Top
Kamis, 10 April 2025 | Edukasi

Di sekolah, khususnya di PAUD atau SD sosok guru adalah sosok yang paling menjadi sorotan bagi siswa. Siswa bisa menganggap guru sebagai pemberi ilmu, teladan, sahabat, idola, dan lainnya. Guru memiliki kekuatan dalam mengubah siswa ketika mereka berada di sekolah. Dampak perkataan guru terhadap mental siswa Haim G. Ginott, seorang psikolog dan pendidik, mengungkapkan: "Saya telah menyimpulkan bahwa pentingnya kata-kata yang diucapkan guru kepada siswa tidak dapat diremehkan. Kata-kata dapat membawa kehancuran atau penyembuhan. Kata-kata dapat menghancurkan semangat atau membangkitkannya." Guru memiliki “power” untuk mengubah siswa, dari segi keterampilan, kecerdasan, dan dan karakternya. Itulah mengapa guru perlu berhati-hati dalam berkata-kata. Karena kata-kata yang diucapkan guru kepada siswa, baik secara akumulatif, apalagi kata-kata yang langsung merujuk pada seorang siswa, bisa membawa dampak yang besar bagi mental siswa. Haim G. Ginott menyebut bahwa kata-kata guru bisa “membawa kehancuran” atau “penyembuhan”, “menghancurkan semangat: atau “membangkitkannya”. Baca juga: Menanamkan 22 KEBIASAAN POSITIF pada Anak 1-2 TAHUN dengan Cara Menyenangkan Label negatif dari guru dan dampaknya bagi siswa Memberikan label negatif kepada seorang siswa juga bisa membawa dampak negatif bagi perkembangan mental siswa tersebut. Misalnya, saat seorang guru memberikan label “susah diatur” kepada seorang siswa. Berikut ini beberapa dampak negatifnya: Menumbuhkan bibit bullying: Teman-teman sekelas berpeluang untuk menyebut atau memperlakukan siswa tersebut sesuai dengan label negatif yang diberikan gurunya. Siswa lain bisa ikut mengucilkan atau mengejek siswa tersebut. Menurunkan kepercayaan diri: Siswa selalu merasa atau berpikir bahwa label gurunya adalah benar dan sulit diubah. Ia juga mungkin berpikir bahwa gurunya bisa membantunya agar bisa membuktikan bahwa label negatif tersebut bisa hilang. Namun, bila guru mengulang-ulang label negatif tersebut, siswa bisa tersugesti bahwa ia akan sulit berubah. Hal ini bisa berdampak pada menurunnya kepercayaan diri siswa tersebut. Efek Pygmalion (Self-Fulfilling Prophecy): James Rhem, menyatakan: "If a teacher believes a student can't achieve much, isn't very bright, they may tend to teach simpler things and create an atmosphere of failure." Keyakinan negatif guru terhadap kemampuan siswa, dapat menciptakan lingkungan yang kurang mendukung perkembangan siswa ke arah positif. Siswa bisa mengalami penurunan motivasi dalam mencapai hal yang positif lainnya. Padahal, ada banyak potensi, keterampilan, dan karakter siswa yang bisa dikembangkan. Satu kesalahan yang seorang siswa lakukan dan label yang disematkan oleh seorang guru karena kesalahan tersebut, bisa menurunkan semangat siswa dalam mencapai hal positif lainnya. Merusak hubungan baik guru dan siswa: Siswa yang mendapatkan label negatif cenderung akan menghindari dan bersikap lebih tertutup. Terkadang siswa menjadi kurang respek terhadap guru tersebut. Tentu saja, hal ini bisa berdampak negatif pada prestasi akademis siswa. Menghambat pertumbuhan sosio-emosional siswa: Siswa bisa tumbuh menjadi pribadi yang rendah diri, serta kurang percaya diri. Apalagi, saat siswa lain mulai meremehkan, baik secara verbal maupun secara non verbal / perilaku (memandang secara sinis atau menertawakan). Baca juga: Inilah 7 Tips agar Anak Bisa Selalu Berpikir Positif Merespon perilaku negatif siswa secara positif dan bijaksana Jasper Fox, Sr. seorang pendidik, mengatakan: "Putting your students' emotional needs first is important because without feeling safe and understood, no instructional strategy will be effective." Kutipan di atas akan menjadi dasar dari langkah positif dan bijaksana yang perlu diambil oleh guru. Berikut ini adalah beberapa langkah tersebut: Terapkan pendekatan positifAjak siswa yang berperilaku negatif berbicara empat mata. Pahami karakter dan kebutuhannya. Setelah, itu berfokuslah memberikan nasihat dengan berfokus pada perilaku negatif yang siswa lakukan. Mungkin siswa akan melakukan kesalahan yang sama. Jangan lelah untuk terus mengingatkan tanpa ada embel-embel label negatif. Hindari hukumanJadikan konsekuensi edukatif sebagai hal yang perlu ia lakukan saat siswa membuat kesalahan (terutama yang dilakukan berulang-ulang). Misalnya dengan meminta siswa untuk berdiskusi empat mata atau mengajak siswa membuat surat kesepakatan untuk tidak mengulangi perbuatan yang sama. Mengalihkan perhatianSaat Anda dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk menyelesaikan persoalan atau memberikan nasihat saat itu juga, Anda bisa mengalihkan perhatian siswa. Selanjutnya, Anda bisa mengajak siswa mendiskusikan bersama tentang kesalahan yang dilakukan dalam lingkup kelas (tanpa menunjuk si “A” yang berbuat salah). Anda bisa mengajak siswa berdiskusi, dengan mengatakan, “Tadi saya melihat ada beberapa siswa yang sibuk bermain sendiri saat guru menjelaskan”. Jadilah teladanJaga kata-kata dan perilaku Anda sebagai guru. Hal ini akan berdampak besar bagi cara siswa berkata-kata dan berperilaku dalam keseharian di sekolah. Berikan motivasi, apresiasi, dan inspirasiSeorang guru harus yakin bahwa setiap hari siswa akan berkembang menjadi lebih baik. Temukan perkembangan positif dari setiap siswa, bukan hanya menilai berdasar kesalahan yang dibuat siswa. Berikan apresiasi dan motivasi agar tetap semangat belajar dan berubah menjadi lebih baik.Sedangkan inspirasi bisa diberikan dengan menceritakan perkembangan positif siswa, atau memberikan inspirasi lewat dongeng / video cerita animasi (khususnya tentang cara mengatasi masalah dan memperbaiki kesalahan). . Pentingnya kerja sama dengan orang tuaAjak orang tua berdiskusi. Saat berdiskusi, pastikan Anda siap dengan perkembangan positif siswa dan baru kemudian menceritakan hal-hal yang masih perlu dikembangkan agar menjadi lebih baik. Pastikan perbanyak kata-kata positif selama berdiskusi dengan orang tua. Baca juga: Sikap Bijak Orang Tua Saat Anak Berbuat Salah "I've come to the frightening conclusion that I am the decisive element in the classroom... As a teacher, I possess a tremendous power to make a child's life miserable or joyous." - Haim G. Ginott, psikolog dan pendidik Guru PAUD & SD sahabat Educa, apakah kita ingin membuat hari-hari siswa penuh kegembiraan? Atau kesedihan? Semua kembali pada diri kita. Mari jadikan sekolah sebagai lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi semua siswa agar dapat tumbuh menjadi lebih baik dengan kata-kata positif, apresiatif, dan motivatif. Media Pembangun Karakter si Kecil: Cerita Anak Interaktif - RIRI   Sumber referensi: Ginott, Haim G. (1972). Teacher and child: A book for parents and teachers [1] Rhem. James. (2017). Pygmalion in the classroom [2] Fox, Sr. Jasper. (2023). Connection precedes learning and self regulation [3] Ginott, Haim G. (1972). Teacher and child: a book for parents and teachers [4]

Rabu, 09 Oktober 2024 | Edukasi

Contoh pidato ini bisa digunakan pada saat upacara bendera, pertemuan dengan orang tua atau wali murid, acara seminar, dan acara lainnya, terutama dalam memperingati hari kesehatan mental sedunia, yang jatuh pada tanggal 10 Oktober 2024. LKA Gratis: Dari Educa Studio untuk Anak Indonesia Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan. Yang saya hormati, Bapak dan Ibu orang tua murid dan rekan guru, serta seluruh keluarga besar PAUD yang hadir pada hari ini. Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kebahagiaan, damai, kesehatan, dan kesempatan yang diberikan Tuhan kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul di sini pada peringatan Hari Kesehatan Mental 2024 ini. Artikel Terkait:- KESEHATAN MENTAL GEN ALPHA: Apa Saja Gangguan dan Penyebabnya? Mengapa Perlu Dijaga? Bagaimana Menjaganya?- Tips MENGUATKAN MENTAL dan Kepercayaan Diri Si Kecil SEBELUM MASUK SD | Latihan TRANSISI PAUD - SD yang Menyenangkan Pada kesempatan yang istimewa ini, saya ingin menyampaikan betapa pentingnya menjaga kesehatan mental, tidak hanya bagi kita sebagai orang dewasa, tetapi juga bagi anak-anak usia dini. Anak-anak kita, sebagai generasi penerus bangsa, yang sedang berada dalam perkembangan golden age, sangat membutuhkan perhatian khusus agar dapat tumbuh dengan sehat secara fisik, emosional, dan mental. Berbicara mengenai kesehatan mental, tentu saja hal ini tidak hanya segala sesuatu yang berhubungan dengan gangguan atau masalah mental. Namun, kesehatan mental sangat erat hubungannya dengan suka cita hati, kedamaian hati, serta kenyamanan yang anak-anak rasakan. Baca juga: 5 Tips untuk Memperkuat Kesehatan Mental Anak Bila anak-anak merasa nyaman dengan diri mereka sendiri, saat berada di lingkungan rumah, masyarakat, dan sekolah, tentu saja mereka akan semakin mampu mengatasi setiap tantangan dan persoalan yang dihadapi dalam hidup sehari-hari. Mereka akan memiliki kehidupan sosial yang baik, dan perkembangan keterampilan, karakter, dan kecerdasan yang semakin optimal. Anak-anak belajar dari setiap pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Segala sesuatu yang dilihat, didengar, dan rasakan, dimanapun mereka berada, akan sangat mempengaruhi perkembangan mereka. Sebagai pendidik, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan dukungan dan bimbingan agar perkembangan emosional anak-anak bisa tumbuh secara maksimal. Untuk mencapai semua itu, tentu saja sangat dibutuhkan sinergi yang baik antara pihak sekolah dan orang tua. Baca juga: Menjadi Guru yang Hebat demi Menguatkan Mental Anak Didik Walaupun guru dan orang tua mendidik dan membimbing anak di tempat yang berbeda, tapi ada persamaan pola didik dan pola asuh baik di rumah maupun di sekolah. Beberapa diantaranya adalah: Yang pertama, memberikan perhatian dan kasih sayang. Anak-anak sangat membutuhkan kenyamanan yang berasal dari orang-orang terdekat, sesuai dengan lingkungan atau tempat dimana mereka berada. Perhatian dan kasih sayang bisa memberikan rasa aman, nyaman, dan damai di hati mereka. Sehingga mereka bisa berkembang maksimal, dan jauh dari rasa khawatir, perasaan kurang perhatian, kesepian, dan lainnya. RIRI (Cerita Anak Interaktif): Koleksi Dongeng Anak Edukatif dan Ramah Anak, DIJAMIN   Yang kedua, memberikan kesempatan pada anak untuk berekspresi.Sebagai orang yang lebih dewasa, tentu baik orang tua maupun guru, perlu memahami apa yang anak rasakan, anak pikirkan, dan segala tantangan yang sedang mereka hadapi. Kita harus berusaha memberikan waktu untuk mendengarkan segala “uneg-uneg” dan hal-hal yang sedang dirasakan, baik rasa gembira ataupun saat sedang sedih. Yang ketiga, memberikan ruang pada anak untuk berkembang.Ada banyak hiburan-hiburan yang menyenangkan di luar sana. Namun, tidak semua hiburan bisa memberikan kontribusi dan dampak yang positif bagi perkembangan yang anak. Baik orang tua maupun guru, perlu bekerja sama agar anak bisa memiliki ruang atau lingkungan yang positif, yang bisa menjadi sarana mengembangkan diri dari segala aspek kecerdasan, termasuk karakter anak. Kita bersyukur, di sekolah, anak-anak memiliki kesempatan untuk melakukan aneka kegiatan positif, baik di saat jam pelajaran sekolah, maupun saat kegiatan ekstra kurikuler. Baca juga: Inilah Beberapa Persiapan Fisik dan Mental Sebelum Anak Bergabung di PAUD Yang keempat, menjadi teladan.Guru dan orang tua perlu menjadi contoh yang baik bagi anak. Memang bukan hal yang mudah. Kita menyadari bahwa kita semua pasti memiliki kelemahan. Namun, bersama anak-anak, kita diajak untuk terus belajar menjadi pribadi yang baik. Sehingga anak semakin mampu meneladani perkataan dan perbuatan kita sehari-hari. Bapak dan Ibu yang kami hormati, marilah kita bersinergi, sebagai guru dan orang tua, dalam menciptakan masa depan yang gemilang bagi anak-anak.Semoga dengan memperhatikan kesehatan mental anak sejak dini, kita bisa membentuk anak menjadi pribadi yang baik, gembira, cerdas, dan mampu bertumbuh secara optimal dalam segala aspek kecerdasan serta keterampilan. Dalam peringatan Hari Kesehatan Mental, yang jatuh pada tanggal 10 Oktober 2024 ini, kita semakin memperhatikan dan kian peduli dengan pentingnya menjaga kesehatan mental. Marilah kita mulai dari menjaga kesehatan mental kita, secara pribadi lepas pribadi. Sehingga dengan kegembiraan dan kedamaian hati yang kita rasakan, anak-anak juga akan merasakan hal yang sama. Semoga kehadiran kita, mampu memberikan kegembiraan dan pemulihan dari setiap rasa kecewa, rasa sedih, rasa bosan, dan perasaan kurang baik lainnya. Semoga kehadiran kita lebih bermakna dan lebih ditunggu anak-anak, daripada handphone, yang tentu saja bisa menjadi sarana hiburan bagi anak-anak. Karena perhatian dan kasih sayang yang kita berikan, lebih bermakna dari apapun juga. Sekian beberapa hal yang bisa saya utarakan hari ini. Terima kasih atas perhatian Bapak dan Ibu sekalian. Semoga Tuhan selalu memberikan kesehatan dan kebahagiaan bagi kita semua. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua. Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan. Sumber Referensi: 1. Wmhdofficial.com. (2024). [1] 2. Mentalhealth.org.uk. (2023). Public engagement world mental health day [2] 3. Freepik.com. (2023). Portrait young muslim woman yellow [3]

Jumat, 13 Januari 2023 | Edukasi

Membangun energi positif di pagi hari adalah hal yang sangat penting. Bila kita bisa memompa energi positif dengan optimal, maka segala aktivitas dalam sehari pasti bisa dijalani dengan lebih ringan. Bagaimana dengan si kecil? Tentu saja ia juga perlu membangun energi positif di pagi hari. Peran Ayah dan Bunda adalah hal yang penting, agar ia semakin bersemangat dalam beraktivitas, terutama saat ia menjalani hari di sekolah. Dilansir dari Indiaparenting.com, seorang pakar parenting mengatakan: “Energi positif membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang sehat, bahagia, dan memiliki emosi yang stabil.” Tips di bawah ini akan membantu Ayah dan Bunda dalam membimbing si kecil, agar ia bisa menjalani harinya dengan suka hati karena energi positif yang sudah dibangun sejak pagi. Mari kita simak bersama! 1. Mendiskusikan Aktivitas Pagi Hari Bersama si Kecil Anak-anak usia dini biasanya akan cepat merasa bosan dengan aktivitas yang bersifat monoton. Apalagi bila aktivitas tersebut bukan berasal dari minat mereka. Ajaklah si kecil untuk berdiskusi atau libatkanlah ia dalam membuat jadwal aktivitas atau rutinitas di pagi hari. Ayah dan Bunda dipersilakan untuk memberikan ide saat berdiskusi bersama si kecil, misalnya dengan mengajak anak bermain, mendengarkan dongeng podcast, atau melihat film cerita yang menarik. Biarkan si kecil memilih aktivitas apa yang ia gemari. Agar tidak lupa, Ayah Bunda bisa mencatatnya atau membantu menyusun jadwal agar bisa ditampilkan atau ditempel pada dinding kamar tidur si kecil. Aktivitas mewarnai gambar juga bisa menjadi pilihan aktivitas buat si kecil. Ayah dan Bunda bisa mengunduh lembar media mewarnai gambar di twinkl.id. Ada lembar media mewarnai gambar yang baru saja diposting, yaitu yang bergambar tokoh-tokoh Marbel. Di bawah ini adalah contoh-contoh gambarnya!   2. Menu Makan Pagi Kegemaran dan Menyehatkan Ayah dan Bunda bisa memberikan menu sarapan yang menyehatkan untuk si kecil. Beberapa contoh menu makan pagi yang menyehatkan adalah sandwich, oatmeal, egg muffin, sup jagung, salad buah, nasi goreng sayuran, oatmeal buah, dan lainnya. Ayah dan Bunda bisa berdiskusi bersama si kecil untuk menjadwalkan menu sarapan baginya. Pastikan bahwa setiap hari si kecil makan menu makan pagi yang berbeda. Atau paling tidak, Ayah dan Bunda perlu mengusahakan, bila hari ini ia makan roti sandwich, besoknya ia tidak makan roti sandwich lagi. Sayur dan buah adalah jenis makanan yang menyehatkan juga. Bila si kecil mengalami persoalan dalam mengonsumsi sayur dan buah, Ayah dan Bunda bisa membaca artikel ini untuk mendapatkan solusinya. 3. Atur Jadwal Istirahat Lama waktu istirahat terbaik untuk usia anak-anak adalah 9 jam per hari. Istirahat atau tidur yang cukup bisa membuat badan si kecil menjadi lebih bugar dan sehat. Agar si kecil bisa mengatur waktu istirahatnya dengan baik, Ayah dan Bunda bisa meminta anak untuk tidak bermain perangkat komunikasi sebelum tidur. Pastikan bahwa saat 1 jam sebelum tidur, ia sudah melakukan aktivitas 'no screen time' bersama Ayah dan Bunda. Beberapa contoh aktivitas 'no screen time' yang baik adalah membacakan buku untuk anak, mewarnai gambar, menggambar, mengajak anak bermain flashcard edukatif, dan aktivitas yang santai serta menenangkan lainnya. Di saat santai sebelum tidur malam, Ayah dan Bunda bisa mengajak anak bermain flash card. Permainan yang santai dan menyenangkan bisa membuat si kecil lebih mudah terlelap. Dapatkan flash card yang menarik, edukatif, dan ramah anak di Toko Marbel Junior. 4. Merapikan Tempat Tidur dan Berdoa Merapikan tempat tidur bisa meningkatkan rasa bangga anak pada dirinya sendiri. Mengapa? Karena saat ia merapikan tempat tidur, si kecil akan mendapatkan pengalaman dalam membuat suatu perubahan. Perubahan dari sesuatu yang kurang baik menjadi lebih baik, yaitu pada saat ia mampu mengubah ruangan yang kurang rapi menjadi lebih rapi. Setelah merapikan tempat tidur biasanya anak akan lebih fokus dalam melakukan aktivitas yang lain, misalnya berdoa, mandi, dan melakukan aktivitas lainnya. Bila si kecil belum terbiasa, Ayah dan Bunda bisa mengajak si kecil untuk melakukan aktivitas pagi secara bersama-sama.. Ayah dan Bunda, masih ada banyak lagi kebiasaan-kebiasaan baik yang bisa diajarkan kepada si kecil yang bermanfaat untuk membangun semangat serta energi positifnya. Karena dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik, si kecil pasti akan tumbuh menjadi pribadi yang mulia dan bisa selalu memberikan pengaruh yang positif. Ayah dan Bunda bisa mengajak si kecil mengenal aneka kebiasaan baik lainnya dengan memainkan gim di bawah ini! 5. Persiapkan Perlengkapan Sekolah di Malam Hari Bila si kecil sudah mempersiapkan segala perlengkapan sekolah di malam hari dengan baik, ia pasti juga akan lebih tenang serta lebih siap untuk berangkat sekolah. Ia tidak perlu merasa tergesa-gesa dan yang pasti akan mengurangi rasa cemas, karena segalanya sudah dipersiapkan dengan baik. Ia tidak perlu khawatir bila ada perlengkapan sekolah yang tertinggal. 6. Ciptakan Suasana Rumah yang Gembira Kegembiraan sejati berasal dari hati. Bila Anda ingin agar si kecil bersemangat dan memiliki energi positif di pagi hari, Ayah dan Bunda harus menciptakan suasana yang gembira di dalam hati Anda sendiri. Bangunlah kegembiraan suasana hati Ayah dan Bunda dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang menggembirakan, menyehatkan, dan positif. Ayah dan Bunda bisa berolahraga, melakukan hobi, dan lainnya. Bila ada suatu persoalan, pastikan Ayah dan Bunda sudah menyelesaikannya di malam hari, bukan di pagi hari. Karena saat pagi hari adalah waktu dimana setiap anggota keluarga menyambut hari yang baru dan beraktivitas dengan semangat yang baru. Mengapa? Supaya ayah dan bunda bisa memberikan senyuman terbaik dan sapaan yang memotivasi serta penuh semangat kalau bertemu si kecil di pagi hari. Energi positif dari Ayah dan Bunda pasti akan tersalurkan ke dalam hati si kecil. Ayah dan Bunda bisa mengajak si kecil bernyanyi dan tersenyum bersama dengan menyanyikan lagu berjudul "Senyuman Sedekah Sederhana" di bawah ini. Lagu ini akan membantu si kecil untuk bisa selalu tersenyum mulai dari pagi hari. Energi positif perlu dijaga dengan banyak melakukan perbuatan yang baik dan menghindari perilaku yang tidak baik. Yuk, dukung si kecil agar semakin mampu melakukan perbuatan baik dengan tekun membangun karakternya setiap hari. Tetap semangat membimbing sang buah hati agar bisa memancarkan energi positif di mana saja dan kapan saja! Bangun karakter anak dengan media dongeng. Kini, Educa Studio telah merilis koleksi dongeng dalam bentuk podcast yang bisa didengarkan di Noice.id. Sumber Referensi: 1. Indiaparenting.com. (2022). how-to-attract-positive-energy-around-children [1] 2. Freepik.com. (2022). Asian teenager s portrait isolated blue space beautiful female [2] 3. Freepik.com. (2022). Young mother little boy blanket with happiness [3]

Selasa, 10 Januari 2023 | Edukasi

Disleksia sering ditemukan pada anak usia dini. Tanda-tanda anak dengan gangguan belajar ini adalah: memiliki kelemahan dalam melafalkan kata dengan baik. mengalami kesulitan dalam menulis dan melafalkan huruf. memiliki keterlambatan dalam hal keterampilan membaca. Dikutip dari Mayoclinic.org, seorang pakar kesehatan anak mengatakan: “Deteksi dan evaluasi dini perlu dilakukan untuk mengetahui apa yang dibutuhkan penyandang disleksia secara spesifik, sehingga ia bisa menerima treatment yang tepat dan mengarah pada perkembangan yang positif.” Agar anak disleksia bisa melakukan aktivitas membaca dan menulis dengan baik, Ayah dan Bunda perlu mengajarinya dengan cara-cara yang khusus dan tepat. Semakin cepat penanganannya, semakin baik pula hasilnya. Beberapa diantaranya adalah: 1. Metode Belajar Membaca dan Menulis yang Menarik serta Menyenangkan Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan akan meningkatkan semangat dan daya fokus anak. Daya imajinasi dan kemampuan berpikirnya juga akan terus stimulasi secara lebih optimal. Ayah dan Bunda bisa mengajari anak disleksia dengan aneka media belajar membaca dan menulis berbasis teknologi seperti di bawah ini: Aplikasi Gim “Marbel Membaca” Aplikasi Gim “Marbel Pelajaran TK dan PAUD”. Aplikasi Gim “Marbel Menulis Huruf”. Video Lagu Edukasi Berjudul “Huruf Awal Kata”. Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan juga bisa menggunakan aneka alat peraga yang edukatif, misalnya: Poster Angka Flash Card Marbel Huruf Flash Card Marbel Belajar Fauna Bahasa Inggris Pastikan Ayah dan Bunda bersemangat dan bersuka cita saat mengajari si kecil. Semangat dan sukacita yang Ayah dan Bunda rasakan dan berikan kepada si kecil akan membuatnya mampu belajar dengan gembira, full of spirit, dan tanpa beban. 2. Membantu Mengatur Jadwal Belajar Membaca dan Menulis Selain mengajari anak dengan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, Ayah dan Bunda perlu membantu mengatur jadwal belajarnya. Bila Ayah dan Bunda sudah terbiasa mengajarinya membaca dan menulis di sore hari, lakukanlah hal itu secara rutin. Agar anak tidak merasa bosan dan terbebani, disarankan untuk mengajarkan baca dan tulis tidak lebih dari 20 menit. Ditengah kesibukannya dalam belajar, Ayah dan Bunda perlu menyisipkan variasi aktivitas yang menyenangkan lainnya, yaitu bermain, melakukan olahraga favorit anak, makan bersama dengan menu makanan kesukaan, menonton film kegemaran, dan lainnya. Jangan lupa untuk mengatur waktu istirahat bagi si kecil. Waktu istirahat yang baik juga bisa meningkatkan kualitas belajarnya. Sikap disiplin adalah karakter yang penting agar ia bisa melaksanakan jadwal belajarnya dengan baik. Silakan membaca artikel ini agar karakter disiplin anak bisa berkembang dengan baik. 3. Membacakan Buku Cerita untuk Anak Ayah dan Bunda perlu memahami buku cerita yang menarik dan menyenangkan untuk dibaca anak. Pastikan buku tersebut memuat banyak gambar yang menarik. Tulisan yang berukuran besar juga sangat disarankan agar anak semakin mampu membacanya dengan lebih jelas. Bahasa yang sederhana dan memuat kalimat yang tidak terlalu panjang akan membuat si kecil lebih mampu memahami isi cerita. Pastikan juga bahwa isi ceritanya bertemakan pengalaman hidup sehari-hari sehingga mudah dimengerti sang buah hati. Ayah dan Bunda bisa membantu si kecil membacakan buku cerita dengan suara yang keras dan jelas. Hal ini akan membantu si kecil untuk memahami isi cerita dengan lebih baik. Setelah itu berikan kesempatan kepada si kecil untuk menceritakan kembali dengan bahasanya sendiri. Ayah dan Bunda juga bisa mengajak si kecil berdiskusi tentang buku cerita yang selesai dibacakan. Salah satu jenis buku cerita yang baik untuk anak adalah yang mengandung pesan moral. Inilah beberapa contoh cerita anak yang sarat akan moral value, menarik, ramah anak, dan bisa didapatkan dalam bentuk e-book. Ada versi contoh gratisnya, lho... . 4. Bermain Balok Huruf Balok huruf adalah mainan anak yang berbentuk kubus dan bertuliskan aneka macam huruf. Ayah dan Bunda bisa merangkai atau menyusun beberapa balok huruf sehingga susunan huruf tersebut membentuk sebuah kata. Bermain dengan media balok juga bermanfaat untuk mengasah kemampuan motorik halus, meningkatkan konsentrasi anak saat belajar, serta menstimulasi kemampuan koordinasi tangan dan mata. Selain bermain balok huruf, Ayah dan Bunda bisa mengajarkan pengenalan huruf dengan media flash-card.  5. Menggambar Mind Map Anak-anak disleksia biasanya memiliki aneka gagasan-gagasan menarik dan kreatif. Ayah dan Bunda perlu menyediakan sarana baginya untuk mengekspresikan gagasan-gagasan tersebut, sehingga daya kreativitas, kemampuan berimajinasi, dan kecerdasannya bisa berkembang dengan baik. Agar gagasan atau ide si kecil bisa tersalurkan dengan baik, Ayah dan Bunda bisa memintanya untuk membuat mind map. Saat membuat mind map kemampuan motorik halus dan keterampilan anak dalam menulis juga bisa berkembang dengan lebih optimal. Mengajari anak disleksia memang membutuhkan kesabaran yang ekstra. Namun, bila Ayah dan Bunda bisa mendampingi si kecil saat belajar dengan penuh cinta, pasti lama-kelamaan bisa menikmati aktivitas pendampingan belajar ini. Semoga setiap aktivitas belajar dan treatment yang Anda berikan bisa membawa perkembangan yang positif bagi si kecil. Baca juga: - Cara Simpel Meningkatkan Kreatifitas Anak dalam Menggambar - Tips Mengembangkan Hobi Membaca pada Anak - Aneka Aktivitas Menyenangkan untuk Belajar Huruf Apakah Anda ingin agar si kecil kian mampu membuat aneka konten digital yang menarik, kekinian, dan edukatif? Apakah Anda juga ingin agar karakter si kecil semakin hebat dalam hal keterampilan berkolaburasi, berpikir kritis, dan berkomunikasi? Yuk, ikutan kelas gamelab.id untuk anak. Info lengkapnya silakan klik gambar di bawah ini! Sumber Referensi: 1. Mayoclinic.org. (2022). Diagnosis treatment [1] 2. Freepik.com. (2022). Man toddler home drawing [2] 2. Freepik.com. (2022). Medium shot girl man making cardboard [3]

Rabu, 28 Desember 2022 | Parenting

Sesibuk apa pun orang tua dalam mengasuh anak, “me time” adalah saat yang sangat penting agar hati tetap bahagia, sehingga kesehatan fisik dan mental tetap terjaga. Dilansir dari washingtonparent.com, Paige Trevor berpendapat: ““Me time” adalah cara kami mengisi kembali energi pengasuhan kami. Begitulah cara kami memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga serta merawat diri kepada anak-anak kami. Begitulah cara kami menciptakan suasana serta sikap saling menghormati ruang privasi.” Ayah dan Bunda pasti ingin sang buah hati tumbuh optimal dan selalu bahagia dengan pola asuh yang Anda berikan. Namun, me time tentu saja juga sangat dibutuhkan oleh orang tua yang sibuk bekerja dan mengasuh sang buah hati. Apa saja manfaatnya? Yuk, kita simak pula penjelasan selengkapnya! 1. Meningkatkan Kebahagiaan dan Mencegah Stres Saat Ayah dan Bunda merasa mudah lelah, mengalami kesulitan untuk bisa fokus, serta sulit mengontrol emosi, mungkin me time adalah hal yang Anda butuhkan. Anda perlu melakukan hal-hal yang menjadi kegemaran Anda, misalnya menggambar, membaca novel, atau melakukan hobi lainnya, agar Ayah dan Bunda tidak mengalami "burn out" (keadaan mental yang kurang baik), sehingga mengganggu pekerjaan serta aktivitas penting lainnya. Saat Ayah dan Bunda melakukan me time, silakan berikan aktivitas yang positif kepada si kecil, misalnya: Bermain aplikasi gim edukatif pembelajaran TK dan PAUD. Bermain flash card bermuatan edukasi. Menonton film dongeng pembangun karakter. Membaca e-book buku dongeng inspiratif. Mendengarkan dongeng yang mendidik versi podcast di noice.id. 2. Membuat Tubuh Rileks dan Hati Tenang Ayah dan Bunda tentu tidak menginginkan kata-kata kasar secara tidak sengaja terucap di depan si kecil, apalagi disertai dengan perilaku yang menjurus pada kekerasan fisik. Suasana hati yang tenang serta sabar, dan keadaan tubuh yang rileks (tidak tegang) akan membuat Ayah dan Bunda lebih mampu mengucapkan kata-kata yang baik dan positif serta lebih mampu melakukan segala aktivitas dengan baik. Melakukan me time merupakan salah satu hal positif dan penting untuk membuat tubuh tetap rileks dan membuat suasana hati lebih baik serta tenang. Hati yang tenang akan membuat Ayah dan Bunda merasakan kebahagiaan, mencegah melakukan keteledoran, serta memungkinkan Anda membuat keputusan-keputusan kecil yang baik dalam hidup. 3. Saat untuk Introspeksi Diri Setiap hari Ayah dan Bunda tentu sangat sibuk dengan aneka aktivitas atau rutinitas yang padat. Padahal kita juga membutuhkan waktu untuk melakukan introspeksi diri. Introspeksi diri adalah saat dimana kita meluangkan waktu untuk mengenal diri kita, hal-hal baik apa yang sudah kita lakukan, dan hal-hal kurang baik apa yang perlu kita perbaiki di masa mendatang. Bila saat melakukan introspeksi, ternyata Anda menyadari ada kesalahan yang pernah Anda lakukan kepada si kecil, tidak ada salahnya bila Ayah dan Bunda meminta maaf. Tidak ada kata terlambat untuk meminta maaf dan melakukan perbaikan di masa mendatang. Namun, bila Ayah dan Bunda merasa semua baik-baik saja, tetaplah melakukan yang terbaik untuk kebaikan si kecil dan seluruh keluarga. Introspeksi diri juga adalah saat dimana kita semakin bisa menghargai diri sendiri dan menumbuhkan rasa bangga serta cinta pada diri sendiri. Rasa cinta dan bangga pada diri sendiri akan membuat Ayah dan Bunda semakin mampu mengasihi si kecil dengan tulus hati, memberikan nasihat dengan kata-kata yang baik, dan memberikan rasa nyaman padanya. 4. Memperbaiki Kinerja Tubuh Setiap manusia butuh waktu istirahat. Saat istirahat adalah waktu bagi kita untuk mengumpulkan tenaga kembali. Saat beristirahat juga adalah waktu dimana badan kita memperbaiki sel-sel tubuh yang telah rusak. Itulah mengapa setelah kita beristirahat pikiran lebih jernih, daya fokus meningkat, sehingga mengurangi resiko terjadinya kecelakaan saat beraktivitas maupun saat mengasuh sang buah hati. Bila tubuh kita sehat dan memiliki imun yang baik, tentu kita juga tidak akan mudah terserang penyakit. Saat me time bisa menjadi waktu yang tepat bagi Ayah dan Bunda beristirahat bersama. Sambil beristirahat, Ayah dan Bunda bisa memutarkan koleksi dongeng yang ramah anak serta sangat edukatif. Klik gambar di bawah ini untuk mendengarkan koleksi dongeng "Riri, Cerita Anak Interaktif" di Noice.id. 5. Meningkatkan Produktivitas Ayah dan Bunda tentu memiliki aneka tugas atau pekerjaan harian yang perlu diselesaikan. Agar tugas dan pekerjaan Anda bisa terselesaikan serta dengan kualitas yang baik, tentu Anda membutuhkan kesegaran hati dan pikiran. Ambillah waktu me time meski hanya 15 sampai 30 menit, pasti Anda akan merasakan manfaatnya. 6. Lebih Mampu Bersyukur Me time tidak harus Ayah dan Bunda terapkan dengan melakukan aktivitas yang kita suka atau mengambil waktu untuk beristirahat. Namun, Anda juga bisa menerapkannya dengan duduk diam, merenung (bukan melamun), serta bisa kita bawa dalam doa. Ayah dan Bunda bisa mengingat kembali kebaikan-kebaikan dan karunia-karunia Tuhan yang sudah diterima, dialami, dan dirasakan. Semakin banyak kebaikan-kebaikan yang ditemukan, Ayah dan Bunda akan semakin jauh dari segala pikiran yang negatif. Anda akan menjadi lebih bersemangat serta penuh dengan harapan, dan tentu saja hidup akan menjadi lebih bahagia. Setiap diri kita, pasti memiliki aneka kelebihan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap diri kita juga memiliki keterbatasan. Me time adalah saat terbaik agar kita memiliki kekuatan untuk mengatasi segala keterbatasan kita.  Bila saat ini Ayah dan Bunda merasa lelah secara fisik dan mental, jangan lupa untuk mengambil waktu me time. Jangan sampai mengalami burn out, yang bisa merugikan diri sendiri serta sang buah hati. Tugas utama dalam mengasuh si kecil adalah Bunda. Namun, kehadiran Ayah dalam mengasuh si kecil juga sangat penting, agar Ayah dan Bunda bisa saling melengkapi dan saling mengisi. Ayah dan Bunda bisa mengasuh anak dan melakukan me time secara bergantian. Selain me time, Ayah dan Bunda juga bisa melakukan rekreasi. Libur Natal dan Tahun baru yang bertepatan dengan libur akhir semester 1 ini bisa menjadi saat yang pas untuk bertamasya bersama keluarga. Ayah dan Bunda bersama si kecil bisa mengunjungi aneka tempat wisata yang indah dan mempesona. Obyek wisata yang indah dan menarik bisa menjadi tempat berfoto ria agar menjadi kenangan yang seru dan membahagiakan. Oh iya, kebetulan Educa Studio sedang mengadakan "Holiday Photo Competition". Cukup post foto atau video keseruan orang tua atau wali bersama anak menggunakan aplikasi Marbel TK Paud atau Riri atau Kabi di Instagram feed. Apa hadiahnya? Anda ingin tau info selengkapnya? Silakan klik gambar di bawah ini! Semoga artikel ini bermanfaat untuk Ayah dan Bunda, agar tetap menjadi orang tua yang bersemangat dan bahagia. Bila orang tua bahagia, pasti sang buah hati juga merasakan hal yang sama. Selamat mencoba! Baca juga: 1. Membangun Karakter Anak yang Berhati Mulia dan Bahagia 2. 5 Tips untuk Memperkuat Kesehatan Mental Anak 3. 6 Kiat Menhindari Luka Batin Terjadi pada Anak Sumber Referensi: 1. Trevor, P. (2022). The importance of me time for parents [1] 2. Freepik. (2022). Beauty people emotions summer leisure concept relaxed calm [2] 3. Freepik. (2022). Medium shot mother and kid [3]