Hai, Ayah dan Bunda Sobat Marbel! Menerima perbedaan adalah salah satu sikap dan sifat yang perlu ditumbuhkan dalam diri anak. Setiap individu saling membutuhkan satu sama lain agar bisa melakukan kolaborasi, sehingga bisa membuat satu tujuan bersama demi mencapai kesuksesan. Dilansir dari Drexel.edu, dijelaskan:
“Siswa yang belajar tentang keanekaragaman kebudayaan selama pendidikan mereka, merasa lebih nyaman dan aman dengan keanekaragaman tersebut di kemudian hari. Hal ini memungkinkan mereka untuk berinteraksi dalam kelompok sosial yang lebih luas, dan merasa lebih percaya diri pada diri mereka sendiri, serta dalam interaksi mereka dengan orang lain.”
Selain di sekolah, anak juga perlu belajar tentang nilai keberagaman saat berada di rumah bersama dengan Ayah dan Bunda, sehingga nilai keberagaman akan semakin menyatu dalam diri dan pribadinya serta mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana caranya menumbuhkan jiwa kebhinnekaan sejak dini pada anak?
1. Mengajarkan Kesenian dari Aneka Daerah dan Negara
Negara Indonesia kaya akan aneka kesenian yang berbeda. Setiap daerah memiliki alat musik yang khas. Ayah dan Bunda bisa mengajak si kecil untuk mempelajari aneka alat musik tradisional dari berbagai macam daerah di Indonesia, misalnya gamelan, angklung, kolintang, dan lainnya. Selain alat musik, Ayah dan Bunda bisa memperkenalkan aneka pakaian daerah, senjata khas adat, dan lainnya.
Selain mengajarkan aneka kesenian daerah di Indonesia, Ayah dan Bunda juga perlu mengajarkan aneka kesenian dari mancanegara yang unik. Misalnya, mempelajari origami yang berasal dari Jepang, tari Samba yang berasal dari Brazil, alat musik Qanun yang berasal dari Arab, dan lainnya.
2. Membacakan Dongeng dari Luar Daerah dan Luar Negeri
Ayah dan Bunda tentu mengenal seorang tokoh dongeng yang bernama Alibaba. Ia adalah tokoh dongeng yang sering muncul di dalam cerita-cerita "Dongeng 1001 Malam" yang berasal dari Arab.
Melalui cerita dongeng dari luar negeri, si kecil akan belajar aneka kebudayaan dari luar negeri. Ia akan mengenal kebiasaan-kebiasaan, sopan santun, aturan, nama-nama kota, dan banyak hal dari luar negeri. Tak kenal maka tak sayang. Setelah mengenal budaya luar negeri, setidaknya si kecil akan lebih mudah menerima perbedaan-perbedaan yang berasa dari budaya luar.
Ayah dan Bunda juga bisa mengajak si kecil menonton video animasi atau buku dongeng cerita rakyat agar lebih mengenal aneka budaya daerah di Indonesia. Si kecil akan semakin mengenal betapa kayanya Indonesia akan budaya, kesenian, dan tempat-tempat yang indah.
3. Mengajak Liburan ke Berbagai Daerah
Ajaklah si kecil untuk berlibur ke luar daerah, luar pulau, atau bahkan luar negeri. Misalnya, ke Salatiga. Ayah dan Bunda bisa mengajak si kecil untuk menjelajahi kota yang disebut sebagai kota tertua di Indonesia. Ada banyak kuliner yang bisa dicicipi dan menjadi bagian dari pembelajaran yang menyenangkan. Sebagai cuplikan, Ayah Bunda bisa menonton video di bawah ini.
Di era digital seperti sekarang, Ayah dan Bunda juga bisa mengajak si kecil untuk melakukan eksplorasi ke berbagai daerah dan negara di dunia secara online. Banyak video yang diposting para vlogger saat mereka berwisata. Ayah dan Bunda bisa menjadi pemandu wisata bagi sang buah hati. Berikan penjelasan pada si kecil tentang aneka keunikan budaya yang ada di dunia. Ajak pula si kecil untuk berdiskusi, agar semakin banyak hal bisa dipelajari olehnya.
Berwisata kuliner juga bisa menjadi pilihan. Ayah dan Bunda tidak perlu pergi jauh-jauh untuk mengenal aneka makanan yang berasal dari berbagai daerah. Banyak restoran dan rumah makan menyajikan menu makanan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara. Ayah dan Bunda hanya perlu mengedukasi si kecil dan memberikan pemahaman tentang makanan yang telah dipesan, terutama tentang asal daerahnya dan kekhasan yang ada pada makanan tersebut.
Ingin mengajak si kecil memahami aneka budaya yang ada di Indonesia lewat gim edukasi? Silakan klik gambar di bawah ini!
4. Menjadi Teladan bagi Anak
Ayah dan Bunda perlu mengaplikasikan sikap menerima perbedaan dalam hidup sehari-hari, misalnya:
- Mau bergaul dengan sesama yang menyandang disabilitas.
- Bersosialisasi dan berusaha menjalin relasi yang baik dengan siapapun.
- Tidak bersikap antipati, apalagi mengajarkan kepada anak untuk tidak menyukai budaya tertentu.
Kebiasaan Anda untuk mudah berbaur, bergaul, dan berelasi kepada siapa saja, tanpa memandang perbedaan maupun kekurangan yang ada dalam diri sesama, akan membuat si kecil termotivasi untuk meneladani kebiasaan tersebut.
5. Menanamkan Jiwa Kebangsaan
Jiwa nasionalisme perlu ditanamkan sejak dini, agar tumbuh semangat untuk menerima saudara sebangsa dan setanah air. Jiwa nasionalisme bisa ditumbuhkan melalui aneka aktivitas. Beberapa diantaranya adalah dengan mengajarkan atau mengajak anak:
- Mengunjungi Museum atau Monumen bersejarah
- Mengikuti upacara bendera dengan khidmat.
- Menekuni pelajaran Kewarganegaraan dengan baik.
- Mengenal tokoh-tokoh dan para pahlawan nasional.
- Bermain gim dan menyanyikan lagu bertema kebangsaan.
6. Mengajarkan Pikiran yang Terbuka dan Logis
Pikiran yang logis dan terbuka perlu ditanamkan kepada anak sejak dini. Ajarkan kepada si kecil bahwa Tuhan menciptakan segala perbedaan untuk saling menerima dan saling melengkapi. Bila setiap orang bisa menerima segala perbedaan yang ada pada diri sesamanya, maka akan lebih mudah dalam mewujudkan masyarakat yang rukun, damai, dan memiliki semangat persatuan.
Masyarakat yang rukun, damai, dan memiliki semangat persatuan akan lebih mampu melakukan kerjasama dengan siapa pun untuk mencapai suatu harapan bersama. Bangsa Indonesia pun akan lebih mampu menjadi bangsa yang maju bila masyarakatnya rukun, damai, dan bersatu. Sangat logis dan sederhana untuk diajarkan kepada sang buah hati, bukan?
7. Membangun Rasa Percaya Diri
Selain belajar menerima perbedaan yang ada pada sesamanya, si kecil juga perlu belajar mengembangkan kepercayaan dirinya. Tanamkan dalam diri si kecil bahwa ia harus bangga pada dirinya sendiri, meskipun memiliki keunikan, perbedaan, serta kelebihan dan kekurangan. Dengan kepercayaan diri yang tinggi, maka si kecil akan lebih mudah membaur dengan orang lain dan lebih bisa diterima oleh teman-teman sebayanya.
Baca juga:
Memahami keragaman dan menerima keragaman memungkinkan anak-anak semakin mendekatkan dunia mereka dengan rasa ingin tahu, kepercayaan diri, dan kebaikan. Ini membantu mereka belajar mengidentifikasi individu yang berbeda dari mereka, kata Aliedjawon Peoples, LCSW, pekerja sosial klinis berlisensi di North Carolina. Di era digital, anak-anak akan diajak untuk mampu berkolaborasi dengan bekerja sama dengan siapa pun untuk bisa mencapai suatu misi atau membuat produk tertentu. Jadi bila Anda mau mengajarkan nilai penting ini kepada si kecil, janganlah ragu! Semangat belajar, Ayah dan Bunda Sobat Marbel!
Mau mengoptimalkan potensi anak secara mudah dan harga terjangkau? Ajak si kecil bergabung di Kelas Kreator Gamelab.id.
Sumber Referensi:
1. Lee, K. (2022). Teaching kids about race and cultural diversity [1]
2. Drexel.edu. (2022). Importance of cultural diversity in classroom [2]
3. Freepik.com (2022). Teacher sat thinking about teaching classroom [3]