Pribadi yang introvert adalah pribadi yang lebih nyaman dalam kesendirian. Sumber energi dia adalah saat ia melakukan apa yang ia suka di tempat yang tidak terlalu ramai, dan memberikan kedamaian dalam hatinya. Beberapa orang tua mungkin merasa khawatir dengan buah hatinya yang memiliki kepribadian yang demikian. Orang tua tidak perlu khawatir, karena bagaimana pun setiap anak memiliki kekhasan masing-masing,
khususnya anak yang memiliki pribadi yang introvert.
1. Pacu Anak Menjadi Pribadi yang Terbuka
Keterbukaan antar anggota keluarga sangatlah penting. Karena dengan adanya keterbukaan, setiap persoalan di dalam keluarga akan lebih mudah terselesaikan. Bila ia tidak bisa terbuka dengan orang lain, paling tidak ia perlu belajar terbuka dengan anggota keluarganya, bisa ayah, ibu, saudara kandung, atau bahkan dengan semuanya. Keterbukaan dengan "minimal" salah satu anggota keluarga sangat penting, agar setiap persoalan bisa terselesaikan dengan baik, efektif, dan cepat. Bila ia hanya bisa terbuka dengan salah satu anggota keluarga saja, paling tidak ia memiliki perantara yang berperan untuk membantu menyelesaikan suatu persoalan.
2. Penyelesaian Masalah Secara Pribadi
Anak yang introvert biasanya lebih suka menyelesaikan suatu masalah secara pribadi atau dari hati ke hati. Hindarilah menyalahkan anak di depan umum, karena efek traumanya bisa lebih berat daripada anak ekstrovert. Carilah tempat dan waktu yang nyaman untuk bisa berbagi cerita dan berkomunikasi untuk menyelesaikan suatu persoalan, agar ia lebih nyaman untuk bisa berbagi cerita.
3. Menggali Potensi
Anak-anak introvert biasanya memiliki potensi yang khas, yaitu pengatur strategi, pembelajar otodidak, dan biasanya terlahir menjadi seorang visioner. Bila hal-hal tersebut digabungkan dengan bakat alaminya, misalnya ketrampilan menggambar, bernyanyi, menari, dan bakat lainnya biasanya anak akan memiliki ketrampilan di atas rata-rata. Karena ia lebih mampu mengembangkan apa yang ia bisa dengan lebih maksimal. Pendampingan orang tua sangat penting, karena dengan pendampingan serta dukungan orang tua anak introvert akan cenderung lebih percaya diri dalam mengekspresikan diri, mulai dari lingkungan keluarga hingga lingkungan masyarakat atau dunia.
4. Membiasakan Anak Bersosialisasi
Meski pun membutuhkan energi yang lebih besar anak-anak introvert perlu membiasakan diri untuk mampu bersosialisasi. Ajaklah anak mengikuti acara-acara keluarga, acara di lingkungan masyarakat, bermain bersama teman, dan bergaul dengan teman-teman sebaya. Ketrampilan bersosialisasi akan sangat membantu anak untuk bisa mengekspresikan diri, memiliki teman atau sahabat, untuk ia bisa belajar berkomunikasi, berinteraksi, dan berkolaburasi.
5. Pengenalan Diri
Agar anak introvert tidak merasa aneh di lingkungannya, orang tua perlu memberikan pemahaman kepada seorang anak yang introvert. Yakinkan kepada anak bahwa ia bukanlah orang yang "aneh", namun memang memiliki keunikan yang bisa diarahkan menjadi kekuatan dan mengarah pada perkembangan yang positif. Ajaklah anak untuk berbagi cerita, sambil mengatakan bahwa Tuhan memang menciptakan manusia dengan unik, termasuk sosok pribadi yang introvert. Tuhan menciptakan anak introvert untuk bisa meluangkan waktu lebih banyak untuk berdoa, memikirkan visi untuk suatu kelompok, menemukan ide suatu karya yang asli, dan lainnya. Lebih dari itu, seorang introvert perlu belajar bersosialisasi, karena bagaimana pun kehidupan bermasyarakat sangatlah penting.