Top
Rabu, 15 Januari 2025 | Edukasi

Program Prioritas Kemendikdasmen atau Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah merupakan program dipaparkan oleh Bapak Prof. Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed. dalam rapat kerja bersama Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia di Jakarta. Dalam penerapan program dan kebijakannya, Kemendikdasmen akan menggalakkan partisipasi dari seluruh ekosistem pendidikan. Salah satu programnya yang paling penting adalah penguatan pendidikan karakter. Baca juga: Cara Orang Tua Mengajarkan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat 2025 Sesuai Anjuran Kemendikdas Penguatan Pendidikan Karakter atau Akhlak (Character Building) di PAUD/TK sangat esensial, karena usia dini adalah masa emas perkembangan, di mana nilai-nilai seperti kejujuran, disiplin, dan empati lebih mudah ditanamkan. Karakter yang kuat menjadi fondasi bagi anak untuk tumbuh menjadi individu yang cerdas, terampil dan berakhlak mulia. Pendidikan karakter juga membantu anak belajar bersosialisasi dan menghadapi tantangan di lingkungan sekitarnya dengan sikap positif dan optimis Bagaimana strategi yang bisa dilakukan pihak sekolah dan guru PAUD? 1. Pelatihan bimbingan konseling dan pendidikan nilai untuk guru kelas Bertujuan meningkatkan kemampuan guru kelas dalam memberi bimbingan konseling kepada siswa, juga menyisipkan pendidikan nilai (values education) dalam pembelajaran sehari-hari, untuk memastikan siswa memiliki landasan moral yang kuat. Beberapa ide programnya: Terlibat dalam lokakarya dan seminar: Guru kelas dapat mengikuti lokakarya atau seminar terkait bimbingan konseling dan pendidikan nilai untuk mendapatkan wawasan dan metode terbaru Evaluasi dari kasus nyata: Menganalisis kasus nyata terkait permasalahan siswa yang ada di sekolah untuk melatih kemampuan mengambil langkah bimbingan yang tepat Melibatkan orang tua: Bekerja sama dengan orang tua untuk menyelaraskan pendidikan nilai di rumah dan sekolah Pemanfaatan sarana digital: Memanfaatkan aplikasi atau platform edukasi, untuk mendukung pembelajaran nilai secara kekinian, menarik, dan interaktif Melakukan refleksi diri: Secara rutin mengadakan evaluasi pendekatan dan keberhasilan bimbingan, yang telah dilakukan selama proses pembelajaran anak didik. Baca juga:Bentuk Karakter Anak dengan Kabi Kisah Teladan Nabi 2. Peningkatan kompetensi guru Bimbingan Konseling (BK) dan agama Berfokus pada pelatihan lanjutan untuk guru BK dan agama, agar mereka dapat menangani berbagai tantangan pendidikan karakter juga spiritual siswa dengan baik. Beberapa ide program yang bisa guru PAUD lakukan adalah: Mengikuti pelatihan khusus: Guru BK dan agama dapat mengikuti pelatihan khusus terkait teknik konseling dan pendekatan spiritual sesuai agama anak didik Analisis dan studi kasus: Berlatih menangani kasus yang pernah terjadi untuk meningkatkan kemampuan analisis dan problem solving Merancang modul pendidikan nilai: Membuat modul pembelajaran yang terintegrasi dengan nilai-nilai moral dan spiritual, serta hubungannya dengan pembelajaran sehari-hari. Membangun jejaring profesional: Bekerja sama dengan ahli, konselor, psikolog, atau tokoh agama untuk berbagi pengalaman dan membuat strategi, juga visi misi Mengajak orang tua dan komunitas untuk terlibat: Mendorong partisipasi orang tua dan komunitas untuk mendukung perkembangan karakter dan spiritual anak didik. Dapatkan Aneka Lembar Kerja Anak berbagai Tema di Sini 3. Pengangkatan guru BK Menekankan pentingnya pengadaan atau penambahan guru BK di sekolah. Guru BK memiliki peranan vital dalam membantu siswa mengatasi permasalahan pribadi, sosial, maupun akademik. Beberapa contoh tugas guru BK: Memberi konseling personal: Membantu anak mengatasi masalah pribadi melalui sesi konseling individu dan menjunjung privasi Menyelenggarakan seminar dan konseling kelompok: Mengadakan seminar dan diskusi kelompok, guna membangun keterampilan sosial dan menyelesaikan masalah bersama Membantu perencanaan karier: Membimbing siswa dalam mengenal dan menentukan minat, bakat, dan jalur pendidikan atau karier yang sesuai sejak dini Bekerjasama dengan guru lain: Bersama guru kelas membuat rencana pendekatan pendidikan yang holistik Menyusun laporan perkembangan anak: Melaporkan hasil konseling untuk membantu siswa, orang tua, dan pihak sekolah memahami kondisi anak didik Menjadi mediator konflik: Membantu menyelesaikan konflik antarsiswa atau antara siswa dan guru. 4. Penanaman karakter tujuh kebiasaan anak Indonesia Adalah upaya untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu melalui kebiasaan positif yang dirancang untuk membentuk perilaku anak Indonesia. Beberapa kebiasaan yang perlu dikembangkan dan menjadi prioritas adalah bangun pagi, beribadah, olahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat. Cara mengajarkannya perlu menggunakan cara yang menyenangkan dan melalui pembiasaan dalam kegiatan harian di sekolah. 5. Makan siang bergizi Mendorong penyediaan makanan siang yang sehat dan bergizi bagi siswa, untuk mendukung perkembangan fisik, konsentrasi belajar, dan kesehatan secara menyeluruh. Beberapa contoh program yang bisa sekolah lakukan adalah: Menyediakan menu bergizi: Menyusun dan menyediakan menu makan siang dengan gizi seimbang yang mencakup karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral Mendatangkan ahli gizi: Bekerjasama dengan ahli gizi untuk memastikan makanan yang disajikan sesuai kebutuhan tumbuh kembang anak didik Mengadakan edukasi gizi: Memberikan pembelajaran tentang pentingnya makanan sehat dan bergizi kepada anak didik dan orang tua untuk mendukung kebiasaan makan bergizi. Baca juga:RPP PAUD Tema Diriku Subtema Makanan Sehat Pendidikan karakter di PAUD merupakan fondasi terpenting dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia, sehat, tangguh, dan cerdas. Melalui strategi yang holistik, melibatkan guru, orang tua, dan seluruh ekosistem pendidikan, nilai-nilai positif dapat ditanamkan sejak dini. Dengan komitmen bersama, mari kita bersama menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan anak secara menyeluruh, baik secara akademik maupun moral, demi masa depan anak serta generasi penerus bangsa yang cerah. RIRI (Cerita Anak Interaktif): Media Pembangun Karakter Anak Indonesia  

Selasa, 06 Februari 2024 | Edukasi

Bagian tubuh privasi perlu dipahami anak-anak usia PAUD / TK. Dengan memahami bagian privasi anak-anak didik akan lebih mampu menjaga diri dari kekerasan seksual. inilah 16 tips mengajarkan pentingnya menjaga bagian tubuh privasi agar anak-anak didik PAUD usia 4-6 tahun tetap aman dan bisa menjaga diri sendiri, baik di lingkungan sekolah maupun di tempat lain. 1. Menjelaskan Bagian Tubuh yang Privasi Jelaskan kepada anak didik bahwa setiap manusia memiliki bagian tubuh yang privasi dengan bahasa yang sederhana. Bagian tubuh yang privasi ini hanya boleh dilihat, apalagi disentuh oleh Mama saja. Jelaskan pula tentang pentingnya rasa malu saat bagian privasi ini terlihat oleh orang lain. Maka bagian privasi ini harus dijaga agar tidak dilihat, apalagi disentuh oleh orang yang asing. 2. Pentingnya Suasana Kelas yang Nyaman Saat menjelaskan tentang bagian tubuh yang privasi, pastikan bahwa guru PAUD mampu membuat suasana kelas yang nyaman dan santai. Tidak perlu membuat kelas menjadi tegang atau menceritakan tentang kasus-kasus kejahatan yang sedang viral. 3. Ajarkan Kesopanan Saat Hendak Menyentuh Bagian Tubuh Teman Guru PAUD perlu menjelaskan tentang pentingnya meminta izin sebelum menyentuh bagian-bagian tubuh teman, terutama yang mendekati area bagian tubuh yang privasi. Misalnya, saat bagian punggung teman ada benda kotor yang menempel dan hendak membantu membersihkan. Bila ingin membantu membersihkan perlu memohon izin terlebih dahulu, atau cukup memberikan informasi tentang hal tersebut secara sopan. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik : Manfaat Bagian Tubuhku, Diriku / Diri Sendiri - Kurikulum Merdeka Belajar Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik :Merawat Tubuhku, Diriku / Diri Sendiri - Kurikulum Merdeka Belajar 4. Pembelajaran tentang Bagian-Bagian Tubuh Berikan pembelajaran tentang bagian-bagian tubuh manusia dengan media gambar atau boneka. Gunakan pula kata-kata atau kalimat yang sederhana dan mudah dipahami anak usia 4 tahun. 5. Berikan Kesempatan Anak Didik untuk Berpendapat Guru PAUD perlu memberikan ruang kepada anak-anak didik untuk bertanya dan mengemukakan pendapat saat menerima pembelajaran tentang bagian tubuh yang privasi. 6. Menjelaskan Pentingnya Menjaga Bagian Tubuh yang Privasi Menjaga bagian tubuh yang privasi perlu diajarkan kepada anak-anak usia agar mereka menyadari akan pentingnya batasan dalam berinteraksi sosial, membantu mereka terlindungi dari situasi yang tidak aman, dan membantu mereka memahami pentingnya menjaga norma kesopanan dalam hidup bermasyarakat. Jelaskan hal ini kepada anak-anak didik dengan cara yang menyenangkan, misalnya dengan media dongeng atau film animasi. 7. Siapkan Bahasa yang Tepat Sebelum mengajarkan tentang hal ini, pastikan bahwa guru PAUD sudah memahami pentingnya penggunaan bahasa yang tepat dan sesuai dengan usia anak. Gunakan kalimat atau kata-kata yang positif, berfokus pada pentingnya menjaga kebersihan serta kesehatan, dan menghindari bahasa yang berpotensi menimbulkan rasa tidak nyaman kepada anak didik. Aneka Video Kisah Teladan Nabi Lainnya Bisa Ditemukan di KABI (Kisah Teladan Nabi) 8. Ajarkan Penggunaan Media Digital secara Bijaksana Jelaskan kepada anak-anak didik tentang pentingnya menjaga privasi saat menggunakan teknologi dan internet, bahkan kepada anak-anak usia dini. Anak-anak didik perlu tahu bahwa informasi yang disebarkan di media online bisa dengan mudah diakses oleh orang asing. Hal ini memungkinkan orang asing untuk bisa melakukan tindak kejahatan. 9. Berikan Pemahaman tentang Situasi Darurat Anak-anak didik perlu tahu kapan mereka perlu menghindari orang asing yang terlihat mencurigakan dan pentingnya memberitahu orang dewasa yang dipercaya. 10. Pentingnya Kepercayaan Guru PAUD perlu menjadi teladan dalam berinteraksi dengan anak-anak didiknya, misalnya dengan menghindari sentuhan fisik yang tidak perlu, bahkan ketika ada anak-anak didik yang berusaha untuk melakukan sentuhan fisik, terlebih di area yang mendekati bagian tubuh privasi. 11. Gunakan Media yang Menyenangkan saat Belajar Guru PAUD bisa menggunakan media lagu, dongeng, atau video animasi dengan tema pembelajaran tentang bagian tubuh privasi. Berikan ruang kepada anak-anak didik untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya. 12. Menjelaskan tentang Sopan Santun Berpakaian Jelaskan kepada anak-anak didik penting mengenakan pakaian yang sopan dan tertutup. Pastikan pula anak-anak didik juga memahami bahwa pakaian bermanfaat untuk menutup bagian-bagian tubuh yang privasi agar tidak terlihat atau tersentuh oleh orang lain. 13. Bangun Komunikasi dengan Orang Tua Setelah mengajarkan tentang bagian tubuh yang privasi, guru perlu menginformasikan hal ini kepada orang tua. Guru perlu memberikan semacam panduan, bisa berupa buku atau booklet, agar ada konsistensi antara edukasi yang diberikan di sekolah dan di rumah (bersama orang tua). 14. Pentingnya Teladan Guru Selain berperilaku sopan, guru PAUD juga perlu menjadi teladan kesopanan dalam berpakaian. Kenakan pakaian yang sopan dan tertutup, agar anak-anak didik bisa meneladaninya, terutama saat berada di lingkungan sekolah. 15. Pentingnya Melindungi Informasi Pribadi Jelaskan kepada anak-anak didik tentang pentingnya menjaga informasi pribadi dari orang asing, misalnya nama orang tua, alamat, nomor telepon, dan lainnya. 16. Ciptakan Rasa Aman Agar orang tua dan anak-anak didik merasa aman dan nyaman saat berada di lingkungan sekolah, pastikan bahwa guru, staf, sekuriti, dan semua warga sekolah bisa bekerjasama dalam menjaga keamanan dan kenyamanan sekolah. Disarankan setiap kelas dan lorong di sekolah memiliki sarana keamanan berupa CCTV. Semoga 16 tips ini bermanfaat untuk mencegah terjadinya tindakan kekerasan seksual. Anak-anak didik juga akan semakin memahami pentingnya menjaga bagian tubuh privasi, sehingga mereka semakin mampu menjaga diri sendiri. Semoga bermanfaat! Sumber Referensi: 1. Kidshealth.com. (2022). Teach about bodies [1] 2. Anxioustoddlers.com. (2022). Prevent sexual abuse [2]

Rabu, 22 November 2023 | Edukasi

Siswa PAUD bisa melakukan kerja kelompok. Namun, guru PAUD perlu memahami beberapa hal penting, agar metode pembelajaran ini menjadi lebih menarik dan menyenangkan, serta bisa berjalan dengan tertib. Groupwork bisa melatih keterampilan sosial, mempererat bonding pertemanan, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, dan mengembangkan kreativitas. Inilah beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, agar siswa PAUD bisa belajar berkelompok dengan baik dan efektif: Dongeng ini mengajarkan pentingnya kehidupan sosial. Bisa memberikan inspirasi kepada siswa PAUD akan pentingnya pembelajaran berkelompok. 1. Topik yang Digemari Anak Layaknya ngobrol dengan anak-anak usia dini. Anak-anak didik usia PAUD juga perlu diberikan aneka topik menarik, misalnya: Film animasi kesukaan. Aktivitas liburan favorit. Hewan peliharaan yang paling digemari. Aneka topik diskusi yang menarik bisa menyemangati, memancing daya imajinasi, dan memacu kreativitas anak-anak didik. Baca juga:13 Jenis Kegiatan Sedehana Belajar Tema Hewan Air untuk PAUD5 Ide AKTIVITAS FUN Belajar ANTI BULLYING untuk Anak PAUD 2. Menjadi Moderator Ceria dan Bersemangat Tunjukkan ekspresi wajah ceria dan gesture yang penuh semangat. Hal ini bisa memacu semangat anak-anak didik untuk lebih ekspresif dan lebih aktif. 3. Memahami Cara Membuat Anak Didik Lebih Aktif Beberapa cara agar anak didik lebih aktif berdiskusi adalah: Menyimak setiap pendapat yang diutarakan anak didik. Tidak terlalu banyak menanggapi. Lebih banyak memuji setiap ide atau pendapat. Perbanyak pertanyaan (meski Anda sudah tau jawabannya) 4. Semakin Kecil Anggota Kelompok, Semakin Efektif Guru bisa mengajak anak-anak didik membuat kelompok kecil terlebih dahulu, misalnya 1 kelompok terdiri atas 3 siswa. Bila mereka bisa melakukan diskusi dengan baik, guru bisa meminta mereka membuat kelompok dengan anggota kelompok yang lebih besar pada setiap kelompoknya. 5. Pilih Topik Diskusi Mulai dari Yang Sederhana Topik diskusi yang sederhana bisa dimulai dengan memberikan anak-anak didik pertanyaan terbuka. Pertanyaan terbuka hanya membutuhkan jawaban “YA” atau “TIDAK”. Bila mereka bisa melakukannya dengan baik, Anda bisa memberikan kesempatan kepada anak-anak didik untuk memberikan alasannya. Misalnya dengan memberikan pertanyaan, “Apakah Adik suka sayur?” Anak didik tinggal menjawab “YA” atau “TIDAK”. Bila anak didik bisa memberikan penjelasan tentang alasannya, guru bisa memintanya menjelaskan. Bila memang ia belum bisa menjelaskan, sebaiknya tidak perlu dipaksakan. Dapatkan MODUL AJAR GRATIS sesuai Kurikulum Merdeka di SINI. 6. Gunakan Media Visual yang Menarik Saat membuka topik diskusi, guru bisa menunjukkan media yang menarik untuk dilihat atau disentuh oleh anak-anak didik, misalnya gambar, mainan, benda nyata, dan lainnya. Sebelum memberikan topik diskusi, guru juga bisa meminta anak-anak didik untuk menonton film, membacakan buku cerita, dan lainnya. Video Animasi sangat Efektif untuk Mengajarkan Ilmu dan Karakter. Video Animasi KABI (Kisah Teladan Nabi) Adalah Salah Satunya!     Unduh Aplikasi KABI dengan Klik Gambar di Bawah Ini!   7. Jangan Berfokus pada Anak yang “Gemar Berpendapat” Dalam suatu kelompok, terkadang guru akan menemukan seorang anak didik yang terlihat sangat aktif dan paling menonjol. Guru juga perlu bijak dalam bertindak dalam melihat situasi yang demikian. Dorong anak didik yang kurang aktif, pendiam, pemalu, untuk lebih aktif berpendapat. Bila ia tetap memilih diam saat diminta berpendapat, setidaknya Anda telah menyapa atau memanggil namanya. 8. Berikan Motivasi dan Apresiasi, Bukan Evaluasi Perbanyak kata-kata positif yang mampu memotivasi anak-anak didik untuk semakin aktif berpendapat. Anak-anak usia dini secara mental belum siap untuk menerima kritikan yang terlalu tajam atau disalah-salahkan. Ia akan lebih bersemangat saat mendapatkan kata-kata yang positif dan mampu memotivasi mereka untuk lebih aktif berpendapat. Guru juga perlu memuji setiap pendapat yang diutarakan oleh anak-anak didik. Reward yang menarik akan mampu meningkatkan semangat mereka. 9. Beri Kesempatan Anak Didik Menjadi Leader Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menjadi leader atau pemimpin, akan memacunya untuk lebih percaya diri, meningkatkan harga diri, dan mengembangkan leadership skill-nya. Berikan tanggung jawab kecil kepada leader, untuk memimpin doa sebelum diskusi, menyiapkan media-media (perlengkapan) untuk berdiskusi, dan lainnya. 10. Berikan Aktivitas Kolaboratif Selain topik yang menarik, diskusi akan menjadi lebih hidup bila guru juga menyiapkan aktivitas yang bisa dilakukan bersama. Beberapa aktivitas yang bisa dilakukan secara bersama antara lain: Membuat kreasi kerajinan tangan bersama. Menggambar bersama. Mewarnai bersama. Melakukan percobaan Sains bersama. Ajak Juga Anak PAUD Belajar Bernyanyi Bersama   11. Ciptakan Suasana Kelas yang Akrab dan Menyenangkan Suasana kelas yang akrab dan gembira akan membuat anak-anak didik dalam satu kelas menjadi lebih ceria dan tanpa beban dalam melakukan aktivitas apa pun. Agar anak-anak PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) pandai berdiskusi dalam kelompok, Anda dapat mengikuti beberapa tips dan metode berikut: 12. Jadikan Kesempatan Belajar Leadership bagi Siswa Sebuah kelompok akan menjadi semakin solid bila ada seorang leader di dalamnya. Guru PAUD perlu memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menjadi seorang group leader. Kesempatan menjadi leader bisa melatih kepercayaan diri, kemandirian, dan keterampilan membuat keputusan. Kesabaran seorang guru akan sangat dibutuhkan saat memberikan aktivitas berkelompok kepada para siswa. Karena biasanya siswa PAUD masih memiliki kreativitas dan daya imajinasi yang sangat tinggi. Mereka cenderung lebih suka mengekspresikan diri sesuai dengan kemauan mereka. Dengan membuat kesepakatan kepada para siswa sebelum melakukan kegiatan berkelompok, maka mereka akan semakin mampu melakukan metode pembelajaran ini dengan baik dan tertib. Semoga metode pembelajaran ini bisa membantu para siswa PAUD agar lebih bersemangat dan merasakan sensasi belajar yang unik serta menyenangkan. Sumber Referensi: 1. Everydayspeech.com. (2022). Group work skills for kindergarten students 4 key steps for collaboration [1] 2. Starwayprofessional.com. (2022). Benefit small group learning kindergarten [2]