Ayah Bunda sahabat Educa, Ada 3 cerita anak menarik dan sederhana dalam artikel ini. Tema dari cerita atau dongengnya bertema bangun pagi; ditulis khusus untuk anak PAUD usia Kelompok Bermain / KB / Playgroup / PG usia 2-4 tahun. Bangun pagi adalah salah satu karakter dari 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang sedang digalakkan oleh Kemendikdasmen. Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat diharapkan menjadi fondasi dalam mencetak generasi yang siap menghadapi tantangan global. Dengan nilai-nilai karakter yang kuat, generasi ini diharapkan mampu membawa Indonesia menjadi bangsa yang maju, sejahtera, dan berdaya saing di tahun 2045. - Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti (2025) Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat bertujuan membentuk karakter kuat pada generasi muda agar siap menghadapi tantangan global. Dengan bekal nilai tersebut, generasi ini diharapkan mampu membawa Indonesia menuju kemajuan, kesejahteraan, dan daya saing di tahun 2045. "Own your morning. Elevate your life." - Robin Sharma (2018) Robin Sharma juga menjelaskan bahwa orang-orang sukses memiliki kebiasaan menguasai pagi hari. Dengan bangun lebih awal dan memulai hari dengan kesadaran, mereka mampu meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Orang-orang yang terbiasa bangun pagi tidak akan disibukkan oleh waktu, karena ia akan menguasai waktu karena lebih bisa mengatur waktu dengan lebih baik. 3 cerita berikut ini bisa menjadi referensi bagi Ayah Bunda dalam menanamkan kebiasaan Anak Indonesia Hebat kepada si Kecil. 1. Jumbo, Anak Gajah yang Rajin Pagi hari, matahari bersinar terang di langit yang cerah. Gajah kecil bernama Jumbo membuka mata dan tersenyum. “Wah, harinya cerah sekali!” kata Jumbo sambil duduk di ranjang.Ia merapikan selimutnya dengan senang hati.Lalu Jumbo segera mandi dengan air yang segar.“Sejuknya udara pagi!” kata Jumbo sambil tertawa kecil. Setelah itu, ia berdoa dan memakai baju.Mama memanggil, “Jumbo, sarapan sudah siap!”Jumbo berlari kecil ke dapur dan makan bersama Mama.“Bangun pagi memang menyenangkan!” kata Jumbo sambil menghabiskan rotinya.Mama berkata, “Jumbo, kamu anak gajah yang hebat! Dengan bangun pagi, kamu bisa melakukan banyak hal! Kamu pasti tidak akan terlambat sekolah. Hati jadi tenang dan ceria mengikuti pelajaran di sekolah!” Kata Dora dengan penuh semangat. Kegiatan menarik setelah mendongeng: Si Kecil mewarnai gambar Jumbo yang ceria saat bangun pagi Si Kecil menirukan gerakan rutinitas pagi seperti dalam cerita Jumbo Si Kecil bermain peran menggunakan boneka untuk memerankan cerita Jumbo dan Mama. 2. Dora, Kelinci Kecil yang Rajin Kelinci kecil bernama Dora bangun saat matahari baru terbit.“Selamat pagi, tubuhku yang kuat!” kata Dora sambil meregangkan badan.Ia membuka jendela dan menghirup udara segar.“Hmm… udaranya segar sekali,” ucap Dora sambil tersenyum.Dora lalu berdoa dan minum air putih dari gelas kecilnya Setelah itu, ia berolahraga dan berlari-lari kecil di halaman rumah.Ia melompat-lompat, angkat tangan, putar badan dengan hati senang.Mama Kelinci berkata, “Wah, tubuh Dora makin sehat karena bangun pagi.”Dora pun sarapan dengan wortel dan daun segar favoritnya.“Aku suka bangun pagi, karena badanku jadi kuat dan sehat!” kata Dora senang.“Benar Dora, Kamu juga jadi punya waktu untuk berdoa. Hatimu jadi lebih tenang, bukan.” Kata Mama dengan bangga. Kegiatan menarik setelah mendongeng: Si Kecil mewarnai gambar Dora yang ceria saat berolahraga pagi. Si Kecil menirukan gerakan olahraga pagi seperti lompat dan putar badan. Si Kecil bermain peran memerankan Dora dan Mama saat berdoa dan sarapan pagi. 3. Rahasia Mickey Tidak Terlambat Lagi Tikus kecil Mickey sering terlambat ke sekolah.Saat ia bangun pagi, ia malas bangun dan memilih tidur lagi.Ia juga sering bangun kesiangan.Suatu hari, Mama berkata, “Sebaiknya Mickey tidak tidur terlalu malam. Supaya bisa bangun lebih pagi dengan semangat..”Malam itu, Mickey tidur lebih awal. Esok paginya, Mickey bangun sangat pagi.Ia langsung merapikan kamar, berdoa, mandi dan memakai baju sekolah.Mama tersenyum, “Hebat, Mickey sudah siap berangkat sekolah tepat waktu!”Mickey sampai di sekolah sebelum bel berbunyi.Guru berkata, “Hari ini Mickey datang paling awal!”Mickey senang dan berkata, “Ternyata bangun pagi itu menyenangkan, hati jadi tenang dan bahagia.” Kegiatan menarik setelah mendongeng: Si Kecil mewarnai gambar Mickey yang sedang bersiap-siap pagi dengan ceria. Si Kecil menirukan urutan kegiatan pagi seperti merapikan kamar, mandi, dan memakai baju. Si Kecil bermain peran sebagai Mickey dan Mama untuk melatih kebiasaan bangun pagi tepat waktu. "Early risers have more time to set their intentions and focus on goals. This habit helps children build discipline and achieve greater success." - Hal Elrod & Lindsay McCarthy (2018) Dalam bukunya, Hal Elrod dan Lindsay McCarthy menjelaskan bahwa anak yang terbiasa bangun pagi memiliki lebih banyak waktu untuk merencanakan hari dan fokus pada tujuan mereka, sehingga membentuk disiplin yang membawa mereka meraih prestasi lebih baik.Semoga 3 dongeng di atas bermanfaat untuk menumbuhkan kebiasaan bangun pagi bagi si Kecil, serta menunjukkan partisipasi aktif Ayah Bunda dalam mensukseskan gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. RIRI (Cerita Anak Interaktif): Ajak si Kecil Bercerita dengan Koleksi Dongeng RIRI Agar Semakin Cerdas dan Berkarakter Sumber Referensi: Suharti (2025). Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen [1] Hal Elrod & Lindsay McCarthy (2018). The Miracle Morning for Kids [2] Robin Sharma (2018). The 5 AM Club [3]
Guru PAUD sahabat Educa, menilai perkembangan anak usia Kelompok Bermain 2-4 tahun perlu memperhatikan beberapa aspek, yaitu motorik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional. “Assessment of young children should be ongoing, developmentally appropriate, and based on multiple sources of information including direct observation and interaction.” - Carol Copple and Sue Bredekamp Penilaian anak usia dini perlu dilakukan secara berkelanjutan, sesuai dengan tahap perkembangan mereka, dan didasarkan pada berbagai sumber informasi seperti pengamatan langsung (saat anak bermain), interaksi dengan anak didik lainnya dalam keseharian, serta bisa pula dengan melibatkan orang tua. Hal ini penting agar penilaian menjadi akurat dan mendukung perkembangan optimal anak. 1. Pengamatan langsung (observasi otentik) “Authentic assessment relies on observing children in natural settings as they engage in everyday activities, providing a true picture of their abilities and development.” - Sue C. Wortham (2005) Kejelian guru diperlukan dalam melakukan penilaian dengan cara ini. Saat anak didik bermain di sekitar sekolah, guru bisa melakukan pengamatan dan memiliki gambaran nyata tentang kemampuan dan perkembangan mereka. Guru bisa mencatat perilaku, kemampuan, kebiasaan, dan potensi anak secara alami, tanpa ada tekanan. Contoh: Ada anak didik berada dalam persoalan, apakah ia bisa mengontrol emosinya dan menyelesaikan persoalan itu dengan baik. Baca juga: Ada 10 KRITERIA PENTING PENILAIAN Perkembangan Anak dalam Raport PAUD / TK 2. Membuat catatan anekdot “Anecdotal records are brief, narrative accounts of specific incidents that provide valuable insights into a child’s behavior and developmental progress.” — Sue C. Wortham. (2013). Assessment in Early Childhood Education Catatan anekdot adalah laporan naratif sederhana, singkat, dan jelas tentang suatu kejadian. Catatan ini membantu guru dalam mengingat kembali kejadian-kejadian yang pernah dialami anak didik. Dari catatan tersebut, guru bisa memahami perkembangan anak didik secara nyata, jelas, dan terperinci. Contoh: Rabu, 9 Juni 2025, Jumbo biasanya malu-malu saat diminta bernyanyi di depan kelas. Namun, hari ini ia menunjukkan peningkatan kepercayaan diri. Baca juga: Tips Menulis Laporan Raport PAUD / TK Deskriptif 2024 dan Contohnya | Sederhana dan Mudah Dipahami Orang Tua 3. Menggunakan weekly check-list “Developmental checklists are practical tools that help educators systematically track children’s progress across key domains and identify areas needing support.” - Julia M. Plucker (2010) Checklist ini bisa membantu guru dalam mengamati dan memahami peningkatan yang dialami anak didik di berbagai aspek. Guru bisa memahami aspek apa saja yang sudah baik dan perlu ditingkatkan. Checklist ini juga bermanfaat untuk memberikan treatment yang tepat bagi anak didik, terutama yang benar-benar membutuhkan bantuan. Contoh: Dalam sebuah tabel terdapat catatan tentang perkembangan motorik kasar anak didik dan jenis kegiatan yang dilakukan untuk memahami aspek tersebut. Guru bisa memberikan nilai dalam bentuk checklist dalam bentuk huruf A, yang artinya sudah baik sekali; atau huruf B yang artinya masih perlu dikembangkan. Baca juga: PENTING: PANTANGAN Guru PAUD saat MENULIS LAPORAN Perkembangan Anak | Tips Menulis RAPORT Deskriptif PAUD Usia 2-6 Tahun 4. Dokumentasi dan karya anak didik Guru bisa memberikan penilaian kepada anak didik melalui beberapa karya anak, misalnya dalam bentuk kerajinan tangan, rekaman video, rekaman suara, lembar kerja, dan lainnya. Bahkan, karya anak didik ini bisa dikompilasi dalam bentuk portofolio yang nantinya bisa dilihat oleh orang tua juga. Baca juga: 12 Tips Praktis dan Simpel Menulis Laporan Perkembangan Anak PAUD / TK Deskriptif / Berbentuk Narasi 5. Refleksi guru dan anak Anak didik bisa diajak untuk berefleksi bersama dengan memberikan beberapa pertanyaan yang bisa menggambarkan segala perasaan, kemampuan, kesulitan, dan hal lain yang dialami anak didik selama proses belajar. Beberapa contoh pertanyaan reflektif diantaranya adalah: Bagaimana perasaan kamu saat melakukan kegiatan? Apa saja yang kamu pelajari hari ini? Apa saja tantangan dan kesulitan yang kamu hadapi? 6. Komunikasi dengan orang tua Secara berkala dan rutin, guru bisa memanggil orang tua untuk melakukan wawancara tentang perkembangan anak didik. Kegiatan ini bermanfaat untuk menilai perkembangan anak didik saat ia berada di rumah. Baca juga: Kiat Membangun Komunikasi Efektif Guru dan Orang Tua 7. Menggunakan aplikasi atau software Di era digital, banyak guru atau sekolah memanfaatkan aplikasi atau software dalam melakukan penilaian perkembangan anak didik, misalnya dengan: Rumah Belajar PAUD: platform resmi Kemendikbud yang memudahkan guru mencatat capaian dan membuat laporan perkembangan anak secara terintegrasi. PAUDku: Aplikasi android yang mudah digunakan untuk dokumentasi perkembangan anak dan pelaporan aktivitas harian secara digital HiMama: Aplikasi lengkap untuk membuat catatan harian, foto, video, dan laporan perkembangan yang bisa langsung diakses oleh orang tua. FREE Download: Printable LKPD PAUD / TK : Pengembang Keterampilan Menulis dan Mengenal Benda Sekitar Guru PAUD sahabat Educa, laporan perkembangan anak didik dibuat tiap semester dengan deskripsi naratif tanpa angka atau sistem ranking. Guru perlu memahami keunikan dan kemampuan setiap anak didik agar bisa memberikan penilaian yang tepat. Guru juga perlu berfokus pada potensi dan perkembangan positif anak didik, bukan kekurangannya. “Effective teachers recognize children’s weaknesses but focus on strengths to foster positive development and build confidence.” - Susan R. Jones (2015) Guru yang efektif mampu mengenali kekurangan anak didiknya. Namun, dalam melakukan penilaian, kekuatan dan potensi anak didiklah yang perlu diutamakan. Dengan memberikan narasi tentang perkembangan positifnya, anak didik akan semakin percaya diri dan tentu saja akan berdampak positif pada semangatnya untuk terus bertumbuh dan belajar, tanpa harus merasa “minder” atau kurang percaya diri oleh karena kelemahannya. KABI (Kisah Teladan Nabi): Koleksi Kisah Nabi dan Cerita Islami Pembangun Karakter Anak Indonesia Hebat Sumber referensi: Sue C. Wortham. Early Childhood Assessment: Why, What, and How, 2005. [1] Carol Copple and Sue Bredekamp, Developmentally Appropriate Practice in Early Childhood Programs, 2020 [2] Sue C. Wortham, Assessment in Early Childhood Education, 2013 [3] Julia M. Plucker, Observing Development of the Young Child, 2010 [4] Susan R. Jones, The Power of Positive Teaching, 2015 [5].
Memilih Sekolah Dasar yang berkualitas, membutuhkan aneka pertimbangan. Sekolah Dasar adalah salah satu jenjang pendidikan yang penting bagi Si Kecil yang masih berada di dalam usia emas. “The best choice is the one that supports who your child is meant to be.” — Lisa Graham Keegan (2013) Ayah Bunda tentu menginginkan agar si Kecil tumbuh optimal sesuai dengan potensi yang ia miliki. Ia juga perlu mengembangkan karakternya, sehingga tumbuh menjadi pribadi yang baik dan berintegritas. Memilihkan SD yang tepat akan menentukan perkembangan si kecil di masa depan. Mari kita ikuti tips berikut ini. Baca juga: Pastikan Si Kecil Siap Hadapi TANTANGAN AKADEMIS di SD Usai Lulus PAUD | Transisi Anak PAUD - SD yang Menyenangkan 1. Mengenal karakter dan potensi si Kecil “The secret of good teaching is to regard the child’s intelligence as a fertile field in which seeds may be sown, to grow under the heat of flaming imagination.” — Maria Montessori (1948) Dengan memahami karakter dan potensi si kecil, Ayah Bunda bisa memilihkan SD yang sesuai sehingga daya imajinasi, kecerdasan, dan aneka keterampilannya bisa berkembang secara lebih optimal. Ayah Bunda bisa memahami potensi si kecil dengan cara mengajaknya bermain atau melakukan kegiatan lainnya (membaca, bernyanyi, dan lainnya). Pastikan bahwa sekolah yang dipilih bisa mendukung perkembangan si Kecil melalui aneka kegiatan dan program sekolah. Baca juga: Tips MENGUATKAN MENTAL dan Kepercayaan Diri Si Kecil SEBELUM MASUK SD | Latihan TRANSISI PAUD - SD yang Menyenangkan 2. Memahami visi dan misi sekolah “Without a transcendent and honorable purpose, schooling must reach its finish, and the sooner we are done with it, the better.” — Neil Postman (1995) Ayah Bunda sahabat Educa, visi dan misi sekolah merupakan tujuan yang luhur dan jelas. Pendidikan yang akan dijalani si Kecil akan kehilangan maknanya, bila ia bersekolah di tempat yang tidak cocok dengan visi dan misi keluarga. Ayah Bunda bisa meminta brosur dari sekolah, mengamati website sekolah, melihat akun media sosial sekolah, dan mencari informasi dari sumber lainnya agar makin memahami visi dan misi sekolah. Sangat disarankan bahwa sekolah yang Ayah Bunda pilih tidak hanya membangun ilmu pengetahuan si kecil, tapi juga karakter serta aneka keterampilannya. Baca juga: Rundown Kegiatan Kunjungan Anak PAUD ke SD Terdekat | Persiapan Transisi PAUD ke SD 3. Kompetensi dan latar belakang guru “Only through lead-management can teachers create classrooms in which all students not only do competent work but begin to do quality work.” — William Glasser (1993) Manajemen kepemimpinan adalah cara guru mengelola setiap pembelajaran agar mampu membuat anak-anak didiknya menjadi “pemimpin” yang baik. Tentu saja ada banyak keterampilan dan karakter yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin. Tugas guru adalah menumbuhkan setiap keterampilan dan karakter tersebut, agar semakin berkembang pada diri anak-anak didik melalui setiap kegiatan yang dilakukan dan karya yang dibuat. Ayah Bunda bisa mencari informasi dari latar belakang pendidikan guru, aneka pelatihan yang pernah diikuti, dan bagaimana cara guru dalam membangun relasi dengan anak-anak didik. Baca juga: 8 Jenis Aktivitas Anak untuk Kesiapan Transisi PAUD ke SD 4. Kurikulum dan pendekatan pembelajaran “The aims of education are derived from examining the needs of students, from analyzing cultures, and from studying the various needs of society.” — Peter F. Oliva (2016) Oliva menjelaskan bahwa tujuan pendidikan seharusnya didasarkan pada pemahaman mendalam terhadap kebutuhan siswa, analisis budaya, dan studi tentang kebutuhan masyarakat, agar kurikulum tetap relevan dan efektif. Kurikulum yang baik di era sekarang sebaiknya yang berorientasi pada pembelajaran siswa aktif, bukan sekedar hafalan, dan memberikan ruang pada keterampilan penting di era digital, yaitu kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas. Ayah Bunda bisa menanyakan kepada guru tentang variasi kegiatan dan cara guru menilai atau memberikan evaluasi kepada siswa. 5. Pemanfaatan teknologi yang tepat “The role of the teacher is to create the conditions for invention rather than provide ready-made knowledge.” — Seymour Papert (1980) Guru harus mampu memanfaatkan teknologi dalam mengajar demi mendorong anak didik supaya bisa menjadi penemu dan pencipta, bukan hanya sekedar mendapatkan pengetahuan yang instan. Guru perlu mampu mamahami batas-batas pemanfaatan teknologi kepada anak-anak didiknya dan pentingnya menjalin komunikasi dengan orang tua agar semakin mampu memanfaatkan teknologi dengan optimal, aman, serta berkualitas. Baca juga: Aktivitas Anak Usia TK / PAUD Persiapan Masuk SD: Menguatkan Motorik Kasar 6. Lingkungan yang aman dan sehat Pastikan lingkungan tempat belajar si Kecil adalah lingkungan yang aman dan bebas dari segala macam kekerasan, baik kekerasan fisik maupun verbal. Keamanan dan kebersihan tempat juga perlu Ayah Bunda perhatikan. Budaya positif juga sangat penting bagi perkembangan kepercayaan diri si kecil. Kepercayaan diri yang berkembang maksimal akan membantu perkembangan aneka keterampilan lainnya. Ayah Bunda juga perlu memahami cara sekolah dalam menyelesaikan setiap konflik dan persoalan yang terjadi di sekolah. Sekolah yang baik pasti akan mengedepankan kesehatan dan perkembangan mental anak. Semoga enam tips di atas membantu Ayah Bunda dalam menambah wawasan, sehingga si Kecil bisa mendapatkan pendidikan yang baik. Jangan lupa untuk melibatkan si Kecil dalam memilih sekolah yang ia minati, sehingga ia bisa belajar bertanggung jawab dengan tetap semangat belajar di sekolah pilihannya. MARBEL TK DAN PAUD: Membantu si Kecil Makin Siap Masuk SD Sumber referensi: Seymour Papert (1980). Mindstorms: Children, Computers, and Powerful Ideas [1] Peter F. Oliva (2016). Developing the Curriculum [2] Lisa Graham Keegan (2013). Simple Choices: Thoughts on Choosing Environments That Support Who Your Child Is Meant to Be [3] William Glasser (1993). The Quality School Teacher [4] Neil Postman (1995). The End of Education: Redefining the Value of School [5] Maria Montessori (1948). To Educate the Human Potential [6].
Contoh cerita berikut ini bertema tentang Hidup Bermasyarakat, yang merupakan salah satu kebiasaan yang sedang digaungkan oleh Kemendikdasmen dalam gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Terlibat dalam kegiatan sosial mengajarkan anak tentang nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan gotong royong. Dengan aktif bermasyarakat, anak-anak belajar memahami peran mereka sebagai bagian dari komunitas yang lebih besar dan membangun rasa tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar. - Abdul Mu’ti (2024), Puslapdik.dikdasmen.go.id Kegiatan sosial membantu anak belajar kebersamaan, toleransi, dan gotong royong, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab sebagai bagian dari komunitas. Baca juga: Modul Ajar Mingguan Topik Aku Anak PHBS | Contoh RPPM Pembiasaan Hidup Bersih & Sehat PAUD Usia 5-6 Tahun "Alone, we can do so little; together, we can do so much." — Helen Keller, The Story of My Life (1903) Helen Keller menjelaskan bahwa kekuatan sejati muncul dari kebersamaan. Ia menunjukkan bahwa kerja sama dalam masyarakat jauh lebih berdampak dibandingkan usaha individu semata, mengajarkan pentingnya hidup bermasyarakat dan saling membantu. Berikut ini adalah contoh dongeng untuk anak PAUD - Sekolah Dasar yang mengajarkan tentang pentingnya hidup bermasyarakat. Baca juga: FREE Download Printable LKPD PAUD / TK : Pengembang Keterampilan Menulis dan Mengenal Benda Sekitar 1. Jumbo dan Pertolongan Pak Budi Di suatu pagi yang cerah, Jumbo ingin memasak mie instan sendiri di dapur.Ia menyalakan kompor di atas panci berisi mi instan.Lalu, Jumbo meninggalkan dapur, dan sibuk bermain handphone di kamar.Jumbo lupa kalau ia sedang memasak mie instan. Tidak lama kemudian, asap tebal keluar dari dapur rumah Jumbo.Pak Budi, tetangga sebelah Jumbo, melihat asap dan langsung berteriak, "Kebakaran!"Ia cepat-cepat masuk ke rumah Jumbo dan mematikan api di dapur.Bu Sari menelepon pemadam kebakaran untuk berjaga-jaga. Jumbo menangis karena takut, tapi Pak Budi menenangkannya.“Tidak apa-apa, tapi lain kali jangan tinggalkan kompor menyala ya,” kata Pak Budi.Ibu Jumbo berterima kasih kepada para tetangga yang sudah membantu.Sejak itu, Jumbo jadi lebih berhati-hati dan makin sayang pada tetangganya. Pesan moral: Kita harus berhati-hati saat menggunakan alat berbahaya seperti kompor, dan tidak boleh meninggalkannya dalam keadaan menyala Dalam kehidupan bermasyarakat, saling peduli dan membantu tetangga sangat penting, terutama saat ada bahaya atau membutuhkan bantuan. Pertanyaan refleksi: Apa yang bisa terjadi jika kita meninggalkan kompor menyala seperti yang dilakukan Jumbo? Bagaimana perasaanmu jika menjadi tetangga yang melihat ada kebakaran? Apa yang akan kamu lakukan? Mengapa penting untuk saling membantu antar tetangga seperti Pak Budi dan Bu Sari? Baca juga: Contoh JURNAL HARIAN 7 KEBIASAAN ANAK INDONESIA HEBAT untuk PAUD dan SD 2. Kisah Donald: Peduli Kesehatan Lingkungan Pada hari Minggu pagi yang cerah, Donald melihat selokan di dekat rumahnya penuh dengan sampah.Airnya mampet dan mengeluarkan bau tidak sedap.Donald mengajak ayahnya untuk membersihkan selokan tersebut.Ayah Donald setuju, dan mereka mulai membersihkan sampah dari selokan. Seorang tetangga yang melihat mereka turut serta membantu.Melihat itu, tetangga-tetangga pun ikut membantu.Ada yang membawa sapu, serokan, cangkul, karung sampah, dan alat pencabut rumput.Mereka bekerja sama dengan penuh suka cita dan semangat. Setelah satu jam, selokan pun bersih dan air bisa mengalir lagi.Pak RT memuji semangat Donald karena sudah mengajak warga membersihkan lingkungan.Donald merasa senang bisa melakukan suatu hal yang berguna bagi masyarakat. Ia juga belajar pentingnya kerja sama dalam hidup bermasyarakat. Pesan moral: Kepedulian terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar adalah tanggung jawab bersama. Dengan semangat gotong royong, pekerjaan berat menjadi lebih ringan dan menyenangkan. Satu hal baik dan sederhana bisa mempengaruhi orang lain di sekitar kita, dan bahkan bisa membawa perubahan yang baik bagi dunia. Baca juga: 6 Keterampilan Sosial yang Harus Dimiliki Anak Usia Dini Pertanyaan refleksi: Apa yang terjadi jika Donald tidak peduli dan membiarkan selokan tetap kotor? Mengapa bekerja sama dengan warga sekitar itu penting? Apa yang bisa kamu lakukan jika melihat lingkungan di sekitarmu kotor? “Young children are important because they contain within themselves the ingredients for learning, in any place and at any time. Parents and teachers are important, too. And that’s because they still control the one early learning environment that trumps all the others: the relationship with the growing child.” — Erika Christakis Erika Christakis menjelaskan dalam bukunya bahwa anak-anak usia dini memiliki potensi alami untuk belajar kapan dan di mana saja. Orang tua dan guru adalah dua sosok yang paling dekat dengan keseharian anak. Mereka bisa bekerja sama untuk membantu anak mengajarkan nilai-nilai kehidupan bermasyarakat sejak anak berusia dini, sehingga anak akan makin siap menghadapi tantangan di masa dengan dengan semangat kerja sama dan dalam komunitas. Baca juga: Si Kecil Masuk SD? Kembangkan Keterampilan Sosial dengan Cara Mudah Ini Semoga dongeng di atas bermanfaat dalam membangun kesadaran anak akan pentingnya hidup bermasyarakat, khususnya untuk anak PAUD / TK usia 4-6 Tahun dan Sekolah Dasar. MARBEL TK DAN PAUD: Teman Bermain Anak Indonesia untuk Tumbuhkan Keterampilan Dasar di PAUD Sumber referensi: Helen Keller (1903). The Story of My Life ) [1] Erika Christakis (2016). The Importance of Being Little: What Preschoolers Really Need from Grownups [2] Abdul Mu’ti (2024). Puslapdik.dikdasmen.go.id [3].
Ayah Bunda sahabat Educa, Kemendikdasmen saat ini sedang meluncurkan gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. "Bangun pagi merupakan kebiasaan yang mengajarkan nilai-nilai kedisiplinan, keseimbangan, produktivitas, dan menghargai waktu yang berkontribusi pada kualitas hidup yang lebih baik." - Surat Edaran Bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, dan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2025 Membiasakan si kecil untuk bisa bangun pagi merupakan suatu hal yang baik dan perlu ditanamkan sejak dini. Kebiasaan ini bisa meningkatkan karakter kedisiplinan, keseimbangan, produktivitas, dan menghargai waktu. Tentu saja, dalam jangka panjang si Kecil akan semakin memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Baca juga: Dongeng 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat tentang BERIBADAH: Ceritanya Mudah & Simpel “A consistent wake-up time is just as important as a consistent bedtime. It sets the tone for the child’s entire day.” - Richard Ferber Waktu bangun yang konsisten sama pentingnya dengan waktu tidur yang konsisten. Rutinitas bangun pagi membantu anak memulai hari dengan lebih terstruktur dan positif. Bagaimana cara menanamkan kebiasaan ini sejak anak berusia dini? 1. Lakukan rutinitas malam yang positif “A positive bedtime routine not only helps a child fall asleep faster but also teaches them that sleep is a predictable and comforting part of life.” - Jodi A. Mindell (2005) Ajak si kecil melakukan kegiatan mendongeng, membaca buku, bermain, dan kegiatan positif lainnya. Membiasakan si Kecil tidur di jam yang teratur akan memberikan pemahaman kepadanya pentingnya kehidupan teratur dan menenangkan. Pastikan si Kecil bebas dari kegiatan dengan layar atau perangkat digital. Baca juga: Contoh JURNAL HARIAN 7 KEBIASAAN ANAK INDONESIA HEBAT untuk PAUD dan SD 2. Pentingnya memuji dan memotivasi “Acknowledging a child’s good behavior with specific praise helps reinforce positive actions and builds their self-esteem.” - Adele Faber & Elaine Mazlish (1980) Bagi si Kecil, pujian yang spesifik dan motivasi dari Ayah Bunda saat ia melakukan hal baik adalah semangat dan kegembiraan tersendiri baginya. Ia akan tumbuh menjadi pribadi yang semakin berani dan percaya diri, dan tentu saja akan semakin memperkuat karakternya dalam membiasakan diri untuk bangun pagi. Ayah Bunda juga bisa memberikan apresiasi dengan memberikan hadiah kecil pada si Kecil. Baca juga: Contoh Dongeng dan Aktivitas Tema Bangun Pagi: 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Usia PAUD - SD 3. Mengatur cahaya dan dekorasi ruangan Membuka ruangan untuk membiarkan cahaya matahari masuk adalah hal penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan kamar. Ayah Bunda juga bisa membuka tirai sedikit sebelum si Kecil bangun tidur. Agar si kecil bisa tidur dengan lebih nyaman dan demi menjaga kesehatan mata, Ayah Bunda juga bisa menyalakan lampu tidur. Ayah Bunda juga bisa mendekorasi ruangan semenarik mungkin, agar ia merasa bahagia dan nyaman berada di kamar. 4. Fun activity di pagi hari “Starting the day with a joyful and purposeful activity helps children look forward to waking up early.” - Hal Elrod (2016) Siapkan kegiatan pagi yang menyenangkan dan menarik, misalnya bermain bersama, senam sederhana, sarapan yang lezat, dan lainnya. Buat si Kecil merasa bahwa bagun pagi adalah kegiatan yang sangat menyenangkan, serta baik untuk kesehatannya. Pahami pula kegemaran si Kecil agar bisa memberikan kegiatan yang semakin menarik. Baca juga: Kegiatan Ceria di PAUD saat Pagi Hari: Tips Jitu Pembangkit Semangat Belajar Anak 2-4 Tahun 5. Menjadi teladan Si kecil biasanya suka meniru kebiasaan Ayah Bunda. Jika Ayah Bunda gemar bangun pagi, maka si kecil akan semakin termotivasi untuk bangun pagi. Pastikan saat si kecil bisa bangun pagi, Ayah Bunda juga telah siap mengajak si kecil melakukan kegiatan yang menyenangkan. Baca juga: Modul Ajar Kelompok Bermain Tema Bangun Pagi - 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat KB 2-4 Tahun Deep Learning 6. Mengurangi makanan manis di malam hari “Avoiding sugary snacks before bedtime helps prevent sleep disturbances and promotes restful sleep in children.” - . Dr. Michael R. Deslauriers (2005) Makanan manis atau yang mengandung gula bisa meningkatkan energi dan membuat si kecil sulit untuk tenang saat hendak tidur. Ayah Bunda bisa memberikan susu atau buah-buahan yang segar kepada si Kecil untuk dikonsumsi. “Early rising not only promotes better learning habits but also helps young children develop a consistent and calm start to their day.” Erika Christakis (2016) Ayah Bunda sahabat Educa, bila si Kecil terbiasa bangun pagi, ia juga akan terbiasa untuk memulai hari dengan tenang dan konsisten. Tentu saja hal ini juga akan memengaruhi emosi dan konsentrasinya dalam menerima materi pelajaran. Semakin cepat si Kecil menyadari hal ini, maka ia akan semakin termotivasi pula untuk memulai hari dengan bangun pagi demi meraih prestasi yang gemilang. KABI (Kisah Teladan Nabi): Teman Mendongeng Anak Indonesia untuk Tumbuhkan Karakter Islami Sumber referensi: Erika Christakis (2016), The Importance of Being Little [1] Dr. Michael R. Deslauriers (2005), Healthy Sleep Habits, Happy Child [2] Hal Elrod (2016). The Miracle Morning for Parents and Families [3] Adele Faber & Elaine Mazlish (1980). How to Talk So Kids Will Listen & Listen So Kids Will Talk [4] Jodi A. Mindell (2005). Sleeping Through the Night: How Infants, Toddlers, and Their Parents Can Get a Good Night's Sleep [5] Richard Ferber (2006). Solve Your Child’s Sleep Problems [6] Kemendikdasme (2025). Surat Edaran Bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, dan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2025 [7].
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) atau biasa disebut juga LKA (Lembar Kerja Anak) adalah media belajar efektif bagi anak usia dini. "Worksheets can support young children's cognitive growth when they are interactive, developmentally appropriate, and used alongside play." — Pica, R. (2015) Rae Pica menjelaskan bahwa LKA dapat mendukung perkembangan kognitif anak usia dini jika dirancang secara interaktif, sesuai tahapan usia, dan dipadukan dengan kegiatan bermain. Artinya, LKA bukan sekadar latihan menulis, tapi harus mendorong anak berpikir, memilih, dan terlibat aktif secara menyenangkan. "Young children learn best through interaction. Worksheets become more meaningful when teachers engage children in conversation, asking questions and guiding thinking." — Copple, C. & Bredekamp, S. (2009) Copple & Bredekamp (2009) menjelaskan bahwa anak usia dini cara terbaik untuk mengajar anak usia dini adalah melalui interaksi. Oleh karena itu, saat anak didik mengerjakan LKA, guru tetap perlu berinteraksi, misalnya dengan mengajukan pertanyaan, memberi bimbingan yang sesuai, dan menstimulasi cara berpikir anak. Dengan begitu, LKA menjadi lebih bermakna dan tidak bersifat pasif atau kaku. Baca juga: 10 Variasi Kegiatan Berkelompok Tema Transportasi: Untuk Anak PAUD Usia 4-6 Tahun "Transportation themes offer meaningful opportunities for integrating literacy, math, and social studies in early childhood education." — Edwards, C., Gandini, L., & Forman, G. (1998) Edwards dkk. (1998) menyatakan bahwa tema transportasi bisa menjadi pintu masuk pembelajaran lintas bidang. Beberapa diantaranya adalah literasi, matematika, dan studi sosial. Anak bisa diajak untuk belajar menghitung jumlah roda, bentuk roda sepeda, manfaat dari alat transportasi, dan lainnya. Baca juga: Modul Ajar & RPPH PAUD / TK Usia 3-4 Tahun, Tema : Asyiknya Bersepeda ( Alat Transportasi / Kendaraan Darat ) Aktivitas apa saja yang bisa diajarkan kepada anak didik sebelum mengerjakan lembar kerja? Ada beberapa kegiatan menyenangkan untuk belajar transportasi, antara lain adalah: Senam kendaraan dengan iringan musik: Anak didik bergerak sesuai dengan kendaraan yang disebutkan dalam syair lagu Tebak suara kendaraan: Anak mendengarkan suara kendaraan dan menebak namanya Bermain peran naik kendaraan: Anak didik berpura-pura naik bus atau becak dengan kursi yang disusun seperti kendaraan Eksplorasi mainan atau gambar kendaraan: Anak melihat dan menyebutkan nama kendaraan dari mainan atau kartu gambar, lalu mengajaknya berdiskusi tentang warna, jumlah roda, dan lainnya. Baca juga: Kegiatan Liburan: BERTAMASYA SAMBIL BELAJAR ALAT TRANSPORTASI untuk Anak PAUD 4-6 Tahun | GRATIS LKA Berikut ini adalah contoh variasi LKPD atau LKA yang bisa dikerjakan setelah anak didik melakukan aneka kegiatan menyenangkan dengan tema kendaraan: Menghitung Transportasi [unduh] Menebalkan Gambar Kendaraan [unduh] Menulis Kendaraan dalam Bahasa Inggris [unduh] Mewarnai Transportasi dan Profesi [unduh] Menulis Kata dan Mewarnai Kendaraan Darat [unduh] Menulis dan Mewarnai Kendaraan Darat dan Air [unduh] Mewarnai dan Bermain Tebak-Tebakan Tema Kendaraan [unduh] Mewarnai Profesi dan Kendaraannya [unduh] "Teachers must understand each child's developmental level to provide just the right amount of support—enough to challenge, but not frustrate. This balance keeps learning enjoyable and meaningful." — Epstein, A. S. (2007) Menurut pendapat Epstein (2007), guru perlu memahami tingkat perkembangan masing-masing anak didiknya agar dapat memberikan bantuan yang sesuai: tidak terlalu mudah, tapi juga tidak membuat anak merasa tertekan. Keseimbangan ini membuat anak tetap merasa gembira dan bersemangat saat belajar, termasuk saat mengerjakan LKA. Baca juga: Modul Ajar Mingguan PAUD Topik TRANSPORTASI UDARA | Untuk Anak TK Usia 4-6 Tahun Semoga LKPD di atas bermanfaat dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga anak didik tidak hanya belajar untuk hafal aneka kendaraan atau alat transportasi. Namun, anak didik bisa belajar banyak ilmu pengetahuan dan keterampilan lainnya! KABI: Kisah Teladan Nabi yang Bisa Ditonton dalam Bentuk Animasi Masa Kini Sumber referensi: Epstein, A. S. (2007). The Intentional Teacher: Choosing the Best Strategies for Young Children’s Learning [1] Edwards, C., Gandini, L., & Forman, G. (1998). The Hundred Languages of Children: The Reggio Emilia Approach [2] Pica, R. (2015). What If Everybody Understood Child Development [3] Copple, C. & Bredekamp, S. (2009). Developmentally Appropriate Practice in Early Childhood Programs (NAEYC) [4]