Hari Selasa tanggal 8 Agustus 2017, Educa Studio mengadakan kunjungan ke TK Kartini Sukoharjo, Kab. Semarang dalam rangka memperingati Hari Game Indonesia dan memperkenalkan belajar sambil bermain menggunakan media game bersama Marbel®.
Mendapat Sambutan Antusias
40 anak-anak lebih dari kelas TK Kecil dan TK Besar yang mengikuti acara ini. Acara dimulai dengan memperkenalkan Marbel kepada anak–anak, lalu setelah itu anak – anak dibagi menjadi 5 kelompok dan bermain gawai berisikan ratusan game edukasi Marbel. Dengan di dampingi oleh para Ibu Guru beserta kakak-kakak dari Educa Studio, anak–anak terlihat sangat antusias sekali belajar sambil bermain.
TK Kartini
TK Kartini sendiri terletak di Sukoharjo, Kabupaten Semarang. TK Kartini didirikan 14 tahun yang lalu karena kerinduan Ibu Puji Asih beserta rekan-rekan untuk memajukan pendidikan di Sukoharjo dan supaya anak – anak jangan sampai bermain tidak jelas kemana- mana. Berawal dari menumpang di rumah warga dengan hanya beberapa murid, sekarang TK Kartini telah memiliki gedung sendiri dengan sekitar 40 murid dari TK Kecil dan TK Besar.
Game Marbel di Mata Para Pendidik
Kehadiran game edukasi Marbel rupanya sangat membantu anak–anak dalam belajar supaya tidak cepat bosan dan supaya tidak terpengaruh dengan game yang isinya kurang sesuai untuk anak-anak. Menanggapi permasalahan ini, Ibu Puji Asih menyampaikan terima kasih dan dukungan untuk Marbel karena dengan adanya Marbel anak – anak bisa tetap bermain tapi tidak merusak ide -ide anak itu sendiri, melainkan konten yang positif dan menumbuhkan kreativitas.
Kita tidak bisa memungkiri bahwa perkembangan jaman berkembang berjalan sedemikian cepatnya. Hal ini begitu berdampak terhadap semua hal termasuk perilaku, kebiasaan dan cara belajar anak. Karena itu, cara belajar anak sekarang tidak bisa disamakan dengan cara belajar pada jaman dahulu. Generasi masa kini begitu terbuka dengan berbagai macam teknologi termasuk yang paling masif adalah internet dan gawai pintar. Tentunya hal ini membawa tantangan sendiri karena tanpa kontrol dari orang tua maupun pendidik justru akan membawa pengaruh yang kurang sesuai untuk anak–anak.
Meskipun demikian, pasti akan ada dampak postitif dan negatif yang ditimbulkan. Namun, alih-alih menjauhkan anak-anak dari teknologi, kita justru harus bisa memanfaatkan teknologi untuk kebaikan anak–anak termasuk untuk kegiatan belajar mengajar. Belajar dan mengajar yang melibatkan kreativitas dan teknologi tentu akan lebih menyenangkan dan tidak terasa membosankan seperti proses belajar konvensional. Sudah waktunya Indonesia menumbuhkan tenaga pendidik yang sadar akan perkembangan teknologi dan yang mampu mengambil manfaatnya untuk perkembangan proses belajar mengajar. Maju terus Pendidikan Indonesia!!