Pandemi membuat anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Permainan-permainan di luar rumah yang dulu bisa dimainkan secara bebas, kini ada batasan-batasan yang perlu dipatuhi. Belum lagi pengaruh "gadget" yang kadang membuat anak nyaman dengan dunianya sendiri dan menjauhi kehidupan sosial. Peran orang tua dalam membangun suasana bahagia dalam hati anak sangat penting. Dengan suasana hati anak yang bahagia,hati seorang anak akan lebih kuat dan tidak mudah terluka. Apa yang perlu orang tua lakukan agar anak tidak mudah mengalami "luka batin"?
1. Perbanyak Pujian dan Penghargaan
Mungkin hanya ucapan, "kamu hebat" atau "wow… bagus sekali", tapi kata-kata tersebut sangat berarti bila diucapkan kepada sang buah hati. Berikan kejutan-kejutan kecil saat anak melakukan kebaikan. Misalnya dengan memberikan hadiah buku cerita baru, saat anak bisa mengerjakan tugas sekolah tepat waktu. "Treatment" di atas akan membuat anak berfokus pada perilaku baik yang pernah ia lakukan, sehingga ia akan merasa bahwa dirinya adalah anak yang baik dan terus belajar menjadi lebih baik.
2. Dukung Bakat dan Minatnya
Anak-anak biasanya memiliki minat yang unik. Minat seorang anak biasanya sangat berhubungan dengan bakatnya. Seorang anak yang berbakat dalam bernyanyi, akan cenderung suka bernyanyi. Karena saat ia bernyanyi akan banyak orang merasa senang, sehingga ia semakin merasa bahwa dirinya sangat berharga. Ia juga akan semakin percaya diri dalam mengembangkan bakat dan aneka ketrampilan serta pengetahuan untuk membuatnya menjadi anak yang semakin baik dan bisa dibanggakan.
3. Hindarilah Pilih Kasih dan Membanding-Bandingkan
Sikap pilih kasih dan membandingkan biasanya terjadi pada orang tua yang memiliki lebih dari satu anak. Anak-anak memiliki kepribadian dan talenta yang unik. Setiap anak adalah istimewa. Daripada membandingkan lebih baik mengatakan, "Tuhan menciptakanmu secara istimewa dan unik, kembangkanlah hal-hal yang baik dalam dirimu agar semakin baik, yang tidak baik pasti akan berkurang dan hilang dengan sendirinya."
4. Dukung Mimpi Anak, Bukan Mimpi Orang Tua
Banyak orang tua belum bisa mencapai apa yang menjadi impiannya, lalu meminta anaknya untuk bisa meraihnya. Perlu kita ingat, zaman orang tua dan anak berbeda, bakat orang tua dan anak berbeda, kepribadian orang tua dan anak juga berbeda. Banyak anak mengalami depresi, karena diminta orang tua melakukan suatu hal yang tidak ia suka demi meraih mimpi orang tua. Dukunglah setiap mimpi anak, dampingi ia, dan berikan bimbingan agar ia bisa meraih impiannya.
5. Luangkan Waktu Berbagi
Mendengarkan keluh kesah anak dan cerita anak sangatlah penting. Selain untuk mempererat tali kasih anak dan orang tua, aktivitas ini sangat penting untuk menyelesaikan persoalan-persoalan kecil yang dihadapi anak. Anak juga akan semakin terbuka dengan apa yang ia alami, baik atau buruk. Bila ada keterbukaan, maka setiap persoalan yang terjadi dalam diri anak semakin cepat terselesaikan dan ditemukan jalan terbaik.
6. Luangkan Waktu Bermaaf-Maafan
Tidak ada manusia yang sempurna. Walau pun orang tua memiliki otoritas yang lebih tinggi, mau pun pengalaman yang lebih banyak, bukan berarti ia tidak luput dari kesalahan. Kadang orang tua juga salah dalam memilih kata-kata saat menasihati anak, tidak memenuhi janji, atau secara tidak sengaja membuat anak kecewa. Tidak ada salahnya momen saling bermaaf-maafan bisa dilakukan di tengah keluarga, selain untuk memberikan pandangan kepada anak bahwa kata "maaf" bukanlah sesuatu yang berat atau mahal untuk diucapkan, bisa mudah dalam memaafkan.