Guru PAUD dan SD sahabat Educa, apa itu kemampuan berpikir komputasional? Apa manfaatnya? Mengapa perlu diterapkan di jenjang PAUD dan SD? "Computational thinking is a fundamental skill for everyone, not just for computer scientists. To reading, writing, and arithmetic, we should add computational thinking to every child's analytical ability." (Jeannette M. Wing, Computational Thinking, 2006) Kemampuan berpikir komputasional mencakup keterampilan dalam menganalisis, memecahkan masalah, dan berpikir logis. Kemampuan ini sangat bermanfaat tidak hanya di bidang IT. Namun, kemampuan ini juga bermanfaat dalam aneka bidang, termasuk aneka kegiatan yang biasa dilakukan oleh siswa usia PAUD dan SD (Sekolah Dasar). Baca juga: Strategi MENGASAH KECERDASAN DIGITAL pada Anak Usia 5-6 Tahun Kemampuan komputasional terbagi menjadi 4 aspek utama, yaitu: 1. Decomposition (Dekonstruksi) – Memecah masalah menjadi bagian-bagian kecil. 2. Pattern Recognition (Pengenalan pola) – Mengenali pola atau kesamaan dalam masalah. 3. Abstraction (Abstraksi) – Menyaring informasi penting dan mengabaikan detail yang kurang relevan. 4. Algorithmic thinking (Berpikir algoritmik) – Membuat langkah-langkah atau aturan sistematis untuk menyelesaikan masalah. Lembar Kerja Anak GRATIS: BELAJAR HEWAN dengan LEMBAR KERJA ANAK Contoh sederhana penggunaan 4 aspek di atas adalah saat siswa diajak membuat kue. Dekomposisi: Diaplikasikan saat siswa membagi tugas, siapa yang bertugas menyiapkan alat-bahan, siapa yang membuat adonan, siapa yang mencetak menjadi bentuk menarik, siapa yang memanggang. Pattern recognition: Diaplikasikan saat siswa mengenali pola pengulangan dalam proses memasak, misalnya saat menuang bahan basah dan kering. Abstraction: DIaplikasikan saat siswa memahami langkah-langkah utama atau yang terpenting tanpa perlu menghafal semua langkah secara mendetail. Algorithmic thinking: Diaplikasikan dengan mengikuti cara atau langkah pembuatan kue dari awal (proses persiapan) sampai selesai (siap dihidangkan). Baca juga: KEGIATAN ANAK yang Sederhana & Termudah DENGAN HANDPHONE | Kembangkan Literasi Digital Bersama Si Kecil Usia 5-6 Tahun Mengapa Perlu Dikembangkan di PAUD dan SD Zaman Sekarang? Marina Umaschi Bers mengatakan: "Teaching computational thinking in early childhood can help children develop problem-solving skills that are applicable across disciplines." Mengajarkan kemampuan berpikir komputasional kepada siswa sejak dini, akan membantunya dalam mengembangkan mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, tidak hanya dalam bidang teknologi. Namun, kemampuan ini bisa membantu siswa dalam berpikir sistematis, mengenali pola, dan menemukan solusi efektif yang akan berguna dalam aneka bidang ilmu pengetahun. Selain itu, beberapa manfaat lainnya adalah: Semakin mampu beradaptasi:Teknologi semakin maju. Siswa dengan kemampuan berpikir komputasional yang baik, akan semakin mudah menyesuaikan dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi Memupuk kemandirian dalam menyelesaikan masalah: Siswa semakin mampu berpikir logis, kreatif, dan efektif. Keterampilan problem solving saat menghadapi persoalan hidup sehari-hari semakin baik dan mandiri. Meningkatkan kemampuan Matematika dan Sains: Banyak soal dan pemecahan masalah dalam Matematika dan Sains dapat diselesaikan secara komputasional. Mengembangkan collaborative skill: Siswa semakin hebat dalam bekerja sama dalam tim, terutama dalam menyelesaikan persoalan dan membagi tugas secara dalam kelompok. Baca juga: PANDUAN Penting dan TIPS KEMBANGKAN SOFT SKILL GURU PAUD di Era Digital 2024 Stephen Wolfram menjelaskan: "Computational thinking is going to be needed everywhere. And doing it well is going to be a key to success in almost all future careers." Hubungan kemampuan komputasional dengan pembelajaran deep learning Seperti kita tahu, pembelajaran deep learning sangat menekankan pada pembelajaran yang berorientasi pada kegiatan praktik dan pengalaman nyata melalui kebiasaan sehari-hari. Kemampuan berpikir komputasional juga bermanfaat saat siswa secara berkelompok menyelesaikan tugas berbasis proyek. Pembelajaran berbasis pengalaman bukanlah pembelajaran yang kaku dan penuh aturan. Guru hanya memberikan instruksi, kemudian membiarkan siswa belajar bersama melalui pengalaman nyata dan membiarkan siswa belajar dari kesalahan yang dilakukan. Siswa juga diajak untuk tidak hanya memahami konsep. Namun, dengan kemampuan berpikir komputasional siswa akan diajak untuk menyelesaikan persoalan dengan cara yang lebih sistematis. Misalnya dengan cara berdiskusi, berbagi tugas, dan menganalisa suatu soal atau masalah. Di akhir pembelajaran, siswa bisa diajak untuk melakukan refleksi, melakukan evaluasi, dan menemukan makna atau manfaat dari pembelajaran atau aktivitas yang baru saja dikerjakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapannya Bagi siswa PAUD dan SD (khususnya kelas 1-3), guru bisa menerapkannya dengan cara: Bermian: Ajak siswa melakukan permainan sederhana, misalnya bermain puzzle, balok susun, dan teka-teki. Berdiskusi dan aktivitas kelompok: Ajak siswa berdiskusi secara interaktif saat menjelaskan teori sederhana. Arahkan setiap jawaban dari pertanyaan siswa menuju tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Setelah itu, ajak siswa melakukan diskusi dan mengerjakan tugas serta kegiatan praktik secara berkelompok. Integrasi dengan teknologi: Ajak siswa mengerjakan tugasnya dengan memanfaatkan teknologi, misalnya dengan mencari sumber informasi dengan Google Search. Gunakan pendekatan hands-on: Dalam pembelajaran siswa diajak untuk melakukan suatu aktivitas, misalnya menggambar, mewarnai, dan lainnya. Akan lebih baik lagi bisa ada benda fisik yang bisa digunakan sebagai media belajar, misalnya saat belajar mengamati serta menganalisa suatu benda. "Programming allows you to think about thinking, and while debugging you learn learning." - Nicholas Negroponte Ketika seseorang melakukan pemrograman, ia akan melatih cara berpikir secara mendalam, berpikir logis, dan menemukan solusi secara efektif. Sedangkan ketika melakukan proses debugging (memperbaiki kesalahan dalam proses coding), ia akan belajar bagaimana memahami kesalahan, mencari solusi, serta memperbaiki kesalahan. Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis dan reflektif atau berpikir secara lebih mendalam, siswa akan semakin mampu menemukan banyak ide agar tidak membuat kesalahan yang sama dan menemukan pemikiran baru untuk lebih memaknai suatu materi pembelajaran. Pembelajaran tidak tentang benar dan salah saat mengerjakan soal, tapi juga tentang membuka wawasan baru untuk berkreasi dan memahami manfaatnya dalam hidup sehari-hari. KABI (Kisah Nabi): Animasi Keren Media Belajar Karakter Islami Sumber referensi: M. Wing, Jeannette. (2006). Computational Thinking [1] Bers, Marina Umaschi. (2018). Coding as a playground: programming and computational thinking in the early childhood classroom [2] Wolfram, Stephen, (2016). How to teach computational thinking [3] Negroponte, Nicholas. Leaders and trendsetters all agree on one thing [4] Freepik.com. (2023). Close up mother kid [5]
Hari Raya Idul Fitri adalah momen yang tepat untuk menjalin tali silaturahmi dalam keluarga. Salah satu tradisi yang sering dilakukan adalah mengadakan kunjungan atau Halal bi Halal ke rumah sanak saudara. Momen ini bukan hanya tentang berkumpul dan berbagi kebahagiaan, tetapi juga kesempatan untuk mengajarkan nilai-nilai penting kepada si kecil. Dr. Darosy Endah Hyoscyamin berkata, "Melibatkan anak dalam interaksi keluarga, seperti kunjungan saat hari raya, dapat membantu mereka memahami nilai kasih sayang, kebersamaan, dan empati yang penting bagi perkembangan sosial mereka." Jangan biarkan si kecil hanya bermain handphone atau sibuk sendiri saja. Ayah Bunda bisa mengarahkannya agar lebih aktif berinteraksi dengan keluarga, menyapa, dan menikmati momen kebersamaan. Baca juga:Modul Ajar & RPPH PAUD / TK Usia 5-6 Tahun, Tema : Kegiatan Asyik Merayakan Lebaran Dengan pendampingan yang tepat dan efektif, semoga si kecil, khususnya yang berusia PAUD usia 4-6 tahun dan SD kelas 1-3, semakin merasakan kebahagiaan di hari raya Idul Fitri dan tumbuh menjadi anak yang semakin memahami nilai-nilai sosial. Manfaat kunjungan keluarga bagi anak Ada banyak manfaat dari aktivitas kunjungan keluarga saat Idul Fitri, antara lain: Mengajarkan nilai silaturahmi Si kecil semakin memahami pentingnya menjaga hubungan baik antar anggota keluarga. Belajar kesopananSi kecil bisa belajar menyapa dengan sopan, memberi salam, mencium tangan kerabat yang lebih tua, berkomunikasi dengan lembut serta santun, dan lainnya. Mengembangkan rasa percaya diriSi kecil berkesempatan untuk bertemu dengan orang baru. Hal ini bisa memupuk rasa percaya diri dan keterampilan berinteraksi. Memperluas relasiPertemuan dengan kerabat dekat atau jauh bisa memperluas relasi dan mempererat tali persaudaraan. Mengurangi screen timeJohn W. Santrock berpendapat, “Bermain bersama teman sebaya dalam aktivitas sosial yang menyenangkan tidak hanya meningkatkan keterampilan komunikasi anak, tetapi juga mengurangi ketergantungan mereka pada teknologi sebagai satu-satunya sumber hiburan.” Dengan melakukan kegiatan sosial yang menyenangkan dan penuh suka cita, si kecil akan semakin fokus pada interaksi secara langsung. Baca juga:5 Ide Kegiatan Merayakan Lebaran Praktis Anak Usia 4-6 Tahun: Plus Tutorial dan Manfaatnya Panduan agar kunjungan keluarga lebih bermakna di mata si kecil Urie Bronfenbrenner berpendapat, “Anak-anak lebih mungkin menikmati aktivitas sosial jika orang tua membuatnya menyenangkan dan bermakna, misalnya dengan menceritakan kisah-kisah keluarga yang menarik atau melibatkan mereka dalam persiapan kunjungan.” Peran orang tua sangatlah besar dalam membuat si kecil benar-benar menikmati suatu aktivitas sosial seperti kunjungan keluarga. Inilah beberapa hal yang bisa membuat si kecil semakin menikmati kunjungan keluarga Menjelaskan makna kunjungan keluargaKunjungan keluarga bertujuan untuk membangun dan menjaga hubungan keluarga. Maka, si kecil perlu bersikap sopan dan hormat pada kerabat yang dikunjungi. Melatih cara berperilaku sopanAjarkan cara memberi salam, menyapa, dan mengucapkan selamat hari raya dengan tulus hati. Hindarkan penggunaan gadgetAjak si kecil membuat kesepakatan agar tidak menggunakan gadget selain untuk keperluan mendesak, apalagi di saat sedang bertegur sapa atau berbicara dengan kerabat. Ajak si kecil terlibat aktifAjak si kecil terlibat aktif dalam pembicaraan. Jangan hanya berfokus pada pembicaraan yang terlalu serius atau seputar kabar orang yang sudah dewasa. Ajak si kecil bertanya jawab dan bercerita hal menarik sesuai usianya. Libatkan dalam kegiatan keluargaBeberapa hal yang bisa dilakukan saat kunjungan keluarga adalah membawakan oleh-oleh, merapikan meja, menawarkan hidangan, menyediakan piring kertas untuk cemilan, dan lainnya. Baca juga:Modul Ajar dan RPPH PAUD Topik: Berwisata di Hari Lebaran - Kurikulum Merdeka Belajar Apa manfaat kunjungan keluarga bagi perkembangan si kecil? Lev Vygotsky dalam bukunya berjudul Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes, berkata, “Ketika anak terlibat dalam kegiatan keluarga yang bermakna, mereka mengembangkan keterampilan sosial, empati, serta pemahaman tentang peran dan tanggung jawab dalam komunitas keluarga.” Semoga melalui kegiatan kunjungan keluarga saat hari raya Idul Fitri, si kecil juga akan semakin memahami pentingnya menghormati orang yang lebih tua, memberikan waktu bagi sesama (tidak hanya mementingkan diri sendiri), dan memperkenalkan kebudayaan khas Indonesia dalam menjaga tali silaturahmi. Bahkan, saat si kecil mampu bersikap tenang dan tidak sibuk sendiri, si kecil bisa belajar makna kesabaran. Seperti kita tahu pula, setiap keluarga pasti memiliki aturan keluarga yang berbeda-beda. Si kecil bisa belajar tentang pentingnya membawa diri dan ketaatan pada aturan atau budaya dimanapun ia berada. Baca juga:Sambut Lebaran, Educa Group Bagikan Hampers Untuk Karyawan Dan Warga Seperti kata Urie Bronfenbrenner, “Momen spesial dalam keluarga, seperti perayaan keagamaan, menjadi sarana bagi anak untuk belajar tentang norma sosial, tradisi, dan pentingnya hubungan antargenerasi.” Dengan pendampingan yang tepat, anak-anak akan lebih memahami makna Idul Fitri dan menjadikannya pengalaman yang berkesan serta penuh nilai kebaikan. Ayah Bunda, ayo manfaatkan momen istimewa di hari rayal ini untuk menanamkan kebiasaan baik yang akan berguna bagi si kecil di masa depan. MARBEL PAUD dan TK: Media Belajar dan Bermain saat Liburan Sumber referensi: Dr. Darosy Endah Hyoscyamina. Peran Keluarga dalam Membangun Karakter Anak [1] Santrock, John W. (2011). Child Development (Perkembangan Anak). McGraw-Hill. [2] Bronfenbrenner, Urie (1979). The Ecology of Human Development. Harvard University Press [3] Vygotsky, Lev (1978). Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes. Harvard University Press [4]
Ramadan adalah momen istimewa bagi si Kecil untuk mulai belajar berpuasa dengan cara yang menyenangkan dan penuh makna. Membimbingnya menjalani puasa sejak dini dapat dilakukan secara bertahap dengan pendekatan yang fleksibel, positif, dan penuh apresiasi. Baca juga:Ajarkan Siswa Makna Puasa Ramadan Lewat Aktivitas Pembelajaran Ini di Sekolah Dengan panduan praktis berikut si Kecil pasti akan lebih semangat dan memahami esensi Ramadan secara mendalam. Yuk, kita simak dan pelajari satu per satu! Menjelaskan makna puasa: Ceritakan dengan bahasa sederhana bahwa puasa adalah bentuk ibadah dengan cara menahan lapar, menahan haus, menghindari yang tidak baik, dan banyak berbuat baik. Bersikap fleksibel: Jika si Kecil merasa sangat lelah atau lapar, Ayah Bunda bisa mengizinkan ia berbuka lebih awal tanpa memaksanya. Memberi contoh positif: Ayah Bunda harus tetap bersemangat dan suka cita. Si Kecil akan lebih mudah memahami puasa dengan melihat orang tua menjalankan ibadah dengan sepenuh hati. Baca juga:8 Tips Agar Anak Sehat dan Penuh Semangat Saat Berpuasa Mengalihkan perhatian dengan aktivitas seru: Ajak si Kecil bermain, menggambar, atau membaca cerita islami dan kegiatan positif lainnya agar tidak terfokus pada rasa lapar. Mengajarkan doa dan ibadah lainnya: Kenalkan si Kecil pada doa berbuka puasa, sholat, dan sedekah agar memahami makna Ramadan secara lebih mendalam. Mengajarkan kesabaran dan kebaikan: Jelaskan bahwa puasa juga tentang belajar mengendalikan diri dari amarah dan agar bisa lebih banyak berbuat yang baik kepada sesama. Menyajikan sahur yang spesial dan bergizi: Berikan makanan spesial dan bernutrisi tinggi agar si Kecil tetap bertenaga serta semangat selama berpuasa. Baca juga:12 Ide Lomba Ramadan Unik dan Menarik Anak PAUD untuk Usia 4-6 Tahun Mengajak berbuka bersama: Libatkan si Kecil dalam menyiapkan menu berbuka agar ia lebih antusias menunggu waktu berbuka. Memulai dengan puasa setengah hari: Biasakan si Kecil berpuasa dari sahur hingga siang hari terlebih dahulu sebelum mencoba puasa penuh. Memberikan apresiasi: Pujian atau hadiah kecil akan memotivasi si Kecil untuk semangat belajar berpuasa. Menjadikan puasa sebagai pengalaman menyenangkan: Ajak si Kecil berbuka dengan makanan favoritnya agar ia lebih semangat menjalankan puasa. Pujilah setiap keberhasilan kecil dalam menjalankan ibadah ini. Mengajarkan nilai berbagi: Libatkan si Kecil dalam membagikan takjil atau sedekah untuk menumbuhkan rasa empati dan rasa peduli sesama. Membacakan kisah Ramadan: Ceritakan kisah inspiratif tentang anak-anak yang berpuasa agar si Kecil lebih termotivasi dan memperdalam ilmunya dalam bidang agamai. Membantu si Kecil mengenali rasa lapar dan haus: Ajarkan ia untuk memahami kapan tubuhnya masih kuat berpuasa dan kapan harus berbuka agar tidak memaksakan diri. Membuat kalender puasa: Ajak si Kecil menandai hari-hari ia berpuasa agar ia merasa bangga dengan usahanya dan termotivasi untuk terus mencoba. Berikan penghargaan untuk keberhasilannya: Tidak ada kata gagal pada setiap usaha si Kecil. Berikan penghargaan saat perayaan Idul Fitri atas usahanya dalam berpuasa. Baca juga:Yuk, DIDIK KARAKTER Anak Usia 4-6 Tahun dengan KEGIATAN RAMADAN yang Menyenangkan! Dengan bimbingan yang penuh kesabaran dan kasih sayang, si Kecil akan semakin termotivasi untuk belajar berpuasa dengan cara yang menyenangkan. Semoga pengalaman Ramadan tahun ini menjadi momen berharga yang membentuk kebiasaan baik serta menanamkan nilai ibadah dalam kehidupan si Kecil. KABI: Animasi Kisah Nabi keren untuk menumbuhkan karakter Islami si Kecil Sumber referensi: Pennyappeal.org. (2024). Help your child fast during ramadan [1] Jeddahmom.com. (2024). Ramadan fasting for children intermittent fasting plan [2]
Untuk menjadi inspirasi bagi anak-anak didik, guru harus terus belajar, beradaptasi, dan memanfaatkan tren terbaru demi pembelajaran yang kreatif dan bermakna. Inilah beberapa kompetensi penting yang perlu dikembangkan atau dikuasai oleh guru di tahun 2025 dan bisa dipelajari saat liburan akhir semester dan liburan Nataru. Baca juga: Tips PENTING untuk Guru PAUD PEMULA di Era Digital: Murid Zaman Now Jadi Senang 1. Pendidikan berbasis integrasi dengan teknologi Banyak aplikasi dan platform edukasi yang memudahkan kinerja guru. Aktivitas yang dulunya terlihat sulit dan membutuhkan waktu lama, bisa dikerjakan lebih mudah dan cepat. Salah satunya, membuat soal atau kuis berbasis gim. Bagaimana caranya? Dalam menu ChatGPT silakan ketik: “10 soal kuis mengenal dunia binatang 2 pilihan jawaban.” Pasti akan keluar 10 soal sesuai permintaan. Soal-soal tersebut bisa di-copy paste ke menu khusus untuk membuat soal di Quizziz. Semua soal akan secara otomatis menjadi gim yang siap dimainkan. Beberapa aplikasi dan platform yang bisa dipelajari secara mandiri adalah Quizziz, Canva, dan Google Classroom. Anda bisa belajar secara autodidak dengan memanfaatkan aneka tutorial di YouTube. Baca juga: Tantangan PAUD Masa Kini agar SIAP BERADAPTASI dengan PERKEMBANGAN TEKNOLOGI | Melatih KREATIVITAS DIGITAL Anak Didik itu PENTING 2. Pemanfaatan gim edukasi Aneka gim edukasi yang bisa dimainkan anak didik banyak tersedia di internet dan aplikasi. Berikut berapa gim menarik untuk anak usia dini antara lain: Marbel TK dan PAUD Funbrain.com Starfall.com Kids.nationalgeographic.com/games Pahami kebutuhan anak didik, dan tingkatkan kemampuan mereka sesuai kebutuhan, dengan mengajak anak bermain gim. 3. Pengembangan kecerdasan emosional Pemanfaatan teknologi sudah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Agar anak tetap terlatih dalam hidup bersosial dan mengembangkan empatinya, guru perlu mengikuti aneka pelatihan atau seminar, seperti: Teknologi sebagai media pengembang keterampilan sosial anak Membangun social skill melalui aktivitas bermakna Melatih empati anak di era digital Mengembangkan empati anak dalam pembelajaran di sekolah Digital balance: Menyeimbangkan teknologi dan interaksi sosial anak Peran guru dalam membentuk generasi berempati di era digital Bila Anda tidak sempat mengikuti pelatihan atau seminar bertemakan di atas, silakan membaca artikel di internet atau membaca buku. Baca juga: Kenalkan Aneka Emosi ke Anak, Ternyata Manfaatnya Luar Biasa 4. Kreativitas dalam pembelajaran di sekolah Guru bisa mempelajari aneka kreativitas menarik yang bisa diajarkan kepada anak-anak di sekolah melalui platform penyedia video atau foto edukasi, seperti YouTube dan Pinterest. Beberapa tema yang menarik, yakni: Membuat kreasi kolase dari bahan kertas origami Melukis dengan teknik blot painting menggunakan cat air dan kertas lipat. Membuat kreasi origami 3D berbentuk binatang. Membuat kerajinan daur ulang dari bahan limbah botol plastik atau kardus. Membuat dekorasi dinding dengan teknik cetak daun (leaf printing). 5. Kompetensi multikultural Guru bisa mengembangkan keterampilan dan pengetahuan tentang keberagaman dengan cara: Membaca artikel atau buku dan menonton video edukasi mengenai pendidikan inklusif dan eksplorasi budaya Bergabung dengan kelompok atau forum diskusi edukasi multikultural Menghadiri acara budaya untuk memahami tradisi dan nilai-nilai masyarakat yang berbhineka Belajar bahasa baru agar makin memahami perspektif budaya lain Mengintegrasikan cerita rakyat atau seni dari berbagai budaya ke dalam pembelajaran Menggunakan permainan dan simulasi yang menggambarkan tantangan hidup di berbagai budaya Baca juga: Ajarkan Keberagaman Budaya kepada Anak dengan Riri Cerita Anak Interaktif 6. Mempelajari metode mengajar berpusat pada anak Guru perlu memahami bakat, minat, dan kebutuhan anak didiknya, agar bisa memberi materi pembelajaran yang adaptif sehingga kian termotivasi dan merasa senang saat pembelajaran. Berikut beberapa caranya: Menambah pengetahuan tentang montessori dan pendidikan berbasis proyek Belajar pendekatan Reggio Emilia, untuk memahami pentingnya eksplorasi, dokumentasi, serta pembelajaran berbasis minat anak Mengikuti pelatihan diferensiasi pembelajaran untuk merancang materi yang sesuai dengan gaya belajar dan kebutuhan anak Menerapkan strategi pembelajaran siswa aktif, seperti diskusi kelompok, percobaan sains, atau peragaan drama Mengaplikasikan praktik mindfulness dalam pembelajaran, demi menciptakan lingkungan belajar yang baik dan mendukung kesejahteraan emosional anak. 7. Keterampilan adaptif dengan tren yang sesuai dengan perkembangan zaman Teknologi terus berkembang dan zaman kian maju. Guru perlu memiliki keterampilan adaptif sesuai tren, perkembangan zaman, juga kebutuhan anak didik. Berikut beberapa caranya: Mengikuti komunitas atau forum pendidikan Banyak membaca jurnal ilmiah Mempelajari keterampilan baru yang relevan, seperti coding, desain grafis, atau literasi digital, untuk diterapkan dalam pengajaran Menggunakan media sosial untuk mengikuti tren global di dunia pendidikan, seperti penggunaan AI dalam pembelajaran. Pendidikan adalah kunci, dan guru adalah pintunya. Agar bisa menjadi guru yang inspiratif dan disukai anak-anak, teruslah membuka pintu itu demi menciptakan masa depan generasi penerus bangsa yang lebih cerah. Dengan bersemangat mempelajari kompetensi baru, semoga anak didik makin mampu menemukan jati diri mereka dan bersemangat meraih cita-citanya sesuai bakat mereka. Semoga liburan akhir semester dan liburan Nataru menjadi kian bermakna dan bermanfaat bagi Anda sebagai guru, dan bagi anak-anak didik nantinya. RIRI: Koleksi Cerita Anak Interaktif untuk Membangun Karakter Si Kecil Sumber referensi: 1. Freepik.com. (2024). People taking part high protocol event [1]2. Rivieradaycare.com. (2024). 5 essential attributes a good kindergarten teacher [2]3. Slideshare.net. (2024). Competencies and professional development needs of kindergarten teachers [3]
Pada masa mendatang, kemajuan teknologi berjalan dengan sangat pesat. Persaingan jadi makin ketat. Maka, sejak usia dini, skills anak perlu dilatih. Aneka soft skills menjadi kemampuan penting yang wajib diajarkan pada si kecil, untuk menghadapi tantangan zaman. Keterampilan ini tidak hanya menyiapkan mereka untuk menghadapi perkembangan teknologi, tetapi juga membantunya tumbuh menjadi pribadi yang adaptif, kreatif, dan tangguh. Inilah beberapa skills yang perlu diperhatikan: Baca juga: 19 Variasi Metode Bermain PAUD & TK Berbasis Teknologi yang Anak Sukai 1. Digital skill Biasa juga disebut kecerdasan digital atau literasi digitai, yaitu kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan perangkat digital, seperti desain grafis, editing video, coding dan sebagainya. Baca juga: Tips Guru Hebat: Menyikapi Perkembangan Teknologi yang Pesat 2. Kreativitas dan inovasi Ajak si kecil menggunakan teknologi saat berkreasi, untuk membuat produk lebih menarik dan bermanfaat. 3. Sosio-emosional Saat beraktivitas dengan teknologi canggih, anak perlu dilatih untuk tetap terampil dalam bersosialisasi, berinteraksi, dan berempati, demi membangun lingkungan juga pergaulan yang positif serta produktif. KABI: Media Pengembangan Karakter Islami dengan Animasi KISAH NABI 4. Berpikir kritis Ajak anak berdiskusi tentang berita terbaru, menggunakan kalimat yang sederhana. Ayah bunda juga perlu membantu si kecil, agar bisa menemukan dan mengembangkan ide-ide baru sesuai bakat dan minatnya. 5. Cerdas dan produktif Di 2025, ilmu dan pengetahuan sangat mudah didapatkan di mana dan kapan saja. Si kecil perlu dilatih agar cerdas dan efektif dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan yang dimiliki, untuk membuat produk yang bermanfaat. 6. Adaptif Teknologi berkembang pesat, dan ekonomi bisa naik dan turun setiap saat. Si kecil perlu disiapkan untuk menghadapi dinamika zaman. Misal, bila si kecil tinggal di perkotaan, perlu dilatih hidup di pedesaan. 7. Tahan mental Di masa mendatang, persaingan dalam bidang pekerjaan makin ketat. Sedari dini, anak perlu berlatih untuk bersikap bijak dalam menghadapi kegagalan. Baca juga: Si Kecil Mudah Grogi? Inilah 6 Cara Sederhana Membangun Mentalnya Jadi Pemberani 8. Jiwa kolaboratif Kemandirian merupakan skill yang penting. Namun, si kecil juga perlu diajarkan bekerja sama. Ajak mereka bergabung dengan komunitas yang positif dan bermanfaat, untuk mengembangkan keterampilan juga bakatnya. Baca juga: Variasi dan Kolaborasi Pembelajaran PAUD Berbasis Kesenian 9. Komunikasi yang efektif Latih kemampuan komunikasi si kecil, baik secara lisan maupun tulisan. Beri mereka kesempatan untuk mengembangkan public speaking, dan kemampuan mengetik pesan dengan kalimat yang sopan juga efektif. 10. Self management Tidak hanya kemandirian, self management juga sangat penting untuk diajarkan kepada si kecil. Contohnya, mengajari si kecil membuat jadwal kegiatan harian, mengatur penggunaan perangkat digital dengan aman serta efektif (tidak berlebihan), dan lain-lain. 11. Networking Ajak si kecil melakukan kegiatan sosial, terlibat dalam komunitas, dan bermasyarakat. Ajarkan padanya cara berkenalan dan membangun relasi dengan pribadi baru. Dengan membekali si kecil 11 soft skills ini, mereka akan makin siap dalam menghadapi perubahan dunia yang kian dinamis. Tentunya, peran orang tua sangat penting, agar sang buah hati makin mampu mengembangkan bakat, keterampilan, juga tiap potensi yang dimilikinya, agar ia tumbuh jadi anak yang cerdas, dan memiliki karakter yang baik serta berintegritas tinggi. Baca juga: LKPD PAUD BELAJAR BERHITUNG DAN ANGKA GRATIS Bisa Diunduh di Portal Ini Sumber Referensi: 1. Oece.nz. (2024). Childcare choices ready for school [1]2. Sph.edu. (2024). Early childhood skills list [2]3. Freepik.com. (2024). Free photo front view smiley teacher explaining kids [3]
Keterampilan menulis adalah kemampuan individu untuk menyampaikan gagasan, pendapat, informasi, maupun perasaannya kepada orang lain melalui tulisan. Kemampuan ini menjadi salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai manusia. Sebab, dengan menulis, individu bisa mengungkapkan pesannya secara efisien, demi mengurangi miskomunikasi atau kesalahpahaman. Selain menulis, keterampilan berbicara dan mendengarkan juga masuk dalam kemampuan berbahasa yang perlu dikembangkan siapa saja. Artikel ini akan membahas bagaimana cara meningkatkan keterampilan menulis anak dengan cara yang efektif, mudah, juga menyenangkan. Cara meningkatkan keterampilan menulis anak Keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada orang lain melalui bahasa tulisan. Beberapa hal yang termasuk dalam keterampilan menulis, yaitu penguasaan huruf, kosakata, dan kemampuan pemahaman bahasa. Baca juga: Educa Studio Rilis Game Edukasi Baru, Marbel Clevo, untuk Siswa Sekolah Dasar (SD) Pengertian keterampilan menulis adalah kemampuan berbahasa yang produktif dan ekspresif untuk berkomunikasi, baik secara langsung maupun tidak, dengan orang lain. Dengan demikian, pada intinya, keterampilan menulis adalah salah satu kemampuan berbahasa secara produktif, efisien, logis, dan kompleks, yang ditujukan untuk menyampaikan gagasan, pikiran, atau pendapat individu. Cara meningkatkan keterampilan menulis anak yang pertama, yakni mengajak anak berlatih menulis bermakna. Setelah anak mengenal simbol, abjad, huruf, dan tanda baca beserta fungsinya, latih anak untuk menulis bermakna. Bebaskan mereka untuk menulis kata atau kalimat yang mungkin merupakan bentuk ungkapan perasaannya. Ayah bunda juga bisa meminta anak menulis daftar mainan atau makanan favorit mereka. Baca juga: Educa Studio Rilis Aplikasi Baru untuk Anak-anak Indonesia, Marbel Bus Kota Kedua, orang tua bisa meningkatkan keterampilan menulis anak dengan membangun suasana yang menyenangkan, seperti mengajak mereka bermain permainan kata, tulisan ajaib, dan sebagainya. Selanjutnya, ayah bunda juga bisa meningkatkan keterampilan anak dengan mengajak mereka membaca buku atau cerita. Selain menambah pengetahuan dan melatih keterampilan menulis, aktivitas ini juga dapat meningkatkan keterampilan membaca mereka. Cara meningkatkan keterampilan anak yang berikutnya, yaitu secara rutin, meminta atau mengajak mereka menulis tiap harinya. Pastikan bahwa kosakata dan huruf yang ditulis sudah tepat dan tidak ada kesalahan penulisan. Kelima, ayah bunda bisa meningkatkan keterampilan menulis anak dengan memperbanyak pujian dan mengurangi kritik. Disadari atau tidak, kritik dengan kalimat yang menyakitkan, justru membuat si kecil enggan menulis. Baca juga: Latih Kesiapsiagaan Anak Usia Dini terhadap Gempa dengan Marbel Siaga Gempa Maka dari itu, ayah bunda perlu mengurangi kritik dan lebih banyak memuji. Jika anak berbuat salah, orang tua bisa menyampaikan kritik itu dengan kalimat positif yang bersifat membangun. Untuk mendampingi proses orang tua dalam meningkatkan keterampilan menulis anak, Educa Studio punya solusi yang tepat dan praktis. Marbel Belajar Menulis + Suara cocok untuk membantu anak meningkatkan keterampilan menulis mereka. Marbel Menulis adalah aplikasi pendidikan yang membantu proses anak belajar huruf maupun angka. Secara khusus, aplikasi ini dirancang untuk si kecil yang berusia 5 hingga 8 tahun. Aplikasi pendidikan ini turut didukung gambar, animasi, hingga narasi suara yang menyenangkan dan mudah dipahami. Anak tidak hanya akan belajar huruf dan kata saja, namun, juga berlatih menulis angka juga kalimat. Baca juga: Buat Proses Belajar yang Menyenangkan bersama Marbel TK PAUD Berikut beberapa fitur yang ada dalam aplikasi Marbel Belajar Menulis + Suara: Berlatih menebalkan garis Menulis huruf kecil dan besar Belajar menulis angka 1-9 Belajar menulis nama warna Belajar menulis nama bentuk Belajar menulis nama buah Belajar menulis nama sayur Belajar menulis nama hewan Belajar menulis nama planet Belajar menulis kata pendek Belajar menulis kalimat pendek. Bersama Marbel Belajar Menulis + Suara, si kecil tidak hanya meningkatkan keterampilan menulis, namun, juga menumbuhkan kemampuan membaca dan pengetahuannya. Ayah bunda bisa mengunduh Marbel Belajar Menulis + Suara di Google Play Store. Yuk, download sekarang juga! Sumber referensi: Bbpmjatim.kemdikbud.go.id. Tips Sukses Belajar Menulis untuk Anak dan Dewasa. (2021). Tanggal akses 11 Desember 2024. Library.umy.ac.id. 5 Cara Jitu Meningkatkan Keterampilan Menulis. (2023). Tanggal akses 11 Desember 2024. Widyastuti, Ana. Kiat Jitu Anak Gemar Baca Tulis. (2017). Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Yulianti, Tri Utama, dkk. Pengaruh Belajar Berkelompok terhadap Keterampilan Menulis Iklan. (2021). Prosiding Seminar Nasional Pendidikan STKIP Kusuma Negara III SEMNARA 2021.