Ayah Bunda sahabat Educa, menanamkan sikap toleransi sejak dini sangat penting untuk membentuk generasi yang menghargai perbedaan dan hidup rukun dalam keberagaman. Sikap dan perilaku toleransi perlu diajarkan kepada anak usia PAUD dan Sekolah Dasar, terutama di lingkungan keluarga. Maria Montessori berkata, “Tanah adalah tempat akar kita berada. Anak-anak harus diajarkan untuk merasakan dan hidup selaras dengan Bumi." Agar seorang anak bisa tumbuh selaras dengan lingkungannya, ia perlu memiliki sikap menghargai perbedaan. Perbedaan akan selalu ada di mana pun. Jangan sampai perbedaan menjadi penghalang bagi seorang anak untuk bertumbuh. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD Spesial Ramadan Topik: Toleransi Beragama, Sub Topik: Sikap Baik kepada Orang Tua - Kurikulum Merdeka Sikap menghargai perbedaan perlu ditumbuhkan sejak dini. Di masa depan, anak akan menghadapi aneka perbedaan yang lebih beragam. Jangan sampai anak membuat pagar yang membatasi setiap perbedaan yang dihadapi. Toleransi mengajarkan anak untuk berpikiran terbuka, menerima orang lain apa adanya, serta memperlakukan mereka dengan baik, sebagaimana mereka ingin diperlakukan. Dr. Jane Nelsen dalam bukunya berjudul Positive Discipline, berkata, “Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat. Jika mereka melihat orang tua mereka memperlakukan orang lain dengan hormat dan kebaikan, mereka cenderung meniru perilaku tersebut." Orang tua memiliki peran utama dalam membangun sikap toleransi pada anak melalui suri teladan. Selain menjadi suri teladan, orang tua juga bisa membangun sikap toleransi dengan mengajarkannya melalui pembiasaan sehari-hari, misalnya dengan cara: Kegiatan bercerita: Cerita tentang kebhinekaan budaya untuk mengenalkan berbagai daerah dan tradisi di Indonesia. Menonton video: Berikan video atau acara TV yang menyuguhkan keberagaman budaya. Mengajarkan santun dalam berbicara: Pembiasaan ini perlu dilakukan kepada orang tua, termasuk asisten rumah tangga, teman, saudara, penjaga keamanan, dan karyawan di tempat umum. Memperhatikan gaya bercanda atau percakapan di depan anak: Ayah Bunda perlu menghindari percakapan di depan si kecil seperti "Orang yang dari suku A, pasti orangnya galak!" atau "Pantas saja kurang pintar, tubuhnya saja kurus kering gitu!". Atau percakapan lain yang kurang sopan didengar si kecil. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik: Sekolahku, Anti Bullying / Berteman dalam Keragaman - Kurikulum Merdeka Belajar Dampak tidak bertoleransi Kurangnya toleransi dapat menjadi awal dari perilaku perundungan. Anak yang tidak diajarkan untuk menghargai perbedaan cenderung mudah menilai dan menolak orang lain yang berbeda dengannya. Ketidaksukaan ini dapat berkembang menjadi perilaku mengejek, mengganggu, bahkan menyerang orang lain. Menumbuhkan rasa cinta kasih Anak perlu merasakan bahwa mereka dicintai tanpa syarat, bahkan saat berperilaku kurang baik. Sebagai orang tua dan pendidik, kita perlu membantu dan mengarahkan mereka untuk bersikap baik, bukan sekadar menghukum atau memarahi. Menerima dan menghargai perbedaan di rumah Mulai dari lingkungan keluarga, Ayah Bunda bisa menumbuhkan pemahaman tentang budaya toleransi kepada si kecil melalui nasihat dan pembiasaan berikut ini: Menumbuhkan pemahaman bahwa setiap anggota keluarga memiliki sifat, gaya bicara, dan kemampuan berpikir yang berbeda. Tidak memaksakan anak untuk menjadi seperti saudara atau orang tua mereka. Membantu anak membangun rasa percaya diri dan nilai-nilai yang baik dalam dirinya. Baca juga:Ajarkan Keberagaman Budaya kepada Anak dengan Riri Cerita Anak Interaktif Mempelajari budaya dan tradisi lain Ajak anak untuk mempelajari bagaimana budaya lain merayakan sesuatu dan menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan mengenal keberagaman, mereka akan lebih terbuka, penuh empati, dan mampu hidup harmonis dalam masyarakat yang majemuk. Bambang Trimansyah, seorang ahli pendidikan dan budaya berkata, “Budaya adalah cara kita berbicara, cara kita berpikir, cara kita bertindak, dan cara kita berinteraksi. Mempelajari budaya lain adalah cara untuk memahami dunia dengan lebih baik." Ayah Bunda sahabat Educa, mari ajarkan nilai-nilai toleransi kepada si kecil demi masa depan Indonesia yang lebih damai dan bersatu! RIRI (Cerita Anak Interaktif): Membantu Kembangkan Karakter si Kecil dengan Media Dongeng Sumber referensi: Montessori, Maria. (2022). Maria montessori quotes to inspire you [1] Nelsen, Dr. Jande. (1981). Positive discipline [2] Trimansyah, Bambang. (2019). Panduan penulisan buku cerita anak [3]
Anak-anak usia PAUD di era sekarang sangat menikmati pembelajaran yang menyenangkan, berkesadaran, dan bermakna. Siswa tidak hanya diajak untuk menghafalkan suatu materi tertentu. Namun, lebih dari itu, ada banyak keterampilan yang bisa berkembang saat siswa mengikuti suatu pembelajaran. Yanyun Ding dan rekan-rekannya telah melakukan penelitian. Dalam penelitian tersebut mereka menyimpulkan: “Integrasi pembelajaran mendalam dalam pendidikan prasekolah dapat meningkatkan motivasi belajar, keterlibatan, strategi belajar, dan hasil belajar anak-anak. Model pendidikan yang dipersonalisasi berbasis pembelajaran mendalam memiliki keunggulan signifikan dalam derajat pembelajaran mendalam dan pencapaian belajar.” 1. Apa itu pembelajaran mendalam? Dalam konteks untuk anak usia PAUD, deep learning atau pembelajaran mendalam adalah suatu proses di mana siswa tidak hanya dituntut untuk menghafalkan suatu informasi. Dalam suatu pembelajaran, siswa juga diajak untuk memahami, menghubungkan, dan menerapkan suatu materi ajar atau pengetahuan dalam keseharian atau dalam kehidupan nyata. Ketika pembelajaran siswa diajak untuk mengalami, melakukan kegiatan yang eksploratif serta reflektif, sehingga membantu siswa dalam mengembangkan suatu konsep secara holistik (menyeluruh). Dengan pembelajaran yang dirancang secara, siswa diharapkan mampu merasakan pembelajaran yang lebih mendalam (mindful), bermakna (meaningful), dan menyenangkan (joyful). Pembelajaran ini diharapkan makin mampu mengembangkan kemampuan berkreasi, berpikir kritis, dan sosial yang semakin optimal dari siswa. Baca juga: TIPS PRAKTIS Membuat Modul Ajar PAUD - SD Kurikulum Deep Learning 2. Bagaimana agar siswa bisa mengalami pembelajaran yang mindful, meaningful, dan joyful? Mindful (Berkesadaran)Dalam pembelajaran ini, guru dan siswa terlibat penuh dalam pembelajaran. Siswa tetap dalam konsentrasi dan kesadaran yang baik selama proses pembelajaran, misalnya dengan mengajak siswa melakukan percobaan sains, membuat suatu produk kreativitas secara mandiri, mengidentifikasi suatu suara melalui media audio, dan lainnya. Meaningful (Bermakna)Pembelajaran perlu dirancang agar sesuai dengan kehidupan nyata, pengalaman sehari-hari, dan yang sedang tren saat ini, misalnya mengajak siswa berjualan dengan voucher, menggambar dengan media digital, membuat video tarian singkat dengan iringan musik, menjelajah alam serta membuat koleksi foto menarik, dan lainnya. Joyful (Menyenangkan / Menggembirakan)Pembelajaran di PAUD yang menyenangkan sudah diterapkan sejak zaman dulu. Namun, tentu saja ada banyak cara baru yang bisa membuat siswa agar bisa semakin merasa senang dan menikmati pembelajaran, misalnya menggunakan musik, video, aplikasi, dan media belajar terbaru. Baca juga: Alasan MENGAPA PENDEKATAN DEEP LEARNING perlu Diterapkan di PAUD dan SD di Zaman Sekarang 3. Pengembangan kemampuan tidak hanya sebatas kognitif Karena sumber pengetahuan ada banyak dan bisa diakses kapan serta di mana saja, maka hal yang dikembangkan dalam diri siswa tidak hanya sebatas pengetahuan saja. Pengetahuan bisa dihafalkan dengan berbagai cara menarik, misalnya dengan menonton video, melakukan presentasi, bermain gim, dan lainnya. Guru perlu menerapkan pemikiran yang positif dalam menilai siswa. Penting bagi guru untuk percaya bahwa setiap siswa pasti berkembang menjadi lebih baik dengan pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Tidak hanya tentang sejauh mana siswa mampu menghafalkan sesuatu. Isnada dan Al Muhajir menekankan bahwa penerapan tipe pembelajaran aktif dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa secara signifikan. Dalam penelitian mereka, penerapan metode pembelajaran aktif meningkatkan keaktifan siswa dari 29,72% menjadi 100%. Pembelajaran yang membuat siswa aktif, secara otomatis akan membuat siswa kian mampu mengikuti pembelajaran dengan kesadaran yang baik. Hal ini akan memengaruhi semangat dan mood atau rasa senang siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran. Baca juga: Kurikulum DEEP LEARNING di PAUD: Apa Cirinya dan Contoh Aktivitasnya? Bagaimana Penerapannya? 4. Membangun budaya positif Lingkungan PAUD juga perlu dibangun suatu budaya yang positif. Dengan melakukan pembelajaran yang mendalam dan bermakna, maka budaya positif ini bisa diterapkan dengan cara: Menghargai proses: Setiap usaha kecil siswa perlu diapresiasi, bukan hanya hasil akhir. Guru tidak hanya menilai sebatas terlihat bagus atau tidak saat membuat produk atau menyelesaikan tugasnya. Namun, guru juga bisa menilai kemampuan bekerja sama, menjaga ketertiban, keuletan, dan lainnya. Memberikan apresiasi: Agar semangat siswa tidak kendor, guru perlu memberikan pujian atau apresiasi, meski itu hanya sebuah gambar bintang di papan tulis di samping nama siswa. Menghargai perasaan / pendapat siswa: Siswa di zaman sekarang memang tidak sekuat siswa zaman dahulu. Itulah pentingnya komunikasi, agar setiap persoalan bisa diselesaikan secara efektif dan komunikatif. Guru tidak hanya menggunakan otoritasnya saja dalam menentukan hitam putih suatu persoalan. Siswa juga perlu diajak untuk berdiskusi. Mengajarkan cara berkomunikasi yang baik: Guru perlu mengajarkan siswa cara berbicara yang sopan, mampu memilih kata-kata yang baik, dan kemampuan mendengarkan yang baik. Pembelajaran yang mendalam bagi anak usia dini tidak hanya mengajarkan tentang pengetahuan atau fakta. Namun, pembelajaran ini juga dapat membantu mereka dalam memahami dunia secara lebih menyenangkan, bermakna, dan mendalam. Dengan membangun budaya yang positif dan komunikasi yang efektif, semoga siswa semakin mampu mengembangkan kemampuan bereksplorasi, berpikir kritis, dan kreativitasnya, sehingga semakin siap menghadapi dunia dan mencapai cita-cita di masa depan. Sumber Referensi: Yanyun Ding. (2024). A Study of Preschool Integration of Deep Learning to Optimize the Content of Personalized Education for Young Children [1] Isnada & Al Muhajir. (2021). Tipe Pembelajaran Aktif dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa [2] Ike Junita Triwardhani, Wulan Trigartanti, Indri Rachmawati, Raditya Pratama Putra. (2019). Strategi Guru dalam Membangun Komunikasi dengan Orang Tua Siswa di Sekolah [3] Freepik.com. (2022). Medium Shots Miley Girl with Coloring Book [4]
Hari Raya Idul Fitri adalah momen yang tepat untuk menjalin tali silaturahmi dalam keluarga. Salah satu tradisi yang sering dilakukan adalah mengadakan kunjungan atau Halal bi Halal ke rumah sanak saudara. Momen ini bukan hanya tentang berkumpul dan berbagi kebahagiaan, tetapi juga kesempatan untuk mengajarkan nilai-nilai penting kepada si kecil. Dr. Darosy Endah Hyoscyamin berkata, "Melibatkan anak dalam interaksi keluarga, seperti kunjungan saat hari raya, dapat membantu mereka memahami nilai kasih sayang, kebersamaan, dan empati yang penting bagi perkembangan sosial mereka." Jangan biarkan si kecil hanya bermain handphone atau sibuk sendiri saja. Ayah Bunda bisa mengarahkannya agar lebih aktif berinteraksi dengan keluarga, menyapa, dan menikmati momen kebersamaan. Baca juga:Modul Ajar & RPPH PAUD / TK Usia 5-6 Tahun, Tema : Kegiatan Asyik Merayakan Lebaran Dengan pendampingan yang tepat dan efektif, semoga si kecil, khususnya yang berusia PAUD usia 4-6 tahun dan SD kelas 1-3, semakin merasakan kebahagiaan di hari raya Idul Fitri dan tumbuh menjadi anak yang semakin memahami nilai-nilai sosial. Manfaat kunjungan keluarga bagi anak Ada banyak manfaat dari aktivitas kunjungan keluarga saat Idul Fitri, antara lain: Mengajarkan nilai silaturahmi Si kecil semakin memahami pentingnya menjaga hubungan baik antar anggota keluarga. Belajar kesopananSi kecil bisa belajar menyapa dengan sopan, memberi salam, mencium tangan kerabat yang lebih tua, berkomunikasi dengan lembut serta santun, dan lainnya. Mengembangkan rasa percaya diriSi kecil berkesempatan untuk bertemu dengan orang baru. Hal ini bisa memupuk rasa percaya diri dan keterampilan berinteraksi. Memperluas relasiPertemuan dengan kerabat dekat atau jauh bisa memperluas relasi dan mempererat tali persaudaraan. Mengurangi screen timeJohn W. Santrock berpendapat, “Bermain bersama teman sebaya dalam aktivitas sosial yang menyenangkan tidak hanya meningkatkan keterampilan komunikasi anak, tetapi juga mengurangi ketergantungan mereka pada teknologi sebagai satu-satunya sumber hiburan.” Dengan melakukan kegiatan sosial yang menyenangkan dan penuh suka cita, si kecil akan semakin fokus pada interaksi secara langsung. Baca juga:5 Ide Kegiatan Merayakan Lebaran Praktis Anak Usia 4-6 Tahun: Plus Tutorial dan Manfaatnya Panduan agar kunjungan keluarga lebih bermakna di mata si kecil Urie Bronfenbrenner berpendapat, “Anak-anak lebih mungkin menikmati aktivitas sosial jika orang tua membuatnya menyenangkan dan bermakna, misalnya dengan menceritakan kisah-kisah keluarga yang menarik atau melibatkan mereka dalam persiapan kunjungan.” Peran orang tua sangatlah besar dalam membuat si kecil benar-benar menikmati suatu aktivitas sosial seperti kunjungan keluarga. Inilah beberapa hal yang bisa membuat si kecil semakin menikmati kunjungan keluarga Menjelaskan makna kunjungan keluargaKunjungan keluarga bertujuan untuk membangun dan menjaga hubungan keluarga. Maka, si kecil perlu bersikap sopan dan hormat pada kerabat yang dikunjungi. Melatih cara berperilaku sopanAjarkan cara memberi salam, menyapa, dan mengucapkan selamat hari raya dengan tulus hati. Hindarkan penggunaan gadgetAjak si kecil membuat kesepakatan agar tidak menggunakan gadget selain untuk keperluan mendesak, apalagi di saat sedang bertegur sapa atau berbicara dengan kerabat. Ajak si kecil terlibat aktifAjak si kecil terlibat aktif dalam pembicaraan. Jangan hanya berfokus pada pembicaraan yang terlalu serius atau seputar kabar orang yang sudah dewasa. Ajak si kecil bertanya jawab dan bercerita hal menarik sesuai usianya. Libatkan dalam kegiatan keluargaBeberapa hal yang bisa dilakukan saat kunjungan keluarga adalah membawakan oleh-oleh, merapikan meja, menawarkan hidangan, menyediakan piring kertas untuk cemilan, dan lainnya. Baca juga:Modul Ajar dan RPPH PAUD Topik: Berwisata di Hari Lebaran - Kurikulum Merdeka Belajar Apa manfaat kunjungan keluarga bagi perkembangan si kecil? Lev Vygotsky dalam bukunya berjudul Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes, berkata, “Ketika anak terlibat dalam kegiatan keluarga yang bermakna, mereka mengembangkan keterampilan sosial, empati, serta pemahaman tentang peran dan tanggung jawab dalam komunitas keluarga.” Semoga melalui kegiatan kunjungan keluarga saat hari raya Idul Fitri, si kecil juga akan semakin memahami pentingnya menghormati orang yang lebih tua, memberikan waktu bagi sesama (tidak hanya mementingkan diri sendiri), dan memperkenalkan kebudayaan khas Indonesia dalam menjaga tali silaturahmi. Bahkan, saat si kecil mampu bersikap tenang dan tidak sibuk sendiri, si kecil bisa belajar makna kesabaran. Seperti kita tahu pula, setiap keluarga pasti memiliki aturan keluarga yang berbeda-beda. Si kecil bisa belajar tentang pentingnya membawa diri dan ketaatan pada aturan atau budaya dimanapun ia berada. Baca juga:Sambut Lebaran, Educa Group Bagikan Hampers Untuk Karyawan Dan Warga Seperti kata Urie Bronfenbrenner, “Momen spesial dalam keluarga, seperti perayaan keagamaan, menjadi sarana bagi anak untuk belajar tentang norma sosial, tradisi, dan pentingnya hubungan antargenerasi.” Dengan pendampingan yang tepat, anak-anak akan lebih memahami makna Idul Fitri dan menjadikannya pengalaman yang berkesan serta penuh nilai kebaikan. Ayah Bunda, ayo manfaatkan momen istimewa di hari rayal ini untuk menanamkan kebiasaan baik yang akan berguna bagi si kecil di masa depan. MARBEL PAUD dan TK: Media Belajar dan Bermain saat Liburan Sumber referensi: Dr. Darosy Endah Hyoscyamina. Peran Keluarga dalam Membangun Karakter Anak [1] Santrock, John W. (2011). Child Development (Perkembangan Anak). McGraw-Hill. [2] Bronfenbrenner, Urie (1979). The Ecology of Human Development. Harvard University Press [3] Vygotsky, Lev (1978). Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes. Harvard University Press [4]
Hai Guru PAUD dan SD Sahabat Educa, bulan Ramadan bisa menjadi kesempatan yang istimewa untuk anak didik tercinta dalam membangun karakter positif, serta memperdalam pengetahuan mereka tentang ajaran agama. Anak didik pasti akan semakin termotivasi untuk setia menjalankan ibadah ini bila didukung oleh guru mereka. Baca juga:Contoh Naskah Pidato: 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat di Bulan Ramadan yang Ceria Guru sebagai teladan dan sahabat anak didik Ada banyak peran guru selain mendidik, yaitu sebagai teladan dan sahabat bagi anak-anak didik. Meskipun Anda sedang menjalankan ibadah puasa, tunjukkanlah sikap sabar, penuh suka cita, penuh semangat, dan konsisten dalam menjalankan ibadah. Contoh nyata dalam hidup sehari-hari, bisa berdampak kuat bagi semangat anak-anak didik. Jangan lupa untuk tetap menjaga bonding antara guru dan siswa, dengan selalu bersikap ramah dan menjalin komunikasi, sehingga anak didik tetap merasa nyaman dalam menjalankan ibadah selama bulan Ramadan. Baca juga:Yuk, DIDIK KARAKTER Anak Usia 4-6 Tahun dengan KEGIATAN RAMADAN yang Menyenangkan! Membangun motivasi untuk berpuasa di bulan Ramadan Guru PAUD sahabat Educa, untuk membangun motivasi kepada anak didik agar tetap bersemangat menjalankan ibadah puasa, cara-cara berikut ini bisa Anda terapkan: Menjelaskan manfaat puasa secara sederhana dan menarik.Selain menjelaskan manfaatnya, ceritakan pula pengalaman Anda saat berpuasa serta berbagai perubahan positif yang terjadi selama menunaikan ibadah puasa. Mengajak anak didik untuk melakukan kegiatan ibadah lainAjaklah anak didik melakukan salat berjamaah, membaca doa, dan melakukan berbagai kegiatan amal. Memberikan penghargaan atau apresiasi Apresiasi berupa sertifikat atau hadiah sederhana bisa diberikan kepada anak didik yang bisa menjalankan ibadah puasa serta aktivitas positif lain selama bulan Ramadan. Baca juga:Tips Mengajarkan Agama Islam kepada Anak Usia Dini Membangun komunikasi dengan orang tua atau wali Selama bulan Ramadan, anak didik biasanya akan memiliki lebih banyak waktu di rumah, bila dibandingkan dengan bulan-bulan lain selain bulan Ramadan. Hal ini terjadi karena jam pengurangan pembelajaran di sekolah dan banyaknya waktu libur. Maka, guru perlu menjain komunikasi aktif dengan orang tua untuk memantau perkembangan anak didik. Bagaimana caranya? Berikan jurnal sederhana, misalnya jurnal berjudul “30 Hari Kegiatan Ibadah di Bulan Ramadan”. Dengan media penghubung ini, orang tua dan guru bisa bekerja sama serta saling mendukung dalam memantau perkembangan ibadah dan kegiatan positif anak didik di bulan Ramadan. Baca juga:Bekali Pengetahuan Agama Islam Anak dengan Kabi dari Educa Studio Mengadakan evaluasi bersama anak didik Evaluasi ini bisa secara rutin diadakan sebanyak mungkin selama bulan Ramadan melalui diskusi sederhana, misalnya pada saat pagi hari sebelum pembelajaran dimulai. Kegiatan ini membahas tentang perkembangan anak didik dalam menjalankan ibadahnya. Hasil evaluasi bisa dikomunikasikan kepada orang tua, sehingga orang tua bisa membantu anak didik dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi. Guru PAUD dan SD sahabat Educa, mungkin beberapa anak didik hanya memahami puasa sebagai saat untuk menahan haus dan lapar. Semoga bulan Ramadan di tahun ini semakin memberikan kesan dan makna yang lebih dalam bagi anak didik. Dengan perhatian, bimbingan, arahan, dan dukungan dari guru serta orang tua, pasti anak didik akan semakin memahami nilai-nilai yang bisa dipelajari dan berkembang dalam diri mereka, misalnya kedisiplinan, rela berkorban, pengendalian diri, kepedulian, dan aneka tema lain yang berguna bagi langkah hidup mereka di masa depan dalam menggapai segala harapan. Dengan pendekatan yang tepat, peran guru bisa membantu anak didik agar bisa menjalankan ibadah puasa dengan penuh rasa syukur, tulus ikhlas, dan penuh suka cita. KABI (Kisah Nabi): Animasi Anak Indonesia Pembangun Karakter Islami
Hai para guru sahabat Educa, Modul Ajar Harian untuk PAUD usia 4-6 tahun dengan pendekatan Deep Learning ini mengajak anak didik bertamasya ke Kebun Raya sambil mengenal berbagai jenis tanaman. Melalui kegiatan ini, anak-anak juga belajar tentang keanekaragaman tanaman dan pentingnya menjaga lingkungan. Kegiatan pembelajaran dengan tema atau topik “Pergi ke Kebun Raya” bisa dilakukan dalam 1 atau 2 pertemuan. Koleksi LKA Gratis dari Educa Studio tema Tanaman dan Tema Lengkap Lainnya Tujuan pembelajaran dari materi ini adalah agar anak dapat mengenal berbagai jenis tumbuhan di Kebun Raya, menyebutkan manfaat tanaman bagi kehidupan, mengekspresikan pengalaman tamasya melalui gambar atau cerita, serta berinteraksi dengan teman dan guru dengan sopan selama kegiatan. Berikut ini adalah urutan kegiatan pembelajaran dari materi ini: A. Kegiatan pembelajaran 1. Kegiatan pembuka (30 Menit) Guru mengajak anak didik menonton video tentang kebun raya, lalu berdiskusi tentang apa itu kebun raya. Kemudian, anak didik diajak bernyanyi bersama lagu "Lihat Kebunku" untuk membangkitkan semangat anak didik. Anak didik menjelaskan pengertian “Kebun Raya” menurut pengetahuan mereka sendiri. Baca juga:Tugas PROYEK SEDERHANA untuk PAUD / TK TEMA TANAMAN 2. Kegiatan inti pilihan (60 Menit) Pada kegiatan inti, guru bisa mengajak anak didik melakukan aneka kegiatan pilihan berikut ini: Menjelajah Kebun Raya: Anak didik bermain peran sebagai “penjelajah Kebun Raya” dengan mengamati bentuk, warna, dan ukuran berbagai tanaman di kebun sekolah. Mereka mencium aroma daun/bunga, merasakan tekstur dengan tangan, lalu menggambar tanaman yang paling menarik bagi mereka. Beraktivitas dengan tema "Petani yang Rajin": Anak didik menanam biji atau bibit tanaman dalam pot mini, lalu menyiramnya dengan air. Mereka diajak merawat tanaman tersebut dan mengamati pertumbuhannya dari hari ke hari. Mencetak bentuk motif daun: Anak didik memilih daun dengan bentuk unik, lalu mencetaknya di kertas menggunakan cat air atau krayon. Setelah itu, mereka membandingkan hasil cetakan dan mendiskusikan perbedaan bentuk serta pola urat daun. Eksperimen mini air dan daun: Anak didik membandingkan daun yang berbeda dengan meraba, mencium, dan merasakan bentuknya. Mereka mencoba meneteskan air di atas daun untuk melihat apakah air meresap atau mengalir, lalu mendiskusikan hasilnya. Mendengarkan suara alam via audio: Anak didik duduk diam sejenak untuk mendengarkan suara daun yang tertiup angin, kicauan burung, atau suara serangga. Setelah itu, mereka menirukan suara-suara tersebut dengan suara mereka sendiri atau alat musik sederhana. Baca juga:Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik: Tanaman Buah, Manfaat Tumbuhan Permainan tebak-tebakan tentang tanaman atau bagian tanaman: Guru memberi petunjuk tentang sebuah tanaman. Anak didik menebak tanaman yang dimaksud dan mencari tanaman serupa di sekitar mereka. Merangkai bunga: Anak didik memilih berbagai bunga, dahan, ranting, daun, akar, dan bagian tanaman lain yang tersedia, lalu menyusunnya menjadi rangkaian sederhana. Setelah itu, mereka mempresentasikan hasil kerja di depan kelas. Membuat kolase daun "Seni dari Alam": Anak didik mengumpulkan berbagai jenis daun kering, lalu menempelkannya di kertas untuk membuat kolase berbentuk pohon atau hewan. Mereka kemudian membandingkan hasil karya satu sama lain dan menceritakan tentang daun yang mereka gunakan. Membuat mahkota daun: Anak didik mengumpulkan daun beragam bentuk, lalu menempelkannya pada kertas atau pita untuk dijadikan mahkota. Setelah selesai, mereka mengenakan mahkota dan bermain peran sebagai raja atau ratu hutan yang menjaga tanaman. Baca juga:Modul Ajar dan RPPH Tema / Topik: Tanaman Hias, Belajar Tumbuhan untuk PAUD 3. Kegiatan akhir / refleksi (30 Menit) Anak didik bercerita tentang pengalaman mereka selama kegiatan, sementara guru memberikan pujian dan umpan balik positif. Kegiatan ditutup dengan doa dan lagu penutup. Baca juga:Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik Bunga, Tumbuhan Guru PAUD sahabat Educa, Kurikulum deep learning dalam pembelajaran tema Kebun Raya memungkinkan anak didik untuk belajar secara mendalam melalui pengalaman langsung dan eksplorasi nyata. Dengan pendekatan ini, anak tidak hanya mengenal berbagai jenis tanaman, tetapi juga memahami manfaatnya serta membangun keterampilan berpikir kritis, sosial, dan emosional. Melalui kegiatan yang interaktif dan menyenangkan, anak-anak semakin termotivasi untuk menjaga lingkungan dan menghargai keanekaragaman hayati sejak dini. Marbel TK dan PAUD: Teman Belajar dan Bermain Si Kecil
Modul Ajar Mingguan (RPPM) dengan tema belajar buah-buahan ini bertujuan untuk mengenalkan berbagai jenis buah kepada anak usia 4-6 tahun, beserta manfaatnya untuk kesehatan. Melalui kegiatan yang melibatkan motorik, bahasa, seni, dan kognitif, anak-anak akan mengembangkan keterampilan dan rasa ingin tahunya. Modul Ajar PAUD Lengkap Sesuai Tema Ada di Sini Dengan kegiatan ini, anak-anak diharapkan dapat mencintai makanan sehat sejak dini juga mengenal cara merawat lingkungan dengan baik. Hari 1 (Senin): Apa itu Buah? Dalam pembelajaran ini, anak diajak untuk belajar mengenal buah dan jenisnya. Kegiatan yang dilakukan anak adalah: Bernyanyi: Anak didik menyanyikan lagu bertema buah, misalnya lagu “Bagian Pohon” Bercerita: Anak didik mendengarkan cerita atau menonton film dongeng tentang buah, misalnya “Si Kancil dan Kebun Pak Tani” Bermain replika buah: Guru menunjukkan aneka buah dengan replika, dan mengajak anak didik bermain dengan APE tersebut Mengamati buah asli: Anak didik mengamati, menyentuh, atau mencium aneka buah Bermain dengan kartu: Anak didik bermain menebak buah dengan media kartu Mewarnai buah: Anak didik mewarnai gambar buah dan menghiasnya Menjawab pertanyaan refleksi: Guru menanyakan buah kesukaan dan yang tidak disukai anak didik Penugasan: Di hari berikutnya, anak didik diperbolehkan membawa buah kesukaannya. Dapatkan GRATIS Lembar Kerja Anak Tema Buah-Buahan Ada di Sini Hari 2 (Selasa): Aneka Buah, Beragam Rasa Dalam pembelajaran ini, anak diajak untuk mencicipi aneka buah, untuk mengenal rasanya yang unik dan menyentuh aneka buah untuk mengenal teksturnya. Kegiatan yang dilakukan anak adalah: Bernyanyi: Anak didik bernyanyi lagu tentang betapa enaknya buah Mengenal tulisan aneka rasa dan tekstur: Anak didik belajar menulis aneka rasa buah (manis dan asam) beserta teksturnya (halus dan kasar) Praktik mengupas dan memakan buah: Kegiatan ini dilakukan dengan pendampingan guru. Fokus anak adalah menceritakan rasa buah dan alasan mengapa menyukainya Memasak Buah: Anak didik membuat menu makanan yang menggunakan buah dengan pendampingan guru (bisa bersama orang tua siswa). Beberapa menu yang bisa dipilih adalah membuat rujak, salad buah, jus buah, dan lainnya Baca juga:Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik: Tanaman Buah, Manfaat Tumbuhan - Kurikulum Merdeka Belajar Hari 3 (Rabu): Aku Bisa Merawat Tanaman Buah Dalam pembelajaran ini, anak didik diajak untuk mempraktikkan cara merawat tanaman buah dan mengenal tanaman yang berbuah. Aneka kegiatan yang dilakukan anak adalah: Mengamati tanaman buah: Anak didik bisa diajak untuk bermain di kebun sekolah dan mengamati aneka tanaman yang berbuah Memanen buah: Anak didik memetik buah yang sudah matang Merawat tanaman: Anak didik melakukan kerja bakti di taman sekolah, misalnya membersihkan kebun atau menyiram tanaman Membuat poster: Poster yang dibuat bertemakan pesan kepada masyarakat untuk merawat tanaman Menanam buah: Anak didik menanam bibit pohon buah-buahan ke dalam pot mungil, dan menghiasnya Baca juga: Aktivitas Menarik untuk Membuat Anak PAUD - TK Cinta Makan Sayur ( Topik: Diriku, Kegemaranku ) Hari 4 (Kamis): Karya Kreatif Berbentuk Buah Dalam pembelajaran ini, anak didik mempraktikkan cara membuat karya berbentuk buah. Anak didik diperkenankan membawa peralatan dan bahannya di rumah. Aneka kegiatan yang bisa dilakukan anak adalah: Kreasi buah dari tanah liat: Teknik yang digunakan adalah memutar dan meremas Kreasi buah dari origami: Beberapa jenis buah yang biasa dibuat adalah apel, pisang, dan anggur Kreasi buah dari kertas warna: Anak didik memotong gambar buah dan menempelkannya pada kertas HVS tebal, lalu menghiasnya Wayang berbentuk buah: Anak menggunakan sedotan sebagai gagang, dan buah dibuat dari kertas manila berwarna. Hari 5 (Jumat): Festival Buah Anak mengadakan aneka kegiatan bertema buah, seperti bermain, peragaan busana, dan pameran karya seni bertema buah, misalnya: Menyusun buah: Anak didik menyusun kepingan berbentuk buah berbahan kertas manila secara berkelompok Merangkai buah: Anak didik menyusun buah dalam keranjang dan menghiasnya Memasangkan buah dan warna kulitnya: Media yang digunakan adalah kartu bergambar buah Praktik membeli buah: Anak didik melakukan praktik membeli buah dengan uang mainan Peragaan busana: Anak didik mengenakan pakaian berhiaskan bentuk buah atau motif atau warna buah. Mari kita kita ajak anak didik mencintai buah-buahan, karena selain rasanya enak, buah juga sangat baik untuk kesehatan tubuh kita. Semoga melalui kegiatan di atas, anak didik makin gemar makan buah-buahan dan menjadikan buah sebagai teman sehari-hari mereka. KABI: Membantu Kembangkan Karakter Islami dengan Video Animasi Sumber referensi:1. Naturespath.com. (2024). 9 fun activities teach kids fruits vegetables [1]2. Cavityfreekids.org. (2024). Fruits and vegetables stop and go [2]