Guru PAUD & SD sahabat Educa, Modul Ajar Harian atau RPP Harian ini mengusung tema Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran dengan subtema "Merayakan Lebaran dengan Bermakna dan Ceria" untuk anak usia 4–6 tahun dalam tiga hari pembelajaran. Modul ini juga bisa digunakan oleh anak kelas 1-2 Sekolah Dasar / SD. Dr. Al-Dailami menulis dalam bukunya, "Idul Fitri adalah momen yang tepat untuk mengajarkan anak-anak tentang pentingnya memaafkan dan mempererat tali silaturahmi dalam kehidupan mereka." Selain mengajak siswa semakin memahami pentingnya memaafkan dan mempererat tali silaturahmi, siswa akan diajak untuk memaknai Lebaran secara lebih mendalam, dimana siswa akan diajak untuk semakin memahami pentingnya berbagi kebahagiaan dengan sesama, terlebih bagi kerabat dekat. Baca juga: Contoh Naskah Pidato Hari Raya Idul Fitri: Makna Silaturahmi dan Saling Bermaafan | Tausiyah Lebaran PAUD & SD A. Aktivitas Pendahuluan Guru menyapa anak dengan ceria dan mengajak bernyanyi lagu “Selamat Hari Lebaran” atau lagu bertema Lebaran. Guru bertanya: “Siapa yang bergembira merayakan hari raya Lebaran?” Guru menjelaskan secara singkat tentang makna hari raya Idul Fitri, yaitu bahwa hari raya ini adalah hari raya kemenangan setelah melakukan ibadah puasa dan menjadi waktu yang tepat untuk bergembira, berbagi, dan saling memaafkan. Baca juga: Pembagian Hampers Lebaran Kepada Warga Sekitar B. Kegiatan Inti Menonton video dongeng: Video dongeng adalah tentang kisah sederhana tentang seorang anak yang meminta maaf kepada teman atau orang tua dan melakukan kegiatan amal saat Lebaran. Selanjutnya, siswa diajak untuk saling bermaafan. Bercerita: Guru menceritakan dongeng tentang kisah berikut ini: Hadiah dari NenekDi pagi hari saat perayaan Idul Fitri, Amin berkunjung ke rumah Nenek. Ia meminta maaf dengan penuh hormat. Sebagai apresiasi, Nenek memberinya sebuah buku cerita Islami agar Amin semakin rajin membaca dan tumbuh menjadi anak yang baik. Amin belajar bahwa Lebaran bukan hanya tentang baju baru, tetapi juga tentang semangat baru untuk berbagi kebaikan dan menjadi pribadi yang lebih baik. Ketupat untuk AbiAmin dan ibunya membuat makanan khas di hari Lebaran, yaitu ketupat dan opor ayam. Makanan tersebut untuk dinikmati bersama keluarga dan dibagikan kepada tetangga, terutama yang kurang mampu.Saat mengantarkan makanan, Amin melihat senyum bahagia di wajah mereka. Amin pun merasakan kebahagiaan saat berbagi. Ia pun mengerti bahwa berbagi adalah salah satu makna sejati Lebaran. Tidak hanya membawa kebahagiaan bagi sesama, tapi juga bagi diri sendiri. Baca juga: Modul Ajar & RPPH PAUD / TK Usia 5-6 Tahun, Tema : Kegiatan Asyik Merayakan Lebaran Bermain peran: Berikut ini adalah naskah drama sederhana yang bisa diperagakan bersama siswa. Dongeng ini diadaptasi dari dongeng di atas, yang berjudul “Hadiah dari Nenek”.(Di rumah Nenek, Amin dan Ibu tiba dan mengetuk pintu.)Amin: "Assalamu’alaikum, Nek! Amin datang untuk bersilaturahmi!"(Nenek membuka pintu dengan senyum hangat.)Nenek: "Wa’alaikumussalam, wah… ada cucuku tersayang! Masuklah, Nak."(Amin duduk sejenak, lalu menghampiri Nenek serta mencium tangan Nenek dengan hormat.)Amin: "Maafkan Amin ya, Nek, kalau selama ini ada kesalahan."(Nenek mengelus kepala Amin dengan kasih sayang.)Nenek: "Tentu, Nak. Idul Fitri adalah waktunya saling memaafkan dan memperbaiki diri."(Ibu tersenyum melihat kedekatan mereka.)Ibu: "Amin sudah belajar banyak tentang arti Lebaran, Nek."(Nenek mengambil sebuah buku dari meja dan menyerahkannya kepada Amin.)Nenek: "Sebagai hadiah, Nenek punya buku cerita Islami untukmu. Semoga bisa membuatmu semakin rajin membaca dan bertambah bijak."(Amin menerima buku itu dengan penuh kebahagiaan.)Amin: "Wah, terima kasih, Nek! Amin janji akan membacanya setiap hari."(Nenek tersenyum bahagia.)Nenek: "Bagus, Nak. Ilmu itu lebih berharga daripada baju baru di Lebaran."(Amin memeluk Nenek dengan penuh kasih sayang.)Amin: "Lebaran ini benar-benar istimewa, karena Amin belajar bahwa hadiah terbaik adalah ilmu dan kebaikan."(Ibu mengangguk setuju, sementara mereka bertiga menikmati kebersamaan di hari Lebaran.) Membuat karya kreatif: Siswa membuat kreasi kreatif di bawah ini: Kartu ucapan: Siswa dapat membuat kartu ucapan dengan hiasan gambar masjid, ketupat, atau bulan sabit, lalu menuliskan pesan sederhana seperti "Selamat Idul Fitri" atau "Mohon Maaf Lahir dan Batin." Membuat bentuk ketupat dari kertas lipat: Siswa belajar melipat dan menempel kertas warna-warni untuk membentuk ketupat sebagai dekorasi. Amplop cantik: Siswa diajak untuk menghias amplop dengan gambar dan stiker agar lebih personal dan menarik saat digunakan untuk berbagi. Pohon kebaikan: Membuat pohon dari kertas dengan daun yang berisi tulisan perbuatan baik yang bisa dilakukan saat hari Lebaran, misalnya bersedekah, bersilaturahmi, dan lainnya. Baca juga: 5 Ide Kegiatan Merayakan Lebaran Praktis Anak Usia 4-6 Tahun: Plus Tutorial dan Manfaatnya 3. Kegiatan penutup dan refleksi Guru mengajak siswa menyimpulkan bahwa Lebaran adalah momen bahagia untuk berkumpul, berbagi, dan saling memaafkan. Guru membimbing doa bersama agar semua diberi kebahagiaan di hari Lebaran. Guru diberi stiker bintang sebagai penghargaan karena telah mengikuti kegiatan dengan ceria. Guru memberikan pertanyaan refleksi dan dijawab siswa secara spontan: Apakah kalian memahami makna Lebaran? Apakah mereka dapat mengungkapkan permintaan maaf dengan baik? Bagaimana respons anak terhadap kegiatan berbagi dan bersikap ceria saat Lebaran? Yasmin Mogahed berkata, “Idul Fitri bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga kesempatan untuk mengajarkan anak-anak tentang pentingnya refleksi diri dan peningkatan spiritual." Guru PAUD & SD sahabat Educa, semoga dengan rangkaian kegiatan pembelajaran di atas, siswa akan semakin mampu memaknai hari raya Lebaran tidak hanya sebagai momen yang penuh kebahagiaan karena bisa bertemu dan bermain bersama kerabat dekat. Namun, mereka juga akan memahami pentingnya mengembangkan nilai-nilai spiritual dan moral agama dalam hidup sehari-hari. Sumber referensi: Al-Dailami, Dr. (2028). Parenting in the islamic context [1] Mogahed, Yasmin. (2020). Children and ramadan: nurturing spirituality in young hearts [2]
Guru PAUD & SD sahabat Educa, Hari Raya Lebaran telah tiba. Inilah saat yang tepat untuk mengajarkan makna Hari Lebaran kepada anak-anak didik yang bisa disampaikan melalui surat atau ceramah secara lisan. M. Al Farabi dalam bukunya berjudul 'Bereskan Ibadahmu maka Allah akan Membereskan Pekerjaanmu' menjelaskan: Silaturahmi berasal dari kata 'silah' yang berarti hubungan dan 'rahim' yang berarti kasih sayang, sehingga silaturahmi dapat diartikan sebagai merangkai hubungan yang didasari kasih sayang.” Melalui naskah pidato / cermah / tausiyah ini, semoga anak-anak didik semakin memahami makna Hari Raya Idul Fitri secara lebih mendalam. Terutama, setelah mereka semakin memahami pentingnya bersilaturahmi dan bersalam-salaman atau bermaaf-maafan demi menjalin tali kasih dan relasi yang lebih baik. Baca juga: Modul Ajar TEMA TRADISI SILATURAHMI di Hari LEBARAN | RPP Topik Idul Fitri untuk PAUD - SD Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi teman-teman, serta Bapak Ibu guru yang terkasih.Marilah kita bersama ungkapkan rasa syukur kita dengan mengucapkan Alhamdulillah, karena pada hari ini kita dikaruniai kesehatan dan kebahagiaan dari Allah. Di hari yang begitu indah ini, kita juga diberi kesempatan untuk berkumpul sebagai saudara seiman. Teman-teman yang sholeh dan sholehah, pada saat yang istimewa ini marilah kita juga bersyukur karena atas izin Allah kita boleh merayakan bersama Hari Raya Lebaran. Setelah satu bulan kita menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, kita boleh merayakan kemenangan atas ibadah yang kita jalani. Teman-teman yang terkasih, Hari Raya Lebaran bukan hanya tentang mengenakan pakaian baru atau makan hidangan yang lezat. Namun, Hari Raya Lebaran juga tentang mempererat tali silaturahmi dan saling bermaafan. Baca juga: Modul Ajar & RPPH PAUD / TK Usia 5-6 Tahun, Tema : Kegiatan Asyik Merayakan Lebaran Pentingnya Silaturahmi Silaturahmi adalah suatu cara dan perbuatan yang baik dalam menjalin relasi dengan keluarga, kerabat, teman, dan orang-orang di sekitar kita. Hari raya Idul Fitri sangat erat kaitannya dengan kegiatan berkunjung ke rumah eyang, orang tua, paman, bibi, om, tante, dan lainnya. Kita juga akan bertemu dengan teman-teman dan tetangga agar bisa saling menyapa, memberi ucapan selamat, agar bisa saling berbagi kegembiraan. Dengan bersilaturahmi, tentu saja hubungan kita dengan sesama kita menjadi semakin dekat, kita bisa memiliki hubungan yang semakin rukun dan damai bersama orang-orang di sekitar kita. Orang yang gemar menjaga hubungan baik dengan sesama pasti akan bahagia hidupnya dan semakin banyak orang yang peduli serta perhatian padanya. Baca juga: 5 Ide Kegiatan Merayakan Lebaran Praktis Anak Usia 4-6 Tahun: Plus Tutorial dan Manfaatnya Makna Saling Memaafkan Ketika bersilaturahmi, kita juga akan mendapatkan kesempatan untuk bisa saling memaafkan. Sebagai manusia, tentu secara sengaja atau tidak sengaja, secara sadar atau tidak sadar, pernah melakukan suatu kesalahan kepada sesama kita. Kesalahan yang kita lakukan bisa melalui pikiran atau perasaan yang tidak baik, perkataan yang kurang baik, atau perbuatan yang melukai hati sesama kita. Teman-teman mungkin juga pernah melakukan kesalahan pada orang tua dan bapak ibu guru saat berkata atau melakukan perbuatan yang tidak sopan, tidak patuh pada nasihat orang tua. Atau, mungkin teman-teman pernah berbuat salah kepada teman dan bertengkar dengan teman. Di hari yang penuh berkah dan ampunan ini, marilah kita dengan tulus dan berani saling mengucapkan kata maaf. Bila teman-teman merasa pernah melakukan kesalahan kepada teman, jangan ragu untuk mengucapkan kata maaf dengan tulus dan jujur. Sebaliknya, bila ada teman atau kerabat yang datang kepada teman-teman untuk meminta maaf, alangkah sebaiknya teman-teman juga memaafkan dengan tulus dan hati terbuka. Teman-teman yang baik, mari kita manfaatkan saat istimewa di Hari Raya Lebaran ini untuk menjalin tali silaturahmi dan saling memaafkan. Semoga dengan niat baik teman-teman dalam menjalin silaturahmi, memaafkan saudara yang bersalah, dan meminta maaf kepada saudara yang pernah kita sakiti, kita semakin merasakan kegembiraan dalam menjalani kehidupan kita selanjutnya. Semoga hari-hari kita selanjutnya selalu dilimpahi berkah dan kebahagiaan. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Baca juga: Pembagian Hampers Lebaran Kepada Warga Sekitar Guru PAUD dan SD sahabat Educa, H. Amirulloh Syarbini dalam bukunya 'Keajaiban Shalat, Sedekah dan Silaturahmi' mengatakan: “Silaturahmi merupakan tanda orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta dapat memperlancar rezeki dan menambah umur.” Semoga di Hari yang penuh berkah dan kebahagiaan ini, anak-anak didik kita semakin diberikan kesehatan, kelancaran rezeki, dan kemudahan dalam menggapai cita-cita setelah melakukan silaturahmi dan praktik saling memaafkan. Ajak Si Kecil Menonton KABI (Kisah Teladan Nabi) untuk Menambah Keceriaan di Hari Lebaran Sumber referensi: Al Farabi, M. (2020). Bereskan ibadahmu maka allah akan membereskan pekerjaanmu [1] Syarbini, H. Amirulloh. (2011). Keajaiban shalat, sedekah dan silaturahmi [2]
Modul Ajar Tema Makanan Tradisional ini cocok diajarkan saat anak-anak merayakan lebaran. Modul ajar atau RPP Harian ini dikhususkan untuk siswa PAUD usia 4-6 tahun atau SD kelas 1-3. Mengapa anak-anak perlu mengenal aneka makanan tradisional, khususnya yang sering disajikan di hari Idul Fitri? Ibu Venti Diana Novitasari Meirina Lani Anggapuspa mengatakan bahwa "Mengenalkan makanan tradisional khas sejak dini ke anak-anak bertujuan supaya nantinya mereka mampu melestarikannya sebagai budaya warisan luhur agar tidak hilang ditelan zaman." Selain itu, tentu saja siswa juga diajak untuk makin mencintai budaya Indonesia dan mengenal aneka makanan sehat. Biasanya, makanan tradisional terbuat dari bahan alam serta bahan-bahan yang sehat lainnya. Berikut adalah modul ajarnya: Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik: Makanan Adat - Tema Negaraku Kurikulum Merdeka Belajar A. Kegiatan Pembuka Guru menyapa siswa dengan ramah dan mengajak siswa menceritakan pengalaman mereka saat merayakan Lebaran dengan pertanyaan pemantik: Siapa yang berkunjung ke tempat saudara atau eyang ketik liburan Lebaran? Makanan apa saja yang disajikan saat itu? Makanan tradisional apa yang kalian makan? Guru menunjukkan gambar atau video tentang makanan tradisional, misalnya opor ayam, rendang sapi, sambal goreng ati, ketupat, dan lainnya. Guru mengajak siswa menceritakan tentang makanan tradisional yang dinikmati ketika merayakan Lebaran Baca juga: Modul Ajar PAUD Topik: AKU CINTA BANGSAKU, Sub Topik PERMAINAN TRADISIONAL Indonesia | RPPH Kurmer TK Usia 4-5 Tahun B. Kegiatan Inti Bermain tebak-tebakan dengan media gambarSiswa menunjukkan gambar makanan tradisional dari berbagai daerah dan mengajak siswa untuk menebaknya. Memotong ketupatSiswa secara mandiri memotong ketupat dan membelahnya menjadi beberapa bagian, lalu meletakkannya dalam sebuah piring. Guru membantu menuangkan kuah opor ke dalam piring. Bermain peranDalam permainan drama, siswa memperagakan adegan sebuah keluarga yang sedang merayakan Lebaran. Percakapan sederhana yang diucapkan pemeran bertema makanan tradisional. Membuat ketupat dari pitaSiswa membuat karya berbentuk ketupat dengan bahan pita. Membuat puzzleKumpulkan dan cetak gambar aneka makanan tradisional dari Google Image. Siswa mencetak lalu memotong-motong gambar tersebut menjadi beberapa bagian. Cerita interaktifSiswa mendapatkan aneka gambar bertema lebaran. Siswa menceritakan gambar yang ia dapatkan. Menggambar dan mewarnaiSiswa menggambar dan mewarnai aneka gambar bertema Islami atau Lebaran. Memasak makanan tradisionalSiswa memasak bersama guru aneka makanan tradisional yang mudah dimasak. Makan bersamaSiswa membawa makanan tradisional dari rumah untuk dimakan bersama di sekolah. Baca juga: Modul Ajar & RPPH PAUD / TK Usia 5-6 Tahun, Tema : Kegiatan Asyik Merayakan Lebaran C. Kegiatan Penutup (Refleksi dan Penugasan) Guru bertanya kepada siswa beberapa pertanyaan di bawah ini: Apakah makan tradisional kesukaan kalian? Apa yang kalian pelajari pada pembelajaran ini? Mengapa kita harus bangga dengan makanan tradisional di Indonesia? Mengapa Indonesia memiliki banyak makanan tradisional? SIswa mendapatkan penugasan dari guru, misalnya: Menulis cerita atau menggambar dengan tema makanan tradisional kesukaanku. Pada pembelajaran selanjutnya siswa akan Menceritakan tentang makanan tradisional tersebut. Membuat video pendek tentang makanan tradisional favorit. Membawa makanan tradisional untuk dinikmati bersama. Mewarnai gambar makanan tradisional. Melalui sebuah penelitian yang telah dilakukan, Titi Nurohmah menyimpulkan bahwa: "90% orang tua mengetahui makanan tradisional Sunda, dan 55% di antaranya pernah menyajikannya dalam hidangan sehari-hari. Penelitian ini menyoroti peran penting orang tua dalam memperkenalkan makanan tradisional Sunda kepada anak-anak sejak dini sebagai upaya pelestarian budaya. Selain menyajikan makanan tradisional dalam hidangan sehari-hari, orang tua juga bisa memperkenalkannya dengan mengajak anak berbelanja makanan tradisional, memasak makanan tradisional bersama, dan lainnya. Baca juga:PANDUAN Praktis Anak dalam KUNJUNGAN KELUARGA saat Lebaran agar Semakin BERMAKNA | Untuk Usia PAUD dan SD Seperti dalam modul ajar di atas, siswa tidak hanya diajak untuk belajar di sekolah. Namun, mereka juga diajak untuk belajar dari rumah bersama orang tua. Semoga dengan kerja sama yang solid, guru dan orang tua bisa melestarikan hasil budaya daerah dengan mengajak siswa belajar dan bermain dengan tema makanan tradisional. MARBEL TK DAN PAUD: Aplikasi belajar anak disajikan dalam tema yang menarik dan lengkap Sumber Referensi: Venti Diana Novitasari & Meirina Lani Anggapuspa. (2022). Perancangan Buku Ilustrasi Makanan Tradisional Khas Kota Surabaya untuk Anak Usia 9-12 Tahun [1] Titi Nurohmah. (2022). Peran Orang Tua dalam Mengenalkan Makanan Tradisional Sunda pada Anak Usia Dini [2]
Modul Ajar Tema Tradisi Silaturahmi di Hari Lebaran untuk PAUD dan SD ini mengajarkan anak tentang tradisi silaturahmi di hari raya Lebaran. Mengapa tradisi ini perlu diajarkan kepada anak usia dini? Taufiq Fadhilah berkata, "Silaturahmi adalah kunci pembuka pintu surga, karena dengan silaturahmi, kita saling memaafkan dan membersihkan hati dari dendam." Melalui modul ajar ini, siswa akan diajak memahami pentingnya silaturahmi dalam kehidupan sehari-hari, terutama di hari Lebaran atau hari raya Idul Fitri. Siswa akan diajak untuk memahami bahwa silaturahmi adalah salah satu tradisi yang perlu dilestarikan sampai kapan pun. Karena dengan melakukannya, setiap anggota keluarga bisa mendapatkan kesempatan untuk bertemu dan saling memaafkan, sehingga tidak ada rasa dendam dan menjaga hubungan tetap baik di kemudian hari. Baca juga: PANDUAN Praktis Anak dalam KUNJUNGAN KELUARGA saat Lebaran agar Semakin BERMAKNA | Untuk Usia PAUD dan SD A. Kegiatan Pembuka Guru mengajak siswa menonton film atau mendengarkan cerita tentang makna tradisi silaturahmi. Guru bertanya menanyakan siswa tentang kebiasaan apa saja yang dilakukan di saat merayakan hari Lebaran. Guru menjelaskan bahwa merayakan lebaran bukan hanya tentang mensyukuri ibadah puasa yang berhasil dijalankan. Namun, siswa juga diajak untuk memahami pentingnya menjaga tali persaudaraan dengan kerabat dekat. Guru menampilkan video singkat tentang keluarga yang sedang melakukan silaturahmi. Baca juga: Modul Ajar & RPPH PAUD / TK Usia 5-6 Tahun, Tema : Kegiatan Asyik Merayakan Lebaran B. Kegiatan Inti Bermain peranSiswa secara berkelompok berperan sebagai ayah, ibu, dan anak yang sedang mengunjungi eyang. Bercerita pengalamanSiswa menceritakan pengalaman melakukan silaturahmi kepada kerabat dekat atau tetangga, dan apa yang mereka lakukan saat bersilaturahmi. Menonton video kisah teladanSiswa menonton kebiasaan baik seorang tokoh atau nabi dalam menjaga hubungan baik dengan keluarga, sahabat, dan kerabat. Simulasi saling memaafkanSiswa secara berkelompok mempraktikkan cara bermaafan dan memberikan kalimat positif atau mengucapkan doa yang baik untuk teman. Membuat kartu ucapan Siswa membuat kartu ucapan selamat Lebaran sederhana, yang nantinya diberikan kepada teman. Mewarnai gambar keluargaSiswa diajak mewarnai gambar-gambar anggota keluarga atau sebuah keluarga besar yang sedang berkumpul. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD Topik: Berwisata di Hari Lebaran - Kurikulum Merdeka Belajar C. Kegiatan Penutup (Refleksi dan Penugasan) Siswa diajak untuk berdiskusi dengan memberikan pertanyaan reflektif, misalnya tentang apa manfaat silaturahmi, mengapa kita harus saling memaafkan, dan apa saja manfaat menjaga hubungan baik dengan sesama. Siswa diberi tugas untuk meminta maaf kepada orang tua atau saudara di rumah dan menulis cerita atau membuat ilustrasi dari pengalaman mereka saat saling memaafkan. Beberapa tugas lain yang bisa diberikan kepada siswa adalah melengkapi jurnal kegiatan 1 minggu kegiatan di hari Lebaran. Dalam jurnal ini, siswa diminta untuk mengisi kegiatan baik yang bisa dilakukan di hari Lebaran, misalnya mengunjungi eyang, bersalaman serta bermaaf-maafan dengan ayah, ibu, dan anggota keluarga lainnya. Imam Bukhar mengatakan, "Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan dan diberkahi rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia menyambung hubungan dengan kerabatnya. Semoga dengan mengajarkan siswa tentang makna bersilaturahmi, mereka akan semakin menjadi anak yang gemar berteman dan menjaga hubungan baik, serta mendapatkan berkah yang melimpah dari Allah. Ajak Si Kecil Menonton RIRI (Cerita Anak Interaktif) selama libur Lebaran! Pasti makin happy! Sumber Referensi: Taufiq Fadhilah. (2024). 20 Kata Mutiara Indahnya Silaturahmi dalam Islam yang Menyentuh dan Penuh Makna, Bagikan di Momen Halal Bihalal Idul Fitri! [1] Imam Bukhari. (2024). Idul Fitri Jadi Momen Silaturahmi, Ini Pesan Nabi Muhammad SAW [2]
H. Subhan Nur, Lc, M.Ag, dalam artikelnya mengungkapkan, "Puasa dilakukan dengan memperhatikan pola makan seimbang ketika berbuka dan sahur, istirahat cukup, tidak stres, dan olahraga cukup." Ayah Bunda sahabat Educa, menjaga keseimbangan dalam pola makan saat berbuka dan sahur sangat penting untuk menjaga tubuh agar tetap sehat ketika menjalankan ibadah puasa. Selain itu, ada beberapa hal penting lainnya adalah istirahat yang cukup, menghindari stres, dan berolahraga dengan rutin juga diperlukan untuk menjaga stamina dan kesejahteraan tubuh. Baca juga: Contoh Naskah Pidato / Ceramah tentang Tantangan Berpuasa | Tausiyah untuk PAUD dan SDMengingat pentingnya menjaga kesehatan jasmani dan rohani selama berpuasa, penulis memberikan contoh naskah yang bisa dipakai dalam kegiatan ceramah, pidato, atau tausiyah bertema *Menjaga Kesehatan saat Berpuasa” untuk anak PAUD dan SD (Sekolah Dasar kelas 1-3). Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Bapak/Ibu guru yang saya hormati, serta teman-teman yang saya sayangi, Alhamdulillah, Allah telah mempertemukan kita di tempat ini dalam keadaan sehat. Atas segala nikmat, berkah, dan kasih sayang dari Allah SWT yang boleh kita rasakan, terutama di bulan Ramadan ini, marilah kita bersama bersyukur kepada-Nya. Teman-teman terkasih, Ibu ingin tahu, siapa yang sedang belajar berpuasa saat ini? (Ajak anak berinteraksi). Wah hebat sekali! Sekarang Ibu juga ingin tahu, apa itu puasa? (Ajak anak berinteraksi). Kalian keren! Benar, puasa adalah salah satu ibadah yang sangat mulia. Allah akan memberikan pahala yang besar bagi yang menjalankannya. Segala yang baik, biasanya ada tantangannya. Kira-kira apa saja ya, teman-teman?! (Ajak anak berinteraksi) Benar sekali! Perut terasa lapar. Tenggorokan rasanya haus. Dan kita harus menahannya selama beberapa jam. Tentu saja, agar bisa menahannya kita harus bisa menjaga kesehatan. Pada kesempatan ini, Ibu akan menjelaskan beberapa hal penting tentang menjaga kesehatan selama menjalankan ibadah puasa. Baca juga: Contoh Naskah PIDATO MAKNA BERPUASA untuk Anak PAUD & SD Kelas 1-3 1. Mengonsumsi makanan bergizi saat sahur Seorang ahli gizi mengatakan bahwa, "Anak yang rutin sarapan memiliki konsentrasi dan daya ingat yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar di sekolah." Makan pagi atau sarapan sangat penting untuk mengawali hari. Saat sahur, kita harus mengonsumsi makanan yang bergizi 4 sehat 5 sempurna, misalnya nasi, telur, ikan, buah, dan sayuran. Konsumsi pula air putih, kurma, dan susu, agar tubuh tetap bugar dan sehat. 2. Menghindari kegiatan yang terlalu berat Setelah sarapan, tubuh kita akan mendapatkan energi. Namun, tentu saja kita perlu menghematnya. Kurangilah terlalu banyak bermain, atau berlari-lari di bawah sinar mentari. Kegiatan itu bisa membuat kita semakin cepat merasa haus dan lelah. Pilihlah permainan yang rileks dan tidak banyak mengeluarkan energi, misalnya menggambar, membaca buku, menulis cerita atau bermain puzzle. Baca juga: Modul Ajar 1 Bulan Bertema Ramadan Ceria: RPP Anak TK Usia 4-5 Tahun, 4 Minggu Pembelajaran 3. Berbuka puasa dengan menu yang sehat dan cara makan yang baik Saat berbuka puasa ditandai dengan suara adzan yang berkumandang. Awalilah dengan makanan yang manis, misalnya buah kurma. Setelah itu, minum air putih agar kita kembali bugar. Hindari makan dalam jumlah yang banyak. Makanlah makanan sedikit demi sedikit, lanjutkan dengan melakukan shalat maghrib. Setelah itu, lanjutkan dengan makan menu makanan mengandung gizi yang lengkap, yaitu nasi, sayuran, buah-buahan, dan lauk pauk. 4. Tidur yang berkualitas Selain energi dari makan, tubuh kita juga membutuhkan istirahat yang berkualitas. Selain agar kita bisa bangun pagi tepat di waktu sahur, tidur yang cukup juga bisa membuat tubuh kita tetap bugar di pagi hari. 5. Lakukan ibadah lain dengan ikhlas Di bulan Ramadan ini, ibadah kita tidak hanya menahan lapar dan haus. Namun, kita juga perlu semangat dan tulus ikhlas berdoa, melakukan perbuatan amal, rajin shalat, dan melakukan perbuatan baik lainnya, agar kita mendapatkan pahala yang makin besar.Teman-teman yang baik, itulah beberapa hal penting yang perlu teman-teman perhatikan di bulan Ramadan ini. Semoga teman-teman bisa menjalankan ibadah puasa dengan baik dan semoga ibadah kita membawa kebaikan bagi kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Terima kasih teman-teman sudah mendengarkan dengaan baik dan penuh semangat. Semoga bermanfaat! Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KABI (Kisah Nabi): Ajak Si Kecil Belajar Teladan Para Nabi dengan Animasi Sumber Referensi: H. Subhan Nur, Lc, M.Ag. (2020). Puasa dan kesehatan [1] Hardinsyah dan D. Supariasa.(2016). Ilmu Gizi: Teori dan Aplikasi [2]
Hari Raya Idul Fitri adalah momen yang tepat untuk menjalin tali silaturahmi dalam keluarga. Salah satu tradisi yang sering dilakukan adalah mengadakan kunjungan atau Halal bi Halal ke rumah sanak saudara. Momen ini bukan hanya tentang berkumpul dan berbagi kebahagiaan, tetapi juga kesempatan untuk mengajarkan nilai-nilai penting kepada si kecil. Dr. Darosy Endah Hyoscyamin berkata, "Melibatkan anak dalam interaksi keluarga, seperti kunjungan saat hari raya, dapat membantu mereka memahami nilai kasih sayang, kebersamaan, dan empati yang penting bagi perkembangan sosial mereka." Jangan biarkan si kecil hanya bermain handphone atau sibuk sendiri saja. Ayah Bunda bisa mengarahkannya agar lebih aktif berinteraksi dengan keluarga, menyapa, dan menikmati momen kebersamaan. Baca juga:Modul Ajar & RPPH PAUD / TK Usia 5-6 Tahun, Tema : Kegiatan Asyik Merayakan Lebaran Dengan pendampingan yang tepat dan efektif, semoga si kecil, khususnya yang berusia PAUD usia 4-6 tahun dan SD kelas 1-3, semakin merasakan kebahagiaan di hari raya Idul Fitri dan tumbuh menjadi anak yang semakin memahami nilai-nilai sosial. Manfaat kunjungan keluarga bagi anak Ada banyak manfaat dari aktivitas kunjungan keluarga saat Idul Fitri, antara lain: Mengajarkan nilai silaturahmi Si kecil semakin memahami pentingnya menjaga hubungan baik antar anggota keluarga. Belajar kesopananSi kecil bisa belajar menyapa dengan sopan, memberi salam, mencium tangan kerabat yang lebih tua, berkomunikasi dengan lembut serta santun, dan lainnya. Mengembangkan rasa percaya diriSi kecil berkesempatan untuk bertemu dengan orang baru. Hal ini bisa memupuk rasa percaya diri dan keterampilan berinteraksi. Memperluas relasiPertemuan dengan kerabat dekat atau jauh bisa memperluas relasi dan mempererat tali persaudaraan. Mengurangi screen timeJohn W. Santrock berpendapat, “Bermain bersama teman sebaya dalam aktivitas sosial yang menyenangkan tidak hanya meningkatkan keterampilan komunikasi anak, tetapi juga mengurangi ketergantungan mereka pada teknologi sebagai satu-satunya sumber hiburan.” Dengan melakukan kegiatan sosial yang menyenangkan dan penuh suka cita, si kecil akan semakin fokus pada interaksi secara langsung. Baca juga:5 Ide Kegiatan Merayakan Lebaran Praktis Anak Usia 4-6 Tahun: Plus Tutorial dan Manfaatnya Panduan agar kunjungan keluarga lebih bermakna di mata si kecil Urie Bronfenbrenner berpendapat, “Anak-anak lebih mungkin menikmati aktivitas sosial jika orang tua membuatnya menyenangkan dan bermakna, misalnya dengan menceritakan kisah-kisah keluarga yang menarik atau melibatkan mereka dalam persiapan kunjungan.” Peran orang tua sangatlah besar dalam membuat si kecil benar-benar menikmati suatu aktivitas sosial seperti kunjungan keluarga. Inilah beberapa hal yang bisa membuat si kecil semakin menikmati kunjungan keluarga Menjelaskan makna kunjungan keluargaKunjungan keluarga bertujuan untuk membangun dan menjaga hubungan keluarga. Maka, si kecil perlu bersikap sopan dan hormat pada kerabat yang dikunjungi. Melatih cara berperilaku sopanAjarkan cara memberi salam, menyapa, dan mengucapkan selamat hari raya dengan tulus hati. Hindarkan penggunaan gadgetAjak si kecil membuat kesepakatan agar tidak menggunakan gadget selain untuk keperluan mendesak, apalagi di saat sedang bertegur sapa atau berbicara dengan kerabat. Ajak si kecil terlibat aktifAjak si kecil terlibat aktif dalam pembicaraan. Jangan hanya berfokus pada pembicaraan yang terlalu serius atau seputar kabar orang yang sudah dewasa. Ajak si kecil bertanya jawab dan bercerita hal menarik sesuai usianya. Libatkan dalam kegiatan keluargaBeberapa hal yang bisa dilakukan saat kunjungan keluarga adalah membawakan oleh-oleh, merapikan meja, menawarkan hidangan, menyediakan piring kertas untuk cemilan, dan lainnya. Baca juga:Modul Ajar dan RPPH PAUD Topik: Berwisata di Hari Lebaran - Kurikulum Merdeka Belajar Apa manfaat kunjungan keluarga bagi perkembangan si kecil? Lev Vygotsky dalam bukunya berjudul Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes, berkata, “Ketika anak terlibat dalam kegiatan keluarga yang bermakna, mereka mengembangkan keterampilan sosial, empati, serta pemahaman tentang peran dan tanggung jawab dalam komunitas keluarga.” Semoga melalui kegiatan kunjungan keluarga saat hari raya Idul Fitri, si kecil juga akan semakin memahami pentingnya menghormati orang yang lebih tua, memberikan waktu bagi sesama (tidak hanya mementingkan diri sendiri), dan memperkenalkan kebudayaan khas Indonesia dalam menjaga tali silaturahmi. Bahkan, saat si kecil mampu bersikap tenang dan tidak sibuk sendiri, si kecil bisa belajar makna kesabaran. Seperti kita tahu pula, setiap keluarga pasti memiliki aturan keluarga yang berbeda-beda. Si kecil bisa belajar tentang pentingnya membawa diri dan ketaatan pada aturan atau budaya dimanapun ia berada. Baca juga:Sambut Lebaran, Educa Group Bagikan Hampers Untuk Karyawan Dan Warga Seperti kata Urie Bronfenbrenner, “Momen spesial dalam keluarga, seperti perayaan keagamaan, menjadi sarana bagi anak untuk belajar tentang norma sosial, tradisi, dan pentingnya hubungan antargenerasi.” Dengan pendampingan yang tepat, anak-anak akan lebih memahami makna Idul Fitri dan menjadikannya pengalaman yang berkesan serta penuh nilai kebaikan. Ayah Bunda, ayo manfaatkan momen istimewa di hari rayal ini untuk menanamkan kebiasaan baik yang akan berguna bagi si kecil di masa depan. MARBEL PAUD dan TK: Media Belajar dan Bermain saat Liburan Sumber referensi: Dr. Darosy Endah Hyoscyamina. Peran Keluarga dalam Membangun Karakter Anak [1] Santrock, John W. (2011). Child Development (Perkembangan Anak). McGraw-Hill. [2] Bronfenbrenner, Urie (1979). The Ecology of Human Development. Harvard University Press [3] Vygotsky, Lev (1978). Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes. Harvard University Press [4]