Modul Ajar Harian ini dibuat khusus sebagai panduan guru dalam rangka Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2025, untuk jenjang PAUD 4-6 tahun dan SD kelas awal (1–2) dengan pendekatan deep learning, dilengkapi komponen Pembuka, Inti, dan Penutup: Hari Kebangkitan Nasional identik dengan semangat persatuan dan peran pendidikan dalam membangun bangsa. Mengapa semangat persatuan bangsa perlu diajarkan sejak dini? "Multicultural education is not just a subject matter but a holistic approach that strengthens tolerance, appreciation, and intercultural understanding. This is essential to build a young generation that values diversity and can live peacefully amid a diverse society." Dr. I Nyoman Subanda (2024), Undiknas Dr. Subanda menekankan bahwa pendidikan multikultural merupakan pendekatan holistik yang tidak hanya mengajarkan pengetahuan tentang keberagaman, tetapi juga membentuk sikap toleransi, penghargaan, dan pemahaman antarbudaya. Mengajarkan semangat persatuan, apalagi seperti di Indonesia yang merupakan negara berbhineka, adalah hal yang penting guna membangun generasi muda yang menghargai keberagaman dan dapat hidup damai di tengah masyarakat yang majemuk. Mengapa peran penting pendidikan perlu ditanamkan kepada anak didik sejak dini? “One child, one teacher, one book, one pen can change the world.” - Malala Yousafzai, 2013 Malala Yousafzai kepada kita bahwa peran pendidikan sangat kuat dalam mengubah dunia. Anak didik juga bisa kita motivasi dan bisa kita beri pengertian bahwa setiap pengetahuan yang mereka dapatkan melalui pendidikan adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik, baik bagi mereka pribadi maupun untuk dunia yang lebih luas. Berikut ini adalah modul ajar PAUD - SD yang bermanfaat untuk menumbuhkan semangat persatuan dan semangat belajar anak dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2025. A. Kegiatan Pembuka Salam dan doa pagi bersama Guru bertanya, “Anak-anak tahu nggak, hari ini hari apa?” Guru membaca menonton video dan membacakan pantun pendek tentang Hari Kebangkitan Nasional. Contoh pantun:Burung berkicau di pagi hari,Terbang bebas di atas angkasaHari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei,Mari semangat membangun bangsa wahai pemuda.Pemuda dulu punya semangat,Membangun bangsa dengan giat.Sekarang kita teruskan jalan,Bangkit bersama, penuh harapan. Melakukan diskusi ringan Menjelaskan bahwa tanggal 20 Mei adalah Hari Kebangkitan Nasional Menyebutkan tokoh seperti Dr. Sutomo dan organisasi Budi Utomo. Guru berkata, “Hari ini kita akan jadi anak Indonesia yang bersemangat seperti para pahlawan dulu!” B. Kegiatan Inti 1. Kegiatan untuk Anak Usia PAUD 4-6 tahun: Menyanyikan lagu kebangsaan sederhana: "Garuda Pancasila" / "Aku Anak Indonesia" Kegiatan seni: Membuat bendera merah putih mini dari kertas lipat/stik es krim Permainan kelompok: “Estafet Bendera” yang bermanfaat untuk menanam semangat kerja sama) Pawai Merah Putih mini: Berjalan keliling sekolah sambil membawa bendera kecil sebagai simbol semangat persatuan Lomba yel-yel "Bangkit Bersama": Membuat yel-yel sederhana secara berkelompok yang menyemangati teman-teman untuk rajin belajar dan saling membantu Mewarnai gambar pahlawan: Gambar tokoh Dr. Sutomo atau pemuda Indonesia sambil mendengarkan cerita tentang perjuangan mereka Membaca puisi tentang Kebangkitan Nasional. Berikut ini adalah contoh puisinya:Bangkitlah bangsa penuh harapan,Dengan semangat dan persatuan.Mari belajar, mari berkarya,Untuk Indonesia jaya selamanya. 2. Kegiatan untuk siswa SD kelas 1–2: Menonton video singkat: Tentang Hari Kebangkitan Nasional (animasi pendek) Proyek mini: Menulis/menggambar “Aku Ingin Membanggakan Indonesia dengan...” Permainan kerja sama: “Misi Pahlawan Kecil” (misal: menyusun puzzle lambang negara)Utomo untuk memahami semangat persatuan di masa lalu, secara berkelompok Diskusi dan poster “Makna Kebangkitan”: Berdiskusi tentang arti kebangkitan zaman sekarang lalu membuat poster ajakan semangat belajar dan cinta Indonesia Kuiz sejarah nasional: Menjawab pertanyaan kuiz ringan berisi pertanyaan tentang sejarah Budi Utomo, Dr. Sutomo, dan semangat kebangsaan Drama mini "Kebangkitan Pemuda": Memerankan tokoh Dr. Sutomo dan para pemuda. Berikut ini adalah contoh naskah dramanya:Dr. Sutomo: Wahai Pemuda, saatnya kita bangkit demi kemerdekaan bangsa!Pemuda: Kami siap, Dokter! Apa yang harus kami lakukan?Dr. Sutomo: Mari bersatu dalam Budi Utomo, untuk ilmu dan kemajuan Indonesia.Pemuda: Kita harus belajar, bekerja, dan saling menguatkan!Dr. Sutomo: Kebangkitan dimulai dari hati yang cinta tanah air.Pemuda: Kami akan teruskan perjuanganmu, dengan semangat yang sama.Dr. Sutomo: Jangan takut, bersama kita bisa!Pemuda: Hidup Indonesia! Kita bangkit untuk masa depan cerah! C. Kegiatan Penutup (Refleksi) Refleksi Bersama “Aku Bisa Bangkit”: Membagikan apa yang mereka pelajari hari ini dan bagaimana mereka bisa menjadi anak yang semangat dan pantang menyerah Menyanyikan Lagu Nasional: Menyanyikan lagu seperti Bangun Pemudi Pemuda atau Indonesia Raya untuk menutup kegiatan dengan semangat kebangsaan Pembagian Sertifikat atau Stiker “Pejuang Cilik”: Menerima simbol penghargaan sederhana sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi mereka dalam kegiatan “Kemerdekaan itu bukan pemberian, tetapi perjuangan.” - Soekarno, 1945 Semoga dengan pembelajaran kita berikan anak Indonesia tetap semangat berjuang demi kemerdekaan Indonesia, bukan kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain, tapi juga kemerdekaan dari kemalasan, sikap egois, dan sikap tidak baik lainnya. Sumber referensi: Malala Yousafzai. Am Malala:, 2013 [1] Dr. I Nyoman Subanda. The Importance of Multicultural Education in Maintaining Harmony and Unity in Indonesia, 2024 [2] Soekarno, Indonesia Menggugat, 1945 [3]
7 Kebiasaan anak Indonesia hebat adalah salah satu gerakan pendidikan yang sangat bagus. Gerakan yang digagas oleh Kemendikdasmen ini bertujuan untuk membentuk karakter anak sejak dini melalui kebiasaan-kebiasaan positif yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Gerakan ini adalah bagian dari upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Salah satu kebiasan pentingnya adalah bangun pagi. "Promoting an early rising time is suggested to be an important element of cultivating good health in young children." - Kohyama, Jun (2007), Harvard Gazette Dalam penelitiannya Kohyama membuktikan bahwa anak-anak yang bangun lebih awal cenderung lebih aktif secara fisik dibandingkan mereka yang bangun lebih siang. Aktivitas fisik yang meningkat ini berkontribusi pada kesehatan fisik dan mental yang lebih baik, serta mendukung perkembangan kognitif anak. Berikut ini adalah salah satu contoh modul ajar yang bermanfaat untuk mengajarkan anak didik agar mampu bangun pagi bagi anak usia dini, terutama yang berusia 2-4 tahun (Kelompok Bermain). Modul ajar ini juga memiliki manfaat untuk mengajarkan kegiatan menarik di pagi hari dan mengenal waktu. Baca juga: Bangun Pagi Apa Manfaatnya Bagi Si Kecil? Apa Peran Orang Tua? Mengapa Penting untuk Anak Indonesia Hebat? 1. Kegiatan pendahuluan Menyapa dan mengucapkan selamat pagi, ajakan berdoa, dan melakukan tepuk semangat pagi Melakukan ice breaking gerak lagu dengan iringan lagu “Bangun Tidur Ku Terus Mandi” Mengajak berdiskusi anak didik dan memuji anak didik yang terbiasa bangun pagi. LKPD PAUD Tema Pahlawan: Ada Ki Hajar Dewantara dan Pahlawan Nasional Lainnya: GRATIS 2. Kegiatan Inti Bernyanyi lagu “Ayo Bangun Pagi”: Ajak anak didik bernyanyi lagu dan bergerak, untuk memahami bahwa pagi hari adalah waktu yang menyenangkan untuk memulai aktivitas Memperagakan drama “Pagi Ceria”: Berpura-pura bangun pagi, membuka jendela, dan menyapa matahari untuk menumbuhkan energi positif Jalan Kecil di halaman: Berjalan pelan-pelan di pagi hari sambil mengamati burung atau sinar matahari mengenalkan mereka pada keindahan pagi. Saat kembali ke kelas, anak didik diajak untuk berdiskusi tentang apa yang mereka lihat dan rasakan Menggunting dan menempel gambar rutinitas pagi :Anak menempel gambar-gambar seperti bangun tidur, mandi, dan sarapan sebagai pengenalan urutan kegiatan pagi. Permainan Tepuk “Bangun pagi”. Tepuk ritmis dengan kata-kata lucu tentang pagi membantu anak mengingat manfaat bangun pagi secara menyenangkan. Baca juga: 5 Hal Yang Perlu Dihindari Saat Mengajari Si Kecil Membaca Tepuk… Bangun! (plok plok plok huahhmm) Tepuk… Pagi! (plok plok plok, sambil pura-pura melihat mentari)Tepuk… Ceria! (plok plok plok hore!)Bangun pagi, hati gembira! (plok plok plok)Siap belajar bersama teman! (plok plok plok, yes yes) Mendengarkan cerita: “Anak Hebat yang Bangun Pagi” Menggambar / mewarnai: Menggambar dan mewarnai matahari matahari pagi sebagai simbol semangat dan awal yang cerah setiap hari. Baca juga: Modul Ajar PAUD Kegiatan di Pagi, Siang, Malam Hari | RPPH Topik Belajar Waktu dan Aktivitas di Rumah untuk TK 4-6 Tahun Kegiatan Penutup Anak didik diajak duduk melingkar dan menyanyikan lagu penutup sambil mengulang satu manfaat bangun pagi yang mereka sukai Anak didik diajak berdiri lalu memberi pelukan kepada teman dan guru sambil mengucapkan, “Selamat pagi, aku siap jadi anak hebat!” Guru menunjukkan Pahlawabeberapa gambar kegiatan anak didik menebak mana yang termasuk kegiatan pagi. MARBEL TK PAUD: Teman Belajar dengan Anak Animasi Keren Penugasan Membuat “Foto Ceria Pagi Hari”: Orang tua diminta mengirimkan foto anak saat sedang melakukan rutinitas pagi (misalnya bangun tidur, menyikat gigi, atau sarapan) Mengerjakan cek list Jurnal “Pagi yang Menakjubkan”: Anak dan orang tua menandatangani jurnal dari sekolah setiap kali anak berhasil bangun pagi selama satu minggu. Sumber referensi: Robert Eisenberger. Learned Industriousness (1992) [1] Khyama, Jun (2007). Early rising children are more active than late risers. [2]
Guru PAUD sahabat Educa, Modul Ajar ini bisa menjadi panduan bagi Anda dalam mengajar dengan tema tempat wisata. Ada 3 macam tempat wisata, yaitu wisata alam, wisata budaya, dan wisata buatan. Dengan pendekatan deep learning, siswa akan diajak untuk belajar aneka tempat wisata dengan cara yang menyenangkan. “Children whose families take them to museums and zoos, who visit historic sites, who travel abroad, or who camp in remote areas accumulate huge chunks of background knowledge without even studying. For the impoverished child lacking the travel portfolio of affluence, the best way to accumulate background knowledge is by either reading or being read to.” - Jim Trelease Pembelajaran tentang tempat wisata memungkinkan siswa untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas tentang tempat wisata, misalnya sejarahnya dan latar belakang berdirinya. Beberapa siswa mungkin belum mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi aneka tempat wisata yang diajarkan. Namun, dengan pembelajaran tentang tema tempat wisata siswa bisa mendapatkan aneka pengetahuan mereka tentang wisata tersebut dan bisa membuat mereka berminat dalam mengunjungi tempat wisata tersebut. Baca juga: Modul Ajar Harian PAUD Tema Liburanku, Pergi ke Kebun Raya | Kurikulum Deep Learning TK Usia 4-6 Tahun Selain itu, diharapkan siswa akan semakin mampu Anak mengenali dan memahami berbagai jenis tempat wisata (alam, budaya, buatan, contoh-contoh tempat wisata,) serta mengembangkan rasa ingin tahu, kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis, dan ekspresi kreatif melalui pengalaman langsung, serta kegiatan reflektif. Berikut contoh Modul Ajar 1 Bulan untuk PAUD usia 4–6 tahun dengan tema "Tempat Wisata: Alam, Budaya, dan Buatan" dengan pendekatan Deep Learning (pembelajaran mendalam). 1. Minggu pertama: wisata alam A. Pengalaman nyata: Jalan-jalan di taman: Siswa bermain sambil belajar mengenal warna, bentuk, dan suara alam saat berjalan-jalan di taman Berkemah di sekolah: Siswa bermain permainan alam, bernyanyi di sekitar api unggun, dan mendengarkan cerita petualangan Menonton video tempat wisata: Siswa terlibat dalam diskusi interaktif dan membuat gambar tempat wisata favorit setelah menonton video tentang berbagai destinasi menarik Menjelajah desa: Siswa menjelajahi desa terdekat sambil mengenal berbagai tumbuhan, hewan, dan kehidupan sehari-hari masyarakat desa melalui permainan dan observasi langsung B. Kegiatan menyenangkan Siswa memilih kegiatan menyenangkan yang bisa dilakukan, yaitu: Membuat kolase dari daun dan bunga kering Bermain tebak-tebakan suara alam (seperti suara burung, ombak, angin) Menyusun puzzle pemandangan alam Mengikuti permainan berburu benda alam (nature scavenger hunt) Membacakan cerita petualangan di hutan atau gunung. C. Kegiatan berbasis proyek Siswa membuat proyek mini berkelompok, misalnya: Buku mini wisata alam: Siswa membuat buku bergambar sederhana berisi tempat wisata alam favorit lengkap dengan gambar dan cerita singkat. Poster promosi wisata alam: Siswa membuat poster yang mengajak orang untuk mengunjungi tempat wisata alam dengan gambar, stiker, dan ajakan sederhana. D. Diskusi dan refleksi: Siswa mendapatkan pertanyaan: "Apa yang kamu lihat? Apa yang kamu rasakan saat berada di alam?" Siswa bercerita tentang pengalaman ke taman atau kebun. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik : Liburanku, Tamasya ke Pantai sesuai Kurmer 2024 2. Minggu kedua: wisata budaya A. Pengalaman Nyata: Siswa melakukan kegiatan: Kunjungan ke museum: Siswa mengamati benda-benda bersejarah, mendengarkan penjelasan sederhana dari pemandu. Kunjungan ke rumah adat: Siswa menjelajahi bagian-bagian rumah adat, mencoba pakaian tradisional, dan mengikuti permainan atau tarian daerah yang diperkenalkan di sana. B. Kegiatan menyenangkan Siswa memilih kegiatan menyenangkan yang bisa dilakukan, yaitu: Menari tari daerah sederhana Mewarnai gambar candi atau rumah adat Bermain peran menjadi penari atau pemandu wisata C. Kegiatan berbasis proyek Membuat topi atau aksesoris tradisional: Siswa membuat replika sederhana topi adat atau hiasan kepala dari daerah tertentu menggunakan kertas, kain, dan stik es krim. Membuat panggung mini: Siswa membuat panggung kecil dari kardus dan menghiasnya, lalu menambahkan gambar boneka kertas yang memakai pakaian adat. D. Diskusi dan refleksi Siswa menjawab pertanyaan: "Apa itu budaya? Mengapa kebudayaan Indonesia perlu dilestarikan? Siswa bercerita tentang budaya dari daerah asal siswa. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik : Berlibur ke Puncak Pegunungan - Tema : Tamasya Itu Menyenangkan - Kurikulum Merdeka Belajar 3. Minggu ketiga: wisata buatan A. Pengalaman Nyata Bermain di taman bermain buatan sekolah Menonton video tentang kebun binatang/wahana bermain. B. Kegiatan menyenangkan: Membuat taman bermain dari balok Bermain peran sebagai petugas wahana atau pengunjung Menggambar tempat wisata impian C. Kegiatan berbasis proyek: Membuat maket taman bermain impian dari kardus dan bahan bekas. Bermain peran sebagai penjaga tiket dan pengunjung wahana buatan. Menggambar dan mewarnai kolam renang atau taman hiburan favorit mereka. D. Refleksi dan diskusi: Siswa menjawab pertanyaan: "Jika kamu punya taman bermain sendiri, seperti apa bentuknya?" Siswa menjawab pertanyaan:: "Apa yang dibuat oleh manusia di tempat wisata ini?" Baca juga: Kegiatan Liburan: BERTAMASYA SAMBIL BELAJAR ALAT TRANSPORTASI untuk Anak PAUD 4-6 Tahun | GRATIS LKA 4. Minggu keempat: integrasi dan penutup Di minggu terakhir, siswa diajak untuk melakukan kegiatan di alam nyata, misalnya: Pameran mini karya anak: Siswa membuat rancangan acara untuk melakukan kegiatan pameran maket, lukisan, kostum, dan cerita anak. Kegiatan kunjungan edukasi: Dilakukan di 3 zona wisata berbeda, yaitu wisata alam, budaya, buatan. Refleksi mendalam: Anak diajak berbagi pengalaman selama satu bulan – mana yang paling disukai dan kenapa. “Traveling is one of the best ways to learn about the world and all its amazing places, people, and cultures.” - Anna Othitis Melakukan kegiatan traveling atau kunjungan ke aneka tempat wisata bisa menumbuhkan rasa ingin tau dan memperluas pengetahuan anak-anak tentang lintas budaya dan dunia. Itulah mengapa, siswa perlu diajak untuk melakukan kegiatan semacam field trip atau wisata edukasi. KABI (Kisah Teladan Nabi): Efektif Membangun Karakter Islami Anak Indonesia Sumber referensi: Trelease, Jim. The Read-Aloud Handbook, 2006 [1] Othitis, Anna. My First Travel Book, 2014 [2]
Modul ajar dengan tema "Menggapai Cita-cita" ini bisa menjadi panduan mengajar untuk anak usia dini, khususnya berusia TK atau usia 4-6 tahun. Berbicara tentang cita-cita, tentu saja sangat erat hubungannya dengan aneka profesi. "The goal of early childhood education should be to activate the child's own natural desire to learn." — Maria Montessori. Pendidikan bagi anak harus mampu membangkitkan keinginan alaminya untuk belajar. Pengenalan aneka profesi kepada anak usia dini, bisa memotivasi anak usia dini untuk mengeksplorasi minat, bakat, dan cita-citanya, serta menumbuhkan pemahaman akan pilihan karir yang bisa dipilih di masa depan. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik : Menggapai Cita-Cita - Subtopik : Profesi Orangtuaku - Kurikulum Merdeka Belajar Selain pengenalan akan aneka profesi atau cita-cita, anak didik akan belajar tentang tugas-tugas utama setiap profesi dan peralatan yang digunakan dalam bekerja sesuai profesi. 1. Kegiatan Pembuka Guru menyapa dengan ceria dan mengajak anak didik bernyanyi lagu bertema cita-cita atau lagu tentang profesi, misalnya lagu "Semua Profesi Baik Adanya". Anak didik menjawab pertanyaan guru tentang aneka profesi sesuai dengan syair lagu dan tugas-tugasnya, serta aneka profesi lain yang dikenal oleh anak didik. Anak didik menjawab pertanyaan guru dengan media gambar tentang profesi. Unduh GRATIS: Lembar Kerja Anak Tema Profesi dan Alat Bekerja 2. Kegiatan Inti Bermain peran tentang profesiBerikut ini adalah salah satu contoh percakapan antara Rina dan Pak Budi yang bekerja sebagai pemadam kebakaran.:Rina: Pak Budi, apa pekerjaan Bapak? Pak Budi: Saya seorang pemadam kebakaran, RinaRina: Wah, tugasnya Bapak apa ya? Pak Budi: Saya memadamkan api dan menolong orang saat kebakaranRina: Mengapa Anda memilih bekerja sebagai pemadam kebakaran?Pak Budi: Karena saya suka menolong orang. Bertepuk tangan edukatifMelakukan tepuk profesi dan tugasnyaGuru (Tepuk tangan dua kali)Mengajar murid (Tepuk tangan dua kali)Dokter (Tepuk tangan dua kali)Memeriksa pasien (Tepuk tangan dua kali)Kamu (Tepuk tangan dua kali sambil menunjuk 1 siswa)Astronot (Siswa yang ditunjuk menjawab) BerceritaAnak didik menceritakan kisah seseorang dengan media gambar. Pada gambar tercantum nama orang, pekerjaan, dan aktivitas yang dilakukan. Contoh cerita anak didik adalah: "Pak Jack adalah seorang polisi. Ia bertugas sebagai penjaga keamanan. Saat ini ia sedang menertibkan pengendara kendaraan Tebak gambarGuru menunjukkan sebuah gambar peralatan yang biasa digunakan oleh suatu profesi, misalnya stetoskop, baju astronot, mobil taksi, dan lainnya. Anak didik menebak nama peralatan tersebut, dan menebak nama profesi yang menggunakan peralatan tersebut Peragaan busana profesiAnak didik mengenakan busana atau kostum dengan tema profesi dari rumah. Saat di sekolah ia melakukan peragaan busana dan melakukan presentasi tentang busana yang ia tampilkan Mewarnai gambar atau menggambar tema profesiAnak didik menggambar atau mewarnai gambar dengan tema profesi yang ia sukai, lalu mempresentasikan tentang profesi tersebut. Mempresentasikan gambar tema profesiAnak didik memilih sebuah gambar dari banyak gambar yang disediakan guru, lalu mempresentasikan gambar tersebut di depan kelas. Mempresentasikan alat suatu profesiAnak didik memilih satu buah alat yang sering digunakan oleh profesi tertentu dan menjelaskan profesi apa yang sering menggunakannya serta manfaatnya Mengundang tenaga profesionalGuru mengundang seorang profesional, memintanya memperkenalkan diri, mencerita aneka hal tentang profesi yang ditekuninya, serta memotivasi anak didik agar giat belajar demi menggapai cita-cita. Baca juga: 7 Aktivitas Simpel PAUD untuk Belajar Profesi Pemadam Kebakaran 3. Kegiatan Penutup Anak didik menunjukkan hasil karya mereka dan menceritakan cita-citanya Anak didik menonton video motivasi tentang orang sukes Anak didik menjawab pertanyaan guru tentang cara menggapai cita-cita, serta memotivasi anak didik agar giat belajar Guru memberikan apresiasi kepada setiap anak Anak didik bernyanyi lagu tentang rajin belajar dan menjadi anak yang berkarakter mulia. "What we want is to see the child in pursuit of knowledge, and not knowledge in pursuit of the child." — George Bernard Shaw. Dengan mengajarkan materi bertema aneka profesi dengan kegiatan yang variatif, anak didik akan semakin kaya akan pengetahuan tentang apa yang menjadi cita-cita mereka. Anak didik mendapatkan kesempatan untuk mengeksplorasi cita-cita mereka, serta memahami jalur atau jalan yang dibutuhkan untuk bisa mencapai cita-cita sedini mungkin. Jangan biarkan anak didik hanya memiliki satu cita-cita. Karena di masa depan akan semakin banyak cita-cita yang bisa dicapai seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi. Baca juga: 5 Cara Asyik Mengenal Profesi pada Anak, Cara ke 3 Paling Seru! "Ketika kita membantu anak-anak menetapkan tujuan dan menghubungkan tujuan itu dengan hal-hal yang mereka sukai, kita tidak hanya mengajarkan ambisi—kita sedang membangun arah, fokus, dan ketangguhan." - Ellen Galinsky KABI - Kisah Teladan Nabi: Media Asyik Mengajarkan Karakter Islami Sumber referensi: Montessori., Maria. (2020). Montessori Method [1] Shaw, George Bernard. (1911). Bubo Quote [2] Galinsky, Ellen. Mind in the Making: The Seven Essential Life Skills Every Child Needs. (2010) [3]
Modul ajar dengan pendekatan deep learning bertema Bermain Huruf Vokal ini secara khusus bisa digunakan untuk panduan pembelajaran bersama anak PAUD usia KB (2-4 tahun). Maria Montessori mengatakan "Kita membuat pembelajaran menjadi sulit bagi anak-anak dengan mencoba mengajarkan mereka melalui metode orang dewasa; cara yang alami dan menyenangkan bagi anak-anak adalah melalui pengalaman langsung dan eksplorasi." Pendekatan pembelajaran dengan cara alami anak-anak belajar, yaitu melalui pengalaman langsung, pembelajaran siswa aktif, dan kegiatan eksplorasi, akan membuat pembelajaran menjadi lebih mudah dipahami dan menyenangkan. Pembelajaran ini sangat sesuai dengan prinsip pembelajaran mendalam atau Deep Learning. Baca juga: Puluhan Cara Bermain Huruf Vokal AIUEO Asyik Banget, Dijamin Edukatif dan Ramah Anak Modul ajar ini akan memberikan inspirasi bagi guru PAUD, khususnya pendidik anak KB, agar bisa memberikan pembelajaran yang lebih bermakna, mendalam, dan menyenangkan, ketika mengajarkan materi huruf vokal (A, I, U, E, O). Variasi kegiatan dalam modul ajar ini akan mengajak anak didik untuk mengenali, menyebutkan, dan mengasosiasikan huruf vokal dengan benda di sekitar. A. Kegiatan Pembuka Anak didik diajak bernyanyi lagu “Huruf Vokal” dengan bergerak atau menari Anak didik mengamati huruf vokal yang ditunjukkan guru di papan tulis dengan media gambar Anak didik menebak huruf apa saja yang terpampang di papan tulis Anak didik menonton video bertema huruf vokal Anak didik menyebutkan nama-nama benda di sekitar dan menerka apakah benda tersebut berawalan huruf vokal. Beberapa contoh benda yang diawali huruf vokal adalah:A: apel, alat musik, awan, asbakE: es krim, ember, ekor, earphoneI: ikan, istana, ijuk, isolasi (lakban)O: obat, oven, orang-orangan,U: uang, uban, ular, unta. B. Kegiatan Inti 1. Permainan sensorik John Amos Comenius mengatakan: "All learning should be put before the senses." Metode pembelajaran ini menekankan pada stimulasi indera Siapkan alat dan bahan berupa kain flanel, pasir, playdough Beberapa permainan yang bisa dilakukan adalah: Meraba kain flanel: anak didik meraba kain sambil menutup mata dan menebak bentuk huruf vokal pada kain flanel yang diraba Bermain pasir: anak didik membuat / menggambar bentuk huruf vokal dengan jari Bermain playdough: anak didik menebak nama huruf vokal yang dibuat guru. Baca juga: Modul Ajar PAUD Topik BERMAIN HURUF VOKAL / ALFABET | Contoh RPPH KB Usia 3-4 Tahun 2. Belajar dengan mengalami Aktivitas ini juga dikenal dengan experiential learning. Malcolm Gladwell, dalam artikelnya mengatakan: "We learn by example and by direct experience because there are real limits to the adequacy of verbal instruction". Gladwell menjelaskan bahwa pembelajaran melalui kegiatan praktik dan pengalaman langsung lebih efektif dibandingkan instruksi verbal semata Siapkan benda nyata berawalan huruf vokal yang memungkinkan untuk dibawa ke kelas, misalnya apel, anggur, asbak, ember, isolasi, obat, uang, dan lainnya. Lalu, sembunyikan benda-benda tersebut di dalam kelas yang nantinya akan dicari serta dikumpulkan oleh anak didik. Baca juga: 7 Tips Belajar Huruf Abjad yang Menyenangkan 3. Pembelajaran multi-sensorik (Multisensory learning) Barbara Oakley menyatakan: "We learn best when we use several different senses—hearing, seeing, and, perhaps especially, being able to feel with our hands." Oakley menjelaskan bahwa penggunaan lebih dari satu indera dalam aktivitas pembelajaran bisa menstimulasi pemahaman dan meningkatkan daya ingat Salah satu kegiatan yang cocok dalam metode pembelajaran ini adalah gerak lagu. Mengapa? Karena saat melakukan gerak lagu, anak didik akan menggunakan indera pendengaran, penglihatan, serta bagian tubuh lainnya Ajak anak didik melakukan gerak lagu dengan iringan lagu yang menyebutkan aneka huruf vokal. Setiap huruf vokal yang disebutkan dalam syair lagu akan diikuti dengan gerakan anak didik membentuk huruf dengan gerakan badan. Salah satu contonya membuat gerakan huruf “i” dengan cara berdiri tegak sambil menyebutkan bunyi “i” dengan lafal yang baik. 4. Kegiatan kreatif Siapkan alat dan bahannya yaitu pewarna makanan atau cat air, pensil warna, dan stiker huruf Cat air yang dicampur dengan sedikit air digunakan untuk melukis dengan tema huruf vokal Pensil warna digunakan untuk menggambar atau mewarnai aneka huruf vokal Stiker digunakan untuk menghias kreativitas buatan sendiri, misalnya pesawat dari bahan kardus, mobill dari bahan tutup botol, dan lainnya. C. Kegiatan Penutup Kegiatan evaluasi bisa dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan mengajak anak didik berinteraksi Anak didik menyanyikan kembali lagu tentang huruf vokal Anak didik bermain pantun yang diajarkan guru, misalnya:Ada dua burung beo,Namanya Ikbal dan VanyaAda huruf A, I, U, E, OItu huruf vokal namanya Susan Linn menyatakan: "Bermain adalah dasar dari pembelajaran, kreativitas, ekspresi diri, dan pemecahan masalah yang konstruktif. Melalui bermain, anak-anak bergulat dengan kehidupan untuk membuatnya bermakna." Dalam kutipan di atas, Linn menyoroti bahwa kegiatan bermain merupakan salah satu bentuk pembelajaran mendalam, karena dengan melakukan permainan anak didik akan belajar dengan hati senang. Pengelolaan kelas dan dinamika pembelajaran yang baik serta bervariasi akan mendukung pembelajaran menjadi semakin bermakna dan berkesadaran. Marbel TK dan PAUD: Media Belajar yang FUN untuk Anak Indonesia Sumber referensi Montessori, Maria. (2022). Montessori quote of the day [1] Comenius, John Amos. (2019). Sensory play goes beyond the basics [2] Gladwell, Malcolm. (2005). We learn by example and by direct experience [3] Linn, Susan. (2021). The most quotable quotes about play learning [4]
Modul Ajar dengan pendekatan deep learning bertema taman buah dan bunga ini bisa menjadi panduan mengajar bagi guru PAUD, khususnya untuk anak usia TK atau 4-6 tahun. Michael Brown, dalam bukunya berjudul "Nature's Classroom: Teaching Toddlers Through Flora", mengatakan: "Pengenalan berbagai jenis buah dan bunga pada tahun-tahun awal perkembangan membantu dalam pengembangan keterampilan motorik halus, pengenalan warna, dan pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia alam." Pembelajaran dengan pendekatan tentang buah dan bunga sangat penting bagi perkembangan anak usia dini. Anak didik bisa diajak untuk melakukan kegiatan praktik dan mengalami secara langsung dalam pembelajaran. Guru PAUD bisa membantu anak didik dalam mengembangkan motorik halus, pengenalan warna, pemahaman tentang Sains, serta kecerdasan naturalis anak didik. Unduh GRATIS: LKA PAUD Tema Buah dan Tema Menarik Lainnya Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan tentang warna, bentuk, manfaat, serta cara merawat buah dan bunga. Diharapkan pula, anak didik mampu mengungkapkan pendapatnya tentang buah dan bunga favorit, untuk mendukung perkembangan kemampuan berpikir logis, berpikir kritis, berkomunikasi dengan percaya diri. Baca juga: Modul Ajar Harian PAUD Tema Liburanku, Pergi ke Kebun Raya | Kurikulum Deep Learning TK Usia 4-6 Tahun Berikut ini adalah rincian kegiatan dari Modul Ajar PAUD - TK ini: 1. Kegiatan Pembuka (10-15 menit) Anak didik menyanyikan lagu “Lihat Kebunku” dengan riang Anak didik menebak nama buah dan bunga yang ditunjukkan guru Anak didik mendeskripsikan bentuk dan warna bunga dan buah yang ditunjukkan guru Anak didik menjelaskan manfaat bunga dan buah bagi kehidupan manusia Anak didik menonton video tentang cara merawat tanaman Anak didik menjelaskan cara merawat taman atau tanaman dan menceritakan pengalaman merawatnya. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik Bunga, Tumbuhan. Sesuai KurMer 2. Kegiatan Inti (25-30 menit) Eksplorasi taman: Anak didik berjalan-jalan di sekitar taman sekolah, dan menunjuk buah serta bunga yang ada di taman Observasi buah dan bunga: Anak didik melihat, menyentuh, atau membau buah dan bunga yang tersedia, serta mengenal tekstur, bentuk, dan bagian-bagiannya Bermain tebak-tebakan dengan media gambar: Anak didik menyebutkan nama buah atau bunga yang ditunjukkan guru, serta menjawab aneka pertanyaan yang diberikan Kreasi kolase: Sediakan kertas warna yang dipotong menjadi beberapa bagian untuk ditempelkan pada gambar buah dan bunga yang tersedia Menggambar dan mempresentasikan buah favorit: Karya lukisan yang dibuat siswa dipresentasikan dengan panduan pertanyaan dari guru, misalnya: “Apa buah kesukaanmu?”, “Mengapa kamu menyukainya?”, “Kapan kamu terakhir memakan buah tersebut?”, dan lainnya Tepuk buah dan bunga: Anak didik bertepuk dua kali (plok plok) bila guru menyebutkan nama buah, dan bertepuk tiga kali (plok plok plok) bila guru menyebutkan nama bunga Mendongeng: Guru menceritakan fabel berjudul "Kisah Kancil, Rubah, dan Kelinci"Di tengah hutan yang rindang, rubah, kancil, dan kelinci menemukan pohon buah yang sarat dengan apel merah. Kelinci ingin memetiknya, tapi pohonnya terlalu tinggi untuk dijangkau. Rubah berkata, "Aku bisa memanjat, tapi aku hanya akan mengambil buah untuk diriku sendiri." Kancil pun berpikir cepat dan berkata, "Bagaimana kalau kita bekerja sama agar semua bisa makan?"Mereka setuju: kelinci mengumpulkan daun kering, kancil membuat tangga dari ranting, dan rubah memanjat. Saat rubah sampai di atas, ia tergoda untuk mengambil semua apel untuk dirinya. Namun saat ia mencoba turun sendiri, tangga goyah dan hampir jatuh.Untung kancil dan kelinci menahan tangga dan menyelamatkan rubah. Rubah pun merasa bersalah dan membagi semua apel dengan teman-temannya. Sejak saat itu, mereka belajar bahwa kerja sama dan berbagi membuat kebahagiaan jadi lebih besar. 3. Kegiatan Penutup (10-15 menit) Anak didik membuat lingkaran dan berbagi cerita tentang buah dan buah favoritnya serta beberapa hal tentang pembelajaran hari ini (bisa dipandu dengan pertanyaan) Anak didik menjawab pertanyaan refleksi, misalnya tentang pentingnya merawat ciptaan Tuhan berupa tanaman dan taman yang indah Anak didik mendapatkan apresiasi dari guru Anak didik bernyanyi lagu tentang rasa syukur atas alam yang indah, misalnya “Ciptaan Tuhan”. "Pembelajaran tentang keanekaragaman buah dan bunga memungkinkan anak-anak untuk melihat tangan Tuhan dalam ciptaan-Nya, menumbuhkan rasa syukur dan tanggung jawab terhadap lingkungan." (Dr. Robert Allen - “Spiritual Growth in Early Childhood: Embracing Nature's Gifts") Dengan pembelajaran ini, niscaya akan mampu menumbuhkan rasa syukur anak didik atas ciptaan Tuhan, serta membangkitkan semangat anak didik akan tanggung jawabnya dalam menjaga serta melestarikan alam karunia-Nya yang indah. Sungguh teman pembelajaran yang sangat luar biasa, karena tidak hanya mencerdaskan otak. Namun, pembelajaran ini juga bisa mengembangkan kecerdasan spiritual anak didik. Baca juga: 7 Tips agar Anak Suka Makan Sayur dan Buah "Children are naturally spiritual beings. Their innate curiosity about the natural world is a gateway to spiritual experiences and understanding." - Lisa Miller Sumber referensi: Brown, Michael. (2017). Nature's classroom: teaching toddlers through flora [1] Allen, Dr. Robert. (2021). Spiritual growth in early childhood: embracing nature's gifts [2] Miller, Lisa. The spiritual child: the new science on parenting for health and lifelong thriving [3]