Top
Rabu, 05 Februari 2025 | Parenting

“Orangnya pintar. Namun, sayang, attitude-nya kurang baik.” Mungkin Ayah Bunda pernah mendengar orang berkata seperti itu. “Attitude” adalah hal yang penting dan perlu melekat dalam pribadi seseorang agar ia memiliki integritas yang baik. Mengajarkan kebiasaan positif pada si Kecil sejak dini adalah langkah penting dalam membentuk “attitude” atau karakter karakternya di masa depan. Dapatkan LKA Gratis:Jadikan kegiatan mengerjakan Lembar Kerja Anak menjadi semakin menyenangkan. Unduh di platform Educa Studio Pada usia 1-2 tahun, si Kecil sedang dalam tahap eksplorasi dan meniru, sehingga merupakan waktu yang tepat untuk mengenalkan nilai-nilai baik dengan cara yang menyenangkan. Dengan pendekatan yang kreatif dan penuh kasih sayang, Ayah Bunda dapat membantu si Kecil belajar kebiasaan positif dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah 22 kebiasaan tersebut! 1. Merapikan mainan Ajak si Kecil bersama-sama membereskan mainan sambil mendengarkan lagu kesukaan, atau mengajaknya berlomba dengan mengatakan, “Siapa yang bisa mengumpulkan mainan ke dalam kotak paling banyak, adalah pemenangnya!” Jangan lupa untuk mengalah saja, ya Ayah Bunda. 2. Mengucapkan kata “tolong” Ayah Bunda hampir tidak mungkin membutuhkan bantuan si Kecil. Namun, cobalah meminta tolong pada si Kecil untuk mengambilkan suatu benda dengan mengucapkan kata “tolong”. Baca juga:Tips MENGAJARKAN 3 KATA AJAIB, Maaf, Tolong, Terima kasih, dengan Cara Menyenangkan: Pada Anak PAUD Usia 4-5 Tahun 3. Cuci tangan sebelum makan Ayo, ajak si Kecil membiasakan diri dengan cara mencuci tangan bersama Ayah Bunda. 4. Table manner yang baik Ajak si Kecil makan bersama tanpa gangguan segala aktivitas dengan layar. 5. Mengucapkan salam Setiap si Kecil bangun pagi, ucapkan “Selamat pagi!” Saat hendak pergi, Ayah Bunda bisa berpamitan. 6. Mengucapkan terima kasih Agar bisa jadi teladan, sering-seringlah mengucapkan terima kasih saat menerima bantuan dari siapa saja. Atau, saat Ayah Bunda membantu si Kecil, tapi ia lupa mengucapkan terima kasih, ucapkan “terima kasih” pada si Kecil. 7. Menunggu giliran Ajak ia bermain game yang memberikan kesempatan kepada si Kecil untuk menunggu giliran, misalnya ular tangga, halma, dan lainnya. Atau, bila ia punya saudara kandung, berikan kesempatan padanya untuk bermain secara bergiliran dengan kakak atau adiknya. 8. Mendengarkan nasihat / instruksi Berikan waktu untuk mendengarkan segala cerita dari si Kecil dengan sepenuh hati dan menatap matanya. 9. Meminta maaf Saat Ayah Bunda membuat suatu kesalahan, dengan setulus hati ucapkanlah kata “maaf”. Baca juga:6 Hal Penting saat Orang Tua Meminta Maaf kepada Anak  10. Hidup hemat Ajak si Kecil menabung bersama. Ayah Bunda juga perlu bijaksana dalam membeli barang-barang sesuai kebutuhan. 11. Peduli pada kebersihan Ajak si kecil membersihkan rumah bersama. Bila ada kertas atau kardus sisa bungkus makanan di lantai atau di atas meja, ajak ia membuangnya di tempat sampah bersama-sama. 12. Sopan berkata-kata Gunakan kata-kata yang baik saat berkomunikasi dengannya, meskipun saat menasehati atau menegur karena si Kecil berbuat suatu kesalahan. Baca juga:Anak Bicara Kurang Sopan? Ini Cara Mencegahnya 13. Berbagi pada sesama Ajak si Kecil berkegiatan sosial. Ayah Bunda juga bisa meminta si Kecil memasukkan sejumlah uang di kotak sumbangan 14. Tidak membuang makanan Berikan porsi makan yang secukupnya. Yang penting si Kecil mampu menghabiskannya. 15. Mengasihi hewan dan tanaman Berikan ia kesempatan memelihara tanaman atau hewan, serta ajari cara merawatnya dengan baik. 16. Mandiri dalam mengenakan pakaian Berikan kesempatan mengenakan pakaiannya sendiri, dan berikan bantuan bila benar-benar dibutuhkan. 17. Cinta alam Ajak ia berkreasi dengan aneka bahan bekas, dan meminimalisir penggunaan kantong plastik. 18. Tekun berdoa Ajak ia berdoa bersama dan mengingatkan juga agar ia rajin berdoa sebelum beraktivitas dengan kata-kata yang sederhana. Baca juga:Kabi Kisah Teladan Nabi sebagai Bentuk Pengenalan Ibadah pada Anak Usia Dini 19. Membantu orang lain Mintalah ia membantu Ayah Bunda mulai dari hal yang sederhana, misalnya mengambilkan sendok. 20. Kesabaran Saat si Kecil berbuat salah, Ayah Bunda harus menasehatinya dengan kata-kata yang lembut dan penuh empati. 21. Sopan berperilaku Budayakan penggunaan kata “permisi” saat hendak melewati orang lain yang sedang duduk dan menganggukkan badan saat memberi salam. 22. Bangun pagi Ciptakan suasana yang ceria dan penuh semangat di pagi hari, misalnya dengan memutarkan lagu yang bermakna positif plus penuh semangat, mengajak berdoa bersama, senam pagi bersama. Baca juga:Bangun Pagi: Apa Manfaatnya Bagi Si Kecil? Apa Peran Orang Tua? Mengapa Penting untuk Anak Indonesia Hebat? Menanamkan kebiasaan positif sejak dini akan membantu si Kecil tumbuh menjadi anak yang berakhlak mulia dan berintegritas. Dengan kesabaran, konsistensi, dan bimbingan dari Ayah Bunda, segala kebiasaan tersebut di atas, pasti akan memberikan hasil yang positif bagi perkembangan anak di masa depan. Tetap semangat jadi teladan! RIRI: Animasi keren untuk belajar dengan aneka dongeng pembangun karakter! Sumber referensi: 1. Freepik.com. (2024). Walking family child walk baby [1]  

Kamis, 22 Desember 2022 | Parenting

Kasih sayang orang tua sangat mempengaruhi kecerdasan anak. Dilansir dari gov.wales, seorang pakar anak mengatakan: “Menunjukkan cinta dan kasih sayang kepada anak Anda adalah hal yang penting. Cinta dan kasih sayang sangat dibutuhkan dalam perkembangan otak anak yang sehat.” Seperti kita tahu, otak adalah pusat dari aneka kecerdasan anak. Semakin sering orang tua mengungkapkan perasaan sayang kepada sang buah hati, ia akan semakin merasa bahagia. Kasih sayang bisa diungkapkan baik dalam perbuatan maupun perkataan. Semakin besar rasa bahagia yang si kecil rasakan, ia akan semakin bersemangat untuk belajar dan beraktivitas, dan tentu saja ia akan semakin tumbuh menjadi anak yang cerdas. Bagaimana mengungkapkan perasaan sayang orang tua kepada anak? Mari kita simak! 1. Memberikan Pelukan dan Sentuhan Dalam aktivitas sehari-hari, misalnya saat anak bermain, tertidur, dan melakukan aktivitas lainnya, berikan waktu Anda untuk memberikan pelukan dan sentuhan. Beberapa efek positif dari pelukan dan sentuhan kepada anak adalah: Mencegah stres. Memberikan ketenangan. Memberikan kenyamanan Meningkatkan rasa percaya diri. Mencegah rasa “haus kasih sayang” saat ia dewasa kelak. Memperkuat bonding orang tua dan anak. Memberkan rasa aman dan merasa dilindungi. Baca juga: 7 Cara Efektif Mendidik Anak Semakin Produktif 2. Menjadi Pendengar yang Baik Banyak orang tua sibuk dengan ponsel pintarnya. Ayah dan Bunda perlu sejenak meluangkan waktu untuk menjadi pendengar baik saat si kecil bercerita. Letakkan ponsel pintar Anda dan tunjukkan ketulusan serta kesungguhan hati Anda dalam mendengarkan celoteh si kecil. Semakin sering Ayah dan Bunda menjadi pendengar yang baik bagi si kecil, Anda akan semakin memahami aneka persoalan yang sedang dialaminya, serta dapat membantu menemukan jalan keluarnya. Si kecil pasti akan semakin merasakan kasih sayang Ayah dan Bunda. 3. Bermain Bersama Dunia anak adalah dunia bermain. Saat Ayah dan Bunda bisa memasuki dunia si kecil, maka ia akan semakin merasa bahwa Anda begitu menyayanginya. Saat bermain, Ayah dan Bunda juga bisa mengajarkan banyak hal. Lakukan interaksi dengan sang buah hati, agar si kecil juga semakin aktif berkomunikasi dan semakin termotivasi untuk aktif berbicara dan bergerak. Saat mengajak anak bermain, Ayah dan Bunda bisa memilih aneka permainan yang edukatif dan ramah anak. Salah satunya adalah gim online yang bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan dan meningkatkan kecerdasan si kecil. Gim ini berjudul "Marbel Pelajaran TK dan PAUD". 4. Berikan Hadiah di Momen Istimewa Ulang tahun adalah salah satu momen istimewa bagi si kecil untuk mendapatkan hadiah dari Ayah dan Bunda. Namun, sebenarnya masih banyak momen yang bisa Anda pilih sebagai saat yang baik untuk memberikan hadiah, misalnya saat anak berbuat baik, saat ia meraih prestasi, saat ia bisa menyelesaikan tugasnya, dan lainnya. Berikan hadiah dengan hati yang tulus, penuh suka cita, dan jadikan momen memberikan hadiah sebagai saat istimewa. Jelaskan mengapa si kecil mendapatkan hadiah, dan ungkapkan perasaan bangga dan sayang kepadanya. Sehingga si kecil benar-benar merasa diperhatikan dan disayang. Hadiah yang Ayah dan Bunda berikan tidaklah harus sesuatu yang mahal harganya. Mungkin hanya sebuah pensil, penghapus, atau buku yang Anda berikan. Namun, bila benda-benda tersebut bergambar tokoh kartun kesayangan si kecil, pasti ia akan menyukainya. Ayah dan Bunda juga bisa memberikan hadiah yang bisa digunakan sebagai sarana belajar si kecil. Silakan dapatkan aneka hadiah edukatif tersebut di Toko Marbel Junior. 5. Berusaha Ada saat Ia Tidak Merasa Bahagia Karena kesibukan, kadang Ayah dan Bunda mungkin tidak menyadari bahwa si kecil sedang ada dalam suatu persoalan. Ayah dan Bunda perlu peka terhadap segala situasi hati si kecil. Ayah dan Bunda harus bisa berusaha ada saat si kecil sedang bersedih atau saat hatinya terbebani. Ajak si kecil bercerita, bermain bersama, bernyanyi bersama, dan memberikan pelukan kasih sayang. Berikan kata-kata nasihat dan motivasi agar si kecil kembali bersemangat dan ceria. Ayah dan Bunda juga bisa menghibur si kecil dengan cara menceritakan dongeng-dongeng yang sarat akan pesan moral dan inspiratif. Beberapa contoh koleksi dongeng bisa didengarkan di Spotify. 6. Memahami Apa yang Ia Suka Ada banyak hal yang anak Anda suka, misalnya makanan, olahraga, musik, minuman, permainan, dan lainnya. Ayah dan Bunda bisa mengetahui apa yang anak suka dengan bertanya langsung atau dengan mengamati anak saat beraktivitas sehari-hari. Anak-anak pasti akan bahagia bila: Ia sering melihat makanan kesukaannya tersaji di meja makan, Ayah dan Bunda mengajaknya bermain permainan favoritnya. Dibelikan baju dengan warna yang paling ia gemari. Sang buah hati pasti akan semakin merasa disayang karena orang tuanya begitu memperhatikan dan memahami apa yang ia suka. 7. Banyak Mengalah Ayah dan Bunda mungkin pernah mengalami perbedaan pendapat pada si kecil, misalnya hari ini mau makan apa, di akhir pekan hendak pergi ke mana, atau hal-hal sederhana tapi bisa memicu perdebatan. Ayah dan Bunda perlu lebih banyak mengalah saat menghadapi situasi ini. Yang terbaik dan perlu Anda lakukan adalah memberikan pertimbangan dan pandangan kepada si kecil. Misalnya ada opsi A dan B. Ayah dan Bunda perlu memberikan pandangan, sisi positif dan negatif dari opsi A dan B tersebut, sehingga si kecil bisa menentukan pilihan terbaik. Pembiasaan ini juga bisa melatih keterampilan berpikir kritis anak lho. Pembiasaan-pembiasaan di atas hanyalah pedoman bagi Ayah dan Bunda untuk bisa mengungkapkan kasih sayang kepada sang buah hati. Bagaimanapun sikap spontan yang disertai ketulusan hati Ayah dan Bunda saat memberikan senyuman, pelukan, sentuhan, serta kesabaran dalam mengasuh sang buah hati akan lebih dirasakan si kecil secara lebih dalam. Karena perbuatan yang disertai kasih sayang yang tulus akan benar-benar memberikan kenyamanan dan kebahagiaan yang besar bagi si kecil, sehingga memberikan dampak yang besar bagi perkembangan kecerdasannya. Kesuksesan anak di masa depan, akan sangat ditentukan oleh kecerdasannya. Melalui artikel ini, kita juga diajak untuk memahami bahwa kesuksesan anak akan sangat dipengaruhi oleh kasih sayang yang Ayah dan Bunda berikan setiap hari dan setiap saat. Selamat belajar menjadi orang tua yang penuh dengan cinta kasih ya, Ayah dan Bunda. Sumber Referensi: 1. Gov.wales. (2022). Tips for guiding childrens behaviour make time for love and affection [1] 2. Freepik. (2022). Happy attractive young asian family portrait healthy harmony [2] 2. Freepik. (2022). Happy asian tender son hugging mother [3]

Selasa, 20 Desember 2022 | Parenting

Pola asuh yang tepat bisa membawa dampak positif bagi perkembangan sang buah hati. Gentle Parenting adalah salah satu pola asuh yang sangat penting untuk diterapkan di zaman sekarang, yang mana sebagian besar anak sulit menerima sikap kasar dan ada unsur paksaan. Dilansir dari verywellfamily.com, Allison Andrews, PsyD, seorang pakar anak, mengatakan: "Saat kita menunjukkan kelembutan, terutama selama masa-masa anak mengalami tekanan, kita perlu mencontohkan sikap sabar dan peduli terhadap anak yang sedang mengalami keadaan hati yang tidak baik. Kita memberikan teladan sikap yang tidak kaku. Tetap tenang dan bersikap lembut, serta tegas mengatur nada bicara perlu dilakukan demi pertumbuhan dan perkembangan positif anak.” Inti dari pola asuh gentle parenting adalah adanya sikap tenang, lembut, tapi tetap tegas. Bagaimana penerapan gentle parenting dalam hidup sehari-hari agar si kecil benar-benar tumbuh optimal? Ini caranya! 1. Bersikap Lembut kepada Anak Sesuai namanya, gentle parenting, sikap lembut adalah dasar karakter yang perlu dimiliki orang tua yang ingin menerapkan pola asuh ini. Sikap lemah lembut yang selalu diberikan kepada si kecil akan memberikan kenyamanan dan rasa bahagia kepada si kecil. Rasa bahagia dan kenyamanan akan menstimulasi aneka kecerdasan anak untuk berkembang dengan lebih optimal. Menciptakan rasa bahagia tidak hanya saat anak melakukan suatu aktivitas. Ayah dan Bunda juga bisa menciptakan rasa bahagia di hati anak saat ia hendak tertidur, misalnya dengan menyanyikan lagu untuk meninabobokan sang buah hati. 2. Selalu Memberikan Energi Positif Agar si kecil selalu memiliki energi positif, Ayah dan Bunda bisa membangunnya dengan mengajak anak melakukan aneka kegiatan positif, misalnya mendampinginya saat menggambar, mengajak anak membaca buku bacaan, berkaraoke bersama, berolahraga bersama, dan lainnya. Bila ia terlihat bosan, Ayah dan Bunda bisa memotivasinya dengan memberikan pujian, mengucapkan kata-kata penyemangat, atau mengajaknya jalan-jalan.  Jangan lupa, Ayah dan Bunda juga harus menampilkan wajah ceria dan bersemangat saat mengajak si kecil beraktivitas bersama.  3. Aktif Menjalin Komunikasi Komunikasi adalah salah satu kunci atau cara untuk menyelesaikan suatu persoalan, baik persoalan ringan atau berat, dengan lebih baik. Ayah dan Bunda perlu aktif bertanya kepada si kecil seputar aktivitas hariannya. Ayah dan Bunda juga perlu menunjukkan sikap antusias menceritakan aktivitas harian Anda, serta pengalaman-pengalaman atau peristiwa-peristiwa baik yang Anda alami. Pembiasaan menjalin komunikasi antara orang tua dan anak sejak dini, akan membawa pengaruh positif bagi perkembangan si kecil. Saat ia menginjak dewasa, si kecil pasti akan semakin merasakan kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. Banyak persoalan sederhana akan dengan mudah terselesaikan, sehingga mencegah terjadinya persoalan yang lebih besar di dalam keluarga. Saat menjalin komunikasi, Ayah dan Bunda pasti membutuhkan bahan pembicaraan yang menarik. Salah satu bahan menarik untuk bercerita dan berdiskusi bersama si kecil adalah membahas tentang dongeng kesukaan si kecil. Yuk, temukan ratusan dongeng interaktif dan menarik produksi Educa Studio yang kini hadir di Spotify.   4. Mengurangi Pemberlakuan Aturan dan Hukuman Karena kunci utama keberhasilan penerapan pola asuh gentle parenting ini adalah komunikasi yang penuh dengan cinta kasih dan kepercayaan, maka pemberlakukan aturan perlu diminimalkan. Biasanya si kecil sudah termotivasi untuk selalu bersikap baik karena ia tidak ingin membuat orang tuanya bersedih, kecewa, atau tidak ingin merusak kepercayaan dari orang tuanya. Sebaliknya, anak melakukan hal-hal yang baik bukan karena suatu perintah atau aturan yang bersifat memaksa. Namun, ia melakukannya karena ingin selalu membuat orang tuanya merasa bahagia dan tidak ingin merusak kepercayaan yang sudah diberikan. Baca juga: 7 Tips Mengembangkan Perilaku Patuh Aturan pada Anak PAUD 5. Perlunya Batasan-Batasan Ayah dan Bunda memperbolehkan si kecil bermain di luar rumah, bermain gim, menonton TV, melakukan browsing dengan media internet, dan aktivitas lainnya. Namun, Ayah dan Bunda perlu memberikan batasan-batasan apa saja yang perlu ditaati atau tidak boleh dilanggar oleh si kecil. Jalinan komunikasi yang baik dan rasa empati akan menjadi kunci utama agar si kecil tidak melanggar batasan-batasan yang telah disepakati bersama. Bagaimanapun, si kecil juga perlu memahami bahwa segala sesuatu yang berlebihan bukanlah sesuatu yang baik. Tugas Ayah dan Bunda adalah mengasah kepekaan si kecil agar mampu mengontrol emosi dan tidak melakukan sesuatu yang melebihi batas, misalnya menonton TV hingga larut malam. Bila ada perilaku negatif yang dilakukan anak dan sudah di luar batas kewajaran, Ayah dan Bunda perlu bersikap tegas dengan tetap mengutamakan kesabaran dan kontrol emosi yang baik. 6. Menumbuhkan Empati Sejak Dini Ayah dan Bunda tentu memiliki suatu harapan tersendiri kepada si kecil. Sedangkan si kecil pasti juga memiliki harapan pada dirinya sendiri. Sikap empati inilah yang berperan penting agar tidak ada unsur paksaan yang diterapkan atau diberikan oleh Ayah dan Bunda. Ayah dan Bunda harus menjadi prioritas penting untuk lebih bisa memahami apa yang diinginkan oleh si kecil. Bila ada sesuatu yang perlu diluruskan atau ada yang kurang pas, Ayah dan Bunda harus bisa meluruskan atau memberi jalan keluar terbaik agar si kecil berada di jalan atau pilihan yang tepat. Misalnya, saat si kecil sangat menyukai gim online tertentu, Ayah dan Bunda harus bisa membimbing si kecil agar tetap bisa mengatur waktu dalam bermain dan bisa memberikan pendampingan agar si kecil tetap mendapatkan manfaat edukasi dari gim online yang ia mainkan. Jangan sampai Ayah dan Bunda serta merta melarang si kecil bermain gim online, hanya karena ia mendapatkan nilai sekolah yang kurang memuaskan. Saat bermain gim online, Ayah dan Bunda perlu menyarankan agar si kecil memainkan gim yang edukatif. Salah satu contohnya adalah gim di bawah ini! 7. Mampu Membantu dalam Mengelola Stres Anak Walaupun Ayah dan Bunda sudah memberikan usaha yang terbaik, tapi terkadang ada saja persoalan yang tiba-tiba datang tak terduga. Misalnya, saat si kecil mengalami suatu persoalan dengan temannya hingga ia merasa tidak nyaman. Tugas Ayah dan Bunda adalah mengelola stres anak, agar ia bisa tetap merasa tenang dan menemukan solusi terbaik. Satu hal yang paling penting untuk dilakukan Ayah dan Bunda adalah tetap bersikap tenang serta tidak terlalu mudah bereaksi negatif. Dengan tetap bersikap tenang, Ayah dan Bunda sudah memberikan teladan kepada si kecil tentang cara menyelesaikan suatu persoalan dengan mengutamakan kesabaran dan sikap rendah hati, walaupun si kecil ada di pihak yang benar atau tidak bersalah. Baca juga: 5 Cara Praktis Melatih Anak Agar Terampil Mengelola Stres Tips Menghindari Toxic Parenting Di zaman digital seperti sekarang, anak-anak bisa dengan cepat mendapatkan informasi dari luar. Namun, tentu saja informasi atau pengaruh yang didapatkan di dunia digital tidak selalu baik bagi perkembangan anak atau tidak semuanya ramah bagi anak. Gentle parenting adalah salah satu pola asuh yang perlu diterapkan kepada si kecil, agar ia tetap mendapatkan satu sosok orang tua yang begitu dekat di hati. Meskipun si kecil memiliki sosok idola, misalnya seorang artis, tapi ia tetap memiliki sosok panutan yang bisa memahami perasaannya dan apa keinginannya, serta bisa membimbingnya menjadi pribadi yang berhati mulia.  Sumber Referensi: 1. Plant, R. (2022). Benefits and challenges of gentle parenting [1] 2. Freepik. (2022). Happy cheerful asian family dad mom daughter playing funny game as doctor [2] 3. Freepik. (2022). Father son playing park sunset time people having fun field concept friendly family [3]

Senin, 19 Desember 2022 | Parenting

Bagaimana cara menjadi orang tua yang sekaligus bisa menjadi bestie bagi sang buah hati? Dilansir dari nurturey.com, Tom Bronson berpendapat: “Fokus saja pada apa yang dicari anak Anda dan jadilah orang itu. Ketika orang tua menjadi sahabat anaknya, ikatan mereka semakin kuat seiring berjalannya waktu.” Agar bisa menjadi bestie atau sahabat terbaik serta istimewa bagi sang buah hati, Ayah dan Bunda perlu memahami aneka kebutuhan anak dan apa yang ia inginkan. Tentu saja Ayah dan Bunda membutuhkan kiat-kiat khusus agar bisa memahami apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan sang buah hati, sehingga bisa menjadi sahabat terbaik baginya. Apa saja kiat-kiat tersebut? 1. Bermain Bersama si Kecil Semua anak pasti suka bermain. Ayah dan Bunda bisa menjadi sahabat atau partner bermain bagi si kecil, saat ia bermain permainan balok, puzzle, lego, dan lainnya. Ajak pula si kecil bermain permainan yang membutuhkan lawan main, misalnya bermain monopoli, ular tangga, dan lainnya. Saat bermain bersama si kecil, biarkan si kecil memenangkan permainan tersebut meski harus mengalah, agar ia semakin bersemangat melakukan permainan. Ayah dan Bunda perlu intens melakukan interaksi dan menunjukkan semangat saat bermain bersama si kecil. Beberapa permainan online yang edukatif juga bisa menjadi pilihan bagi Ayah dan Bunda. Beberapa contoh permainan tersebut antara lain: - Koleksi Permainan Edukatif "Marbel Belajar TK dan PAUD"- Marbel Membaca - Marbel Puzzle 2. Mengajak Pergi ke Tempat Favoritnya Biarkan si kecil memilih tempat yang hendak ia tuju saat menghabiskan waktu liburan. Ayah dan Bunda juga harus bersemangat menemani si kecil ketika berada di tempat pilihannya tersebut. Pembiasaan ini juga bisa meningkatkan kemampuan anak berpikir kritis dan daya kreativitasnya. 3. Menonton Film Favorit Bersama Salah satu ciri seorang sahabat adalah memiliki selera yang sama. Ayah dan Bunda perlu menunjukkannya dengan bersedia dan berusaha menikmati saat menonton film kesukaan anak, meskipun film yang ditonton adalah film animasi atau kartun. Video dongeng juga bisa menjadi pilihan bagi Ayah dan Bunda untuk bisa dinikmati bersama sang buah hati. Contoh dongeng yang edukatif dan sangat menarik adalah dongeng di bawah ini. 4. Mengajak Anak Melakukan Pekerjaan Harian Saat Ayah dan Bunda merapikan ruangan, menyapu lantai, membersihkan kamar, dan melakukan aktivitas lainnya, ajaklah si kecil terlibat dalam aktivitas tersebut. Ayah dan Bunda tidak perlu memaksa si kecil bila ia memang belum bersedia, dan biarkan ia melakukan apa yang ia mampu. Misalnya, saat Anda mencuci piring, ajak si kecil untuk mengelap sendok dan garpu. Agar si kecil semakin rajin melakukan pekerjaan harian, tentu saja ia perlu mengenal aneka pekerjaan harian tersebut. Kenalkan dengan gim di bawah ini. Anak-anak pasti suka dan akan lebih mudah mengingat aneka pekerjaan dan kebiasaan baik yang bisa dilakukan setiap hari.   5. Mengapresiasi Setiap Perkembangan Anak Ayah dan Bunda perlu memberi apresiasi kepada setiap perkembangan anak, misalnya saat ia mulai bisa merapikan buku sendiri, menyapu lantai sendiri, dan hal-hal sederhana lainnya. Hal ini akan memotivasi anak untuk terus berkembang dan meningkatkan bonding antara orang tua dan anak. 6. Memberikan Waktu Sendiri Meskipun anak membutuhkan teman bermain dan melakukan aktivitas, terkadang ia juga membutuhkan ruang untuk melakukan sesuatu sendirian. Memberikan waktu kepada si kecil untuk beraktivitas sendiri bisa membuatnya merasa menjadi pribadi yang dipercaya dan dianggap lebih “dewasa”. Baca juga: 6 Alasan Mengapa Anak-Membutuhkan Waktu Bermain Sendiri 7. Menanyakan Aktivitas Harian dan Berbagi Cerita Setiap hari Ayah dan Bunda perlu menanyakan aneka aktivitas harian si kecil, terutama saat ia berada di sekolah dan saat ia mengikuti suatu kursus atau bimbel. Ayah dan Bunda juga bisa membagikan cerita tentang aktivitas harian saat bekerja atau pengalaman-pengalaman menarik di masa lampau. Agar suasana mengobrol semakin asyik, Ayah dan Bunda bisa mengajak si kecil bermain dengan alat peraga edukasi yang menarik. Anda bisa mendapatkan aneka permainan dengan media kartu, poster, papan gim, dan lainnya di Toko Marbel Junior. 8. Memasakkan Makanan Kegemaran Ayah dan Bunda bisa memasakkan makanan kesukaan si kecil. Agar semakin merasakan kedekatan dengan si kecil, Ayah dan Bunda bisa melibatkannya dalam proses memasak dan melakukan santap makanan bersama. Agar si kecil semakin tahu cara memasak dan aneka alat masak dan alat makan lainnya, ajak bermain gim di bawah ini, yuk! Tips parenting kali ini mengajak Ayah dan Bunda menjadi pribadi seorang bestie atau sahabat terbaik dan istimewa bagi sang buah hatii, karena sosok bestie akan sangat mudah dicontoh. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua agar bisa semakin menjadi pribadi yang baik, sehingga apa pun yang Anda lakukan bisa menjadi teladan yang baik bagi sang buah hati. Selamat belajar menjadi orang tua yang semakin baik ya, Ayah dan Bunda. Semangat! Sumber Referensi: 1. Bronson, T. (2021). 8 simple steps to become your childs best friend [1] 2. Freepik. (2022). Two girls play slides playground selective focus [2] 3. Freepik. (2022). Young family spending time with their toddler [3]

Jumat, 27 Mei 2022 | Parenting

"Tiger Parenting" adalah suatu pola asuh orang tua dengan ciri khas sikap yang otoriter dan cenderung bersikap kasar baik dalam perkataan dan perbuatan tanpa menaruh empati kepada anak. "Tiger Parenting" memang adalah hal biasa di zaman dahulu dan kadang sudah menyatu dengan suatu budaya tertentu di mana orang tua memiliki kedudukan yang tertinggi dalam keluarga, anak harus mengikuti kata-kata orang tua, tanpa memandang dampak psikis bila suatu kehendak orang tua dipaksakan dalam diri dan kehidupan anak. Apakah ciri "Tiger Parenting"? Bagaimana cara mendidik anak yang baik? 1. Anak Harus Menjadi Juara Karena memiliki prestise yang sangat tinggi, para penganut "tiger parenting" berpikir bahwa seorang anak harus bisa membawa nama baik keluarga dan harus bisa dibanggakan di tengah keluarga. Karena apa yang dicapai anak akan menjadi suatu kehormatan, maka orang tua penganut "tiger parenting" mengharapkan anaknya harus lebih dari yang lain dan harus menjadi juara. Karena tuntutan orang tua yang terlalu tinggi, anak-anak menjadi sering merasa cemas. Hal ini terjadi karena ia takut dimarahi atau bahkan mengalami kekerasan psikis atau fisik bila ia mendapatkan hasil yang kurang memuaskan. Secara mental dan karakter anak menjadi kurang berkembang, karena ia cenderung sering menutup diri dan enggan melakukan sesuatu yang baru karena ada perasaan takut tidak bisa mencapai apa yang diinginkan orang tuanya. 2. Aturan yang Terlalu Banyak dan Kaku Dunia anak adalah dunia bermain dengan hati gembira. Agar hati merasa gembira, maka anak perlu bermain secara merdeka. Namun akan menjadi berbeda bila saat beraktivitas anak terlalu banyak diberikan aturan-aturan, apalagi yang bersifat kaku, dan mengandung hukuman bila melanggarnya. Aturan yang terlalu banyak dan bersifat kaku bisa mengakibatkan anak menjadi kurang memiliki kebebasan. Kemampuan berkreasi dan berimajinasi yang juga bisa menunjang kecerdasan anak menjadi kurang bebas berkembang. Ketrampilan bersosialisasi anak juga bisa terhambat, karena di dalam hatinya ada ketakutan akan mengucapkan kata-kata yang salah. Di dalam pikiran bawah sadarnya ia juga merasa takut dengan hukuman saat melakukan kesalahan. Orang tua yang baik perlu memahami bahwa aturan sebaiknya dibuat bersama sang buah hati. Tidak perlu terlalu banyak dulu, mungkin hanya satu atau dua aturan saja serta terfokus pada hal-hal yang memang sering dilanggar anak. Misalnya: selesai bermain, mainan perlu dirapikan. Dan bila anak melanggarnya, orang tua tidak perlu menghukum atau membentak-bentak. Berikan konsekuensi yang bersifat edukasi, misalnya mengurangi jam menggunakan "gadget" atau bermain "game". Katakan dengan suara lembut dan tidak membentak-bentak. 3. Menjadikan Ancaman untuk Membuat Anak Patuh Membuat anak patuh pada kata-kata orang tua memang tidak mudah, apalagi untuk anak-anak zaman sekarang. Banyak orang tua menggunakan "ancaman" untuk membuat anak-anak lebih patuh, baik dengan ancaman fisik mau pun verbal. Kepatuhan anak pada pada orang tua bisa dibangun dengan kasih sayang yang tulus dari orang tua. Bila anak merasa diperhatikan dan disayang dengan tulus oleh orang tuanya, maka ia akan lebih merasa nyaman terutama saat mendengar arahan, nasihat, mau pun bimbingan dari orang tua. Sehingga dari pihak orang tua pun tidak perlu menggunakan kata-kata yang kasar dan bersifat mengancam. Untuk bisa membangun komunikasi dan jalinan yang baik antara orang tua dan anak, orang tua perlu lebih aktif dalam meluangkan untuk ngobrol, menanyakan kesibukan anak, mendampingi anak saat belajar, dan kebersamaan lainnya. "Tiger Parenting" dipercaya bisa meningkatkan prestasi anak secara akademis. Padahal prestasi anak tidak hanya akademis, namun juga dalam hal pengembangan karakter dan ketrampilan. "Tiger parenting" juga bisa menghambat anak dalam mengembangkan bakat-bakatnya, karena terkadang impian orang tualah yang menjadi pencapaian. Bagaimana dengan gaya pengasuhan Anda? Apakah masih menganut "tiger parenting? Apakah menurut Anda "tiger parenting" adalah pola asuh yang baik untuk anak zaman "now"?

Minggu, 27 Februari 2022 | Parenting

Setiap anak memiliki kelebihan dan kelemahan. Begitu pula dalam hal menerima ilmu pengetahuan saat pembelajaran, ada anak yang bisa mudah menerima materi yang diajarkan, namun ada yang kesulitan karena memiliki suatu kelemahan tertentu. Kelemahan-kelemahan ini biasanya mudah dialami oleh anak-anak usia dini. Karena anak-anak usia dini masih memiliki kecenderungan bergantung kepada orang lain, sehingga setiap karakter yang terbentuk dalam diri mereka sangat dipengaruhi oleh pola asuh orang tua dan metode pembelajaran di sekolah. Berikut ini adalah beberapa kelemahan anak saat mengikuti pembelajaran di sekolah dan cara mengatasinya. A. Kelemahan dalam Berkonsentrasi Ada banyak faktor yang mempengaruhi hal ini. Kelemahan ini bisa disebabkan oleh aktivitas yang terlalu monoton, dalam kehidupan anak sehari-hari. Misalnya, anak yang terlalu sering bermain game atau mainan handphone, dan kurang berolahraga dan melakukan aktivitas fisik lainnya. Orang tua bisa mengatasinya dengan mengarahkan anak untuk sejenak menjauhi aktivitas yang bersifat monoton tersebut. Dan mengatur waktu bersama anak, untuk melakukan aktivitas yang lebih bervariasi, misalnya berolahraga, berkebun, dan aktivitas lainnya baik di dalam dan di luar ruangan. B. Anak yang Aktif Salah satu ciri anak usia dini adalah memiliki keaktifan bergerak dan ada pula yang diikuti dengan keaktifan berbicara di atas orang dewasa. Hal ini adalah sesuatu yang normal, walau pun kadang juga bisa membuatnya kurang bisa berkonsentrasi saat mengikuti pembelajaran di sekolah. Pembelajaran online yang bersifat "mendengarkan ceramah" bisa menjadi sesuatu yang sangat membosankan. Membutuhkan kesabaran dan perhatian ekstra untuk anak-anak jenis ini. Yang terpenting bagi orang tua adalah tidak boleh terlalu banyak melarang anak melakukan sesuatu, asalkan apa yang dia lakukan adalah sesuatu yang baik serta tidak berbahaya. Misalnya, membersihkan ruangan, menyapu halaman, mencuri piring, dan lainnya. Bila ia sudah melakukan banyak aktivitas yang membantunya mengurangi energinya, biasanya anak yang sangat aktif mampu berkonsentrasi dengan lebih baik serta bisa duduk dengan lebih tenang. C. Kelemahan Motorik Anak dengan kelemahan ini biasanya secara fisik sangat rapuh. Ia mudah lelah dan kurang nyaman melakukan sesuatu yang berat. Hal ini bisa menjadi masalah yang lebih besar, bila mengganggu ketrampilan menulis anak. Ia terlihat sangat lemah saat memegang pensil, sehingga tulisannya pun kadang cenderung kurang rapi. Orang tua bisa membantu mengatasi kelemahan motorik halus ini dengan mengajak anak melakukan aktivitas yang merobek kertas, bermain plastisin, senam jari, mewarnai gambar, dan lainnya. Sedangkan untuk mengatasi motorik kasar anak, orang tua bisa mengajari anak jalan pagi, bermain bola, bersepeda, dan aktivitas lainnya. D. Faktor Psikis Faktor ini biasanya lebih sulit terdeteksi, karena bisa berubah setiap saat. Anak yang kesehariannya terlihat ceria dan bersemangat biasanya lebih mudah terdeteksi. Hal ini dikarenakan oleh perubahan kebiasaan yang begitu signifikan. Berbeda dengan anak yang cenderung pendiam dan pemalu, ia akan lebih "pintar" dalam menyembunyikan perasaannya. Namun, bila orang tua memiliki perhatian baik kepada sang anak, gejala ini lebih mudah terdeteksi. Komunikasi antara orang tua dan guru akan sangat membantu menemukan penyebab dari masalah ini, sehingga lekas ditemukan jalan keluarnya. Setiap hari, orang tua perlu meluangkan waktu berinteraksi dan bercakap-cakap, agar anak mau menceritakan aktivitas sehari-hari mereka, baik di lingkungan sekolah, mau pun saat bersama teman-teman bermain di sekitar rumah. E. Kelemahan Kognitif Anak-anak dengan kelemahan ini mengalami kesulitan dalam mengingat atau pun memahami hal-hal yang ia pelajari. Orang tua tidak boleh menuntut terlalu tinggi dalam hal prestasi belajar anak. Hal ini bisa membuat anak menjadi tertekan dan sulit untuk berkembang. Cara terbaik adalah dengan mendeteksi kelebihan-kelebihan apa saja yang dimiliki oleh sang anak. Bagaimana pun, Tuhan pasti mengaruniakan karunia yang istimewa kepada setiap anak. Banyak anak memiliki kelemahan dalam memahami ilmu pengetahuan, namun ternyata ia piawai bermain piano, menari, atau berolah raga. Arahkan anak untuk bisa fokus dan merasa bangga karena keahliannya dalam satu bidang tertentu. Hal ini bisa memupuk kepercayaan diri anak, sehingga ketrampilan dan kecerdasan lainnya pun akan lebih cepat berkembang, karena ia merasa diterima, ada yang dibanggakan, dan diberikan perhatian atau kasih sayang dari orang tua, saudara-saudara, serta teman-teman. Aneka permainan juga bisa membantu mengembangkan kognitif anak, misalnya Marbel Logika dan Ingatan dan Marbel Belajar Tanaman.