Hari Gizi dan Makanan Nasional adalah momen penting yang diperingati oleh negara Indonesia setiap 25 Januari untuk mengingatkan kita semua akan pentingnya gizi dan pola makan yang sehat. Selain itu, kita semua juga diajak untuk semakin mampu meningkatkan kualitas generasi Indonesia agar semakin hebat dan sehat. Ayah Bunda Sahabat Educa, Mengapa Gizi Itu Penting? Gizi memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan fisik dan mental si Kecil. Bila sejak dini ia mendapatkan asupan gizi seimbang, ia akan memiliki energi yang baik. Ia akan semakin memiliki daya tahan tubuh yang optimal, semangat belajar yang tinggi, dan terhindar dari aneka serangan penyakit. Ada banyak masalah kesehatan yang sering menyerang di usia anak-anak, yaitu stunting, gangguan kognitif, gangguan konsentrasi, anemia, dan lainnya. Selain mengganggu segala kegiatan sehari-hari, tentu saja akan mengganggu produktivitas serta semangat belajar si kecil. Baca juga:Ide Aktivitas untuk Belajar Topik Makanan Kesukaanku ( Kurikulum Merdeka ) Di Hari Gizi Nasional, kita semua diingatkan, tidak hanya ayah bunda, namun, juga guru, masyarakat, dan pemerintah agar semakin peduli terhadap kebutuhan gizi anak-anak. Mengapa program makan gratis dari pemerintah begitu penting? Pemerintah kita sudah membuat aneka program guna meningkatkan kualitas gizi masyarakat. Namun, tentu saja generasi Indonesia atau mereka yang masih berstatus pelajar menjadi prioritas. Salah satu program terbaru bagi mereka adalah pengadaan program makan gratis di sekolah. Selain bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi anak Indonesia, anak-anak Indonesia secara tidak langsung belajar tentang pentingnya makanan bergizi dan rasa syukur. Dalam setiap menu makananan yang diberikan pemerintah, akan tersedia pedoman gizi seimbang yang mencakup karbohidrat, protein, lemak sehat, buah, dan sayur. Selain itu, makanan yang disediakan juga bervariasi. Si Kecil mungkin tidak bisa memilih makanan favoritnya. Namun, si Kecil akan belajar betapa pentingnya variasi makanan bergizi dalam keseharian dan merasakan aneka menu yang mungkin belum tentu ia suka, tapi baik untuk kesehatannya. Ia juga akan belajar tentang pentingnya bersyukur atas rahmat Tuhan dan hidup di negara yang tidak pernah kekurangan, terutama dalam hal makanan. Selain itu, ekonomi keluarga tentu juga akan terbantu. Semoga Ayah Bunda bisa turut mendukung setiap program pemerintah, terutama program makan siang gratis, dengan ikut memotivasi si Kecil untuk bisa mensyukurinya. Ayah Bunda juga bisa membawakan lauk, sayuran, atau buah-buahan kepada si Kecil, agar makan siang yang ia santap makin memiliki kualitas gizi yang baik. Baca juga:Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik: Makanan Adat - Tema Negaraku Kurikulum Merdeka Belajar Ayah Bunda Sahabat Educa, apa peran Anda? Pemerintah sudah memberikan program yang baik dan istimewa untuk meningkatkan kualitas gizi, pendidikan, dan ekonomi bagi seluruh warga Indonesia. Berikut ini beberapa hal yang bisa Ayah Bunda lakukan demi meningkatkan tumbuh kembang si Kecil yang optimal: Perhatian dan kasih sayangDengan memberikan perhatian dan kasih sayang, si kecil akan memiliki bonding yang makin erat dengan ayah bunda. Kebutuhan perhatian dan kasih sayang yang terpenuhi, akan membuatnya bisa bertumbuh menjadi anak yang baik dan semakin mudah diarahkan bila berbuat kesalahan. Teladan yang baikDengan menjadi contoh dalam kata-kata dan perbuatan, ayah bunda sudah mengajarkan banyak hal. Termasuk saat memilih menu makanan. Ayah bunda perlu memberi contoh kepada si Kecil untuk selalu mengonsumsi makanan sehat dan bergizi. Kegiatan positif dan menyehatkanKegiatan yang positif akan membuat si kecil selalu berpikir positif dan lingkungan pergaulan yang positif. Kegiatan di luar rumah, seperti bermain bersama teman dan berolahraga juga sangat penting untuk mendukung kesehatan fisik dan mental. Pola makan yang seimbangPastikan si kecil mendapatkan asupan nutrisi yang lengkap. Beberapa anak memiliki kesulitan untuk bisa menyukai buah-buahan dan sayur-mayur. Ayah bunda perlu memiliki cara kreatif agar ia menyukainya, misalnya mencampurkan sedikit sayur ke dalam jus buah kesukaannya. Pembiasaan sejak diniBiasakan agar si kecil selalu menyantap menu makanan bergizi dan bervariasi (tidak monoton). Agar ia bisa menjadi pribadi yang tidak “picky” soal makanan. Pemeriksaan kesehatan dan gizi anakSecara rutin, ajaklah si Kecil menemui dokter atau ahli kesehatan untuk mendapatkan pelayanan medical check-up. Jangan lupa pula untuk membawa si Kecil berkonsultasi kepada ahli gizi secara berkala. Baca juga:RPP PAUD Tema Diriku Subtema Makanan Sehat Memiliki generasi hebat yang memiliki kemampuan di bidang pendidikan yang baik serta kesehatan fisik dan mental yang baik tentu menjadi harapan kita semua. Mari jadikan Hari Gizi Nasional sebagai momen untuk segera melakukan langkah nyata untuk membangun masa depan si Kecil dimulai dari pemberian makanan dengan kualitas yang semakin baik, demi masa depan si Kecil yang semakin cerah. MARBEL Pelajaran TK dan PAUD: Membantu kembangkan aneka keterampilan dasar si kecil Sumber referensi:1. Freepik.com. (2024). Fresh organic fruits front happy girl [1]
Bukan hanya sebagai media hiburan, dongeng RIRI hadir untuk anak Indonesia, sebagai media pembangun moral dan karakter. Yuk, ajak si kecil membaca RIRI, supaya mereka memiliki saat-saat liburan yang menakjubkan dan bermakna. Ayo simak juga aneka artikel tentang kegiatan liburan akhir semester dan Nataru Inilah 18 alasan mengapa ayah bunda perlu mengajak si kecil mengisi waktu liburan bersama RIRI (Cerita Anak Interaktif): 1. Mengandung pesan moral Dongeng RIRI dikemas dengan sederhana, mudah pahami, dan sarat akan pesan moral yang bermanfaat untuk membangun karakter. 2. Animatif dan interaktif Dongeng RIRI dikemas dalam bentuk animasi yang mampu menambah daya tarik si kecil, sehingga mempermudah proses memahami makna cerita dan pesan moralnya secara interaktif. 3. Bahasa yang sederhana Percakapan dengan bahasa yang sederhana memungkinkan si kecil, lebih mudah memahami jalan cerita dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi juga keterampilan linguistik mereka. Baca juga: Dorong Kemampuan Berbahasa Anak dengan Gim Riri Cerita Anak Interaktif 4. Mengembangkan daya imajinasi Si kecil akan dibawa ke dunia imajinasi yang menyenangkan, melalui tokoh dan latar yang unik. Hal ini akan membantu si kecil dalam membangun kreativitas, kecerdasan, serta daya imajinasinya. 5. Mempererat hubungan interpersonal Dengan mengajak si kecil menonton bersama dan mendiskusikan isi cerita RIRI secara interaktif, proses bonding yang makin erat antara orang tua dengan anak akan tercipta. 6. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis Dengan memberi aneka pertanyaan kepada si kecil setelah menonton animasi dongeng RIRI, kemampuan berpikir kritis mereka akan makin berkembang. Baca juga: Kembangkan Keterampilan Berpikir Kritis Anak dengan Cara Ini! 7. Mengembangkan empati Beberapa dongeng RIRI mengisahkan tentang kepedulian, sopan santun, menghargai sesama, dan sikap mulia lainnya. Tentu hal ini sangat baik untuk mengembangkan rasa empati anak. 8. Menanamkan rasa bangga pada tradisi dan budaya Indonesia Selain cerita fantasi dan fabel, koleksi animasi dongeng RIRI banyak yang diadaptasi dari cerita rakyat terkenal, sehingga bisa mengenalkan keragaman dan kekayaan budaya Indonesia. 9. Meningkatkan kemampuan dan minat membaca Dongeng RIRI tidak hanya hadir dalam bentuk animasi, namun, juga hadir dalam e-book dan buku cetak. Dengan demikian, hal ini, bisa meningkatkan kemampuan dan minat baca si kecil. 10. Melatih kemampuan mendengarkan Dongeng RIRI hadir dalam bentuk audio di platform Spotify. Tentu si kecil akan lebih dipermudah dalam menikmatinya, sehingga kemampuan mendengarkannya pun otomatis meningkat. Baca juga: 6 Cara Melatih Keterampilan Anak dalam Mendengarkan 11. Berlatih memahami emosi Si kecil akan dibawa ke dalam alur cerita yang beragam suasananya. Mereka akan mengalami rasa bahagia, haru, sedih, takut, dan lainnya, sesuai apa yang dialami tokoh dalam cerita. Baca juga: Kenalkan Aneka Emosi ke Anak, Ternyata Manfaatnya Luar Biasa 12. Media pengantar tidur Sebelum tidur, ajak si kecil mendengarkan dongeng RIRI di Spotify, agar mereka merasa lebih tenang. 13. Media hiburan yang ramah anak Si kecil pasti akan merasa senang saat menonton dongeng RIRI yang seru, apalagi jika ditemani orang tua dan keluarga. 14. Mengajarkan keterampilan memecahkan masalah Aneka dongeng RIRI menceritakan tokoh yang sedang berpetualang atau menghadapi suatu persoalan, sehingga si kecil akan belajar berpikir logis dan kreatif untuk menemukan jalan keluar. 15. Melatih keberanian dan kepercayaan diri Si kecil makin termotivasi menjadi pribadi yang pemberani dan percaya diri dengan menyaksikan tokoh-tokoh pendekar dan pahlawan yang gagah juga pemberani, dalam RIRI. Kembangkan Aneka Karakter Islami Si Kecil bersama KABI (Kisah Nabi) 16. Meningkatkan daya kolaborasi Kisah tokoh yang memiliki sahabat, senang bekerja sama, dan berjiwa sosial dapat meningkatkan kemampuan anak dalam berkolaborasi atau berinteraksi dengan sesamanya. Baca juga: Variasi dan Kolaborasi Pembelajaran PAUD Berbasis Kesenian 17. Meningkatkan kemampuan visualisasi Ajak si kecil menikmati dongeng RIRI dengan mendengarkan (tanpa melihat visualnya). Ajak pula mereka menggambar adegan yang dianggap paling menarik dalam dongeng, agar kemampuan visualisasi si kecil makin terlatih dan berkembang baik. 18. Menumbuhkan rasa ingin tahu Dongeng berlatar belakang budaya dan kebiasaan masyarakat tertentu, juga dongeng yang menggambarkan keindahan alam dan hubungan harmonis antarmanusia, bisa memupuk rasa ingin tahu si kecil, dan memotivasinya untuk mempelajari hal baru. Ayah bunda, semoga dongeng RIRI bisa menjadi sahabat terbaik si kecil dalam mengisi waktu liburan. Selain menjadi media bonding, harapannya ketika si kecil membaca atau menikmati dongeng RIRI, mereka bisa menyerap berbagai manfaat yang terkandung di dalamnya. Sumber referensi: 1. Freepik.com. (2024). Little cute asian girl reading book nature [1]
Pada masa mendatang, kemajuan teknologi berjalan dengan sangat pesat. Persaingan jadi makin ketat. Maka, sejak usia dini, skills anak perlu dilatih. Aneka soft skills menjadi kemampuan penting yang wajib diajarkan pada si kecil, untuk menghadapi tantangan zaman. Keterampilan ini tidak hanya menyiapkan mereka untuk menghadapi perkembangan teknologi, tetapi juga membantunya tumbuh menjadi pribadi yang adaptif, kreatif, dan tangguh. Inilah beberapa skills yang perlu diperhatikan: Baca juga: 19 Variasi Metode Bermain PAUD & TK Berbasis Teknologi yang Anak Sukai 1. Digital skill Biasa juga disebut kecerdasan digital atau literasi digitai, yaitu kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan perangkat digital, seperti desain grafis, editing video, coding dan sebagainya. Baca juga: Tips Guru Hebat: Menyikapi Perkembangan Teknologi yang Pesat 2. Kreativitas dan inovasi Ajak si kecil menggunakan teknologi saat berkreasi, untuk membuat produk lebih menarik dan bermanfaat. 3. Sosio-emosional Saat beraktivitas dengan teknologi canggih, anak perlu dilatih untuk tetap terampil dalam bersosialisasi, berinteraksi, dan berempati, demi membangun lingkungan juga pergaulan yang positif serta produktif. KABI: Media Pengembangan Karakter Islami dengan Animasi KISAH NABI 4. Berpikir kritis Ajak anak berdiskusi tentang berita terbaru, menggunakan kalimat yang sederhana. Ayah bunda juga perlu membantu si kecil, agar bisa menemukan dan mengembangkan ide-ide baru sesuai bakat dan minatnya. 5. Cerdas dan produktif Di 2025, ilmu dan pengetahuan sangat mudah didapatkan di mana dan kapan saja. Si kecil perlu dilatih agar cerdas dan efektif dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan yang dimiliki, untuk membuat produk yang bermanfaat. 6. Adaptif Teknologi berkembang pesat, dan ekonomi bisa naik dan turun setiap saat. Si kecil perlu disiapkan untuk menghadapi dinamika zaman. Misal, bila si kecil tinggal di perkotaan, perlu dilatih hidup di pedesaan. 7. Tahan mental Di masa mendatang, persaingan dalam bidang pekerjaan makin ketat. Sedari dini, anak perlu berlatih untuk bersikap bijak dalam menghadapi kegagalan. Baca juga: Si Kecil Mudah Grogi? Inilah 6 Cara Sederhana Membangun Mentalnya Jadi Pemberani 8. Jiwa kolaboratif Kemandirian merupakan skill yang penting. Namun, si kecil juga perlu diajarkan bekerja sama. Ajak mereka bergabung dengan komunitas yang positif dan bermanfaat, untuk mengembangkan keterampilan juga bakatnya. Baca juga: Variasi dan Kolaborasi Pembelajaran PAUD Berbasis Kesenian 9. Komunikasi yang efektif Latih kemampuan komunikasi si kecil, baik secara lisan maupun tulisan. Beri mereka kesempatan untuk mengembangkan public speaking, dan kemampuan mengetik pesan dengan kalimat yang sopan juga efektif. 10. Self management Tidak hanya kemandirian, self management juga sangat penting untuk diajarkan kepada si kecil. Contohnya, mengajari si kecil membuat jadwal kegiatan harian, mengatur penggunaan perangkat digital dengan aman serta efektif (tidak berlebihan), dan lain-lain. 11. Networking Ajak si kecil melakukan kegiatan sosial, terlibat dalam komunitas, dan bermasyarakat. Ajarkan padanya cara berkenalan dan membangun relasi dengan pribadi baru. Dengan membekali si kecil 11 soft skills ini, mereka akan makin siap dalam menghadapi perubahan dunia yang kian dinamis. Tentunya, peran orang tua sangat penting, agar sang buah hati makin mampu mengembangkan bakat, keterampilan, juga tiap potensi yang dimilikinya, agar ia tumbuh jadi anak yang cerdas, dan memiliki karakter yang baik serta berintegritas tinggi. Baca juga: LKPD PAUD BELAJAR BERHITUNG DAN ANGKA GRATIS Bisa Diunduh di Portal Ini Sumber Referensi: 1. Oece.nz. (2024). Childcare choices ready for school [1]2. Sph.edu. (2024). Early childhood skills list [2]3. Freepik.com. (2024). Free photo front view smiley teacher explaining kids [3]
Karakter anak, pada dasarnya, mencerminkan sifat, akhlak, atau tabiat anak yang dapat memengaruhi kebiasaan dan atau keyakinan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Karakter ini dapat mulai ditumbuhkan dan dikembangkan sejak usia dini. Mulai sejak anak dilahirkan hingga berusia lima tahun, orang tua perlu proaktif dalam melatih, mengajarkan, juga mengembangkan karakter mereka. Karena karakter inilah yang nantinya akan menentukan cara mereka bersikap dalam lingkungan masyarakat. Cara membangun karakter anak Karakter anak adalah akhlak yang dibentuk orang tuanya. Bisa diartikan pula, karakter anak adalah sifat atau kepribadian yang memengaruhi cara anak berperilaku dan berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menciptakan karakter anak yang baik, orang tua perlu mengetahui cara membangun karakter anak dengan tepat. Harapannya, cara-cara ini dapat diaplikasikan sebaik mungkin dalam kehidupan sehari-hari. Baca juga: Riri Cerita Anak Interaktif dari Educa Studio, Raih Penghargaan Top Education Podcast 2024 dalam Spotify Wrapped 2024 Pertama, cara membangun karakter anak, yakni mengajak anak bersikap konsisten terhadap semua hal positif yang dilakukan. Apabila ternyata yang dilakukan anak memiliki dampak negatif, orang atau guru diperbolehkan menegur dengan kata-kata yang mendidik. Kedua, cara membangun karakter anak adalah menanamkan pendidikan karakter anak usia dini sejak kecil. Mengingat anak adalah peniru yang mahir, orang tua bisa mengajari dan melakukan banyak hal positif, agar anak mendapat contoh yang baik. Selanjutnya, pendidikan karakter anak usia dini tersebut, dapat diaplikasikan sesering mungkin, juga berkelanjutan, hingga anak memiliki kedewasaan untuk menentukan juga menilai sendiri benar salahnya suatu hal. Keempat, cara membangun karakter anak, yaitu menumbuhkan empati anak. Bentuk kecerdasan emosional dan empati anak sejak usia dini. Kecerdasan emosional ini tidak hanya memengaruhi karakter mereka, namun, turut membantu mereka dalam memahami orang lain. Baca juga: Ajarkan Keberagaman Budaya kepada Anak dengan Riri Cerita Anak Interaktif Kelima, cara membangun karakter anak, yakni mengajak anak selalu bersyukur. Ajarkan mereka untuk selalu mengucap syukur dalam kondisi apa pun. Biasakan mereka untuk mengucap terima kasih setelah menerima bantuan atau sesuatu dari orang lain. Keenam, pendidikan karakter anak usia dini juga bisa dilakukan dengan memperlakukan anak secara baik dan hormat. Orang tua perlu membiasakan diri untuk berperilaku juga berkomunikasi dengan cara yang baik, sopan, dan terhormat. Terakhir, pendidikan karakter anak usia dini bisa diterapkan lewat bantuan media edukasi, seperti Riri Cerita Anak Interaktif. Riri adalah kumpulan cerita anak interaktif yang memuat ratusan dongeng, cerita rakyat, hingga fabel juga cerita orisinal. Baca juga: Ciptakan Dunia Anak yang Lebih Menyenangkan dan Interaktif bersama Riri Cerita Anak Interaktif dari Educa Studio Sebagai salah satu cara membangun karakter anak, Riri Cerita Anak Interaktif dapat: Membangun empati dan kepedulian sosial anak Meningkatkan keterampilan komunikasi anak Menanamkan nilai-nilai moral positif Mengasah keterampilan pengambilan keputusan anak, dengan menentukan cerita mana yang akan dibaca mereka Meningkatkan rasa percaya diri anak Meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak lewat cerita-cerita yang dihadirkan tersebut Menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan, karena gim edukasi Riri Cerita Anak Interaktif punya elemen interaktif yang memungkinkan anak berinteraksi dengan tokoh atau karakter yang ada di dalamnya. Sebagai kesimpulan, Riri Cerita Anak Interaktif bukan hanya media interaktif yang menawarkan hiburan atau kesenangan semata saja. Riri Cerita Anak Interaktif punya kontribusi yang signifikan dalam membangun karakter anak. Bukan hanya melatih empati, Riri Cerita Anak Interaktif juga dapat mengasah rasa percaya diri, keterampilan pengambilan keputusan, kepedulian sosial, keterampilan berkomunikasi, kreativitas, serta imajinasi anak. Karenanya, Riri Cerita Anak Interaktif dari Educa Studio bisa dijadikan sebagai salah satu cara membangun karakter anak yang positif dan tepat. Baca juga: Peran Riri Cerita Anak Interaktif dalam Edukasi Anak Usia Dini Sumber referensi: Dinsos.kulonprogokab.go.id. Memahami Karakter Anak. (2022). Tanggal akses 9 Desember 2024. Momsmoney.kontan.co.id. 6 Cara Mengembangkan Karakter Positif pada Anak. (2022). Tanggal akses 9 Desember 2024. Mtsn1buol.com. 10 Cara Membentuk Karakter Anak Usia Dini. (2022). Tanggal akses 9 Desember 2024.
Pendidikan Islam anak usia dini menjadi salah satu prioritas utama orang tua dalam mendidik anaknya. Karena pengajaran atau pendidikan agama itu, akan memengaruhi pola pikir juga sikap anak di masa mendatang. Perkembangan teknologi saat ini, melahirkan beragam cara mengajarkan anak agama Islam. Tujuannya, bukan hanya menumbuhkan pengetahuan anak soal agama, namun, juga keimanan dan akhlak mereka. Cara mengajarkan anak tentang agama Islam Cara mengajarkan anak agama Islam, yang pertama, yakni menggunakan tindakan nyata yang bisa dicontoh anak. Orang tua adalah role model pertama yang akan dilihat dan dicontoh anak, karenanya ayah bunda perlu memberi contoh yang baik. Kedua, orang tua juga bisa mengajak anak terlibat langsung dalam kegiatan ibadah. Ajak anak berpuasa, melakukan salat lima waktu, belajar rukun Islam, juga membaca dan menghafal Al-Qur’an. Baca juga: Kabi Kisah Teladan Nabi sebagai Bentuk Pengenalan Ibadah pada Anak Usia Dini Selanjutnya, cara mengajarkan anak tentang agama Islam, yaitu memberi pemahaman positif tentang agama Muslim, seperti nilai-nilai kesederhanaan, kedamaian, hingga persaudaraan. Ajarkan si kecil pula tentang indahnya toleransi dan keberagaman agama. Cara mengajarkan anak agama Islam, bisa dilakukan dengan melibatkan anak dalam kegiatan sosial yang bernuansa Islami. Misal, ayah bunda bisa mengajak anak berbagi makanan atau kebutuhan ke panti asuhan. Semua upaya tersebut, tentunya membutuhkan dampingan dari orang tua, mengingat proses belajar anak usia dini memang harus diimbangi dengan kegiatan permainan, juga contoh dari orang-orang di sekitarnya. Selain penjelasan di atas, orang tua juga bisa mengajarkan anak tentang agama Islam dengan membiasakan anak untuk beribadah, mengajarkan konsep halal dan haram, mengedukasi soal tanggung jawab dan kemandirian anak, serta menghargai perkembangan keimanan anak tiap harinya. Baca juga: Peran Kabi Kisah Teladan Nabi dalam Pengembangan Iman Anak Usia Dini Meski begitu, patut disadari pula bahwa ada banyak tantangan yang harus dihadapi orang tua saat mengajarkan agama Islam kepada anak. Salah satunya, metode yang digunakan. Sering kali, anak sulit memahami apa yang disampaikan orang tua. Daripada menggunakan teori atau ajaran yang cenderung abstrak dan sulit dipahami, orang tua bisa menggunakan media atau sarana yang sudah pasti dapat mengedukasi anak tentang ajaran agama Islam. Berkaitan dengan hal itu, di sinilah Kabi Kisah Teladan Nabi dari Educa Studio, berperan. Kabi punya ratusan cerita bernuansa Islami yang bisa dipelajari anak usia dini, khususnya yang berumur 2 hingga 6 tahun. Selain bahasanya yang mudah dipahami, Kabi Kisah teladan Nabi punya animasi, suara, dan cerita yang menarik, juga dapat menginspirasi serta mengajari anak tentang agama Islam. Beberapa kisahnya yang diambil dari kehidupan manusia sehari-hari, tentu kian mempermudah proses pemahaman anak tentang ajaran agama Islam. Metode ini pastinya lebih gampang ditangkap, dibanding menggunakan teori sulit yang tentu belum dapat dipahami anak. Baca juga: Bentuk Karakter Anak sesuai Ajaran Agama Islam dengan Kabi Kisah Teladan Nabi Nilai-nilai yang terdapat dalam Kabi Kisah Teladan Nabi, antara lain kejujuran, kesabaran, keberanian, hingga kedermawanan, yang diajarkan dengan cara sederhana dan tidak berbelit. Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa cara mengajarkan anak tentang agama Islam, yakni: Orang tua memberi contoh yang baik kepada anak Orang tua mengajak anak terlibat langsung dalam kegiatan ibadah Memberi pemahaman positif kepada anak soal nilai-nilai agama Islam Membiasakan anak untuk beribadah Mengajarkan konsep halal dan haram Mengedukasi anak tentang konsep tanggung jawab juga keberanian Menghargai perkembangan keimanan anak tiap hari Menggunakan Kabi Kisah Teladan Nabi dari Educa Studio untuk menerapkan pendidikan Islam anak usia dini. Sebagai kesimpulan, Kabi Kisah Teladan Nabi adalah media yang tepat dan solutif bagi para orang tua yang ingin mendidik anak-anaknya dalam aspek keimanan dan akhlak. Lewat kisah-kisah nabi yang bermakna, menyenangkan, juga mengedukasi, anak tidak hanya mendapat nilai-nilai positif ajaran agama Islam, namun juga merasa terhibur dengan cerita yang disajikan dalam Kabi. Mari, jadikan Kabi Kisah Teladan Nabi sebagai salah satu cara mengajarkan anak agama Islam dengan cara yang interaktif dan menyenangkan! Baca juga: Tanamkan Akidah pada Anak dengan Kabi Kisah Teladan Nabi Sumber referensi: Baznas.go.id. Tips Mengasuh Anak secara Islam: Membangun Generasi yang Berakhlak Mulia. (2024). Tanggal akses 6 Desember 2024. Bola.com. 9 Cara Mengenalkan Agama Islam kepada Anak. (2024). Tanggal akses 6 Desember 2024.
Pendidikan agama Islam anak usia dini menjadi langkah awal yang harus dilakukan orang tua, dalam mengenalkan ajaran juga nilai-nilai agama Islam kepada anak. Tujuan utamanya, yakni membantu pemahaman juga pengenalan anak terhadap agama Islam, sejak masih kecil. Agar nantinya ketika dewasa, mereka memiliki pegangan atau pedoman untuk menjalani kehidupannya. Pendidikan agama Islam anak usia dini adalah upaya yang dilakukan untuk mempersiapkan anak agar mereka bisa memahami, mengenal, bertakwa, mengimani ajaran agama, juga mengamalkan akhlak mulia agama Islam, yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis dalam kehidupan mereka. Bisa juga diartikan bahwa pendidikan agama Islam anak usia dini adalah proses di mana anak belajar mencari pengetahuan, menghayati, meyakini, juga mengamalkan ajaran agama Islam di mana pun mereka berada. Baca juga: Peran Kabi Kisah Teladan Nabi dalam Pengembangan Iman Anak Usia Dini Selain mengajarkan akidah kepada anak usia dini, orang tua juga bisa mendidik anaknya tentang ibadah. Dalam agama apa pun, ibadah menjadi satu hal terpenting yang wajib diajarkan dan ditanamkan dalam diri anak. Cara mengajarkan ibadah pada anak usia dini Tujuan utama pengenalan ibadah pada anak usia dini, yaitu supaya kelak anak-anak bisa menjalankan ibadah sesuai ajaran agama Islam, dan menjadi insan yang taat dalam menjalankan semua perintah agama. Dalam agama Islam, ibadah menjadi salah satu realisasi akidah Islamiah yang harus tetap terpancar juga teramalkan dengan baik dalam diri anak. Pengenalan ibadah pada anak usia dini perlu dilakukan secara rutin. Bisa dimulai dari hal-hal sederhana, seperti mengajak anak salat lima waktu, hingga memberi contoh yang baik kepada anak. Baca juga: Bentuk Karakter Anak sesuai Ajaran Agama Islam dengan Kabi Kisah Teladan Nabi Untuk mempermudah praktiknya, berikut beberapa cara mengajarkan ibadah pada anak usia dini: Orang tua jadi role model yang baik untuk anak Salah satu cara mengajarkan ibadah pada anak usia dini, yakni dengan menjadi role model atau contoh yang baik untuk anak-anak. Ajarkan dan contohkan anak bagaimana cara melakukan salat yang benar menurut ajaran agama Islam. Ajak anak salat bersama Orang tua bisa mengajak anak salat bersama tiap harinya, sebagai bentuk pengenalan ibadah pada anak usia dini. Misal ayah bunda bisa mengajak si kecil salat bersama di masjid atau di rumah. Ajarkan anak bagaimana cara wudu dan salat yang benar. Untuk anak perempuan, bunda bisa mengajarkannya cara menggunakan mukena yang dapat menutupi auratnya dengan baik. Beri pujian kepada anak saat mereka sudah berusaha yang terbaik untuk salat Sejak usia dini, anak cenderung punya kebiasaan yang sama, yakni senang dipuji. Oleh sebab itu, orang tua perlu sesekali memberi pujian atau apresiasi atas apa yang dilakukan anak. Baca juga: Tanamkan Akidah pada Anak dengan Kabi Kisah Teladan Nabi Misal, setelah berhasil salat lima waktu dan menjalankan puasa pertamanya, ayah bunda bisa memberi pujian. Meski begitu, orang tua tetap harus siap menegur dan membenarkan jika tata cara ibadah anak masih salah. Gunakan kata-kata positif ketimbang kalimat perintah yang keras Pengenalan ibadah pada anak usia dini juga bisa dilakukan melalui penggunaan kata-kata atau kalimat bernada positif, ketimbang kalimat perintah bernada keras yang sudah pasti melukai hati si kecil. Sebagai contoh, “Ayo nak, kita salat bersama. Dengan rutin salat lima waktu, kita akan mendapat pahala juga hikmat yang luar biasa dari Allah SWT,” atau "Ayo kita salat bersama di masjid!". Kenalkan ibadah pada anak usia dini melalui cerita Cerita menjadi salah satu cara terefektif yang cocok diaplikasikan kepada anak kecil. Terlebih lagi dalam usianya yang masih dini, anak memiliki daya imajinasi yang luar biasa dan sangat kreatif. Untuk itu, orang tua bisa menjadikan cerita sebagai salah satu cara mengajarkan ibadah pada anak usia dini. Ajarkan tata cara ibadah yang benar dan sesuai ajaran Islam, lewat cerita yang benar-benar mengedukasi. Baca juga: Cara Mengembangkan Iman Anak dengan Kabi Kisah Teladan Nabi Media bercerita yang bisa digunakan ayah bunda sebagai salah satu cara mengajarkan ibadah pada anak usia dini adalah Kabi Kisah Teladan Nabi dari Educa Studio. Kabi Kisah Teladan Nabi adalah media belajar interaktif yang dapat membuat proses anak belajar agama lebih menyenangkan. Karena Kabi sendiri punya ratusan cerita bernuansa Islami yang sudah dilengkapi dengan animasi, suara, dan narasi yang menarik. Bersama Kabi, orang tua tidak hanya bisa mengenalkan ibadah dan agama Islam kepada anak, namun, juga dapat mengedukasi mereka tentang rukun Islam, Asmaul Husna, dan masih banyak lagi. Kabi Kisah Teladan Nabi bukan hanya media belajar interaktif anak untuk belajar agama Islam dengan cara yang menyenangkan, namun, juga pilihan tepat bagi orang tua yang ingin mengenalkan atau mengajarkan ibadah kepada anak usia dini. Baca juga: Kabi Kisah Teladan Nabi sebagai Media Pendidikan Agama Islam Anak Usia Dini Sumber referensi: Fimela.com. 5 Tips Efektif Mengajarkan Ibadah Salat pada Anak sejak Dini. (2022). Tanggal akses 5 Desember 2024. Kumparan.com. Pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi Anak Usia Dini. (2021). Tanggal akses 5 Desember 2024. Syafi, A A.S. Karakteristik Pendidikan Islam bagi Anak Usia Dini (Ditinjau dalam Perspektif Pendidikan Islam). 2020. Modeling: Jurnal Program Studi PGMI, Volume 7, Nomor 1, Maret 2020.