Kemampuan atau keterampilan membaca sebenarnya bisa mulai ditanamkan sejak usia dini. Selain menumbuhkan kebiasaan baik, mengembangkan keterampilan membaca juga punya banyak dampak positif, salah satunya, melatih kemampuan komunikasi anak.
Menurut Chyntia Heru Woro Prastiwi, dkk dalam buku Panduan Bilingual Read Aloud (2022), melatih kemampuan membaca anak bisa dimulai sejak mereka menginjak usia 0 sampai 3 tahun. Perlu diketahui bahwa dalam fase ini, anak-anak tidak akan membaca tulisan. Mereka hanya akan melihat atau membaca gambar yang ada. Maka, tak mengherankan, buku cerita anak-anak untuk usia 0 hingga 3 tahun, masih didominasi gambar-gambar lucu.
Begitu mereka memasuki usia 3 hingga 6 tahun, orang tua mulai bisa mengenalkan buku cerita anak-anak dengan sedikit kata atau kalimat. Pada tahap inilah, anak baru mulai belajar membaca, meski mereka belum mengerti apa maknanya.
Saat memasuki usia 6 sampai 9 tahun, anak-anak mulai diajari membaca bacaan yang lebih panjang, atau mungkin yang sudah tidak ada gambarnya sama sekali. Bahkan sesekali, anak perlu diberikan buku bacaan dengan kata atau kalimat yang lebih panjang.
Setelah itu, masuk pada usia 6 hingga 9 tahun, anak akan diajari untuk membaca bacaan yang lebih panjang, atau mungkin sudah tidak ada gambar sama sekali.
Cara meningkatkan kemampuan membaca anak usia dini
.jpg?1726198730373)
Membaca menjadi salah satu hal terpenting yang memang seharusnya sudah mulai diajarkan kepada anak usia dini. Sebab, anak merupakan aset yang sangat berharga di masa depan. Oleh karena itu, kebiasaan baik membaca sudah sepatutnya ditanamkan sejak kecil.
Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), berikut beberapa cara meningkatkan kemampuan membaca anak usia dini:
- Menyediakan banyak bahan bacaan yang relevan untuk anak, misalnya buku cerita anak-anak, majalah anak-anak, komik, dan sebagainya
- Memberi contoh kepada anak mengenai betapa pentingnya membaca tiap hari. Misalnya dengan membaca koran atau membaca buku saat family time
- Membacakan buku untuk anak tiap harinya, misal dongeng sebelum tidur
- Melibatkan anak saat ingin membeli buku
- Mengajak anak mengunjungi perpustakaan umum atau keliling, minimal seminggu atau dua minggu sekali.
Selain cara di atas, orang tua bisa memakai alternatif lainnya untuk meningkatkan kemampuan membaca anak, yakni dengan mengajak mereka mengeksplorasi gim Riri Cerita Anak Interaktif.
Sebagai informasi, Riri Cerita Anak Interaktif adalah media belajar interaktif anak yang dirilis Educa Studio. Dalam satu gim Riri, termuat ratusan cerita, baik itu fabel, cerita rakyat, dongeng dunia, fiksi, pendidikan karakter, sains, hingga misteri dan edukasi.
Menariknya, Riri tidak hanya berisi cerita rakyat, dongeng, atau fabel populer yang sudah ada sebelumnya, tetapi hadir pula cerita orisinil yang secara khusus dibuat atau dikarang oleh para penulis ahli di Educa Studio. Adapun beberapa fitur menarik yang ada dalam Riri Cerita Anak Interaktif ialah:
- Picture books
- Interactive
- Short story
- Videos
- Activities.
Dengan fitur-fitur di atas, anak tidak hanya akan belajar membaca, tetapi juga melatih kreativitas serta empati mereka. Karena dalam gim Riri juga terdapat aktivitas yang bisa dimainkan oleh anak-anak setelah membaca.
Riri Cerita Anak Interaktif cocok untuk anak usia 2 hingga 6 tahun yang sedang belajar membaca. Selain tampilannya yang menarik dan tidak membosankan, Riri juga hadir dengan bahasa yang mudah dipahami.
Orang tua tidak perlu khawatir anak akan kehabisan bahan bacaan, karena animasi dan ceritanya diperbarui tiap minggu. Selain itu, animasi yang disuguhkan pun sudah pasti ramah dan cocok untuk anak karena didesain oleh para expert atau ahli di bidangnya.
Riri Cerita Anak Interaktif tidak hanya tersedia dalam gim atau aplikasi saja, tetapi juga tersedia dalam video animasi di YouTube, buku digital, buku cetak, hingga podcast.
Ayo ayah bunda, jangan ragu lagi untuk mengunduh gim Riri Cerita Anak Interaktif, atau subscribe channel YouTube Riri!
