetapi juga belajar menjaga kebersihan dan keselamatan saat bermain. Semoga pengalaman ini semakin menumbuhkan rasa cinta mereka terhadap alam dan indahnya ciptaan Tuhan.  MARBEL TK DAN PAUD: Ada Banyak Gims Menarik dan Edukatif untuk si Kecil    

Kamis, 30 Januari 2025 | Edukasi

Ramadan adalah bulan istimewa yang penuh dengan nilai-nilai keimanan, kepedulian, dan rasa syukur. Untuk anak-anak PAUD, momen ini menjadi kesempatan yang baik untuk mengenalkan makna Ramadan melalui kegiatan yang menyenangkan dan edukatif. Dengan pendekatan yang sesuai usia, anak-anak dapat belajar memahami dan mempraktikkan nilai-nilai positif, terutama bagi anak PAUD berusia 4-5 tahun. Baca juga:Panduan Pembelajaran Ramadan 1446 H Berdasarkan Surat Edaran 3 Menteri Minggu 1: Mengenal Bulan Ramadan Anak didik diajak mengenal bulan Ramadan, alasan atau pentingnya berpuasa secara sederhana, dan memahami nilai-nilai ibadah. Aneka kegiatan yang bisa dilakukan adalah: Menonton video animasi bertema Ramadan: Setelah menonton, anak didik bisa diajak untuk berdiskusi dan menemukan makna dari film tersebut Mewarnai gambar: Siapkan gambar masjid, ka'bah, dan aneka simbol Islam, lalu mintalah anak didik mewarnai dan menjelaskan makna dari gambar tersebut Menggambar: Anak didik menggambar bulan dan bintang, lalu mempresentasikan makna dari simbol tersebut dengan kalimat sederhana Mewarnai poster bertema Ramadan: Poster yang diwarnai bertuliskan ucapan selamat dan doa agar bisa menunaikan ibadah puasa dengan baik. Baca juga:12 Ide Lomba Ramadan Unik dan Menarik Anak PAUD untuk Usia 4-6 Tahun Minggu 2: Melakukan aksi nyata peduli sesama Anak didik belajar mengembangkan sifat empati dan jiwa sosial dengan cara berbagi kepada sesama atau melakukan kegiatan amal. Agar semakin memaknai suatu kegiatan amal anak didik bisa diajak untuk melakukan rangkaian kegiatan di bawah ini: Mendengarkan cerita: Anak didik mendengarkan dongeng tentang pentingnya berbagi dan mengungkapkan syukur kepada Allah dengan berbuat baik kepada sesama Membuat kartu ucapan: Anak didik membuatnya dengan bahan kertas warna. Kartu yang dibuat bertuliskan kalimat ajakan berpuasa dan beramal pada sesama Membuat video ucapan: Anak didik secara berkelompok mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa dan pesan-pesan kebaikan lainnya. Guru membantu mendokumentasikannya dalam bentuk video Bermain peran tentang sedekah: Dalam drama yang dimainkan, anak didik berperan sebagai pemberi dan penerima bantuan, lalu menjelaskan pesan moral dalam drama yang dimainkan Aksi nyata berkah berbuka: Anak didik saling berbagi makanan atau camilan yang ia bawa kepada seluruh warga sekolah. Baca juga:Modul Ajar & RPPH PAUD / TK Usia 4-5 Tahun, Tema : Kegiatan Ibadah Bulan Ramadhan - Kurikulum Merdeka Belajar Minggu 3: Mengenal makanan sehat di bulan Ramadan Anak didik belajar mengenal aneka makanan yang akan membuat tubuh tetap sehat dan buhar meski sedang menunaikan ibadah puasa. Anak didik juga diajak untuk bersyukur atas karunia Allah berupa makanan. Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan antara lain: Menonton video animasi tentang aneka makanan sehat: Setelah menonton video, anak didik bisa diajak berdiskusi dan menjawab pertanyaan kuis Menggambar atau membuat kerajinan tangan menu makanan sehat: Anak didik juga diajak mempresentasikan hasil karyanya Bermain memilih gambar: Anak didik melakukan aneka permaina dengan media gambar atau video bertema makanan sehat dan tidak sehat Membuat makanan sehat: Anak didik bersama dengan orang tua diajak untuk membuat makanan sehat bersama-sama di sekolah dan membagikannya kepada sesama saat pulang sekolah. Baca juga:Modul Ajar & RPPH PAUD / TK Usia 2-3 Tahun, Tema : Kegiatan Seni Selama Bulan Ramadhan Minggu 4: Doa Syukur dan Perayaan Anak didik belajar aneka doa di bulan Ramadan dan diajak untuk bersyukur atas segala karunia Allah. Mengucapkan doa hapalan sederhana. Kegiatan ini bisa dilakukan secara individu atau berkelompok Menceritakan kisah menarik di bulan Ramadan: Anak bisa menceritakannya dengan media gambar atau foto yang ia bawa dari rumah tentang kegiatan di bulan Ramadan Bermain ucapan syukur: Anak didik diajak mengucapkan syukur sesuai gambar yang ditunjukkan oleh guru, misalnya bersyukur atas orang tua, rumah, teman-teman, dan lainnya. Pada hari terakhir di bulan Ramadan, anak didik bisa diajak untuk membuat kartu ucapan selama hari raya Idul Fitri dan memberikannya kepada orang tua atau sahabat di sekolah. Anak didik juga bisa diajak untuk menyanyikan lagu bertema Ramadan. Selama bulan Ramadan, guru juga bisa mengajak orang tua agar memberikan kegiatan positif dan membangun iman anak. Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan di rumah antara lain: Membacakan cerita bergambar tentang Ramadan dan maknanya Mengajarkan anak membantu menyiapkan makanan saat sahur atau berbuka Mengajarkan doa sederhana, misalnya doa berbuka atau doa sebelum makan Membuat jus buah atau salad sederhana bersama anak Mengajak anak untuk bersyukur dengan menyebutkan hal-hal baik setiap hari Menghias rumah bersama dengan tema Ramadan, seperti menempelkan stiker bulan sabit. Semoga rencana kegiatan ini dapat membantu anak-anak PAUD memahami makna Ramadan dengan cara yang menyenangkan dan edukatif. Mari jadikan Ramadan sebagai momen berharga untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam hati mereka. KABI (Kisah Nabi): Animasi edukasi anak untuk membangun karakter Islami   Sumber referensi: 1. Freepik.com. (2024). Children playing traditional games eid al adha [1]

Senin, 27 Januari 2025 | Edukasi

Hai Ayah Bunda sahabat Educa. Berdasarkan Surat Edaran Bersama 3 Menteri, yaitu Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Menteri Agama Republik Indonesia, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Nomor 2 Tahun 2025, Nomor 2 Tahun 2025, dan Nomor 400.1/320/SJ telah diputuskan jadwal pembelajaran di seluruh sekolah di Indonesia. Mari kita simak baik-baik tanggal-tanggalnya. Tanggal 27-28 Februari dan 3-5 Maret 2025 Siswa melakukan kegiatan pembelajaran secara mandiri di lingkungan keluarga, tempat ibadah, dan masyarakat. Tanggal 6-25 Maret 2025 Siswa melakukan kegiatan pembelajaran dilaksanakan di sekolah/madrasah/satuan pendidikan keagamaan. Tanggal 26-28 Maret, 2-4 April, dan 7-8 April 2025 Tanggal di atas merupakan jadwal libur bersama hari raya Idulfitri bagi siswa di sekolah/madrasah/satuan pendidikan keagamaan. Tanggal 9 April 2025 .Kegiatan pembelajaran bagi siswa di sekolah/madrasah/satuan pendidikan keagamaan dilaksanakan kembali seperti biasa. Apa kegiatan siswa-siswi beragama Islam selama bulan Ramadan? Siswa-siswi beragama Islam diharapkan melaksanakan kegiatan untuk meningkatkan iman dan takwa, serta untuk membentuk akhlak mulia. Beberapa contoh kegiatannya antara lain: Melakukan kegiatan tadarus Alqur’an Mengikuti pesantren kilat Terlibat dalam kajian keislaman. Bagaimana dengan siswa-siswi yang tidak beragama Islam selama bulan Ramadan? Melakukan kegiatan bimbingan rohani. Melakukan kegiatan keagamaan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Apa peran pemerintah daerah dalam mendukung pembelajaran di bulan Ramadan? Peran pemerintah daerah dalam mendukung pembelajaran di bulan Ramadan antara lain: Menyiapkan perencanaan kegiatan pembelajaran selama bulan Ramadan untuk dipedomani oleh sekolah. Menyelaraskan waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah selama bulan Ramadan. Apa peran orang tua/wali selama pembelajaran di bulan Ramadan? Peran orang tua/wali yang dilakukan saat pembelajaran di bulan Ramadan:Orang tua/wali membimbing dan mendampingi peserta didik dalam melaksanakan ibadah. Memantau peserta didik pada saat melaksanakan kegiatan belajar mandiri. Ayah Bunda sahabat Educa, apa saja kegiatan menyenangkan dan bermakna yang bisa diberikan kepada Si Kecil selama bulan Ramadan? Bulan Ramadan adalah saat yang istimewa bagi Ayah Bunda untuk bisa meluangkan waktu lebih banyak bersama si kecil. Ayah Bunda bisa mengajak si kecil melakukan aneka kegiatan menyenangkan dan bermakna. Berikut ini adalah variasi kegiatan yang telah kami kategorikan berdasarkan usia anak: Anak Usia 2-4 Tahun Bermain tebak gambar bernuansa Islami: Ayah Bunda bisa menggunakan kartu gambar bertema Ramadan, seperti bulan, bintang, masjid, Ka’bah, untuk bermain tebak-tebakan. Permainan ini membantu anak mengenali simbol-simbol keagamaan dengan cara yang menyenangkan. Mencicipi takjil sederhana: Libatkan si kecil dalam menyiapkan takjil seperti mencampur buah saat membuat es buah. Si kecil bisa belajar berbagi dengan menikmati takjil bersama keluarga. Membuat craft bernuansa Islami: Ayah Bunda bisa mengajak si kecil membuat kartu ucapan Idulfitri atau hiasan masjid dari kertas warna-warni. Kegiatan ini melatih motorik halus sambil memperkenalkan simbol-simbol di agama Islam. Anak Usia 4-6 Tahun Menghias kue Lebaran: Ayah Bunda bisa mengajak si kecil menyiapkan kue kering, lalu ajak ia untuk menghiasinya. Menulis doa Ramadan: Ayah Bunda bisa membantu si kecil untuk menulis atau menggambar doa sederhana di kertas. Motivasi ia untuk mengungkapkan harapan mereka kepada Allah secara kreatif. Membuat Kartu Ucapan Lebaran: Bersama si kecil, Ayah Bunda bisa membuat kartu ucapan Lebaran dengan menggambar dan menulis pesan sederhana. Si Kecil bisa belajar untuk berbagi kebahagiaan dan mengembangkan rasa peduli kepada sesama. Bulan Ramadan adalah saat yang tepat untuk mendampingi si kecil tumbuh dengan nilai-nilai kebaikan dan ketakwaan kepada Allah. Semoga aneka panduan ini bisa membantu Ayah Bunda dalam memberikan aktivitas positif yang dapat mempererat ikatan keluarga dan meningkatkan pemahaman agama. Mari kita sambut bulan penuh berkah ini dengan semangat yang positif dan penuh kebahagiaan. Sumber Referensi: 1.  Ffreepik.com. (2024). View photorealistic muslim people with animals prepared eid al adha offering [1] 2. Instagram ditjen.paud.dikdasmen. (2025) Panduan pembelajaran ramadan [2]  

    • ...